BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi 1. Pengertian Kata motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere, yang berarti bergerak ( move ). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, da membantu mereka dalam menyelesaikan tugas tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku ( pilihan ), intensitas perilaku ( usaha berkelanjutan ), dan penyelesaian atau prestasi yang sesungguhnya ( Pintrich, 2003 ). Menurut Santrock, motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh energy, terarah, dan bertahan lama ( Santrock, 2007 ). Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai ( Sardiman, 2006 ). Menurut Sardiman ( 2006 : 84 ) motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan ( energi ) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dalam melakukan sesuatu kegiatan baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri ( motivasi intrinsik ) maupun dari luar individu ( motivasi ekstrinsik ). Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang 7
ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja, maupun dalam kehidupan lainnya. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan pendidik dan peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya pencapaian prestasi seseorang. Motivasi adalah fokus yang melatar belakangi individu untuk berbuat dalam mencapai tujuan tertentu. Pada dasarnya motivasi adalah suatu kemauan dan keinginan yang berasal dari dalam diri seseorang. Tanpa kemauan dan keinginan seseorang tidak akan melakukan sesuatu, sehingga tujuan tidak akan dapat diraihnya. Demikian juga dalam pembelajaran, setiap siswa akan melaksanakan tugas pembelajaran dari guru dengan baik apabila mereka mempunyai suatu keinginan dan kemauan untuk melaksanakan tugas dan pekerjaan tersebut. Dorongan kemauan dan keinginan inilah yang sangat menentukan semangat belajar siswa. Motivasi merupakan dasar - dasar untuk melaksanakan suatu kegiatan yang dalam usahanya akan mendapatkan pengalaman dan kemampuan. Adapun pengalaman dan kemampuan tersebut akan menghasilkan kinerja yang akan berfungsi sebagai motivator. Adanya motivator tersebut harapan individu ataupun kelompok dapat terpacu serta memberi peluang agar dapat menunjukan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. 2. Teori Motivasi Untuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori tentang motivasi antara lain : 8
a. Teori Abraham H. Maslow ( Teori Kebutuhan ) Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow (Sondang Siagian, 1995 : 146 158) pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu : Ke lima Kebutuhan Aktualisasi Ke empat Kebutuhan Penghargaan Ke tiga Kebutuhan Afliasi / Akseptasi Ke dua Kebutuhan Rasa Aman Pertama Kebutuhan Fisiologis Gambar 2.1 Hierarki kebutuhan Abraham H. Maslow 1) Kebutuhan fisiologikal ( physiological needs ), kebutuhan untuk menunjang kehidupan manusia. Menurut maslow apabila kebutuhan fisiologikal belum terpenuhi secukupnya maka kebutuhan lain akan memotovasi manusia, seperti : rasa lapar, haus,istirahat. 2) Kebutuhan rasa aman ( safety needs ), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual. Kebutuhan bebas dari bahaya fisik dan rasa takut akan kehilangan pekerjaan, harta benda da kebutuhan jaminan social. 3) Kebutuhan akan Afliasi ( akseptasi ), kebutuhan untuk bergaul dengan orang lain dan untuk diterima sebagai bagian dari orang lain. 9
4) Kebutuhan akan harga diri ( esteem needs ), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai symbol symbol status. Kebutuhan untuk dihargai dan berharga bagi orang lain, kebutuhan ini menghasilkan kepuasa seperti kuasa, prestos, keyakinan akan diri sendiri. 5) Aktualisasi diri ( self actualization ), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata. Kebutuhan yang menjadi orang yang dicita citakan dan di rasakan mampu mewujudkannya memaksimalkan potensi dan mencapai sesuatu yang didambakan. Kebutuhan-kebutuhan yang disebut pertama (fisiologis) dan kedua (keamanan) kadang-kadang diklasifikasikan dengan cara lain, misalnya dengan menggolongkannya sebagai kebutuhan primer, sedangkan yang lainnya dikenal pula dengan klasifikasi kebutuhan sekunder. Terlepas dari cara membuat klasifikasi kebutuhan manusia itu, yang jelas adalah bahwa sifat, jenis dan intensitas kebutuhan manusia berbeda satu orang dengan yang lainnya karena manusia merupakan individu yang unik. Juga jelas bahwa kebutuhan manusia itu tidak hanya bersifat materi, akan tetapi bersifat pskologikal, mental, intelektual dan bahkan juga spiritual. Menarik pula untuk dicatat bahwa dengan makin banyaknya organisasi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat dan makin mendalamnya pemahaman tentang unsur manusia dalam kehidupan organisasional, teori klasik Maslow 10
semakin dipergunakan, bahkan dikatakan mengalami koreksi. Penyempurnaan atau koreksi tersebut terutama diarahkan pada konsep hierarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow. Istilah hierarki dapat diartikan sebagai tingkatan. Atau secara analogi berarti anak tangga. Logikanya ialah bahwa menaiki suatu tangga berarti dimulai dengan anak tangga yang pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Jika konsep tersebut diaplikasikan pada pemuasan kebutuhan manusia, berarti seseorang tidak akan berusaha memuaskan kebutuhan tingkat kedua,- dalam hal ini keamanan- sebelum kebutuhan tingkat pertama yaitu sandang, pangan, dan papan terpenuhi; yang ketiga tidak akan diusahakan pemuasan sebelum seseorang merasa aman, demikian pula seterusnya. Berangkat dari kenyataan bahwa pemahaman tentang berbagai kebutuhan manusia makin mendalam penyempurnaan dan koreksi dirasakan bukan hanya tepat, akan tetapi juga memang diperlukan karena pengalaman menunjukkan bahwa usaha pemuasan berbagai kebutuhan manusia berlangsung secara simultan. Artinya, sambil memuaskan kebutuhan fisik, seseorang pada waktu yang bersamaan ingin menikmati rasa aman, merasa dihargai, memerlukan teman serta ingin berkembang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lebih tepat apabila berbagai kebutuhan manusia digolongkan sebagai rangkaian dan bukan sebagai hierarki. Dalam hubungan ini, perlu ditekankan bahwa : 11
a) Kebutuhan yang suatu saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbul lagi di waktu yang akan datang. b) Pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik, bisa bergeser dari pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya. c) Berbagai kebutuhan tersebut tidak akan mencapai titik jenuh dalam arti tibanya suatu kondisi dalam mana seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu dalam pemenuhan kebutuhan itu Kendati pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan ini tampak lebih bersifat teoritis, namun telah memberikan fundasi dan mengilhami bagi pengembangan teori-teori motivasi yang berorientasi pada kebutuhan berikutnya yang lebih bersifat aplikatif. b. Teori David Mc Clelland Menurut Mc. Clelland timbulnya tingkah laku karena dipengaruhi oleh kebutuhan kebutuhan yang ada dalam diri manusia. Dalam konsepnya mengenai motivasi terdapat tiga kebutuhan pokok yang mendorong tingkah laku. 1. Kebutuhan berprestasi ( need achievement ) Tercermin pada orang orang yang dengan kebutuhan tinggi untuk berprestasi, memiliki keinginan besar untuk berhasil dan juga memiliki rasa kuatir akan kegagalan, lebih suka bertanggung jawab secara pribadi untuk menyelesaikan pekerjaan, menentukan tujuan yang wajar dengan 12
memperhitungkan resikonya, menyukai umpan balik yang spesifik dan segera atas prestasi mereka serta melakukan segala sesuatu kreatif dan inovatif. 2. Kebutuhan berafiliasi ( need for affiliation ) Kebutuhan ini ditujukan dengan adanya untuk memperoleh kesenangan dan kasih sayang dan cenderung menghindari dari kekecewaan karena ditolak oleh suatu kelompok social, secara individu, mereka cenderung berusaha membina hubungan social yang menyenangkan, rasa intim dan pengertian, siap menghibur dan membantu orang lain yang berada dalam kesusahan serta menyukai berinteraksi, bersahabat dengan orang lain. 3. Kebutuhan kekuasaan ( need of power ) Kebutuhan ini tercermein pada orang orang yang memiliki kebutuhan tinggi untuk berkuasa, menaruh perhatian besar untuk dapat mempengaruhi orang lain. Orang seperti ini umumnya mencari posisi pemimpin, penuh daya, keras kepala dan sangat menuntut serta senang mengajar dan berbicara di depan umum, mencoba membantu orang lain walaupun tidak diminta, mencoba menguasai orang lain denagn mengatur orang lain terkesan padanya serta selalu menjaga reputasi dan kedudukannya. 13
Teori motivasi berprestasi dari Mc Clelland (Sondang Siagian, 1995 : 167 170) merupakan teori yang sangat penting, dimana kebutuhan berprestasi tersebut dapat dikembangkan melebihi karakteristik sebagai berikut : 1. Suka mengambil resiko yang layak sebagai fungsi ketrampilan berkesempatan, menyukai tantangan dan menginginkan tanggung jawab pribadi bagi hasil yang dicapainya. 2. Mempunyai kecenderungan untuk menetapkan tujuan prestasi yang layak dan menghadapi resiko yang sudah diperhitungkan. 3. Mempunyai kebutuhan yang sangat kuat akan umpan balik tentang apa yang telah dikerjakan. 4. Mempunyai ketrampilan dalam perencaaan jangka panjang da memiliki kemampuan kemampuan organisasi. Nampak dalam teori motivasi Mc. Clelland bahwa kebutuhan antar individu sangat bervariasi, antara satu dengan yang lain mempunyai kebutuhan yang berbeda. 3. Fungsi Motivasi Menurut Sardiman ( 2006 : 85 ) bahwa motivasi selain berfungsi sebagai pendorong usaha da pencapaian juga berfungsi sebagai berikut : a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energy. b. Menentukan arah perbuatan, yakni kea rah tujuan yang telah dicapai. 14
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan perbuatan mana yang akan dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Motivasi merupakan suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar dapat terdorong bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil dan tujuan tertentu. Setiap motivasi itu berkaitan dengan suatu tujuan atau ciri ciri. Makin berharga tujuan itu bagi yang bersangkutan, semakin kuat pula motivasinya. Jadi motivasi itu sangat berguna bagi tindakan atau perbuatan seseorang. 4. Jenis Motivasi Menurut Sardiman ( 2006 : 89 ) ada berbagai jenis motivasi, yaitu : a. Motivasi Intrinsik adalah motif motif yang aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Contoh dari motivasi instrinsik adalah kemauan, kesenangan, dan keuletan. Faktor faktor tersebut adalah bagian dari motivasi instrinsik karena faktor faktor tersebut timbul dari diri individu itu sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain. Berdasarkan teori dari Gottried ( Nana Sudjana, 2006 : 60 ) Gottried berpendapat bahwa kemauan dan kesenangan memberikan minat dan perhatian terhadap kegiatan kegiatan yang dilakukan pada saat belajar, sehingga siswa merasa senang dalam melakukan tugas tugas sekolah. Keuletan dalam belajar merupakan 15
kegiatan yang dilakukan siswa untuk menyelesaikan tugas tanpa putus asa dan terus berusaha. Menurut E. B. Hurlock ( Lester 1984 : 363 ) tumbuhnya keuletan pada diri siswa dapat membangkitkan semangat siswa untuk lebih maju dalam belajarnya. b. Motivasi Ekstrinsik adalah motif motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Menurut B.F Skiner seorang pakar pendidikan mengemukakan bahwa motivasi juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan dorongan dari orang lain ( http://www.oocities.org/usrafidi/motivasi.html 11 ). Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalam aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar misalnya ajakan, suruhan dan lingkungan yang mendukung. 5. Ciri Ciri Motivasi Untuk melengkapi uraian mengenai makna dan teori tentang motivasi, perlu dikemukakan adanya beberapa ciri ciri motivasi. Menurut Sardiman ( 2006 : 90 ) motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri ciri sebagai berikut: a. Tekun menghadapi tugas ( dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak berhenti sebelum selesai ) b. Ulet dalam belajar. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin ( tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapai ) 16
c. Cepat bosan pada tugas tugas yang rutin ( hal hal yang bersifat mekanis, berulang ulang begitu saja ) d. Dapat mempertahankan pendapatnya ( kalau sudah yakin akan sesuatu ) e. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu f. Senang mencari dan memecahkan tugas tugas sekolah B. Memanfaatkan Internet Dalam Belajar 1. Memanfaatkan Internet dalam Belajar Teknologi internet hadir sebagai sumber belajar yang multifungsi, yang memungkinkan palajar melakukan komunikasi dengan sumber ilmu secara lebih luas bila dibandingkan dengan hanya menggunakan sumber sumber belajar lain secara visual. Teknologi internet menunjang pelajar yang mengalami keterbatasan ruang dan waktu untuk tetap dapat menikmati pendidikan. Siswa dapat berperan sebagai seorang peneliti, menjadi seorang analis, tidak hanya berperan sebagai konsumen informasi saja. Mereka menganalisis informasi yang relevan dengan tujuan pembelajaran, siswa dan guru tidak perlu hadir secara fisik dikelas karena siswa dapat mempelajari bahan ajar dan mengerjakan tugas tugas belajar serta ujian dengan cara mengakses jaringan komputer yang telah ditetapkan secara online. Berikut adalah beberapa manfaat internet dalam belajar : a. Arus informasi pendidikan mengalir setiap waktu tanpa ada batasan waktu dan tempat b. Kemudahan mendapatkan sumber belajar yang lengkap 17
c. Aktifitas belajar meningkat d. Daya tampung meningkat e. Adanya standarisasi belajar f. Meningkatkan baik kuantitas maupun kualitas pendidikan Berdasarkan uraian diatas dapat, dapat dikatakan bahwa internet bukanlah pengganti system pendidikan. Kehadiran internet lebih bersifat suplementer atau pelengkap saja. Metode konvensional seperti visual tetap diperlukan, hanya saja dapat di ubah dalam bentuk lain ( http://re-searchengines.com/mangkoes6-04.html). 2. Kelebihan dan kelemahan memanfaatkan internet dalam belajar Pemanfaatan internet sebagai sistem dalam pembelajaran memiliki kelebihan sebagai berikut : a. Di mungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru tanah air dan kapasitas daya tamping yang tidak terbatas karena tidak memerlukan ruang kelas. b. Proses belajar tidak terbatas oleh waktu seperti halnya tatap muka biasa. c. Pembelajaran dapat memilih topik atau bahan ajar yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing masing. d. Lama waktu belajar juga tergantung pada kemampuan masing masing pelajar / siswa. e. Adanya keakuratan dan kekinian materi pelajaran. f. Belajar dapat dilakukan secara interaktif, sehingga menarik pelajar / siswa. 18
g. Memungkinkan pihak berkepentingan ( orang tua siswa maupun guru ) dapat turut serta menyukseskan proses pembelajaran, dengan mengecek tugas tugas yang dikerjakan siswa secara online. Selain beberapa kelebihan di atas, ada kelemahan yang mungkin timbul dalam sistem e-learning ini, yaitu tingginya kemungkinan gangguan belajar; sebab sistem tersebut mengkondisikan siswa untuk belajar mandiri, sehingga faktor motivasi belajar menjadi lebih signifikan terhadap keberhasilan belajar siswa. Untuk itu diperlukan adanya semacam penasehat (counsellor) yang memantau dan memotivasi belajar siswa agar prestasi belajarnya tidak menurun, dengan cara mengerjakan tugastugas belajar sebaik-baiknya dan secara tepat waktu. Di samping itu juga agar siswa tidak mengakses hal-hal yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan pelajaran atau hal-hal yang bersifat negatif. C. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Hasugian ( 2011 ) mahasiswa jurusan teknik sipil universitas negeri malang dengan judul pemanfaatan internet sebagai sumber belajar. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa sebagian besar mahasiswa menggunakan internet sejak mereka belum kuliah dengan intensitas 1 2 hari dalam seminggu. Faktor yang memotivasi mahasiswa memanfaatkan internet sebagai sumber belajar karena dosen menganjurkan untuk mencari tugas. Faktor penghambatnya yaitu bahwa akses internet sekarang ini masih sangat mahal. Hasil 19
penelitian ini dapat disarankan agar mahasiswa lebih mengenal teknologi informasi dan giat memanfaatkan internet sebagai sumber pembelajaran. D. Kerangka Dasar Penelitian Menurut Sardiman ( 2006 : 84 ) motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan ( energi ) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dalam melakukan sesuatu kegiatan baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri ( motivasi intrinsik ) maupun dari luar individu ( motivasi ekstrinsik ). Motivasi siswa dalam memanfaatkan internet sebagai sumber belajar muncul karena adanya faktor faktor instrinsik dan ekstrinsik. 1. Motivasi siswa Motivasi siswa dalam memanfaatkan internet sebagai sumber belajar pada penelitian ini adalah segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimaliasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat dari proses berupa interaksi siswa dengan berbagai macam sumber yang dapat merangsang siswa untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan. 2. Faktor faktor dalam memanfaatkan internet sebagai sumber belajar Faktor faktor yang memotivasi siswa dalam memanfaatkan internet, maksudnya adalah untuk mengidentifikasi apakah faktor instrinsik maupun ekstrinsik dalam penelitian ini dapat memotivasi siswa dalam memanfaatkan internet secara maksimal. Memanfaatkan internet sangat bermanfaat bagi siswa karena setiap saat 20
kita bisa melihat sumber sumber informasi yang akurat, terbaru dan luas. Faktor instrinsik dalam penelitian ini adalah faktor yang timbul dari diri kita sendiri seperti keuletan, kemauan, dan kesenangan untuk memanfaatkan internet dalam belajar. Sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor yang timbul dari luar seperti adanya ajakan orang lain, adanya suruhan, dan faktor lingkungan dalam memanfaatkan internet. Untuk mencapai tujuan penelitian diperlukan suatu kerangka dasar penelitian yang memuat suatu konsep. Maka dari itu kerangka berpikir dapat digambarkan sebagai berikut : Motivasi memanfaatkan internet sebagai sumber belajar Instrinsik : - Kemauan - Kesenangan - Keuletan Ekstrinsik : - Ajakan dari orang lain - Suruhan - Lingkungan Gambar 2.2 Identifikasi motivasi siswa dalam memanfaatkan internet sebagai sumber belajar 21