BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian classroom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian. Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berlokasi di SMK Negeri 1

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan teknik Penelitian Tindakan Kelas (ClassroomAction

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan classroom action research atau sering disebut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN

Perencanaan. Siklus I. Pengamatan. Perencanaan. Siklus III. Pengamatan. Perencanaan. Pengamatan. Hasil Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian Februari Maret April Mei

Keterangan: rxy : Koefisien Korelasi item soal N : Banyaknya peserta tes X : Jumlah skor item Y : Jumlah skor total

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap

BAB III METODE PENELITIAN. Mei semester genap TA. 2011/2012 yang berlokasi di SDN No. 33 Kota Selatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau

BAB III METODE PENELITIAN. Way Kandis, Jalan Bunga Sedap Malam Raya Kecamatan Tanjung. Senang Kota Bandar Lampung.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tentang perilaku guru mengajar dan murid belajar.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3 BAB III METODE PENELITIAN Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngadirejo 03 Kecamatan Reban.

LAMPIRAN III Tabel Hasil Nilai Tes Formatif No Nama Siswa Jenis Kelamin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Negeri 2 Cilaku Cianjur Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur. Jl.

BAB III METODE PENELITIAN. meningkatkan aktifitas peserta didik dengan pembelajaran menggunakan metode TPR

2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Experimental Design. Penelitian ini dilakiikan pada satu kelompok yaitu kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada kegiatan pembelajaran matematika untuk meningkatkan mutu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Subyek Penelitian

PELAKSANAAN PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV MIN Jambangan tahun. pelajaran 2013/2014. pemilihan penelitian ini didasarkan pada

BAB III METODE PENILITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Ngabean yang menjadi subjek

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kelas (PTK) sebenarnya diawali dari istilah action research atau penelitian

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI METODE INKUIRI BAGI SISWA KELAS IV SDN I NGEMPLAK TAHUN 2013/2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN METODE BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PAJANG III LAWEYAN SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

27 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 1.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Talun 02 Kecamatan Kayen Kabupaten Pati dengan Jumlah siswa sebanyak 21 terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan, semuanya merupakan siswa kelas V tahun pelajaran 2015/2016. 1.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Talun 02 Kecamatan Kayen Kabupaten Pati. Untuk subjek pada penelitian yang dilakukan kali ini adalah seluruh siswa kelas V tahun pelajaran 2015/2016 dimana siswa tersebut terdiri dari 5 siswa putra dan 16 siswa putri, dengan jumlah 21 siswa. 1.2 Variabel yang Diselidiki 1.2.1 Variabel Input Variabel input merupakan data awal yaitu : (a) yang berasal dari siswa berupa hasil tes formatif mata pelajaran IPA materi gaya sebelum dilaksanakan tindakan penelitian, jumlah siswa, kondisi siswa dan situasi lingkungan kelasnya; (b) yang berasal dari guru berupa persiapan mengajar (RPP), penggunaan metode pembelajaran, media alat peraga, dan gaya mengajar. 1.2.2 Variabel Proses Variabel proses berkaitan dengan implementasi pelaksanaan tindakan penelitian yaitu melaksanakan pembelajaran pada siklus I sesuai dengan RPP yang telah disiapkan. Semua proses dan kejadian dalam pembelajaran pada siklus I direkam menjadi data lanjutan yang nantinya dianalisis dan ditentukan hasilnya. Kemudian dilanjutkan dengan siklus II dengan berbagai perbaikan baik RPP, skenario pembelajaran, media alat peraga, metode pembelajaran 1

28 maupun instrumen tes formatifnya. Semua kegiatan dan kejadian dalam siklus II dicatat/ direkam sebagai data selanjutnya yang hasilnya dipraktikan lebih baik dari siklus sebelumnya. 1.2.3 Variabel Output Variabel output merupakan data akhir sebagai bahan utuk dianalisis dan disimpulkan hasilnya. Data akhir tersebut berupa daftar hasil tes formatif pada setiap siklus dan lembar observasi guru pada saat melaksanakan pembelajaran setiap siklus. Selain itu juga penggunaan secara maksimal untuk demonstrasi dalam pembelajaran IPA materi gaya. 1.3 Prosedur Penelitian Perencanaan Refleksi Siklus I Pelaksanaan Analisis Perencanaan Refleksi Siklus II Pelaksanaan Hasil Analisis Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas sebanyak 3 (tiga) siklus. Siklus pertama merupakan siklus pengumpulan data, yang hasilnya ditindak lanjuti dengan siklus kedua dan ketiga (yang dalam gambar diatas merupakan

29 siklus I dan II). Pada setiap siklus terdapat 4 (empat) tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, analisis, dan refleksi. Penelitian tindakan kelas prosedur penelitiannya ada 4 (empat) tahapan, antara lain : 1.3.1 Perencanaan Sebelum dilaksanakan penelitian dibuat perencanaan yang matang untuk dipersiapkan, yaitu membuat instrumen penelitian. Dalam penelitian ini instrumen yang disiapkan antara lain : a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) b. Silabus c. Lembar observasi guru d. Lembar soal tes formatif e. Lembar pencatat nilai hasil tes formatif (semua tersebut diatas ada pada halaman lampiran dalam skripsi ini). 1.3.2 Pelaksanaan Pada tahap ini peneliti mulai melaksanakan tindakan yaitu pembelajaran pada siklus I sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disiapkan. Skenario pembelajaran yang dirncanakan diimplementasikan dengan baik, seperti pada bagian awal pembelajaran : guru memberi salam, menyuruh berdoa, mengecek daftar hadir, tanya jawab materi yang telah lalu. Memotivasi siswa mengadakan apersepsi, menjelaskan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran dan dilanjutkan menjelaskan langkah langkah berikutnya. Pada kegiatan inti pembelajaran, guru dengan gaya dan kemampuannya menerapkan multi metode pembelajaran yang dikhususkan pada metode demonstrasi melakukan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi materi pembelajaran yang disampaikan saat itu. Setelah akhir pembelajaran guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sedang dipelajari, kemudian mengadakan tes formatif dengan lembar soal tes yang telah disiapkan untuk

30 mengetahui hasil belajar siswa. Hasil tes tersebut digunakan sebagai data yang akan dianalisis. Begitu juga selanjutnya pada pelaksanaan siklus II semua kegiatan di atas dilalui secara runtut dan hasilnya merupakan data akhir untuk dianalisis dan disimpulkan. 1.3.3 Analisis Hasil Penelitian Pada tahap ini seluruh data yang terkumpul antara lain hasil tes formatif sebelum siklus (pre siklus), siklus I dan siklus II, lembar hasil observasi guru pada pelaksanaan pembelajaran, dan semua informasi yang direkam/ dicatat baik berupa data kuantitatif maupun kualitatif dianalisis melalui tiga tahap, yaitu : (a) reduksi data adalah proses penyederhanaan data yang dilakukan melalui seleksi penelompokan dan pengorganisaian data mentah menjadi sebuah informasi bermakna; (b) paparan data, merupakan suatu upaya menampilkan data secara jelas dan mudah dipahami dalam bentuk paparan naratif, tabel, grafik, atau bentuk lain yang dapat memberikan gambaran jelas tentang proses dan hasil tindakan; dan (c) penyimpulan yaitu pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisasi dalam bentuk penyataan atau kalimat singkat, padat dan bermakna. Selanjutnya ditentukan refleksi untuk memperbaiki hasil prestasi belajar maupun penggunaan strategi atau metode pembelajarannya. 1.3.4 Refleksi Pada tahap ini semua tindkan yang terekam dan dicatat dirumuskan dan diinput kembali, dicari apa saja kekurangannya dan kelebihannya. Kendala yang timbul dicarikan solusinya agar permasalahan dapat teratasi dan hasil belajar dapat meningkat. Setelah melakukan pembelajaran pada siklus I dan menganalisis hasil pengamatan, peneliti mengadakan refleksi.yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi tersebut apakah dapat meningkatkan hasil belajar. Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tindakan seberapa jauh

31 tingkat perubahan kemampuan siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan.juga mengkaji keberhasilan belajar siswa sebagai persiapan tindakan selanjutnya. Adapun refleksi yang didapatkan dalam siklus I ini adalah penggunaan metode demonstrasi pada siklus I ini kurang begitu maksimal, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: 1) Metode pembelajaran dengan metode demonstrasi masih terlalu baru untuk siswa karena biasanya hanyalah metode ceramah 2) Masih banyak yang kurang memperhatikan materi yang diajarkan. Adapun tindakan perbaikan untuk siklus I ini adalah: 1) Untuk selanjutnya sebaiknya peserta didik di kenalkan lebih dalam dengan metode demonstrasi, agar nantinya terbiasa menerima pelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi. 2) Sebaiknya yang dilakukan guru adalah membuat pembelajaran semenarik mungkin dan menyenangkan sehingga siswa akan memperhatikan materi yang disampaikan. Setelah melakukan pembelajaran pada siklus II dan menganalisis hasil pengamatan, peneliti mengadakan refleksi. Adapun refleksi Pada siklus II ini adalah: 1) Masih ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan materi. 2) Masih ada satu siswa yang belum mencapai nilai KKM Adapun tindakan perbaikan pada siklus II adalah sebagai berikut: 1) Sebaiknya guru membuat pembelajaran dengan semenarik mungkin dengan mempersiapkan metode demonstrasi semaksimal mungkin sehingga siswa akan lebih aktif dan suasana pembelajaran akan menjadi kondusif. 2) Untuk tindakan perbaikan sebaiknya siswa yang belum tuntas di lakukan dampingan, dimotivasi dan dicari penyebab kesulitan belajar sehingga pada pembelajaran selanjutnya akan lebih baik. Setelah melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus III ini jumlah siswa yang memperhatikan semakin banyak dibanding siklus-siklus

32 sebelumnya yaitu siklus I dan II, hal ini dikarenakan guru sudah menyiapkan metode dan perlengkapannya dengan baik dan pada siklus ini guru dalam penyampaiannya pembelajaran dengan menggunkan metode demonstrasi sudah sangat baik dan maksimal, sehingga siswa dapat memperhatikan materi dan mengikuti pembelajaran dengan kondusif serta prestasi belajar yang diraih pun semakin baik dari siklus-siklus sebelumnya. 3.4 Data dan Cara Pengumpulannya 3.4.1 Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu nilai hasil tes formatif pra-siklus, siklus I, siklus II dan siklus III, dan penggunaan metode pembelajaran pada pelaksanaan pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran pra-siklus masih konvensional artinya metode yang digunakan dalam pembelajaran yaitu metode ceramah dan tugas saja. Penggunaan metode tersebut kurang berhasil yang dibuktikan dengan perolehan nilai tes formatif pra-siklus yang masih belum mencapai KKM yaitu 60. Kemudian diadakan penelitian ini dengan menerapkan metode demonstrasi disamping metode ceramah dan tugas. Data-data tersebut seperti Tabel 3.1. Data tersebut diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai sama dengan KKM yaitu 60 ada 3 siswa atau 14%, yang mendapat nilai di atas KKM ada 7 siswa atau 33% dan yang mendapat nilai dibawah KKM ada 11 siswa atau 53%. Hasil tes formatif tersebut di atas adalah saat pra siklus. Guru/ peneliti dalam proses pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah dan tugas. Sedangkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran sebagai berikut: 1) Siswa merasa bosan dan kurang antusias atau kurang tertarik dengan pembelajaran karena guru menyampaikan pelajarannya hanya menggunakan metode konvesional saja yaitu dengan metode ceramah dan penugasan saja.

33 2) Siswa masih cenderung pasif dalam pembelajaran dan kurang memperhatikan penjelasan dari guru. 3) Siswa masih kelihatan kebingungan saat mengerjakan soal dan kurang percaya diri. Data berikutnya yaitu nilai tes formatif pada siklus I seperti Tabel 3.2. Hasil tes formatif pada siklus I siswa yang mendapat nilai kurang dari KKM atau nilai di bawah 60 ada 5 siswa atau 23,8%, siswa yang mendapat nilai sama dengan KKM yaitu nilai 60 ada 5 siswa atau 23,8% dan siswa yang mendapat nilai di atas KKM ada 11 siswa atau 52,4% dengan nilai rata-rata kelas 66,90. Dalam melakukan refleksi peneliti menggunakan hasil data yang diperoleh dari kejadian-kejadian yang menghambat siswa pada saat pembelajaran berlangsung, berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap situasi pembelajaran maka hal yang harus diperhatikan dan menjadi perbaikan pada siklus berikutnya adalah sebagai berikut: 1) Metode pembelajaran dengan metode demonstrasi masih terlalu baru untuk siswa karena biasanya hanyalah metode ceramah. 2) Masih banyak yang kurang memperhatikan materi yang diajarkan. Adapun tindakan perbaikan untuk siklus I ini adalah: 1) Untuk selanjutnya sebaiknya peserta didik di kenalkan lebih dalam dengan metode demonstrasi, agar nantinya terbiasa menerima pelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi. 2) Sebaiknya yang dilakukan guru adalah membuat pembelajaran semenarik mungkin dan menyenangkan sehingga siswa akan memperhatikan materi yang disampaikan. Data berikutnya yaitu nilai tes formatif pada siklus II seperti pada Tabel 3.4. Dari perolehan hasil nilai tes formatif siklus II di atassiswa yang mendapat silai sama dengan KKM 60 ada 3 siswa atau 14%, siswa mendapat nilai diatas KKM ada 18 siswa atau 86% dan semua siswa dapat dikatakan tuntas

34 karena tidak ada satupun siswa yang mendapat nilai di bawah KKM, sedangkan rata-rata kelasnya adalah 76,66. Pada pelaksanaan siklus yang ke II ini seluruh siswa berhasil mendapatkan nilai tuntas dari ketentuan KKM. Adapun dari pengamatan selama dilaksanakannya pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Masih ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan materi 2) Masih ada tiga siswa yang mencapai nilai KKM saja yaitu 60 Adapun tindakan perbaikan pada siklus II adalah sebagai berikut: 1) Sebaiknya guru membuat pembelajaran dengan semenarik mungkin dengan mempersiapkan metode demonstrasi semaksimal mungkin sehingga siswa akan lebih aktif dan suasana pembelajaran akan menjadi kondusif 2) Untuk tindakan perbaikan sebaiknya siswa dilakukan pendampingan, dimotivasi dan dicari penyebab kesulitan belajar sehingga pada pembelajaran selanjutnya akan lebih baik Secara garis besar pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini bisa dikatakan sudah berjalan dengan sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari prestasi yang dicapai siswa yaitu dilihat dari hasil test formatif yang didapat dari siklus-siklus sebelumnya mengalami peningkatan yang sangat signifikan yaitu seluruh siswa mencapai nilai KKM yang ditentukan. Adapun data pengamatan yang dilakukan guru kolaborator terhadap peneliti seperti pada Tabel 3.5. Data terakhir dalam penelitian ini berupa nilai tes formatif pada siklus III seperti pada Tabel 3.6.. Dari hasil tes formatif pada siklus III dapat disimpulkan bahwa semua siswa mendapat nilai di ata KKM 100% dengan rata-rata kelas 83,8. Adapun data hasil pengamatan pada saat pembelajaran pada siklus III seperti pada Tabel 3.7. 3.4.2 Cara Pengumpulan Data Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut :

35 a. Test Test di berikan kepada siswa pada setiap siklus, untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan peserta didik dalam setiap tahapan yang di lakukan. b. Pengamatan Pengamatan dilakukan pada saat tahap pelaksanaan, pada tahap ini semua hal yang terjadi meliputi aktifitas pembelajaran di catat pada lembar pengamatan,hal ini berfungsi untuk mengatahui seberapa jauh peningkatan-peningkatan pada hal yang diteliti. c. Dokumentasi Untuk memperoleh data tentang kondisi sekolah,nilai siswa,data guru dan lain-lain. 3.5 Indikator Kinerja Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya (Arikunto, 1993:105). Ketika mencapai ketuntasan hasil belajar dalam melalui beberapa siklus yang telah dijalani maka bisa dikatakan bahwa upaya untuk meningkatkan prestasi belajar tersebut sudah berhasil, dan pengamatan tersebut sudah bisa diakhiri mengingat bahwa semua yang diperoleh dari ketuntasan nilai yang sudah melibihi KKM telah dicapai dalam beberapa test tertulis selama beberapa siklus yang dijalani maka dengan ketuntasan nilai yang melebihi KKM maka bisa dikatakan sebagai salah satu hasil prestasi belajar peserta didik. 3.6 Analisis/ Interpretasi Data Penelitian Analisis data adalah menganalisa seluruh data yang sudah terkumpul guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk perbaikan belajar siswa.teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menelaah semua data yang diperoleh melalui hasil test, observasi, dan wawancara, jenis data atau informasi yang direkam selama observasi dan

36 monitoring dapat berupa data kuantitatif dan kualitatif tergantung dari dampak atau hasil keluaran yang dapat di harapkan. Analisis data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: a) Reduksi data adalah proses penyederhanaan data yang di lakukan melalui seleksi,pengelompokan, dan pengorganisasian data mentah menjadi sebuah informasi bermakna. b) Paparan data merupakan suatu upaya menampilkan data secara jelas dan mudah dipahami dalam bentuk paparan naratif,tabel,grafik,atau perwujudan yang dapat meberikan gambaran jelas tentang proses dan hasil tindakan. c) Penyimpulan merupakan pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisasikan dalam bentuk pernyataan atau kalimat singkat padat dan bermakna. 3.6.1 Pengelolaan hasil tes Sebelum dilaksanakan pengolahan hasil tes, maka soal tes terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya, seperti berikut ini. 1) Validitas Tes Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 1992:63). Validitas tes ada 4 (empat) macam, yaitu (a) validitas isi, (b) validitas konstruksi, (c) validitas yang ada sekarang, dan (d) validitas prediksi. Validitas (kesahihan) yang diterapkan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi berhubungan dengan kesanggupan instrument untuk mengukur isi yang harus diukur. Cara yang dilakukan adalah dengan menghubungkan dan mencocokkan instrument-instrumen penilaian dengan tujuan pembelajaran. 2) Reliabilitas Tes Menurut Arikunto (1992:85), ada 3 (tiga) cara untuk mengukur reliabilitas suatu tes, yaitu (a) metode bentuk parallel, (b) metode tes ulang, dan (c) metode belah dua. Dalam penelitian ini reliabilitas tes diukur dengan menggunakan metode belah dua. Belah

37 dua yang digunakan adalah butir tes bernomor ganjil dan butir tes bernomor genap. Dengan jalan mengelompokkan skor butir jawaban bernomor ganjil dan skor butir jawaban bernomor genap. Alasan dipilihnya metode belah dua karena dengan metode ini alat ukur cukup diberikan satu kali saja. Dalam mencari reliabilitas tes digunakan teknik sebagai berikut: (1) Menggunakan alat ukur pada sejumlah objek, (2) Memberikan nilai pada tiap-tiap butir untuk setiap subyek, (3) Mengelompokkan butir bernomor genap dalam kelompok pertama (x) dan butir bernomor ganjil dalam kelompok kedua (y) untuk setiap subyek, (4) Menghitung korelasi x dan y, dan (5) Memasukkan koefisien korelasi tersebut ke dalam rumus Spearman Brown untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes dan dikonsultasikan pada tabel nilai r. Rumus reliabilitas menurut Spearman Brown: N xy ( x) ( y) rxy = (N x 2 ( x) 2 ) (N y 2 ( y) 2 ) Hasil dari perhitungan reliabilitas di atas dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikan 5%. Jika hasil r tabel lebih besar dari pada r hitung artinya bahwa tes tersebut tidak reliable, sedangkan apabila r hitung lebih besar daripada r tabel, maka tes tersebut dikatakan reliable. Tes tersebut diujicobakan pada siswa kelas V SD Negeri Talun 02 Kecamatan Kayen Kabupaten Pati dengan jumlah 21 siswa. Setelah masing-masing butir pada setiap subyek dinilai, kemudian dikelompokkan dalam bentuk tabel. Dari data tersebut dilakukan perhitungan reliabilitas, dengan hasil sebagai berikut:

38 21.1156 150.159 rxy = (21.1104 150 2 )(21.1235 159 2 ) = = 24.276 23.850 (23.184 22500)(25.935 25.281) 426 = 426 = 426 = 426 (684)(654) 447.336 668 668 = 0,637 Selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel r untuk N=21, dengan taraf signifikan 1% diperoleh r tabel = 0,433 ddan dengan taraf signifikan 5%diperoleh r tabel = 0,549. Adapun r hitung diperoleh 0,637 dengan demikian r tabel lebih kecil r hitung (r tabel <r hitung). Jadi tes tersebut dapat dikatakan reliable. Data mentah yang diperoleh dari hasil test (pre test dan post test) kemudian diolah melalui cara penyekoran, menilai setiap siswa, menghitung nilai rata-rata kemampuan siswa untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai prestasi belajar dalam memahami pelajaran IPA materi Gaya. Untuk menghitung nilai dan rata-rata nilai siswa rumus yang digunakan sebagai berikut: Rumus menghitung nilai siswa N = skor perolehan siswa skor maksimum x 100 Keterangan : N =Nilai Rumus menghitung rata-rata nilai siswa N = R N x 100 Keterangan : R =Nilai R= jumlah semua nilai siswa N= jumlah siswa

39 Nilai yang di peroleh pada saat melaksanakan pre test dan post test kemudian di konversikan terhadap KKM yang dibuat guru untuk menentukan bahwa siswa tersebut mencapai kriteria tuntas atau belum sehingga siswa yang belum dapat di bimbing kembali, Sedangkan untuk menentukan ketercapaian hasil belajar siswa dalam satu kelas dihitung dengan cara mencari rata-rata skor siswa dengan rumus berikut: X = X N x 100% Keterangan : X =ketuntasan belajar X= jumlah siswa yang tuntas belajar N= jumlah siswa Setelah hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi Gaya dengan melalui metode demonstrasi dianalisis secara kuantitatif yakni dengan memberikan nilai yang kemudian di deskripsikan mengguakan teknik deskripsi presentase di mana analisis data hasil perhitungan mulai dari siklus pertama sampai terakhir dipakai sebagai acuan penilaian yang disesuaikan dengan tabel kriteria diskripsi kriteria seperti pada Tabel 3.10. 3.6.2 Pengolahan data hasil observasi Data hasil observasi menggunakan skala penilaian dengan rentan nilai dalam bentuk angka (5,4,3,2,1) untuk aktifitas siswa yang berarti angka 1=sangat kurang 2=kurang 3=cukup 4=baik 5=sangat baik. Dengan cara memeberikan tanda ( ) pada kolom skala nilai. Stelah itu semua nilai tersebut dihitung dengan rumus: N = NILAI PEROLEHAN NILAI MAKSIMUM Dan dikonversikan pada skala nilai dengan rentang seratus mengenai unjuk kerja siswa mengungkap aspek ketrampilan proses apa saja yang dipahami siswa.konversi nilai dapat dilihat pada tabel 3.11. Sedangkan observasi guru dapat menggunakan skala penilaian dengan rentang nilai (5,4,3,2,1) untuk penilaian keterlaksanan guru dalam

40 pembelajaran yang berarti angka5=baik sekali 4=baik 3=cukup baik, 2=kurang baik, 1=sangat kurang.dengan cara memberi tanda ( ) pada kolom skala nilai. Setelah itu semua nilai di hitung dengan rumus: Dan dikonversikan pada skala nilai dengan rentang seratus mengenai unjuk kerja siswa mengungkap aspek ketrampilan proses apa saja yang dipahami siswa.konversi nilai dapat dilihat pada tabel 3.12. Dari putaran refleksi dalam siklus akan dihentikan apabila telah terpenuhi tuntas nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk seluruh siswa. N = NILAI PEROLEHAN NILAI MAKSIMUM x 100