Lampiran 1. Prosedur Kerja Uji Kualitas Kimia dan Fisik Air Limbah Tahu 1. Uji BOD (Biological Oxygen Demand) yang diduga mengandung zat beracun.

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN. Persiapan Alat dan Bahan. Sterilisasi Alat. Pembuatan Media. Inisiasi Kalus. Pengamatan. Penimbangan Kalus dan Subkultur.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu Dan Tempat Penelitian. B. Alat dan Bahan

Lampiran 1.a Data Kadar Air Kelopak Rosella Kadar air (%) = kehilangan berat (g) x 100 Sampel sebelum kering (g)

Lampiran 1. Prosedur uji

LAMPIRAN 1: Dokumentasi Penelitian. 1 Bulan. Mulsa

LAMPIRAN. Sterilisasi. Pembuatan Media. Sterilisasi Media. Inisiasi Kalus HASIL

Lampiran 1: Data Mentah Pengamatan Sebelum Dianalisis. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, diperoleh data sebagai berikut:

LAMPIRAN. Persiapan alat alat dan. bahan- bahan. Sterilisasi. Pembuatan Media. Sterilisasi Media. Sterilisasi Eksplan.

Lampiran 1 T test Pengaruh Jenis Larutan Terhadap penurunan Kadar Logam Berat Timbal (Pb) Pada Kerang Bulu (Anadara antiquata)

LAMPIRAN-LAMPIRAN LAMPIRAN 1

BAB III METODE PENELITIAN. Sistematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya.

Lampiran 1. Data Hasil Pengamatan Biji Kenari. A. Data Hasil Pengamatan Presentase Jumlah Kecambah Yang Dihitung Pada Hari Ke- 14 Setelah Tanam (hst)

Uji ANOVA Dua-Arah dengan SPSS

Lampiran1. Prosedur analisis proksimat 1. Prosedur analisis kadar air. 2. Prosedur analisis kadar serat kasar

Stasiun I Padang Lamun, Pulau Tarahan. Stasiun II Karang, Pulau Tarahan. Stasiun III Dermaga, Pulau Panjang. Stasiun IV Pemukiman, Pulau Panjang

Lampiran 1 Formulir organoleptik

Lampiran 1a. Rekapitulasi data uji rating hedonik

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

ANALISIS DATA TERHADAP MUTU KIMIA ph KEFIR SUSU KACANG TANAH

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

BAB III METODE PENELITIAN

Perhitungan 20 g yang setara 30 kali kemanisan gula. = 0,6667 g daun stevia kering

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

Oleh : Putri Paramita ( )

PENGARUH CARA PENGERINGAN DAN PENAMBAHAN KACANG HIJAU TERHADAP SIFAT WARNA DAN TINGKAT KESUKAAN BERAS ANALOG OYEK

LAMPIRAN I PROSEDUR ANALISA TSS

Lampiran 2. Metode Analisa Kimiawi. 2.1 Uji Kadar Air 35

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Agustus sampai September 2011,

Jawaban Tes Praktikum Pengolahan Data Diklat Metode Penelitian Percobaan dan Pengolahan Data

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

1. Water Holding Capacity (WHC) (Modifikasi Agvise Laboratories). 2. Ammonia Holding Capacity (AHC) (Modifikasi Nurcahyani 2010).

BAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.

III. METODE PENELITIAN. B. Materi Penelitian Alat dan bahan yang digunakan terlampir (Lampiran 1 dan 2). bio.unsoed.ac.id

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. stasiun pengambilan terlampir pada Lampiran 1. Proses identifikasi pada sampel

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Variasi Konsentrasi Limbah Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Air Limbah Tahu

Air dan air limbah Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri (modifikasi azida)

Lampiran 2. Skema tata letak akuarium perlakuan T

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kriteria mutu air berdasarkan kelas (PP Nomor 82 Tahun 2001) PARAMETER SATUAN KELAS I II III IV FISIKA

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

Perlakuan ph ulangan 1 ph ulangan 2 Total Rataan. Yoghurt 1 4,00 4,00 8,00 4,00. Yoghurt 2 4,20 4,10 8,30 4,15. Yoghurt 3 4,10 3,90 8,00 4,00

Lampiran 1. Bahan-bahan yang digunakan untuk pengujian aktivitas enzim (Grossowicz et al., 1950) (a). Reagen A 1. 0,2 M bufer Tris-HCl ph 6,0 12,1 gr

BAB III METODE PENELITIAN. (eksperimen sungguhan) dengan desain pretest-posttes dengan kelompok

Lampiran 1.Surat Hasil Identifikasi Daun Bangun-bangun

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar lokasi pengambilan sampel daun singkong di desa Sumampir

A. Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) setiap hari selama 10 menit dilakukan pengadukan. Campuran divorteks

PENGARUH LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI PAAL 4 KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO

Desikator Neraca analitik 4 desimal

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Lampiran 1 BIODATA PENELITI

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo yaitu SMPN 1 Gorontalo, SMPN 2 Gorontalo, SMPN 3 Gorontalo,

Bahan ditimbang 0,1 g Dimasukkan dalam Labu Kjeldahl. Ditambahkan 5 ml HNO 3. Ditambahkan 3 ml HClO 4

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilaksanakan di Hotel Mutiara Kota Gorontalo di mana

Analisa BOD dan COD ANALISA BOD DAN COD (BOD AND COD ANALYSIST) COD (Chemical Oxygen Demand) BOD (Biochemical Oxygen Demand)

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

Lampiran 1. Alat dan Satuan yang Dipergunakan dalam Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia Perairan.

Lampiran 1. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen (DO) (Suin, 2002) Sampel Air. Sampel Dengan Endapan Putih/Coklat 1 ml H 2

Prestasi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2011 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN

Cara Perhitungan : % N = Abs Blangko X 14 X N. HCl X 100% Berat Sampel

1 atm selama 15 menit

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)

Lampiran 1. Alat-alat pada proses ekstraksi pati

BAB III METODE PENELITIAN. Faktor I adalah variasi konsentrasi kitosan yang terdiri dari 4 taraf meliputi:

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2015 di Balai Besar

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

LAMPIRAN. Lampiran 1. Lokasi pengambilan sampel daun singkong daerah sekitar Purwokerto

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

PENGAMBILAN SAMPEL AIR

7. LAMPIRAN Lampiran 1. Syarat Mutu Tempe Kedelai (SNI :2009)

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

Lampiran 1 Prosedur analisis fisik

LAMPIRAN. Kedua sampel sama Kedua sampel berbeda

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai

LAMPIRAN LAMPIRAN LAMPIRAN 1

7. LAMPIRAN 7.1. Gambar Penelitian 7.2. Analisa Data

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sederhana Natar-Lampung Selatan.

BAB I PENDAHULUAN. Kimia: Meliputi Kimia Organik, Seperti : Minyak, lemak, protein. Besaran yang biasa di

Lampiran 1 Prosedur Analisis Proksimat (Takeuchi, 1988) 1.1 Prosedur analisis kadar air (X 1 + A) A

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

Jenis Pupuk o B1 B2 B3 B4

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

Pulp Cara uji kadar selulosa alfa, beta dan gamma

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini yaitu di industri tahu yang ada di Kecamatan Kota

Transkripsi:

68 Lampiran 1. Prosedur Kerja Uji Kualitas Kimia dan Fisik Air Limbah Tahu 1. Uji BOD (Biological Oxygen Demand) a. Sampel yang besifat asam dinetralkan pada ph 7,0 ± 10 dengan menggunakan asam atau basa. b. Tentukan konsentrasi klor aktif untuk sampel yang diduga mengandung sisa klor aktif (yang dapat menghalangi proses mikrobiologis) sampel yang diduga mengandung zat beracun. c. Turunkan kadar oksigen dengan cara pengocokan pada sampel yang mengandung oksigen melebihi kejenuhannya (terlalu jenuh). Keadaan tersebut dapat terjadi pada sampel yang ditumbuhi ganggang. d. Pengenceran sampel, jumlah oksigen dalam botol terbatas maksimum 9 mg O 2 /l tersedia, dan sebaiknya oksigen terlarut pada akhir masa inkubasi antara 3 dan 6 mg O 2 /l, maka sampel perlu diencerkan. e. Botol-botol BOD (sampel dan blanko) disimpan dalam inkubator (suhu 20 o C ± 10 o C) selama kira-kira 1 jam. Setelah 1 jam botol tersebut dibuka sebentar lalu diisi dengan air pengencer sehingga di dalam botol tertutup tidak ada gelembung udara. f. Simpan terus dalam inkubator (suhu 20 o C ± 10 o C) selama 5 hari, separuh dari jumlah botol-botol BOD tersebut dan separuhnya dikeluarkan untuk analisa oksigen. g. Perhitungan BOD

69 Untuk menghitung BOD yang ada dalam limbah maka rumus yang digunakan Alaerts dan Santika,(1997) : 20 BOD 5 = ( X0 X5 ) ( B0 B5 ) ( 1- P ) P Keterangan: BOD 20 5 = sebagai mg O2/l X 0 = OT (oksigen terlarut) sampai pada saat t = 0 (mg O2/l) X 5 = OT sampai pada saat t = 5 hari (mg O2/l) B 0 = OT blanko pada saat t = 0 (mg O2/l) B 5 = OT blanko pada saat t = 5 hari (mg O2/l) P = derajat pengenceran 2. Uji DO (Dissolved Oxygen) a. Masukkan sejumlah 20 ml sampel dan tambahkan 2 ml larutan mangan ke dalam botol. Tambahkan 2 ml larutan alkali Iodida azida b. Botol ditutup kembali dengan hati-hati kemudian dikocok dengan cara membolak balik botol c. Biarkan gumpalan mengendap selama 10 menit d. Tambahkan 2 ml H 2 SO 4 pekat pada sisa larutan yang mengendap e. Botol digoyangkan dengan hati-hati sehingga semua endapan melarut f. Seluruh isi botol dituangkan secara kuantitatif ke dalam erlenmeyer 500 ml g. Iodin yang dihasilkan dari kegiatan tersebut dititrasi dengan a-thiosulfat 0,025 sehingga terjadi warna coklat muda

70 h. Tambahkan indikator pati sebanyak 1 ml sehingga timbul warna biru. Kemudian lanjutkan titrasi sampai warna biru hilang pertama kali i. Perhitungan nilai DO OT = a 8000 V- 4 Keterangan : OT : mg/l A : Volum titrasi : -a thiosulfat V : Volum sampel 3. Uji ph ph meter dihubungkan dengan elektroda kaca dan elektroda referensi. Pilih jenis elektroda sesuai dengan ph meter. Pada ph meter ada skala yang menyatakan hasil pengukuran beda potensial. Putar tombol pengukuran untuk memilih skala ph atau mv. Karena alat ini selalu memerlukan 10 s/d 20 menit pemanasan maka alat tetap dihidupkan selama mungkin. Alat dibiarkan dalam keadaan stanby, ph meter digunakan dengan elektroda terendam larutan sampel atau buffer. Dengan melihat tombol koreksi suatu sistem pengukuran ph baik dalam potensiometer maupun elektroda dapat disesuaikan dengan suhu yang ada dalam larutan. Analisis standardisasi dilakukan setiap 4 jam sekali karena analisa banyak (Alaerts dan Santika, 1997 4. Uji TSS

71 a. Panaskan Filter kertas biasa didalam oven pada suhu ± 105 0 C selama 1 jam. Dinginkan dalam desikator selama 15 menit dan kemudian timbang dengan cepat. Pemanasan biasanya cukup 1 jam. amun, pemanasan perlu diulang sampai didapatkan berat yang konstan atau kehilangan berat sesudah pemanasan ulang kurang dari 0,5 mg. b. Sampel yang sudah dikocok merata, sebanyak 100 ml dipindahkan dengan menggunakan pipet, ke dalam alat penyaringan atau cawan Gooch, yang sudah ada filter kertas didalamnya. Kemudian saring dengan sistem vakuum. c. Filter kertas diambil dari alat penyaring dengan hati-hati dan kemudian ditempatkan diatas jaring- jaring yang diletakkan pada cawan lalu (bila memakai cawan Gooch, filter beserta cawan Gooch) dimasukkan dalam oven untuk dipanaskan pada suhu 105 0 C, selama 1 jam. Dinginkan dalam desikator kemudian ditimbang dengan cepat. Ulangi pemanasan dan penimbangan sampai beratnya konstan atau berkurangnya berat sesudah pemanasan ulang, kurang dari 0,5 mg. d. Agar supaya hasil analisa teliti, harap dibuat duplikat. e. Perhitungan Analisa TSS yaitu : Mg/l zat tersuspensi = ( a b ) 1000 c dimana a = berat filter dan residu sesudah pemanasan 105 0 C (mg). b = berat filter kering (sudah dipanaskan 105 0 C ) (mg).

72 C = m/l sampel. Lampiran 2. Hasil analisa data dengan SPSS 16.0 1.Tabel 1. Uji AAVA BOD Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:data Source Type III Sum of Squares Df Mean Square F hitung Sig. F table (5%) Model 272915.332 a 9 30323.926 1.740E3.000 LP 12743.019 2 6371.509 365.593.000 3.55 Konsentrasi 11790.441 2 5895.221 338.264.000 3.55 LP * 2.93 836.524 4 209.131 12.000.000 konsentrasi Error 313.702 18 17.428 Total 273229.034 27 2.Tabel 2. Uji DMRT pengaruh konsentrasi terhadap BOD konse ntrasi 1 2 3 1 9 40.3600 2 9 95.3522 3 9 121.5422 Sig. 1.000 1.000 1.000. 3.Tabel 3. Uji DMRT pengaruh luas penutupan terhadap BOD LP 3 9 73.3178 1 2 3

73 2 9 88.7889 1 9 125.1543 Sig. 1.000 1.000 1.000 4.Tabel 4. Uji DMRT interaksi konsentrasi dan luas penutupan terhadap BOD Interaksi 7 3 43.8967 4 3 56.5033 1 2 3 4 5 6 7 8 8 3 74.2133 5 3 91.383 3 9 3 101.8422 1 3 110.6832 6 3 118.4822 2 3 120.4652 3 3 144.3032 Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000.569 1.000 5.Tabel 5. Uji AAVA DO Dependent Variable:data Source Type III Sum of Squares Df Mean Square F hitung Sig. F table (5%) Model 8734.116 a 9 970.457 1.616E3.000 LP 690.105 2 345.053 574.704.000 3.55 Konsentrasi 387.489 2 193.745 322.693.000 3.55 LP * 2.93 69.940 4 17.485 29.122.000 konsentrasi Error 10.807 18.600 Total 8744.923 27

74 6.Tabel 6. Uji DMRT pengaruh konsentrasi terhadap DO konse ntrasi 1 2 3 3 9 12.1533 2 9 16.7022 1 9 21.4322 Sig. 1.000 1.000 1.000 7.Tabel 7. Uji DMRT pengaruh luas penutupan terhadap DO LP 1 2 3 1 9 9.8467 2 9 18.6500 3 9 21.7911 Sig. 1.000 1.000 1.000 8.Tabel 8. Uji DMRT interaksi luas penutupan dan konsentrasi terhadap DO Interaksi 3 3 7.6767 2 3 10.3567 1 2 3 4 5 6 7 8 1 3 11.5067 11.5067 6 3 12.6833 9 3 16.1000 5 3 18.1200 8 3 21.6300 4 3 25.1467 7 3 27.6433 Sig. 1.000.086.079 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) =.600.

75 9.Tabel 9. Uji Two Way AAVA ph Source Tests of Between-Subjects Effects Type III Sum of Squares Df Mean Square F hitung Sig. F table (5%) Model 715.790 a 9 79.532 8.768E3.000 LP 9.991 2 4.995 550.747.000 3.55 konsentrasi 2.753 2 1.376 151.755.000 3.55 LP * konsentrasi.470 4.117 12.946.000 2.93 Error.163 18.009 Total 715.953 27 10.Tabel 10. Uji DMRT pengaruh konsentrasi terhadap ph konse ntrasi 1 2 3 3 9 4.722 2 9 5.078 1 9 5.503 Sig. 1.000 1.000 1.000 11.Tabel 11. Uji DMRT pengaruh luas penutupan terhadap ph LP 1 2 3 1 9 4.248 2 9 5.433 3 9 5.622 Sig. 1.000 1.000 1.000

76 12.Tabel 12. Uji DMRT interaksi luas penutupan dan konsentrasi terhadap ph Interaksi 1 2 3 4 5 6 7 8 3 3 4.067 2 3 4.233 1 3 4.443 6 3 4.867 9 3 5.233 5 3 5.500 8 3 5.500 4 3 5.933 7 3 6.133 Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 13.Tabel 13. Uji Two Way AAVA nitrat (-O 3 ) Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:data Source Type III Sum of Squares Df Mean Square F hitung Sig. F table (5%) Model 53330.709 a 9 5925.634 942.565.000 LP 614.136 2 307.068 48.844.000 3.55 konsentrasi 5719.664 2 2859.832 454.901.000 3.55 LP * konsentrasi 20.188 4 5.047 12.803.000 2.93 Error 113.161 18 6.287 Total 53443.870 27

77 14.Tabel 14. Uji DMRT pengaruh konsentrasi terhadap nitrat konsentrasi 1 2 3 1 9 23.2744 2 9 43.0056 3 9 58.8556 Sig. 1.000 1.000 1.000. 15.Tabel 15. Uji DMRT pengaruh luas penutupan terhadap nitrat LP 1 2 3 9 37.5000 2 9 39.2556 1 9 48.3800 Sig..155 1.000 16.Tabel 16. Uji DMRT interaksi luas penutupan dan konsentrasi terhadap nitrat Intera ksi 1 2 3 4 5 6 7 3 19.1700 4 3 20.1933 1 3 30.4600 8 3 38.2200 5 3 40.0133 2 3 50.7833 9 3 55.1100 6 3 57.5600 3 3 63.8967 Sig..623 1.000.393 1.000.247 1.000

78 17.Tabel 17. Uji Two Way AAWA TSS Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:data Source Type III Sum of Squares df Mean Square F hitung Sig. F table (5%) Model 306169.048 a 9 34018.783 1.085E3.000 LP 69725.851 2 34862.925 1.112E3.000 3.55 konsentrasi 19462.150 2 9731.075 310.361.000 3.55 LP * konsentrasi 417.802 4 104.450 3.331.033 2.93 Error 564.373 18 31.354 Total 306733.421 27 18.Tabel 18. Uji DMRT pengaruh konsentrasi terhadap TSS konse ntrasi 1 2 3 1 9 57.8878 2 9 87.2589 3 9 123.5332 Sig. 1.000 1.000 1.000. 19. Tabel 19. Uji DMRT pengaruh luas penutupan terhadap TSS LP 1 2 3 3 9 49.6289 2 9 57.7767 1 9 161.2722 Sig. 1.000 1.000 1.000.

79 20.Tabel 20. Uji DMRT interaksi luas penutupan dan konsentrasi terhadap TSS Interaksi 1 2 3 4 5 6 7 7 3 17.7767 4 3 21.1100 8 3 46.6667 5 3 62.2200 9 3 84.4433 6 3 90.0000 1 3 134.7842 2 3 152.8972 3 3 196.1532 Sig..475 1.000 1.000.240 1.000 1.000 1.000

80 Lampiran 3. Hasil Uji Korelasi dengan SPSS 16.0 21. Tabel 21. Korelasi antara luas penutupan dan konsentrasi terhadap BOD luaspenutupan Pearson Correlation konsentrasi Correlations luaspenutupan konsentrasi 1.680 * Sig. (2-tailed).004 9 9 Pearson Correlation Sig. (2-tailed).004.680 * 1 9 9 Interprestasi: Korelasi luas penutupan kayu apu dan konsentrasi limbah cair Tahu terhadap penuranan BOD adalah 0.680, menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara luas penutupa kayu apu dan konsentrasi limbah cair tahu. Arah hubungan (r) adalah positif, semakin tinggi luas penutupan kayu apu pada limbah cair tahu maka semakin tinggi pula penurunan BOD pada limbah cair tahu. 22. Tabel 22. ilai Koefisiensi determinasi antara luas luas penutupan dan konsentrasi terhadap BOD Model R R Square Model Summary b Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1.680 a.463.761 25.50244.512 Interprestasi: ilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.761 artinya Luas penutupan kayu apu dan konsentrasi limbah terhadap BOD sebesar 76.1%.

81

82 23. Tabel 23. Korelasi antara luas penutupan dan konsentrasi terhadap DO Correlations luaspenutupan Konsentrasi luaspenutupan Pearson Correlation 1.551 Sig. (2-tailed).007 9 8 konsentrasi Pearson Correlation.551 1 Sig. (2-tailed).007 8 8 Interprestasi: Korelasi luas penutupan kayu apu dan konsentrasi limbah cair Tahu terhadap DO adalah 0.551, menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara luas penutupan kayu apu dan konsentrasi limbah cair tahu. Arah hubungan (r) adalah positif, semakin tinggi luas penutupan kayu apu pada limbah cair tahu maka semakin tinggi pula DO pada limbah cair tahu. 24.Tabel 24. ilai Koefisiensi determinasi antara luas luas penutupan dan konsentrasi terhadap DO Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1.580 a.337.75 6.02185.552 Interprestasi: ilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.75 artinya Luas penutupan kayu apu dan konsentrasi limbah terhadap DO sebesar 75%.

83 25. Tabel 25. Korelasi antara luas penutupan dan konsentrasi terhadap ph Correlations Luaspenutupan konsentrasi Luaspenutupan Pearson Correlation 1.521 Sig. (2-tailed).006 11 8 Konsentrasi Pearson Correlation.521 1 Sig. (2-tailed).006 8 8 Interprestasi: Korelasi luas penutupan kayu apu dan konsentrasi limbah cair Tahu terhadap ph adalah 0.521, menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara luas penutupan kayu apu dan konsentrasi limbah cair tahu. Arah hubungan (r) adalah positif, semakin tinggi luas penutupan kayu apu pada limbah cair tahu maka semakin tinggi pula ph pada limbah cair tahu. 26.Tabel 26. ilai Koefisiensi determinasi antara luas luas penutupan dan konsentrasi terhadap ph Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1.442 a.195.670.70894.470 Interprestasi: ilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.670 artinya Luas penutupan kayu apu dan konsentrasi limbah terhadap TSS sebesar 67%.

84 27. Tabel 27. Korelasi antara luas penutupan dan konsentrasi terhadap nitrat Correlations luaspenutup konsentrasi luaspenutup Pearson Correlation 1.85 Sig. (2-tailed).001 9 8 konsentrasi Pearson Correlation.85 1 Sig. (2-tailed).001 8 8 Interprestasi: Korelasi luas penutupan kayu apu dan konsentrasi limbah cair Tahu terhadap penurunan nitrat adalah 0.85, menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sangat kuat antara luas penutupan kayu apu dan konsentrasi limbah cair tahu. Arah hubungan (r) adalah positif, semakin tinggi luas penutupan kayu apu pada limbah cair tahu maka semakin tinggi pula penurunan nitrat pada limbah cair tahu. 28.Tabel ilai Koefisiensi determinasi antara luas luas penutupan dan konsentrasi terhadap itrat Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1.538 a.289.87 15.79152 2.519 Interprestasi: ilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.87 artinya Luas penutupan kayu apu dan konsentrasi limbah terhadap TSS sebesar 87%.

85 29. Tabel 29. Korelasi antara luas penutupan dan konsentrasi terhadap TSS Correlations Penutupan konsentrasi Penutupan Pearson Correlation 1.80 Sig. (2-tailed).008 9 9 konsentrasi Pearson Correlation.80 1 Sig. (2-tailed).008 9 9 Interprestasi: Korelasi luas penutupan kayu apu dan konsentrasi limbah cair Tahu terhadap penurunan TSS adalah 0.80, menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang cukup antara luas penutupa kayu apu dan konsentrasi limbah cair tahu. Arah hubungan (r) adalah positif, semakin tinggi luas penutupan kayu apu pada limbah cair tahu maka semakin tinggi pula penurunan TSS pada limbah cair tahu. Tabel 30.ilai Koefisiensi determinasi antara luas luas penutupan dan konsentrasi terhadap TSS Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1.80 a.006.136 5.46338.958 Interprestasi: ilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.136 artinya Luas penutupan kayu apu dan konsentrasi limbah terhadap TSS sebesar 13.6%.

86 Lampiran 4. Gambar Pengamatan Aklimatisasi tumbuhan Kayu Apu Luas penutupan 100%, konsentrasi (50%, 75% dan 100%) limbah cair tahu Perlakuan luas penutupan 100%, konsentrasi 50% setelah fitoremediasi Perlakuan luas penutupan 100%, konsentrasi 75% setelah fitoremediasi Perlakuan 100%, konsentrasi 100% setelah fitoremediasi Luas penutupan 50%, konsentrasi (50%, 75% dan 100%) limbah cair tahu

87 Perlakuan 50%, konsentrasi 50% setelah fitoremediasi Perlakuan 50%, konsentrasi 75% setelah fitoremediasi Perlakuan 50%, konsentrasi 100% setelah fitoremediasi Kontrol ( tanpa tumbuhan air)

88 KEMETERIA AGAMA RI UIVERSITAS ISLAM EGERI (UI) MAULAA MALIK IBRAHIM MALAG FAKULTAS SAIS DA TEKOLOGI Jl. Gajayana o. 50 Dinoyo Malang (0341)558933 Fax.(0341) 558933 BUKTI KOSULTASI SKRIPSI ama : Driyana rike ahmadlia IM : 09620061 Fakultas/Jurusan : Sains dan Teknologi/Biologi Judul Skripsi : Pengaruh luas penutupan kayu apu (Pistia stratiotes) terhadap kualitas kimia dan fisik pada berbagai konsentrasi limbah cair tahu. Pembimbing I : Dr. Evika Sandi Savitri, M.P Pembimbing II : Ach. ashichuddin, M.A o Tanggal HAL TandaTangan 1. 30 Januari 2013 KonsulBAB I, II 1. 2. 8 Februari 2013 Revisi BAB I, II 2. 3. 14 Februari 2013 Konsul BAB I, II, III 3 4. 22 Februari 2013 Revisi BAB I, II, III 4. 5. 18 Maret 2013 Revisi BAB I, III 5. 6. 23 Maret 2013 Revisi BAB III 6. 7. 26 Maret 2013 Revisi BAB III 7. 8. 23 April 2013 ACC BAB I, II, III 8. 9. 8 Mei 2013 Konsul BAB I, II, IV Agama 9. 10. 9 Mei 2013 Konsul BAB IV 10. 11. 13 Mei 2013 Revisi BAB I, II, IV Agama 11. 12. 23 Mei 2013 Revisi BAB IV 12. 13. 28 Mei 2013 Revisi BAB I, II, IV Agama 13. 14 Juli 2013 ACC Skripsi 14 Malang, Juni 2013 Mengetahui, Ketua Jurusan Biologi Dr. H. Eko Budi Minarno, M.Pd IP. 197630114 199903 1 001

89