II. METODOLOGI PERANCANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II METODE PERANCANGAN

Aplikasi Teori Kombinatorial Dalam Penomeran Warna

BAB II TATA TERTIB LALU LINTAS BAGI KENDARAAN BERMOTOR. yang dimaksud dengan Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang

BAB II METODOLOGI. State of the art pada istilah ini merujuk pada makna keaslian atau orisinalitas karya yang akan di buat.

WARNA PERSIAPAN GRAFIKA GRAPHIC DESIGN

BAB II ANALISA MASALAH

BAB II KAJIAN MASALAH


DIMENSI WARNA. DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd


Paradigma umum adalah paradigma yang dimiliki oleh seorang pegawai atau pekerja. Bekerja Penghasilan Rencana Masa Depan

Mata Kuliah - Media Planning & Buying

ARTIKEL Tehnik Pecah Warna dalam Pembelajaran IPA

Seni Lukis. Warna primer

DIMENSI WARNA. DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd

BAB IV ANALISA. SIFAT DATA Sekunder (Pendampin g. Primer (utama) Tabel Tabel Kecukupan Data

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL

PERUBAHAN SOSIAL, BUDAYA MASSA, & BUDAYA POPULER

Rifqi Baihaqi. Abstrak. Pendahuluan. proses oleh otak. warna juga. yang. copyright

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Orisinalitas (State of the Art)

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

BAB II KAJIAN TEORI 2.I

WARNA. Prodi D3 Manajemen Informatika WIU RHN TFN RYD

BAB III KONSEP PERANCANGAN

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. pihak lain, agar dapat saling mempengaruhi diantara keduanya.

BAB II LANDASAN TEORI. untuk melakukan pekerjaan antara lain, yaitu: terutama gambar logo dua dimensi.

8 Macam Nuansa Warna Interior Minimalis

Dan kepintaran sang arsitek dalam mengkombinasikan antara satu warna dengan yang lain.

BAB 4 KONSEP DESAIN. Untuk menemukan rujukan yang tepat sebelum melakukan pendekatan desain

BAB III STRATEGI PERANCANGAN & KONSEP VISUAL

By: Ahmad SYAUQI Ahsan

Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016

KAJIAN TEORI dan MASALAH

IMPLEMENTASI WARNA RGB DI ADOBE PHOTOSHOP

Adobe Photoshop CS3. Bagian 2 Bekerja dalam Photoshop

IV. KONSEP PERANCANGAN

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

II. METODE PERANCANGAN. A. Orisinalitas (State of Art)

1.1 Intensitas. 1.2 Luminansi. 1.3 Lightness. 1.4 Hue. 1.5 Saturasi


Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan. membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia


BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP IKLAN. 3.1 Strategi Promosi

Apa itu warna? Colour signal. Observ er. Obje ct. Light source

Pengolahan citra. Materi 3

METODE PERANCANGAN. A. Orisinalitas

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB II PROMOSI CAT BALISTHA DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. pula jenis kemasan yang mereka buat. Bentuk dan warnanya bermacam-macam

BAB IV Desain Scrapbook

BAB II METODOLOGI. Latar Belakang. Rumusan Masalah. Tujuan Perancangan. Riset Bakso. Materi. Data Perancangan. Identifikasi dan Analisa

BAB III STRATEGI KOMUNIKASI

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL

BAB II LANDASAN TEORI. kesenjangan. Serta pengertian Digital Audio Workstation.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PERANCANGAN KARYA

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA. 1 Merencanakan Konsep Design. diwujudkan ke dalam buku yang kemudian dari situlah menjadi. 2 Membuat Sketsa Layout

BAB II LANDASAN TEORI

II METODE PERANCANGAN

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL PERANCANGAN MEDIA KAMPANYE PENYALAHGUNAAN SILIKON DAN KOLAGEN

BAB Ill STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. Konsep jenis kegiatan kampanye yang digunakan yaitu Ideologically or

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Penulis akan merancang sebuah metode multimedia interaktif untuk dijadikan

COLOR TEHORY. Ir Wahyu Catur Wibowo, M.Sc, Ph.D

Teori Warna. S1 Tekinik Informatika. Disusun Oleh Dr. Lily Wulandari

BAB III STRATEGI KOMUNIKASI DAN KONSEP VISUAL

INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. layak untuk dikonsumsi. Indonesia sebagai negara penghasil minyak kelapa sawit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. Dalam perancangan media kampanye sosial ini diperlukan adanya

ANALISIS KEMAMPUAN SAINS SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B TK PINAESAAN KECAMATAN TIBAWA KABUPATEN GORONTALO

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. dengan buku panduan ini, sebagai salah satu dari media komunikasi visual buku

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

Titik Suatu bentuk kecil yang tidak mempunyai dimensi. Raut titik yang paling umum adalah bundaran seder-hana, mampat, tak bersudut dan tanpa arah

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL. Tujuan komunikasi untuk merancang media komunikasi visual (pamflet)

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan industri desain grafis tanah air. dan sebagai bentuk

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. III.1 Target Audiens

Grafik Komputer dan Pengolahan Citra. Pengolahan Citra : Representasi Citra. Universitas Gunadarma Pengolahan Citra : Representasi Citra 1/16


BAB II. Landasan Teori. 1. Pengertian dan jenis Kampanye politik. untuk memperoleh dukungan politik dari masyarakat.

BAB III KONSEP PERANCANGAN

IMPLEMENTASI WARNA CMYK DI ADOBE PHOTOSHOP

BAB II METODE PERANCANGAN

Bekerja dengan Warna

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan kepada benak konsumen. Dalam komunikasi, kita harus mempertajam

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah memberikan perintah ke setiap kementerian/lembaga berperang


II METODE PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 Referensi karya. Penulis juga membuat studi banding dari beberapa buku Jakarta yang ada ditoko buku seperti :

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III STRATEGI & KONSEP VISUAL

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

Transkripsi:

II. METODOLOGI PERANCANGAN A. Orisinalitas (State of The Art ) Dalam merubah pola pikir masyarakat saat ini mengenai air. Mendorong penulis untuk mengembangkan kampanye sosial mengenai penyuluhan penghematan air dengan menggunakan media ambient. Penulis membuat sebuah kampanye sosial penghematan air dengan media ambient guna untuk mengingatkan kepada para remaja akan pentingnya menghemat air bagi banyak orang maupun dirinya. Kampanye sosial ini dibuat berdasarkan data yang didapat dari perusahaan air minum daerah jakarta yaitu PAM JAYA, data yang diterima berupa data tentang kondisi air saat ini serta data yang mendasari konsep pembuatan perancangan kampanye, dan beberapa data lapangan yang didapat melalui wawancara. Kampanye ini sendiri menggunakan ambient media karena ambient media merupakan media yang unik dan masih jarang kita temui sehingga memungkinkan dapat menarik perhatian khalayak. Gambar 1. Kampanye sosial Dettol tentang kebiasaan mencuci tangan Sumber: http://campaignindonesia.com/digital-campaign/sentuhan-sehat-dettol/, 2013

Di Indonesia, 2 dari 5 kematian anak di bawah 5 tahun dan 1 dari 5 kematian anak 5 14 tahun disebabkan diare dan infeksi saluran pernapasan. Dan Dettol Indonesia berpendapat bahwa risiko ini bisa dikurangi lebih dari setengahnya dengan kebiasaan cuci tangan pakai sabun. Untuk mendukung program Global Handwashing Day, Dettol Indonesia mengadakan sebuah kampanye digital dengan nama: Sentuhan Sehat Dettol. Kampanye ini merupakan inisiatif membangun fasilitas cuci tangan yang layak di tempat yang membutuhkan B. Kelompok Pengguna Produk Kampanye sosial ini diperuntukan kepada remaja dengan rata-rata umur 12-16 tahun yang biasanya dengan status pelajar namun dengan kelas sosial yang bisa mencakup semua kalangan. Target Primer : Remaja Demografis Usia Gender Pekerjaan : 12 16 tahun : Laki-laki dan perempuan : Pelajar Psikografis Gaya Hidup Kelas sosial : Modern : Semua kalangan Target Sekunder : Orang tua dan orang di sekitar

Demografis Usia Gender Pekerjaan : 12 40 tahun : Laki-laki dan perempuan : Pelajar, Pegawai Kantoran, Ibu Rumah Tangga,Guru Psikografis Gaya Hidup Kelas sosial : Modern : Semua kalangan C. Tujuan Dan Manfaat Perancangan 1. Tujuan Membuat sebuah kampanye dengan menggunakan gambar yang menarik dan lucu namun mengenai sasaran dan menimbulkan sebuah ketertarikan khalayak dan disini penulis lebih mengarahkan kampanye sosial ini kepada remaja, karena remaja merupakan merupakan usia yang masih mudah untuk menangkap hal-hal yang baru atau asing bagi mereka dan memiliki penalaran yang cukup. 2. Manfaat Banyaknya media kampanye yang beredar dijalanan seperti poster, pamflet, sticker, dll yang bertemakan penghematan air, namun penulis jarang menemui media ambient selain dari internet yang bertemakan penghematan air, sehinggu penulis memutuskan membuat sebuah kampanye sosial dengan menggunakan media ambient sebagai sarana komunikasi untuk mengajak masyarakat khususnya kepada remaja agar mereka mengetahui bagaimana cara menghemat air dan apa keuntungan hemat air serta apa dampak buruk bila boros menggunakan air. a. Bagi Penulis

Penulis dapat mendalami dan mempelajari apa itu kampanye dan ambient media, bagaimana cara agar kampanye tersebut menjadi perhatian orang banyak. b. Bagi Remaja Media ambient merupakan sebuah media yang menarik karena masih jarang kita temui dijalan-jalan, dan ini menjadi point terpenting bagi penulis untuk memperkenalkan seperti apa media ambient itu serta tak lupa agar dapat mengetahui cara berhemat air dengan benar sehingga dapat diwujudkan dalam kehidupan mereka sehari-hari. c. Bagi mahasiswa Mungkin beberapa mahasiswa belum mengetahui apa pentingnya menghemat air dan dengan dibuatnya sebuah karya campaign ini, memungkinkan mahasiswa menjadi tahu apa akan pentingnya kita untuk mengehemat air dan dampak bila kita kehabisan air. D. Relevansi dan Konsekuansi Teori Kampanye Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kampanye adalah suatu gerakan atau tindakan serentak untuk melawan, mengadakan aksi,mengubah keadaan, mengubah perilaku dan lain-lain. Sedangkan kampanye sosial adalah suatu gerakan atau tindakan yang sengaja dilakukan dengan mengangkat isu-isu sosial tertentu. Kampanye sosial sengaja dilakukan untuk mengubah perilaku yang berkenaan dengan suatu kelompok masyarakat, agar mereka bertindak sesuai dengan keinginan pelaku kampanye. Melalui kampanye sosial, perilaku tertentu masyarakat di harap dapat berubah, sehingga dapat terciptanya suatu perubahan sosial tertentu.

Agar terciptanya perubahan melalui kampanye, maka pesan-pesan di dalam kampanye harus dapat mengubah pola pikir masyarakat dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap suatu isu tertentu. Kampanye sendiri terdiri dari beberapa tahap, yaitu tahap menganalisis masalah, merencanakan program dan strategi untuk mencapai tujuan tertentu, mengimplementasi program, dan terakhir mengevaluasi program. Sebelum merencanakan pembuatan suatu program kampanye sosial, kita perlu melalukan analisis terlebih dahulu mengenai SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threat) dari kegiatan kampanye tersebut. Analisis ini berfungsi untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari program kampanye yang hendak kita lakukan, kemungkinan kampanye tersebut berhasil, serta ancaman yang mengintai pada saat pelaksanaan program kampanye sosial tersebut. Setelah mengetahui SWOT dari program itu, kita dapat membuat diferensiasi yang membuat program kampanye kita menjadi unik dan menarik perhatian masyarakat. Kita juga dapat memperkecil kelemahan dan mengantisipasi ancaman terburuk yang dapat membahayakan keberhasilan program kita. Analisis SWOT dapat dijadikan dasar dan referensi dalam merencanakan program kampanye sosial yang bermutu. Setelah mengetahui SWOT yang dimiliki, maka kita dapat membuat perencanaan program yang menarik. Langkah selanjutnya, kita dapat melaksanakan dan mengimplementasikan program tersebut. Setelah program selesai dilaksanakan, sangat penting bagi kita untuk melakukan evaluasi program tersebut, dengan tujuan mengetahui serta mengukur keberhasilan dan keefektifan program tersebut. Setelah berkembangnya teknologi informasi, kampanye sosial banyak dilakukan di berbagai media sosial. Berikut adalah 5 tipe kampanye yang dapat dilakukan di media sosial (5 Types of Social Media Campaigns):

a. Photo campaign: Kampanye yang dilakukan dengan menggunakan foto sebagai medium penyampai pesannya. b. Design campaign: Kampanye yang dilakukan dengan menggunakan design grafis, misalnya lomba membuat poster dengan tema Go Green! c. Blog entries: Kampanye ini biasa dilakukan dengan memposting pesan-pesan kampanye melalui blog yang diunggah melalui internet. d. Video Campaign: Kampanye ini dilakukan dengan menggunakan bentuk video. e. Mixed Media: Kampanye ini dilakukan dengan menggunakan kombinasi dari berbagai media yang tersedia. Untuk membuat media tertarik mempublikasikan program kampanye sosial yang kita adakan,maka kampanye sosial kita harus memenuhi standar yang dibutuhkan dan memiliki nilai berita yang kreatif. Untuk memulai suatu media campaigns, diperlukan sebuah perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik dimulai dari menganalisis apa yang hendak di capai oleh suatu grup/organisasi dalam menciptakan kampanye tersebut. Setelah menganalisis apa yang hendak di capai, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan siapa yang akan menjadi target audience dari kampanye tersebut. (Targetaudience adalah sekelompok masyarakat yang sudah terbagi-bagi menjadi kelompok kecil berdasarkan strata sosial yang telah di tentukan, seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan, agama, penghasilan, dan lain sebagainya). Sebuah media kampanye tidak akan berjalan, jika tidak terdapat maksud tujuan dan pesan yang ingin disampaikan kepada target audience. Oleh karena itu, dalam merencanakan sebuah media campaign, diperlukan pengembangan dan penyebaran pesan untuk mempengaruhi target audience dalam menciptakan perubahan sosial di masyarakat Dan tidak lupa, untuk memilih media apa yang efektif dan efsisien dalam meraih perhatian masyarakat atau target audience yang dituju.

Terdapat dua hal yang dibutuhkan untuk membuat media tertarik terhadap kampanye sosial yang diadakan, yaitu memahami apa yang di inginkan oleh media tersebut (misalnya sebuah media menginginkan adanya target audience yang besar dalam kampanye sosial tersebut, sehingga kampanye tersebut memberikan dampak yang menguntungkan bagi media tersebut), dan meyakinkan kembali bahwa informasi atau pesan yang ingin disampaikan kepada media maupun target audience yang sudah disediakan sebelumnya, dapat disampaikan secara jelas dan tertata, sehingga dapat diterima oleh baik oleh media. Sebuah kampanye sosial yang baik dimulai dengan perencanaan dan diakhiri dengan adanya evaluasi. Evaluasi sangat diperlukan setelah berlangsungnya sebuah kampanye sosial, karena dengan dilakukannya evaluasi, hal tersebut akan menjadi tolok ukur pada kampanye sosial berikutnya yang akan diadakan. Roger dan Storey (1987) mendefinisikan kampanye sebagai serangkaian tindakan komunikasi yang terancana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu. Dan agar masyarakat lebih menanggapi keberadaan suatu pesan yang disampaikan melalui kampanye, maka dalam pembuatan kampanye harus memiliki beberapa fungsi, antara lain: mengubah pola pikir masyarakat, mencapai tujuan dengan menggugah kesadaran dan pendapat masyarakat pada isu tertentu, pengembangan usaha dengan membujuk khalayak membeli produk yang dipasarkan dan membangun citra positif. Charles U. Larson (1992) sendiri membagi jenis kampanye ke dalam tiga kategori, yakni: Kampanye produk (Product oriented campaigns) merupakan kegiatan kampanye yang berorientasi komersial, seperti peluncuran produk baru. Kampanye ini biasanya sekaligus bermuatan kepentingan untuk membangun citra positif terhadap produk barang yang diperkenalkan ke publik.

Kampanye pencalonan kandidat (Candidate Oriented Campaigns) Kampanye pencalonan kandidat (Candidate Oriented Campaigns) adalah kampanye yang berorientasi politik, seperti kampanye Pemilu dan Pilkada. Kampanye ideologi atau misi sosial (Ideological or Cause Oriented Campaigns) Kampanye ideologi atau misi sosial (Ideological or Cause Oriented Campaigns) adalah kampanye yang bersifat khusus keagamaan, berdimensi sosial, atau perubahan sosial, seperti melaksanakan kampanye Anti Narkoba, Anti HIV/AIDS dan Pengentasan Kemiskinan. Jenis kampanye yang nantinya akan diangkat dalam projek Tugas Akhir ini adalah jenis kampanye yang ke-3, yaitu Social Change Campaign. Lebih tepatnya lagi mengenai perancangan suatu visual yang nantinya ditujukan untuk mengajak masyarakat untuk memerangi tindak kejahatan women-trafficking dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap korban dari masalah yang bersangkutan. Pengertian Perubahan Sosial Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat pada umumnya menyangkut hal yang kompleks. Oleh karena itu Alvin L. Bertrand menyatakan bahwa pengertian perubahan sosial pada dasarnya tidak dapat diterangkan oleh dan berpegang teguh pada faktor yang tunggal. Menurut Robin Williams, bahwa pendapat dari faham diterminisme monofaktor kini sudah ketinggalan zaman, dan ilmu sosiologi modern tidak akan menggunakai interpretasi-interpretasi sepihak yang mengatakan bahwa perubahan itu hanya disebabkap oleh satu faktor saja. Jadi jelaslah, bahwa perubahan yang terjadi pada masyarakat tersebut disebabkah oleh banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi. Karenanya perubahan yang terjadi di

dalam masyarakat itu dikatakan berkaitan dengan hal yang kompleks. Tentang bentuk perubahan sosial ini, beberapa sosiolog memberikan beberapa definisi perubahan sosial yang dapat membantu kita untuk lebih mudah memahami apa sebenarnya perubahan sosial tersebut, adalah sebagai berikut : Pengertian Perubahan Sosial Menurut Ahli William F.Ogburn mengemukakan bahwa ruang lingkup perubahan-perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun yang immaterial, yang ditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial. Menurut Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahanperubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Pendapat lain dari MacIver mengatakan perubahan-perubahan sosial merupakan sebagai perubahanperubahan dalam hubungan sosial (social relationships) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial. JL.Gillin dan JP.Gillin mengatakan perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, idiologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Samuel Koenig mengatakan bahwa perubahan sosial menunjukkan pada modifikasimodifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Definisi lain adalah dari Selo Soemardjan. Rumusannya adalah segala perubahanperubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Definisi Rogersda Storey juga umumnya dirujuk oleh berbagai ahli dari disiplin ilmu yang berbeda seperti ilmu politik dan kesehatan masyarakat. Beberapa definisi lain yang sejalan dengan batasan yang disampaikan Rogers dan Storey diantaranya sebagai berikut :

Menurut Pfau dan Parrot (1993) A campaigns is conscious, sustained and incremental process designed to be implemented over a specified period of time for the purpose of influencing a specified audience (Kampanye adalah suatu proses yang dirancang secara sadar, bertahap dan berkelanjutan yang dilaksanakan pada rentang waktu tertentu dengan tujuan mempengaruhi khalayak sasaran yang telah diterapkan). Leslie B. Snyder (Gudykunst & Mody, 2002) mengatakan A communication campaigns is an organized communication activity, directed at a particular audience, for a particular period of time, to achieve a particular goal (Kampanye komunikasi adalah tindakan komunikasi yang terorganisasi yang diarahkan pada khalayak tertentu, pada periode waktu tertentu guna mencapai tujuan tertentu). Rajasundarman (1981) A campaigns is acoordinated use of different methods of communication aimed at focusing attention on a particular problem and its solution over a period of time (Kampanye dapat diartikan sebagai pemanfaatan berbagai metode komunikasi yang berbeda secara terkoordinasi dalam periode waktu tertentu yang ditujukan untuk mengarahkan khalayak pada masalah tertentu berikut pemecahannya). Merujuk pada definisi-definisi diatas, maka kita dapat melihat bahwa dalam setiap aktivitas kampanye komunikasi setidaknya mengandung empat hal, yaitu tindakan kampanye yang ditujukan untuk menciptakan efek atau dampak tertentu, jumlah khalayak sasaran yang besar, dipusatkan dalam kurun waktu tertentu, dan melalui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisir. Selain empat pokok ciri diatas, kampanye juga memiliki cirri atau karakteristik yang lainnya, yaitu sumber yang jelas, yang menjadi penggagas, perancang, penyampai sekaligus penanggung jawab suatu produk kampanye (campaign makers), sehingga setiap individu yang menerima pesan kampanye dapat mengidentifikasi bahkan mengevaluasi kredibilitas sumber pesan tersebut setiap saat. Selain itu pesan-pesan kampanye juga terbuka untuk didiskusikan, bahkan gagasan-gagasan pokok yang melatarbelakangi diselengarakannya kampanye juga terbuka

untuk dikritisi. Keterbukaan seperti ini dimungkinkan karena gagasan dan tujuan kampanye pada dasarnya mengandung kebaikan untuk publik. Segala tindakan dalam kegiatan kampanye dilandasi oleh prinsip persuasi, yaitu mengajak dan mendorong publik untuk menerima atau melakukan sesuatu yang dianjurkan atas dasar kesukarelaan. Dengan demikian kampanye pada prinsipnya adalah contoh tindakan persuasi secara nyata. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian perubahan sosial adalah perubahan perubahan yang terjadi pada masyarakat yang mencakup perubahan dalam aspek-aspek struktur dari suatu masyarakat, ataupun karena terjadinya perubahan dari faktor lingkungan, karena berubahnya komposisi penduduk, keadaan geografis, serta berubahnya sistem hubungan sosial, maupun perubahan pada lembaga kemasyarakatannya. Tujuan dari kampanye sosial adalah menyampaikan gagasan-gagasan mengenai perbaikan bagi masyarakat, memberikan pemahaman akan pentingnya perubahan dalam masyarakat. Kampanye sosial mengharapkan adanya sebuah dampak atau efek tertentu. Tidak terhitung betapa banyak komunitas yang berperan dalam perbaikan kehidupan masyarakat. Mulai dari komunitas pecinta buku, bank sampah, peduli sejarah maupun gerakan turun tangan dalam bidang pendidikan. Teori Warna Ilmu Grafis Tutorial Desain Color Theori Atau Teori Warna ini membahas Teori Brewster yang pertama kali dikemukakan pada tahun 1831. Teori Warna Teori Waarna ini menyederhanakan warna-warna yang ada di alam menjadi 4 kelompok warna, yaitu warna primer, sekunder, tersier, dan warna netral. Kelompok warna ini sering disusun dalam lingkaran warna brewster. Lingkaran warna brewster mampu menjelaskan teori kontras warna (komplementer), split komplementer, triad, dan tetra.

Pembagian Warna Warna primer Merupakan warna dasar yang tidak merupakan campuran dari warna-warna lain. Warna yang termasuk dalam golongan warna primer adalah merah, biru, dan kuning. Warna primer menurut teori warna pigmen dari Brewster adalah warna-warna dasar. Warna-warna lain dibentuk dari kombinasi warna-warna primer. Pada awalnya, manusia mengira bahwa warna primer tersusun atas warna Merah, Kuning, dan Hijau. Namun dalam penelitian lebih lanjut, dikatakan tiga warna primer adalah: 1) Merah (seperti darah) 2) Biru (seperti langit atau laut) 3) Kuning (seperti kuning telur) Gambar 2. Roda warna Primary Sumber : http://www.ahlidesain.com/teori-warna.html, 2012 Ini kemudian dikenal sebagai warna pigmen primer yang dipakai dalam dunia seni rupa. Campuran dua warna primer menghasilkan warna sekunder. Campuran warna

sekunder dengan warna primer menghasilkan warna tertier. Akan tetapi secara teknis, merah kuning biru, sebenarnya bukan warna pigmen primer. Tiga warna pigmen primer adalah magenta, kuning dan cyan. (Oleh karena itu apabila menyebut merah, kuning, biru sebagai warna pigmen primer, maka merah adalah cara yang kurang akurat untuk menyebutkan magenta sedangkan biru adalah cara yang kurang akurat untuk menyebutkan cyan ). Biru dan hijau adalah warna sekunder dalam pigmen, tetapi merupakan warna primer dalam cahaya, bersama dengan merah. Warna primer additif Alat/media yang menggabungkan pancaran cahaya untuk menciptakan sensasi warna menggunakan sistem warna additif. Televisi adalah yang paling umum. Warna primer additif adalah merah, hijau dan biru. Campuran warna cahaya merah dan hijau, menghasilkan nuansa warna kuning atau orange. Campuran hijau dan biru menghasilkan nuansa cyan, sedangkan campuran merah dan biru menhasilkan nuansa ungu dan magenta. Campuran dengan proporsi seimbang dari warna additif primer menghasilkan nuansa warna kelabu; jika ketiga warna ini disaturasikan penuh, maka hasilnya adalah warna putih. Ruang warna/model warna yang dihasilkan disebut dengan RGB (red, green, blue). RGB didapatkan dari mengurai cahaya. Warna primer subtraktif Media yang menggunakan pantulan cahaya untuk untuk menghasilkan warna memakai metode campuran warna subtraktif. Tradisional Merah, Kuning, Biru / RYB (red, yellow, blue) merupakan rangkaian sejarah dari warna primer subtraktif. Khususnya digunakan dalam seni rupa (seni lukis). Ruang warna RYB membentuk triad warna primer dalam sebuah lingkaran warna standar; juga warna sekunder: violet, orange/jingga dan hijau. Triad warna tersusun dari 3 warna yang ekuidistan (berjarak sama) dalam sebuah lingkaran warna.

Pemakaian warna merah, biru, kuning sebagai warna primer menghasilkan gamut (rentang warna) yang relatif sempit/kecil, di mana, beberapa warna tidak bisa dicapai dengan campuran tersebut. Karena alasan itu, percetakan warna modern menggunakan campuran warna magenta, kuning, cyan. CMYK Dalam industri percetakan, untuk menghasilkan warna bervariasi, diterapkan pemakaian warna primer subtraktif: magenta, kuning dan cyan dalam ukuran yang bermacam-macam. CMYK didapatkan dari mengurai tinta. Campuran warna subtraktif Campuran kuning dan cyan menghasilkan nuansa warna hijau; campuran kuning dengan magenta menghasilkan nuansa warna merah, sedangkan campuran magenta dengan cyan menghasilkan nuansa biru. Dalam teori, campuran tiga pigmen ini dalam ukuran yang seimbang akan menghasilkan nuansa warna kelabu, dan akan menjadi hitam jika ketiganya disaturasikan secara penuh, tetapi dalam praktek hasilnya cenderung menjadi warna kotor kecoklatan. Oleh karena itu, seringkali dipakai warna keempat, yaitu hitam, sebagai tambahan dari cyan, magenta dan kuning. Ruang warna yang dihasilkan lantas disebut dengan CMYK (Cyan, Magenta, Yellow, Black). Hitam disebut dengan K (key) dari istilah key plate dalam percetakan (plat cetak yang menciptakan detail artistik pada gambar, biasanya menggunakan warna tinta hitam). Warna sekunder

Merupakan hasil pencampuran warna-warna primer dengan proporsi 1:1. Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran warna merah dengan kuning, hijau adalah campuran biru dan kuning, dan ungu adalah campuran merah dan biru. Warna tersier Gambar 3. Roda warna sekunder http://www.ahlidesain.com/teori-warna.html, 2012 Merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna sekunder. Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari pencampuran warna kuning dan jingga.

Gambar 4. Roda warna tersier Sumber: http://www.ahlidesain.com/teori-warna.html, 2012 Warna netral Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi 1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warna-warna kontras di alam. Biasanya hasil campuran yang tepat akan menuju hitam Warna panas dan dingin Lingkaran warna primer hingga tersier bisa dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok warna panas dan warna dingin. Warna panas dimulai dari kuning kehijauan hingga merah. Sementara warna dingin dimulai dari ungu kemerahan hingga hijau. Warna panas akan menghasilkan sensasi panas dan dekat. Sementara warna dingin sebaliknya. Suatu karya seni disebut memiliki komposisi warna harmonis jika warnawarna yang terdapat di dalamnya menghasilkan efek hangat-sedang. 1. Logika Dasar Perancangan

Membuat sebuah kampanye sosial dengan cara kerja terjun kemasyarakat dan mengunakan media baru yaitu Ambient media dengan beberapa pendukung media yang sudah sering dijumpai stiker, oleh karena itu dibutuhkan banyak data dan riset untuk mengetahui bentuk dan desain yang cocok untuk kampanye penghematan air ini dan juga sebagai pertimbangan apakah media baru seperti Ambient media cocok didalam masyarakat khususnya anak-anak dan remaja. 2. Teknologi Yang Dibutuhkan Pada konsep hingga perancangan yang digunakan pada kampanye sosial ini, penulis menggunakan beberapa material mentah yang nantinya akan diolah seperti resin dan juga menggunakan software desain seperi Adobe Photoshop, Adobe Ilustrator dan beberapa Software desain yang mendukung untuk membuat stiker kampanye sosial ini. 3. Material yang dipergunakan Material yang digunakan untuk kampanye sosial ini adalah beberapa bahan mentah seperti resin dan katalis dengan beberapa cat untuk mewarnai Ambient yang akan dibuat nantinya. stiker menggunakan kertas stiker glossy.

4. Biaya Perancangan Dan Produksi Anggaran Biaya 1. Pembelian Material Rp. 425.000,00 2. Jasa Pembuatan miniatur @Rp 500.000,00 X 3pcs Rp.1.500.000,00 3. Stiker 120 pcs Rp. 37.000,00 4. Cetak Panel 12 pcs @Rp. 8000,00 Rp. 96.000,00 5. Biaya Transport Rp. 120.000,00 6. Mika Plastik (saat pameran) Rp. 75.000,00 7. Label kuning Rp. 9.000,00 Total Rp.2.166.000,00

Jadwal Kegiatan No. Kegiatan Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Penentuan judul 2. Pengumpulan data dan analisa 3. Penetapan konsep 4. Sketsa karya 5. Digitaling T abel 1. Jadwal Kegiatan R ekaan: Fahmy ardiansya h, 2015 6. Pembuatan semua media 7. Mencari link produksi 8. Cetak media promosi 9. Persiapan pameran karya 10. Pameran karya E. SKEMA PROSES KERJA

Data Dari pam JAYA Observasi lapangan Konsep desain Data di lapangan revisi PAM JAYA Revisi pembimbing Desain Desain akhir Desain akhir Pencarian media kampanye Sosialisasi Pameran penerapan media Skema 1. Proses Keja Rekaan: Fahmy Ardiansyah, 2015