49 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat da Waktu Peelitia Ruag ligkup peelitia mecakup perekoomia Provisi NTT utuk megkaji peraa sektor pertaia dalam perekoomia. Kajia ii diaggap perlu utuk dilakuka dega pertimbaga bahwa sektor pertaia memiliki peraa petig dalam pembagua ekoomi di Provisi NTT. Peelitia telah dilakuka pada bula Agustus - Oktober 2011. 4.2. Jeis, Sumber, da Pegolaha Data Data sekuder yag diguaka dalam peelitia ii, yaitu Tabel I-O Provisi NTT tahu 2009. Tabel I-O Provisi NTT tahu 2009 diperoleh dari up-datig Tabel I-O Provisi NTT tahu 2006 dega megguaka metode RAS. Racag bagu Tabel I-O Provisi NTT tahu 2009 memerluka beberapa jeis data sekuder laiya yag bersumber dari BPS Provisi NTT, yaitu PDRB, total teaga kerja, total iput da output, total permitaa akhir, da total iput primer tahu 2009. Pegolaha data peelitia megguaka batua software Microsoft Office Excel 2007. 4.3. Metode Aalisis 4.3.1. Agregasi Sektor Tabel I-O Provisi NTT, Tahu 2009 Peyusua sektor Tabel I-O Provisi NTT tahu 2006 didasarka pada Klasifikasi Baku Lapaga Usaha Idoesia (KBLI) tahu 2005. Struktur da metode pemberia kode pada publikasi KBLI 2005 megikuti Iteratioal Stadard Idustrial Classificatio of All Ecoomic Activities (ISIC) revisi 3
50 tahu 1990 yag disesuaika dega kebutuha da kekhususa yag terdapat di Idoesia. Agregasi sektor adalah proses peggabuga beberapa sektor I-O mejadi satu sektor yag lebih besar. Pertimbaga yag diguaka dalam pegagregasia sektor adalah kebutuha data secara global utuk keguaa yag lebih spesifik. Sektor yag peraaya relatif domia dalam perekoomia NTT dilihat dari output da ilai tambah yag relatif tiggi, sebaikya tidak digabugka ke sektor lai. Misalya utuk sektor padi da jagug memiliki output da ilai tambah yag cukup tiggi serta merupaka makaa pokok sebagia masyarakat NTT. Dalam sistem agregasi, sektor padi da jagug sebaikya dimuculka sebagai satu sektor tersediri. Tabel I-O Provisi NTT tahu 2009 dibagu dega cara melakuka up-datig terhadap Tabel I-O Provisi NTT tahu 2006. Jumlah sektor yag diguaka dalam peelitia ii adalah 34 sektor yag diperoleh dega cara melakuka proses agregasi terhadap Tabel I-O Provisi NTT tahu 2006 klasifikasi 55 sektor. Adapu pertimbaga melakuka agregasi mejadi 34 sektor peelitia, yaitu kebutuha peelitia da peyesuaia terhadap data yag tersedia. Adapu agregasi 34 sektor peelitia dapat dilihat di Lampira 8. 4.3.2. Aalisis Peraa Sektor Pertaia 4.3.2.1. Aalisis Struktur Permitaa da Peawara Model sisi permitaa da peawara merupaka faktor eksoge yag mempegaruhi perekoomia. Peigkata permitaa akhir yag bersifat eksoge aka medorog pertumbuha ekoomi. Pedekata sisi peawara meyebabka perekoomia sebagai suatu yag dikedalika oleh sisi biaya
51 produksi. Dalam model ii, pertumbuha sektor-sektor produksi disebabka karea adaya perubaha biaya iput primer, buka oleh peigkata permitaa akhir. Berdasarka pegamata terhadap struktur permitaa da peawara pada setiap sektor, dapat dilihat sektor yag merupaka produse utama utuk suatu produk tertetu serta peraa produksi domestik da impor utuk memeuhi permitaa barag da jasa baik domestik maupu luar egeri. Aalisis I-O sisi permitaa, setiap ilai trasaksi iput atara dibagi dega ilai total iput sektor produksi yag megguakaya. Sedagka sisi peawara setiap ilai trasaksi iput atara dibagi total output setiap sektor produksi yag bersagkuta. Rumus yag diguaka sebagai berikut: x ij a ij =...... (11) X j a ij : Hasil bagi ilai trasaksi atara dega total output x ij : Pegguaa output sektor i oleh sektor j X j : Total iput sektor j 4.3.2.2. Aalisis Struktur Output Dega megkaji besarya output yag dihasilka oleh masig-masig sektor, maka aka dapat diketahui sektor-sektor maa yag mampu memberika sumbaga yag besar dalam membetuk output secara keseluruha di Provisi NTT. Rumus yag diguaka sebagai berikut: X i = X j........ (12) i=1 j=1 X i X j : Total output sektor i : Total iput sektor j
52 4.3.2.3. Aalisis Struktur Nilai Tambah Bruto Nilai tambah bruto adalah balas jasa terhadap faktor produksi yag tercipta karea adaya kegiata produksi. Struktur ilai tambah bruto, baik meurut sektor maupu kompoeya bergua utuk melihat peraa masig-masig sektor dalam meciptaka ilai tambah bruto. Nilai tambah bruto meliputi kompoe upah da gaji, surplus usaha (sewa, buga, da keutuga), peyusuta, da pajak tak lagsug eto. Rumus yag diguaka sebagai berikut: V j = V ij...... (13) j=1 V j : Iput primer dari sektor j V ij : Jumlah output sektor i yag diperguaka sebagai iput oleh sektor j 4.3.2.4. Aalisis Struktur Permitaa Akhir Permitaa akhir merupaka pejuala barag da jasa yag dihasilka oleh sektor-sektor produksi dalam perekoomia yag lagsug diperguaka. Dalam Tabel I-O, permitaa akhir meliputi kompoe kosumsi rumahtagga, kosumsi pemeritah, pembetuka modal tetap, perubaha stok, da ekspor. Rumus yag diguaka sebagai berikut: F i = F ij......... (14) i=1 F i F ij : Permitaa akhir sektor i : Bayakya output sektor i yag diperguaka sebagai iput oleh sektor j
53 4.3.3. Aalisis Keterkaita Atarsektor Ekoomi 4.3.3.1. Aalisis Keterkaita Lagsug ke Belakag Keterkaita lagsug ke belakag (direct backward likage) megukur akibat dari suatu sektor tertetu terhadap sektor-sektor yag meyediaka iput bagi sektor tersebut secara lagsug per uit keaika permitaa akhir. Sektor i dikataka mempuyai ilai BL j tiggi apabila lebih besar dari satu da sebalikya ilai BL j redah jika lebih kecil dari satu. Rumus yag diguaka sebagai berikut: BL j = a ij... (15) i=1 BL j : Keterkaita lagsug ke belakag sektor j a ij : Usur koefisie iput atara 4.3.3.2. Aalisis Keterkaita Lagsug da Tidak Lagsug ke Belakag Keterkaita lagsug da tidak lagsug ke belakag megukur akibat dari suatu sektor tertetu terhadap sektor-sektor yag meyediaka iput bagi sektor tersebut, baik secara lagsug maupu tidak lagsug per uit keaika permitaa akhir atau kemampua suatu sektor tertetu utuk mearik pertumbuha sektor-sektor lai yag meyediaka iput bagi sektor tersebut secara lagsug da tidak lagsug per uit keaika permitaa akhir. Rumus yag diguaka sebagai berikut: BLTL j = α ij.... (16) i=1 BLTL i : Keterkaita lagsug da tidak lagsug ke belakag sektor j α ij : Usur matriks kebalika Leotief
54 4.3.3.3. Aalisis Keterkaita Lagsug ke Depa Keterkaita lagsug ke depa (direct forward likage) meujukka kemampua suatu sektor tertetu utuk meyediaka iput bagi sektor-sektor lai secara lagsug per uit keaika permitaa akhir atau kemampua suatu sektor tertetu utuk medorog pertumbuha sektor-sektor lai yag megguaka output sektor tersebut secara lagsug per uit keaika permitaa akhir. Sektor i dikataka mempuyai ilai FL i tiggi apabila lebih besar dari satu da sebalikya ilai FL i redah jika lebih kecil dari satu. Rumus yag diguaka sebagai berikut: FL i = a ij..... (17) j=1 FL i : Keterkaita lagsug ke depa sektor i a ij : Usur koefisie iput atara 4.3.3.4. Aalisis Keterkaita Lagsug da Tidak Lagsug ke Depa Keterkaita lagsug da tidak lagsug ke depa meujukka kemampua suatu sektor tertetu utuk meyediaka iput bagi sektor-sektor lai secara lagsug da tidak lagsug per uit keaika permitaa akhir atau kemampua suatu sektor tertetu utuk medorog pertumbuha sektor-sektor lai yag megguaka output sektor tersebut secara lagsug da tidak lagsug per uit keaika permitaa akhir. Rumus yag diguaka sebagai berikut: FLTL i = α ij........... (18) j=1 FLTL i α ij : Keterkaita lagsug da tidak lagsug ke depa sektor i : Usur matriks kebalika Leotief
55 4.3.3.5. Aalisis Daya Peyebara Daya peyebara meggambarka distribusi mafaat dari pegembaga suatu sektor terhadap perkembaga sektor-sektor laiya melalui mekaisme trasaksi pasar iput. Daya peyebara merupaka perbadiga dampak ke belakag terhadap rata-rata seluruh dampak sektor atau serig disebut backward likage effect ratio. Jika ilai ideks daya peyebara sektor j lebih besar dari satu, maka secara relatif permitaa akhir sektor j dalam medorog pertumbuha produksi lebih besar dari rata-rata. Dega demikia, sektor j merupaka sektor yag stategis dalam memacu pertumbuha ekoomi. Rumus yag diguaka sebagai berikut: α ij i=1 PD j =...... (19) α ij i=1 j=1 PD j : Ideks daya peyebara dari sektor j dalam perekoomia α ij : Usur matriks kebalika Leotief 4.3.3.6. Aalisis Derajat Kepekaa Derajat kepekaa meujukka tigkat kepekaa suatu sektor terhadap sektor-sektor laiya melalui mekaisme trasaksi pasar output. Derajat kepekaa merupaka perbadiga dampak ke depa terhadap rata-rata seluruh dampak sektor atau serig disebut forward likage effect ratio. Jika ilai ideks derajat kepekaa sektor i lebih besar dari satu, maka sektor i dapat digologka sebagai sektor strategis karea secara relatif sektor i dapat memeuhi permitaa akhir
56 sebayak di atas kemampua rata-rata sektor laiya. Rumus yag diguaka sebagai berikut: α ij j=1 SD i =..... (20) α ij i=1 j=1 SD i : Ideks derajat kepekaa dari sektor i dalam perekoomia α ij : Usur matriks kebalika Leotief 4.3.3. Aalisis Dampak Bergada Sektor Pertaia Aalisis keterkaita atarsektor di atas haya meujukka ilai ideks pemusata da ideks peyebara dari koefisie-koefisie pada matriks lagsug, matriks kebalika terbuka, da matriks kebalika tertutup. Tekik aalisis tersebut tidak memperlihatka ragkaia pegaruh suatu sektor terhadap sektor laiya (Muchdie, 2002). Oleh karea itu, utuk meutupi kekuraga dari aalisis keterkaita tersebut perlu dilakuka aalisis dampak bergada yag mampu meelusuri reteta pegaruh suatu sektor terhadap sektor laiya da rumahtagga dalam perekoomia di Provisi NTT. Jese da West (1986) membedaka kategori dampak bergada mejadi: (1) dampak awal atau iitial impact, (2) dampak imbasa kegiata produksi atau productio iduced impact yag terdiri atas: pegaruh putara pertama (first roud effect) da pegaruh putara kedua atau pegaruh dukuga idustri (idustrial support effect), (3) dampak imbasa kosumsi atau cosumptio iduced effect, da (4) dampak lubera (flow-o impact).
57 Tabel 2. Rumus Perhituga Multiplier Effect Meurut Tipe Dampak Tipe Dampak Multiplier Output Pedapata Teaga Kerja Dampak Awal 1 h i e i Dampak Putara Pertama i a ij i a ij h i i a ij e i Dampak Dukuga Idustri i α ij - 1 - i a ij i α ij h i - h j - i a ij h i i α ij e i - e j - i a ij e i Dampak Iduksi Kosumsi i α* ij - i α ij i α* ij h i - i α ij h i i α* ij e i - i α ij e i Dampak Total i α* ij i α* ij h i i α* ij e i Dampak Lajuta i α* ij - 1 i α* ij h I - h j i α* ij e i - e j Sumber: Jese ad West (1986). a ij : Koefisie iput atara h i : Koefisie pedapata rumahtagga e i : Koefisie teaga kerja α ij : Matriks kebalika Leotief model terbuka α* ij : Matriks kebalika Leotief model tertutup Dari hasil aalisis aka diketahui besarya multiplier output, pedapata, da teaga kerja beserta tipe dampakya dari sektor-sektor ekoomi di Provisi NTT. Aalisis tipe dampak tersebut meliputi: 1. Dampak awal merupaka stimulus perekoomia yag diasumsika besarya perubaha satua peubah di setiap produksi ekoomi apabila terjadi perubaha dalam permitaa akhir sebesar satu uit satua moeter. 2. Dampak putara pertama atau dampak lagsug meujukka besarya dampak lagsug dari pembelia iput yag dibutuhka suatu sektor dari sektor lai utuk meigkatka produksiya sebesar satu satua moeter atau apabila terjadi peigkata satu satua moeter permitaa akhir dari suatu sektor produksi, maka sektor produksi tersebut aka meigkatka output, pedapata, da teaga kerja secara lagsug.
58 3. Dampak dukuga idustri atau dampak tidak lagsug merupaka besarya dampak tidak lagsug dari pembelia iput yag dibutuhka suatu sektor dari sektor lai utuk meigkatka produksiya sebesar satu satua moeter atau apabila terjadi peigkata satu satua moeter permitaa akhir dari suatu sektor produksi, maka sektor produksi tersebut aka meigkatka output, pedapata, da teaga kerja secara tidak lagsug. 4. Dampak iduksi kosumsi meujukka besarya pegaruh pegeluara rumahtagga terhadap perekoomia wilayah atau peerimaa rumahtagga sebagai pembayara upah teaga kerja dalam memproduksi tambaha output dari suatu sektor produksi atau apabila terjadi peigkata pegeluara rumahtagga sebesar satu satua moeter, maka aka terjadi peigkata terhadap output, pedapata, da teaga kerja. 5. Dampak total merupaka pejumlaha dari dampak awal, putara pertama, dukuga idustri, da iduksi kosumsi atau apabila terjadi perubaha satu satua moeter dari suatu sektor produksi, maka aka berpegaruh secara agregat terhadap output, pedapata da teaga kerja. 6. Dampak lajuta merupaka dampak bersih yag diperoleh dari peguraga dampak total dega dampak awal. Agka peggada tipe I diperoleh dega tidak memperhitugka dampak kosumsi rumahtagga. Sedagka agka peggada tipe II diperoleh dega memperhitugka dampak kosumsi rumahtagga yag masuk dalam model. Oleh karea itu, ilai agka peggada tipe II yag aka diperoleh selalu lebih besar dibadigka dega agka peggada tipe I. Hasil aalisis agka peggada tipe I meujukka bahwa apabila terjadi peigkata satu satua
59 moeter permitaa akhir dari suatu sektor produksi, maka aka meigkatka output, pedapata, da teaga kerja. Sedagka hasil aalisis agka peggada tipe II meujukka bahwa apabila terjadi peigkata satu satua moeter pegeluara rumahtagga, maka aka meigkatka output, pedapata, da teaga kerja. Rumus agka peggada tipe I da tipe II sebagai berikut: Tipe I = Tipe II = Dampak Awal + Dampak Putara Pertama + Dampak Dukuga Idustri Dampak Awal Dampak Awal + Dampak P. Pertama + Dampak D. Idustri + Dampak I. Kosumsi Dampak Awal 4.3.5. Simulasi Dampak Perubaha Permitaa Akhir di Sektor Pertaia terhadap Output, Pedapata Rumahtagga, da Peyerapa Teaga Kerja di Provisi NTT Permitaa akhir terdiri dari kompoe-kompoe pegeluara kosumsi rumahtagga, pegeluara kosumsi pemeritah, da pembetuka modal tetap bruto serta perubaha stok da ekspor. Dalam peelitia ii dilakuka simulasi perubaha permitaa akhir di sektor pertaia yag memiliki daya peyebara da derajat kepekaa tiggi. Sektor yag memiliki daya peyebara tiggi meujukka bahwa sektor tersebut mempuyai peraa yag besar dalam mearik pertumbuha sektor-sektor laiya. Sedagka sektor yag memiliki derajat kepekaa tiggi meujukka bahwa sektor tersebut mempuyai peraa yag besar dalam medorog pertumbuha sektor-sektor laiya. Perhituga yag diguaka utuk megetahui dampak perubaha permitaa akhir terhadap output, pedapata rumahtagga, da peyerapa teaga kerja di Provisi NTT sebagai berikut:
60 1. Dampak permitaa akhir terhadap output X = [I A] -1 F....... (21) X : Matriks output sektoral I : Matriks idetitas A : Matriks koefisie iput atara [I A] -1 : Matriks peggada/matriks kebalika F : Matriks permitaa akhir 2. Dampak permitaa akhir terhadap pedapata rumahtagga I = ν[i A] -1 F.......... (22) I : Matriks pedapata ν : Matriks koefisie pedapata 3. Dampak permitaa akhir terhadap peyerapa teaga kerja L = γ[i A] -1 F. (23) L : Matriks peyerapa teaga kerja γ : Matriks koefisie teaga kerja