Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

III. METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

x100% LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006)

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

Lampiran 1. Prosedur Analisa Sampel

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

METODOLOGI PENELITIAN

Bahan ditimbang 0,1 g Dimasukkan dalam Labu Kjeldahl. Ditambahkan 5 ml HNO 3. Ditambahkan 3 ml HClO 4

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan perlakuan (udang rebon) Tabel 3. Analisis proksimat pelet udang rebon

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Lampiran 1 Prosedur analisis fisik

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan

Lampiran 1. Alat-alat untuk karakteristik plastik komposit yang digunakan 1.1. Rheocord Mixer (Rheomix) 3000 HAAKE

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

Lampiran 1 Formulir organoleptik

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Lampiran 2. Metode Analisa Kimiawi. 2.1 Uji Kadar Air 35

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

Lampiran 2. Skema tata letak akuarium perlakuan T

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (AOAC, 1995)

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

Lampiran 1. Prosedur analisis

c. Kadar Lemak (AOAC, 1995) Labu lemak yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi Soxhlet

BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

LAMPIRAN. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji, dkk., 2007)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

Lampiran 1. Prosedur Analisis

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

A B. 2. Penetapan kadar protein dengan metode Semi Mikro Kjeldahl (SNI ) Lampiran 1 Prosedur analisis kimia

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu

4. Total Soluble Carbohydrate (Metode Phenol-AsamSulfat)

IV. METODOLOGI KEGIATAN MAGANG

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cheddar digunakan peralatan

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

Lampiran 1 Analisis Sifat Fisik Keju Putih Rendah Lemak

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Bab III Bahan dan Metode

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan komersil (% bobot kering) Lampiran 2. Hasil analisis kualitas air hari pertama

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1 Penentuan Kadar Air (Apriyantono et al. 1989)

Lampiran 1. Format uji organoleptik UJI ORGANOLEPTIK KARAKTERISTIK FLAT WAFER DARI TEPUNG KOMPOSIT KASAVA TERMODIFIKASI DENGAN BERBAGAI JENIS MOCAF

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 7 Persentase bumbu berdasarkan berat daging (Resep Standar) Lampiran 8 Rekap Data Uji Beda Sie Reuboh pada Penelitian Pendahuluan

METODE. Materi. Rancangan

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

Kadar air (basis kering) = b (c-a) x 100 % c-a

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Industri Rumah Tangga Produksi Kelanting MT,

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

Desikator Neraca analitik 4 desimal

III. METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. A. Alat dan Bahan. B. Metode Penelitian. 1. Persiapan Sampel

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

Lampiran 1. Prosedur uji zona hidrolisis kasein

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

Lampiran1. Prosedur analisis proksimat 1. Prosedur analisis kadar air. 2. Prosedur analisis kadar serat kasar

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Kadar Air dengan Metode Gravimetri

BAHAN DAN METODE. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. mengsel,larutan NaOH teknis 40%, larutan Na 2 SO 4 5%, petroleum benzen,

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah

PENGARUH CARA PENGERINGAN DAN PENAMBAHAN KACANG HIJAU TERHADAP SIFAT WARNA DAN TINGKAT KESUKAAN BERAS ANALOG OYEK

Lampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji et al ., 2007)

Lampiran 1 Proses Pembuatan Tepung Bekatul Konvensional dan Fungsinal Proses Pembuatan Tepung Bekatul Konvensional. Bekatul segar. Pengayakan 60 mesh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Kimia

Transkripsi:

LAMPIRAN 37

Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Cawan aluminium kosong dioven selama 15 menit kemudian didinginkan dalam desikator dan sebanyak 5 g sampel dimasukkan ke dalam cawan. Sampel dalam cawan dioven selama 2 jam pada suhu 105 o C. Setelah itu cawan dimasukkan ke desikator dan ditimbang. Pengovenan dilakukan berulang-ulang untuk mendapatkan berat konstan. Ka = W 1 W 2 x 100% W 1 Keterangan : Ka = Kadar air (berat basah) W 1 = berat sampel sebelum dikeringkan (g) W 2 = berat sampel setelah dikeringkan (g) 2. Kadar Abu (AOAC, 1984) Contoh sebanyak 3 5 g dimasukkan ke dalam cawan porselin yang telah diketahui bobotnya, kemudian diabukan dalam furnace pada suhu 600 o C selama kurang lebih 4 jam atau sampai diperoleh abu berwarna putih. Setelah itu cawan didinginkan dalam desikator sampai suhu ruang dan ditimbang. Kadar abu = bobot abu x 100% bobot contoh 3. Kadar serat kasar (AOAC, 1984) Contoh sebanyak 1 g dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 500 ml kemudian ditambahkan 50 ml H 2 SO 4 0,325N dan dididihkan selama kurang lebih 30 menit. Ditambahkan lagi 25 ml NaOH 1,25 N dan dididihkan selama 30 menit. Dalam keadaan panas disaring dengan kertas Whatman No. 40 setelah diketahui bobot keringnya. Kertas saring yang digunakan dicuci berturut-turut dengan air panas, 25 ml H 2 SO 4 dan etanol 95%. Kemudian dikeringkan di dalam oven bersuhu 100 110 o C sampai bobotnya konstan. Kertas saring dikeringkan dalam desikator dan ditimbang. Kadar serat kasar (%) = bobot endapan kering (g) x 100% bobot contoh (g) 38

4. Kadar Lemak (AOAC, 1995) Kertas saring dibentuk seperti tabung dan dikeringkan pada suhu 105 o C selama 1 jam. Sampel yang telah kering di dalam kertas saring, ditutup, dan dikeringkan kembali di dalam oven, kemudian didinginkan pada desikator dan ditimbang. Sampel yang telah diketahui bobot tetapnya dimasukkan ke dalam soxhlet, ekstraksi menggunakan heksan atau petroleum eter secukupnya. Proses dilakukan dengan refluks selama ± 6 jam sampai pelarut turun kembali ke labu lemak menjadi bening. Selesai ekstraksi sampel dikeluarkan dari soxhlet dan dikeringanginkan. Setelah tidak ada pelarutnya, sampel dikeringkan di dalam oven pada suhu 105 o C sampai bobotnya tetap. Kemudian sampel dikeringkan dalam desikator. Kadar lemak = bobot awal sampel (g) bobot akhir sampel (g) x 100% bobot akhir sampel (g) 5. Kadar Protein (AOAC, 1999) Sampel sebanyak 0,1 g dicampur dengan 1 g katalis (dibuat dengan mencampurkan 1g CuSO 4 dan 1,2 g NaSO 4 ) dan 2,5 ml H 2 SO 4 pekat, didihkan dalam labu Kjeldahl sampai jernih, kemudian dinginkan. Setelah itu diencerkan sampai 100 ml. Sebanyak 5 ml sampel dimasukkan ke dalam alat destilasi dan proses dihentikan bila volume destilat mencapai dua kali volume sebelum destilasi. Destilat kemudian dititrasi dengan NOH 0,02 N dan ditambah 2 tetes indikator Mengsel. Perlakuan yang sama juga dilakukan terhadap blanko. Kadar protein (%) = ml titrasi (blanko-sampel) x N x 14,007 x 6,25 x 100% bobot sampel (g) x 1000 6. Kadar Pati (AOAC, 1984) Pengukuran kadar pati dilakukan dengan menimbang sampel sebanyak 1 g dan dimasukkan dalam erlenmeyer 500 ml. Kemudian dihidrolisis selama 1 jam pada autoclave 115 o C. Setelah dingin dinetralkan dengan NaOH 40% dan dimasukkan dalam labu ukur 250 ml. Selanjutnya sebanyak 10 ml dipipet dan dimasukkan dalam erlenmeyer 250 ml, kemudian ditambahkan larutan Luff Schroll 25 ml. Larutan dididihkan di bawah pendingin tegak tepat selama 10 menit lalu sampel secara perlahan dititrasi dengan larutan sodium tiosulfat 0,1 N dengan menggunakan indikator kanji. Blanko dibuat dengan menggunakan akuades sebagai pengganti sampel. Kadar Pati (%) = 0,9 x pengenceran x mg monosakarida x 100% bobot awal sampel (mg) 39

Lampiran 2. Prosedur analisis tekstur Kerenyahan dan kekerasan diukur dengan menggunakan texture analyxer TA XT2 yang dinyatakan dalam satuan gf (gram force). Alat texture analyxer TA XT2 terhubung dengan sistem komputerisasi sehingga dapat disesuaikan kebutuhan alat dengan jenis produk yang diuji. Probe yang digunakan adalah probe bola (spherical). Jarak probe dapat dikalibrasi sedemikian sesuai dengan tinggi sampel. Sampel yang akan diukur kerenyahan dan kekerasannya diletakkan di bawah probe, lalu tekan Quick Run Test. Setelah pengukuran selesai, nilai kerenyahan dan kekerasan sampel dapat dilihat pada layar komputer. Nilai kekerasan ditentukan dari gaya maksimum (maximum force) pada tekanan probe dan dinyatakan dalam gramforce (gf). Nilai kerenyahan ditampilkan oleh data mean peak force (gf). Spesifikasi probe dan setting tersaji pada tabel berikut. Pengaturan texture analyzer pada pengukuran wafer ampok jagung. PRODUCT WAFER TA XT2 Mode Measure Force in Compression Pre-test Speed 2.0 mm/s Test Speed 1.0 mm/s Post-test Speed 10.0 mm/s Distance 3 mm Force 100 g Trigger Auto, 5 g Distance (unit) Millimeters 40

Lampiran 3. Hasil analisis statistik terhadap kandungan proksimat ampok termodifikasi Daftar analisis sidik ragam kadar air ampok termodifikasi Sumber keragaman db F-hitung Sig. Rata-rata 1173,579 1 1173,579 86292,607,000 jenis_ampok 17,156 6 2,859 210,242,000* Galat,095 7,014 Total 1190,830 14 Keterangan : nilai signifikansi nilai α (0,05) menyatakan adanya pengaruh nyata jenis ampok terhadap kadar air Uji homogenitas kadar air jenis_ampok Subset α = 0,05 Homogenitas 2 3 4 5 6 1 A5 7,6900 A A6 8,4500 B A1 8,4700 B A3 8,8850 C A2 9,3750 D A0 9,8650 E A4 11,3550 F Keterangan : kode yang sama menunjukkan nilai homogenitas sampel Daftar analisis sidik ragam kadar abu ampok termodifikasi db F-hitung Sig. Rata-rata 141,319 1 141,319 45170,557,000 jenis_ampok,189 6,032 10,078,004 Galat,022 7,003 Total 141,530 14 Keterangan : nilai signifikansi nilai α (0,05) menyatakan adanya pengaruh nyata jenis ampok terhadap kadar abu 41

Uji homogenitas kadar abu jenis_ampok Subset α = 0,05 Homogenitas 2 3 1 A4 2,9950 A A2 3,0350 A A6 3,1700 B A1 3,1850 B A3 3,2350 3,2350 BC A0 3,2750 3,2750 BC A5 3,3450 C Keterangan : kode yang sama menunjukkan nilai homogenitas sampel Daftar analisis sidik ragam kadar lemak ampok termodifikasi Sumber keragaman db F-hitung Sig. Rata-rata 1002,679 1 1002,679 11764,591,000 jenis_ampok 1,750 6,292 3,422,066 Galat,597 7,085 Total 1005,026 14 Keterangan : nilai signifikansi nilai α (0,05) menyatakan adanya pengaruh nyata jenis ampok terhadap kadar lemak Uji homogenitas kadar lemak jenis_ampok Subset α = 0,05 Homogenitas 2 1 A2 8,0800 A A6 8,1550 A A5 8,1800 A A4 8,4800 8,4800 AB A1 8,4950 8,4950 AB A3 8,6750 8,6750 AB A0 9,1750 B Keterangan : kode yang sama menunjukkan nilai homogenitas sampel Daftar analisis sidik ragam kadar protein ampok termodifikasi Jumlah kuadrat db F-hitung Sig. Rata-rata 1376,103 1 1376,103 24623,517,000 jenis_ampok 1,006 6,168 2,999,088 Galat,391 7,056 Total 1377,500 14 Keterangan : nilai signifikansi nilai α (0,05) menyatakan adanya pengaruh nyata jenis ampok terhadap kadar protein 42

Uji homogenitas kadar protein jenis_ampok Subset α = 0,05 Homogenitas 2 1 A0 9,3000 A A2 9,8150 9,8150 AB A1 9,9900 B A3 10,0000 B A4 10,0750 B A6 10,1050 B A5 10,1150 B Keterangan : kode yang sama menunjukkan nilai homogenitas sampel Daftar analisis sidik ragam kadar serat ampok termodifikasi db F-hitung Sig. Intercept 226,567 1 226,567 1461,725,000 jenis_ampok 6,105 6 1,018 6,565,013 Galat 1,085 7,155 Total 233,758 14 Keterangan : nilai signifikansi nilai α (0,05) menyatakan adanya pengaruh nyata jenis ampok terhadap kadar serat Uji homogenitas kadar serat jenis_ampok Subset α = 0,05 Homogenitas 2 1 A5 3,2550 A A1 3,7000 A A2 3,7550 A A6 3,8050 A A3 3,9100 A A4 4,2350 A A0 5,5000 B Keterangan : kode yang sama menunjukkan nilai homogenitas sampel Daftar analisis sidik ragam kadar karbohidrat (by difference) ampok termodifikasi Sumber keragaman db F-hitung Sig. Rata-rata 59637,199 1 59637,199 220109,878,000 jenis_ampok 38,020 6 6,337 23,388,000 Galat 1,897 7,271 Total 59677,116 14 Keterangan : nilai signifikansi nilai α (0,05) menyatakan adanya pengaruh nyata jenis ampok terhadap kadar karbohidrat (by difference) 43

Uji homogenitas karbohidrat (by difference) jenis_ampok Subset α = 0,05 Homogenitas 2 3 1 A4 62,8550 A A0 62,8850 A A3 65,3000 B A2 65,3700 B A6 66,5050 66,5050 BC A1 66,7300 B A5 67,2250 B Keterangan : kode yang sama menunjukkan nilai homogenitas sampel Daftar analisis sidik ragam kadar pati ampok termodifikasi Sumber keragaman db F-hitung Sig. Rata-rata 59077,222 1 59077,222 24608,625,000 jenis_ampok 126,756 6 21,126 8,800,006 Galat 16,805 7 2,401 Total 59220,783 14 Keterangan : nilai signifikansi nilai α (0,05) menyatakan adanya pengaruh nyata jenis ampok terhadap kadar karbohidrat pati Uji homogenitas kadar pati jenis_ampok Subset α = 0,05 Homogenitas 2 1 A0 58,2300 A A1 64,3400 B A2 64,6550 B A3 65,8550 B A4 66,2000 B A5 67,5900 B A6 67,8500 B Keterangan : kode yang sama menunjukkan nilai homogenitas sampel 44

Lampiran 4. Analisis statistik terhadap kerenyahan (crispyness) wafer ampok Variabel bebas : kerenyahan (crispyness) Derajat bebas (df) F- hitung Sig. Formula 223594,352 1 223594,352 13,963,003* jenis_ampok 210761,946 5 42152,389 2,632,079 formula * jenis_ampok 321137,043 5 64227,409 4,011,023* Galat 192161,679 12 16013,473 Total 7226372,258 24 Keterangan : nilai signifikansi nilai α (0,05) menyatakan adanya pengaruh nyata terhadap nilai kerenyahan (crispyness) wafer ampok. Uji Lanjut (α = 0,05) 1 2 3 4 5 1 A5C1 2 220,7250 A A6C1 2 347,6834 347,6834 AB A1C2 2 384,6667 384,6667 384,6667 ABC A4C2 2 409,0250 409,0250 409,0250 ABC A3C1 2 432,9750 432,9750 432,9750 ABC A1C1 2 451,6584 451,6584 451,6584 ABC A2C1 2 472,8584 472,8584 472,8584 ABC A5C2 2 519,7083 519,7083 519,7083 519,7083 ABCD A4C1 2 563,8584 563,8584 563,8584 563,8584 BCDE A2C2 2 688,5500 688,5500 688,5500 CDE A3C2 2 811,4167 811,4167 DE A6C2 2 834,6517 E Sig.,057,151,054,053,070 Keterangan : huruf pengelompokan yang sama menunjukkan faktor yang tidak berbeda nyata huruf pengelompokan yang tidak sama menunjukkan faktor yang berbeda nyata 45

Lampiran 5. Analisis statistik terhadap kekerasan (hardness) wafer ampok Variabel bebas : kekerasan (hardness) Derajat bebas (df) F- hitung Sig. Formula 306,370 1 306,370,017,899 jenis_ampok 397198,819 5 79439,764 4,368,017* formula * jenis_ampok 1108837,582 5 221767,516 12,193,000* Galat 218254,185 12 18187,849 Total 44027729,299 24 Keterangan : nilai signifikansi nilai α (0,05) menyatakan adanya pengaruh nyata terhadap nilai kekerasan (hardness) wafer ampok. Uji Lanjut (α = 0,05) 1 2 3 4 1 A1C2 2 980,7085 A A6C1 2 1004,2250 1004,2250 AB A3C2 2 1040,8915 1040,8915 AB A5C2 2 1216,0085 1216,0085 1216,0085 ABC A1C1 2 1267,1585 1267,1585 1267,1585 ABC A4C2 2 1306,4165 1306,4165 BC A3C1 2 1373,4415 C A5C1 2 1384,1670 C A2C1 2 1390,4415 C A4C1 2 1524,9750 C A2C2 2 1533,5000 C A6C2 2 1909,7580 D Sig.,076,063,058 1,000 Keterangan : huruf pengelompokan yang sama menunjukkan faktor yang tidak berbeda nyata huruf pengelompokan yang tidak sama menunjukkan faktor yang berbeda nyata 46

Lampiran 6. Analisis statistik terhadap kadar air wafer ampok Variabel bebas : kadar air wafer ampok Derajat bebas (df) F- hitung Sig. Formula,199 1,199,312,587 jenis_ampok 12,155 5 2,431 3,812,027* formula * jenis_ampok 9,355 5 1,871 2,934,059 Galat 7,653 12,638 Total 580,949 24 Keterangan : nilai signifikansi nilai α (0,05) menyatakan adanya pengaruh nyata terhadap nilai kadar air wafer ampok. Uji Lanjut (α = 0,05) 1 2 3 1 A3C1 2 3,5521 A A4C1 2 3,9001 A A2C2 2 4,0712 A A2C1 2 4,0833 A A5C2 2 4,2942 A A4C2 2 4,3064 A A1C1 2 4,6532 4,6532 AB A3C2 2 4,9251 4,9251 AB A1C2 2 5,1940 5,1940 5,1940 ABC A6C2 2 5,4270 5,4270 5,4270 ABC A6C1 2 6,2825 6,2825 BC A5C1 2 6,8397 C Sig.,060,087,080 Keterangan : huruf pengelompokan yang sama menunjukkan faktor yang tidak berbeda nyata huruf pengelompokan yang tidak sama menunjukkan faktor yang berbeda nyata 47

Lampiran 7. Analisis statistik terhadap kadar abu wafer ampok Variabel bebas : kadar abu wafer ampok Derajat bebas (df) F- hitung Sig. Formula,192 1,192 21,215,001* jenis_ampok,778 5,156 17,167,000* formula * jenis_ampok,241 5,048 5,330,008* Galat,109 12,009 Total 198,741 24 Keterangan : nilai signifikansi nilai α (0,05) menyatakan adanya pengaruh nyata terhadap nilai kadar abu wafer ampok. Uji Lanjut (α = 0,05) 1 2 3 4 5 6 1 A3C1 2 2,4668 A A2C1 2 2,5451 2,5451 AB A2C2 2 2,6032 2,6032 AB A1C1 2 2,7169 2,7169 BC A1C2 2 2,8310 2,8310 CD A5C1 2 2,8738 2,8738 2,8738 CDE A5C2 2 2,9830 2,9830 2,9830 DEF A4C1 2 3,0293 3,0293 3,0293 DEF A6C1 2 3,0396 3,0396 3,0396 DEF A6C2 2 3,0883 3,0883 EF A3C2 2 3,0900 3,0900 EF A4C2 2 3,1500 F Sig.,197,111,142,068,063,138 Keterangan : huruf pengelompokan yang sama menunjukkan faktor yang tidak berbeda nyata huruf pengelompokan yang tidak sama menunjukkan faktor yang berbeda nyata 48

Lampiran 8. Analisis statistik terhadap kadar lemak wafer ampok Variabel bebas : kadar lemak wafer ampok Derajat bebas (df) F- hitung Sig. Formula,059 1,059,499,493 jenis_ampok 6,224 5 1,245 10,584,000* formula * jenis_ampok 5,067 5 1,013 8,617,001* Galat 1,411 12,118 Total 9391,250 24 Keterangan : nilai signifikansi nilai α (0,05) menyatakan adanya pengaruh nyata terhadap nilai kadar lemak wafer ampok. Uji Lanjut (α = 0,05) 1 2 3 4 5 6 7 1 A5C1 2 18,5297 A A2C1 2 18,8331 18,8331 AB A5C2 2 19,2132 19,2132 19,2132 ABC A1C2 2 19,2816 19,2816 19,2816 19,2816 ABCD A6C2 2 19,6070 19,6070 19,6070 19,6070 BCDE A4C1 2 19,7980 19,7980 19,7980 19,7980 CDEF A4C2 2 19,9755 19,9755 19,9755 19,9755 CDEF A3C2 2 20,0558 20,0558 20,0558 DEF A2C2 2 20,1778 20,1778 EF A6C1 2 20,1817 20,1817 EF A1C1 2 20,4811 20,4811 FG A3C1 2 21,0806 G Sig.,064,058,065,061,155,097,106 Keterangan : huruf pengelompokan yang sama menunjukkan faktor yang tidak berbeda nyata huruf pengelompokan yang tidak sama menunjukkan faktor yang berbeda nyata 49

Lampiran 9. Analisis statistik terhadap kadar protein wafer ampok Variabel bebas : kadar protein wafer ampok Derajat bebas (df) F- hitung Sig. Formula,468 1,468 7,862,016* jenis_ampok,193 5,039,648,669 formula * jenis_ampok 2,255 5,451 7,570,002* Galat,715 12,060 Total 2404,977 24 Ketetangan : nilai signifikansi nilai α (0,05) menyatakan adanya pengaruh nyata terhadap nilai kadar protein wafer ampok. Uji Lanjut 1 2 3 4 1 A5C2 2 9,4859 A A6C1 2 9,5653 9,5653 AB A1C2 2 9,5711 9,5711 AB A3C2 2 9,5927 9,5927 9,5927 ABC A4C1 2 9,9687 9,9687 9,9687 9,9687 ABCD A4C2 2 10,0917 10,0917 10,0917 BCD A2C1 2 10,1496 10,1496 10,1496 BCD A2C2 2 10,1736 10,1736 CD A1C1 2 10,1968 D A6C2 2 10,2638 D A3C1 2 10,4176 D A5C1 2 10,5571 D Sig.,096,051,050,053 Keterangan : huruf pengelompokan yang sama menunjukkan faktor yang tidak berbeda nyata huruf pengelompokan yang tidak sama menunjukkan faktor yang berbeda nyata 50

Lampiran 10. Analisis statistik terhadap kadar serat wafer ampok Variabel bebas : kadar serat wafer ampok Derajat bebas (df) F- hitung Sig. Formula 2,089 1 2,089 2,680,128 jenis_ampok 87,628 5 17,526 22,483,000* formula * jenis_ampok 6,916 5 1,383 1,774,193 Galat 9,354 12,779 Total 5288,984 24 Keterangan : nilai signifikansi nilai α (0,05) menyatakan adanya pengaruh nyata terhadap nilai kadar serat wafer ampok. Uji Lanjut (α = 0,05) 1 2 3 4 5 1 A3C1 2 11,5986 A A1C1 2 12,1967 12,1967 AB A2C1 2 13,0173 13,0173 13,0173 ABC A3C2 2 13,1844 13,1844 13,1844 ABC A1C2 2 13,5636 13,5636 13,5636 BC A2C2 2 13,7514 13,7514 CD A6C1 2 14,9424 14,9424 DE A6C2 2 15,9132 15,9132 EF A4C2 2 16,2760 16,2760 EF A5C1 2 16,6916 16,6916 EF A5C2 2 17,2548 F A4C1 2 17,9563 F Sig.,065,134,070,091,056 Keterangan : huruf pengelompokan yang sama menunjukkan faktor yang tidak berbeda nyata huruf pengelompokan yang tidak sama menunjukkan faktor yang berbeda nyata 51

Lampiran 11. Analisis statistik terhadap kadar karbohidrat (by difference) wafer ampok Variabel bebas : kadar karbohidrat (by difference) wafer ampok Derajat bebas (df) F- hitung Sig. Formula,261 1,261,322,581 jenis_ampok 108,695 5 21,739 26,815,000* formula * jenis_ampok 13,318 5 2,664 3,285,042* Galat 9,728 12,811 Total 55132,699 24 Keterangan : nilai signifikansi nilai α (0,05) menyatakan adanya pengaruh nyata terhadap nilai kadar karbohidrat (by difference) wafer ampok. Uji Lanjut (α = 0,05) 1 2 3 4 1 A5C1 2 44,5082 A A4C1 2 45,3477 45,3477 AB A6C2 2 45,7008 45,7008 AB A6C1 2 45,9886 45,9886 AB A4C2 2 46,2005 46,2005 AB A5C2 2 46,7691 B A3C2 2 49,1521 C A2C2 2 49,2229 C A1C2 2 49,5588 49,5588 CD A1C1 2 49,7554 49,7554 CD A3C1 2 50,8844 50,8844 CD A2C1 2 51,3717 D Sig.,112,175,104,086 Keterangan : huruf pengelompokan yang sama menunjukkan faktor yang tidak berbeda nyata huruf pengelompokan yang tidak sama menunjukkan faktor yang berbeda nyata 52

Lampiran 12. Analisis statistik uji organoleptik Uji analisis sidik ragam atribut tekstur (kerenyahan) wafer ampok Jumlah kuadrat Derajat bebas (df) F-hitung Sig. Formula 1,185 1 1,185 53,112,000* jenis_ampok,604 5,121 5,417,008* formula * jenis_ampok,527 5,105 4,724,013* Galat,268 12,022 Total 253,491 24 Keterangan : nilai signifikansi nilai α (0,05) menyatakan adanya pengaruh nyata terhadap skor tekstur (kerenyahan) wafer ampok. Uji Lanjut (α = 0,05) 1 2 3 4 5 1 A6C2 2 2,7667 A A5C2 2 2,9333 2,9333 AB A3C2 2 2,9833 2,9833 AB A2C2 2 3,0000 3,0000 AB A4C2 2 3,0000 3,0000 AB A3C1 2 3,0333 3,0333 AB A2C1 2 3,2333 3,2333 BC A1C2 2 3,3833 3,3833 CD A4C1 2 3,5167 3,5167 3,5167 CDE A6C1 2 3,5833 3,5833 DE A1C1 2 3,6167 3,6167 DE A5C1 2 3,7500 F Sig.,132,095,096,173,173 Keterangan : huruf pengelompokan yang sama menunjukkan faktor yang tidak berbeda nyata huruf pengelompokan yang tidak sama menunjukkan faktor yang berbeda nyata 53

Uji analisis sidik ragam atribut warna wafer ampok Jumlah kuadrat Derajat bebas (df) F-hitung Sig. Formula,723 1,723 24,002,000* jenis_ampok,867 5,173 5,756,006* formula * jenis_ampok,412 5,082 2,733,071 Galat,362 12,030 Total 220,972 24 Keterangan : nilai signifikansi nilai α (0,05) menyatakan adanya pengaruh nyata terhadap skor warna wafer ampok. Uji Lanjut (α = 0,05) 1 2 3 1 A5C2 2 2,5333 A A3C2 2 2,5500 A A6C2 2 2,6000 A A6C1 2 2,9833 B A4C2 2 3,0333 3,0333 BC A5C1 2 3,0667 3,0667 BC A4C1 2 3,1333 3,1333 BC A2C2 2 3,1500 3,1500 BC A1C1 2 3,2000 3,2000 BC A1C2 2 3,2000 3,2000 BC A3C1 2 3,3333 3,3333 BC A2C1 2 3,4333 C Sig.,722,097,062 Keterangan : huruf pengelompokan yang sama menunjukkan faktor yang tidak berbeda nyata huruf pengelompokan yang tidak sama menunjukkan faktor yang berbeda nyata 54

Uji analisis sidik ragam atribut aroma wafer ampok Jumlah kuadrat Derajat bebas (df) F-hitung Sig. Formula,436 1,436 41,087,000* jenis_ampok,083 5,017 1,566,243 formula * jenis_ampok,357 5,071 6,743,003* Galat,127 12,011 Total 250,403 24 Keterangan : nilai signifikansi nilai α (0,05) menyatakan adanya pengaruh nyata terhadap skor aroma wafer ampok. Uji lanjut (α = 0,05) 1 2 3 1 A6C2 2 2,8500 A A5C2 2 2,8833 A A1C2 2 3,1500 B A4C2 2 3,1500 B A3C1 2 3,2000 B A2C2 2 3,2500 3,2500 BC A3C2 2 3,2500 3,2500 BC A1C1 2 3,2833 3,2833 BC A2C1 2 3,3167 3,3167 BC A5C1 2 3,4000 3,4000 BC A4C1 2 3,4667 C A6C1 2 3,4833 C Sig.,752,051,065 Keterangan : huruf pengelompokan yang sama menunjukkan faktor yang tidak berbeda nyata huruf pengelompokan yang tidak sama menunjukkan faktor yang berbeda nyata 55

Uji analisis sidik ragam atribut rasa wafer ampok Jumlah kuadrat Derajat bebas (df) F-hitung Sig. Formula 1,671 1 1,671 392,391,000* jenis_ampok,043 5,009 2,035,145 formula * jenis_ampok,221 5,044 10,400,000* Galat,051 12,004 Total 224,029 24 Keterangan : nilai signifikansi nilai α (0,05) menyatakan adanya pengaruh nyata terhadap skor rasa wafer ampok. Uji Lanjut (α = 0,05) 1 2 3 4 1 A3C2 2 2,6000 A A5C2 2 2,7000 2,7000 AB A6C2 2 2,7667 B A4C2 2 2,7833 B A2C2 2 2,8167 B A1C2 2 3,0000 C A1C1 2 3,1333 C A5C1 2 3,2833 D A6C1 2 3,3000 D A2C1 2 3,3667 D A3C1 2 3,3667 D A4C1 2 3,3833 D Sig.,151,123,064,187 Keterangan : huruf pengelompokan yang sama menunjukkan faktor yang tidak berbeda nyata huruf pengelompokan yang tidak sama menunjukkan faktor yang berbeda nyata 56

Uji analisis sidik ragam atribut overall wafer ampok Jumlah kuadrat Derajat bebas (df) F-hitung Sig. Formula 1,418 1 1,418 118,243,000* jenis_ampok,054 5,011,897,514 formula * jenis_ampok,161 5,032 2,682,075 Galat,144 12,012 Total 228,097 24 Keterangan : nilai signifikansi nilai α (0,05) menyatakan adanya pengaruh nyata terhadap skor Uji Lanjut (α = 0,05) 1 2 3 4 1 A4C2 2 2,6833 A A5C2 2 2,7167 A A3C2 2 2,8167 2,8167 AB A2C2 2 2,8333 2,8333 AB A6C2 2 2,8500 2,8500 AB A1C2 2 3,0667 3,0667 BC A1C1 2 3,2500 3,2500 CD A5C1 2 3,2833 3,2833 CD A3C1 2 3,3000 3,3000 CD A6C1 2 3,3000 3,3000 CD A2C1 2 3,3333 D A4C1 2 3,4167 D Sig.,190,055,075,193 Keterangan : huruf pengelompokan yang sama menunjukkan faktor yang tidak berbeda nyata huruf pengelompokan yang tidak sama menunjukkan faktor yang berbeda nyata 57

Lampiran 13. Gambar wafer ampok termodifikasi A1C1 A2C1 A3C1 A4C1 A5C1 A6C1 A1C2 A2C2 A3C2 A4C2 A5C2 A6C2 58