Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei Sampel Salvinia

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB III METODE PENELITIAN

METODE ANALISIS. ph H 2 O (1:5) Kemampuan Memegang Air (Water Holding Capacity)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml selanjutnya diamkan selama 30 menit

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

Ektrak KCl 1 N : Sebanyak 74,55 g kristal KCl dilarutkan ke dalam labu takar 1000 ml dengan akuades.

Lampiran 1. Perhitungan Nisbah C/N dan Kadar Air

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta serta. B.

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

LAMPIRAN. Lampiran 1 Kandungan dan Dosis Pupuk

III. BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

Bahan kimia : * Asam sulfat pekat 98%, Asam borat 2 % Natrium salisilat, Natrium nitroprusida, Natrium hypokhlorida, Natrium hidroksida, Kalium hidrog

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Curah Hujan (mm) Intensitas Penyinaran (cal/cm 2 )

Lampiran 1 Lay out penelitian I

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pupuk super fosfat tunggal

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Pacet-

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

c. Kadar Lemak (AOAC, 1995) Labu lemak yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi Soxhlet

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

Tabel Lampiran 1. Komposisi Kimia Blast Furnace Slag dan Electric Furnace Slag

Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

x100% LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

III. BAHAN DAN METODE. Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada bulan Maret hingga Juli

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Pupuk kalium sulfat SNI

III. BAHAN DAN METODE

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 4. Cacing tanah jenis Eisenia fetida berumur 1 bulan sebanyak 2 kg. a. 1 ml larutan sampel vermicompost

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1 Formulir organoleptik

III. BAHAN DAN METODE

LAMPIRAN. 1.Dokumentasi Kegiatan 1.1 Persiapan rangkaian akuaponik. 1.2 Pencarian tanaman Genjer

PRODUKSI ABON IKAN PARI ( (RAYFISH): PENENTUAN KUALITAS GIZI ABON

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Hasil Pengamatan Analisa Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein

METODE. Materi. Rancangan

LAMPIRAN. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji, dkk., 2007)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juni 2013.

LAMPIRAN 1 SPESIFIKASI KALSIUM KARBONAT

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

Kadar air (basis kering) = b (c-a) x 100 % c-a

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

INSTRUKSI KERJA PENGUKURAN PH, BAHAN ORGANIK, KTK DAN KB

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2017 Juli Penelitian

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari

Desikator Neraca analitik 4 desimal

APPENDIKS A PROSEDUR KERJA DAN ANALISA

Transkripsi:

30 LAMPIRAN

31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%) < 0.10 0.11-0.20 0.21-0.50 0.51-0.75 > 0.75 3. C/N < 5 5-10 11-15 16-25 > 25 4. P 2 O 5 HCl (mg/100g) < 10 10-20 21-40 41-60 > 60 5. P 2 O 5 Bray I (ppm) < 10 10-15 16-25 26-35 > 35 6. P 2 O 5 Olsen (ppm) < 10 10-25 26-45 46-60 >60 7. K 2 O HCl 25% <10 10-20 21-40 41-60 >60 (mg/100g) 7. KTK (me/100g) < 5 5-16 17-24 25-40 > 40 8. Susunan Kation K (me/100 g) < 0.1 0.1-0.2 0.3-0.5 0.6-1.0 > 1.0 Na (me/100 g) < 0.1 0.1-0.3 0.4-0.7 0.8-1.0 > 1.0 Mg (me/100 g) < 0.4 0.4-1.0 1.1-2.0 2.1-8.0 > 8.0 Ca (me/100 g) < 0.2 0.2-5 5-10 11-20 > 20 9. Kejenuhan Basa (%) < 20 20-35 36-50 51-70 > 70 10. Kejenuhan Al (%) <10 10-20 21-30 31-60 >60 11. Al-dd (me/100 g) < 2.0 2.0-10 > 10 12. ph H 2 O Sangat masam Masam Agak Masam Netral Agak Alkalis Alkalis < 4,5 4.5-5.5 5.6-6.5 6.6-7.5 7.6-8.5 > 8.5 Sumber : Pusat Penelitian Tanah dan Agriklimat, 1994 (Laporan Teknis No. 7, Versi 1,0 April 1994: LREP-II/C Lampiran 2. Analisis Tanah Model analisis tanah yang dilakukan berdasarkan dengan model analisis tanah yang dilakukan oleh Manaroinsong (2014). ph Nilai ph menunjukkan konsentrasi ion H + dalam larutan tanah. Konsentrasi H + yang diekstrak dengan air menyatakan kemasaman aktif (aktual). Cara kerja di laboratorium yaitu contoh tanah ditimbang sebanyak 10 gram dengan dua kali ulangan, masing-masing bahan dimasukkan ke dalam botol kocok. Setelah itu di dalam botol kocok ditambahkan 50 ml air bebas ion ke botol yang pertama (ph H 2 O) dan 50 ml KCl 1 M ke dalam botol lainnya (ph KCl). Larutan kemudian dikocok dengan mesin pengocok selama 30 menit. Suspensi tanah diukur dengan ph meter yang telah dikalibrasi menggunakan larutan buffer ph 7.0 dan ph 4.0. Nilai ph dalam 1 desimal. C-organik Karbon sebagai senyawa organik akan mereduksi Cr 6+ yang berwarna jingga menjadi Cr 3+ yang berwarna hijau dalam suasana asam. Intensitas warna hijau yang terbentuk setara dengan kadar karbon dan dapat diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 561 nm.

32 Cara kerja yang dilakukan yaitu menimbang 0.5 gram contoh tanah ukuran <0.5 mm, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml. setelah itu ditambahkan 5 ml K 2 Cr 2 O 7 1 N, lalu dikocok. 7.5 ml H 2 SO 4 pekat ditambahkan ke dalam labu ukur, kemudian dikocok lalu diamkan selama 30 menit. Larutan diencerkan dengan air bebas ion dan dibiarkan dingin. Keesokan harinya diukur absorbansi larutan jernih dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 561 nm. Sebagai pembanding, dibuat standar 0 dan 250 ppm yaitu dengan memipet 0 dan 5 ml larutan standar 5000 ppm ke dalam labu ukur 100 ml dengan perlakuan yang sama dengan pengerjaan contoh. Perhitungan: Kadar C-organik (%) = ppm kurva x ml ekstrak 1000 ml 1 x 100 mg contoh 1 x fk = ppm kurva x 100 1000 1 x 100 500 1 x fk = ppm kurva x 10 500 1 x fk Keterangan: ppm kurva = kadar contoh yang didapat dari kurva hubungan antara kadar deret standar dengan pembacaannya setelah dikoreksi blanko 100 = konversi ke % fk = faktor koreksi kadar air = 100/(100 - % kadar air) N-total Senyawa nitrogen organik dioksidasi dalam lingkungan asam sulfat pekat dengan katalis campuran selen membentuk (NH 4 ) 2 SO 4. Penetapan N dilakukan dengan cara destilasi, ekstrak dibasakan dengan penambahan larutan NaOH. NH 3 yang dibebaskan diikat oleh asam borat dan dititar dengan larutan baku H 2 SO 4 menggunakan penunjuk Conway. Cara kerja dilakukan yaitu dengan menimbang 0.5 gram contoh tanah ukuran <0.5 mm, lalu dimasukkan ke dalam tabung digest. 1 gram campuran stelen dan 3 ml asam sulfat pekat ditambahkan kedalamnya, kemudian didestruksikan hingga suhu 350 0 C (3-4 jam). Setelah destruksi selesai apabila keluar uap putih maka didapat ekstrak jernih (sekitar 4 jam). Tabung diangkat, diinginkan dan ekstrak diencerkan dengan air bebas ion hingga tepat 50 ml. Larutan dikocok sampai homogen, dibiarkan semalam agar partikel mengendap. Ekstrak digunakan untuk pengukuran N dengan cara destilasi atau cara kolorimetri. Perhitungan Kadar nitrogen (%) = (Vc Vb) x N x bst N x 100 mg contoh 1 x fk = (Vc Vb) x N x 14 x 100 500-1 x fk = (Vc Vb) x N x 2.8 x fk Penetapan P tersedia dengan metode Bray Cara kerja dilakukan dengan menimbang 2.5 gram contoh tanah <2 mm, kemudian ditambahkan pengekstrak Bray dan Kurt I sebanyak 25 ml, kemudian dikocok selama 5 menit. Larutan disaring dan apabila larutan keruh dikembalikan ke atas saringan semula (proses penyaringan maksimum 5 menit). Ekstrak jernih dipipet 2 ml ke dalam tabung reaksi. Contoh dan deret standar masing-masing ditambah pereaksi pewarna fosfat sebanyak 10 ml, kemudian dikocok dan

dibiarkan 30 menit. Contoh diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 693 nm. Perhitungan : Kadar P 2 O 5 tersedia (ppm) = ppm kurva x ml ekstrak/1000 ml x 1000 gram /gram contoh x fp x 142/190 x fk = ppm kurva x 25/1000 x 1000/2.5 x fp x 142/190 x fk =ppm kurva x 10 x fp x 142/190 x fk Keterangan : Ppm kurva = kadar contoh yang didapat dari kurva hubungan antara kadar deret standar dengan pembacaannya setelah dikoreksi blanko Fp = faktor pengenceran (bila ada)f 142/190 = faktor konversi bentuk PO 4 menjadi P 2 O 5 Fk = faktor koreksi kadar air 33 Lampiran 3. Analisis kandungan hara pada daun Analisis kandungan hara pada daun berdasarkan Manaroinsong (2014). Persiapan sampel daun dipisahkan antara daun dengan lidi, kemudian daun dipotong-potong dengan ukuran sekitar satu cm. Potongan daun kemudian dioven pada suhu 70 0 C. Contoh daun kering kemudian digiling dengan menggunakan grinder mesin dengan filter kehalusan 0.5 mm. Cara kerja yang dilakukan yaitu menimbang 0.250 g contoh tanaman <0.5 mm ke dalam tabung digestion dan ditambahkan 2.5 ml H 2 SO 4 p.a. ke dalam tabung, lalu dibiarkan satu malam. Keesokan harinya dipanaskan dalam blok digestion selama satu jam pada suhu 100 0 C kemudian angkat dan dinginkan. 2 ml H 2 O 2 p.a. ditambahkan ke dalam tabung kembali, kemudian dipanaskan kembali dan suhu ditingkatkan menjadi 200 0 C, setelah dipanaskan selama 1 jam kemudian angkat dan didinginkan. H 2 O 2 ditambahkan kembali sebanyak 2 ml kemudian panaskan kembali hingga suhu 350 0 C. Pengerjaan diulang hingga keluar uap putih dan didapatkan sekitar 1 ml ekstrak jernih. Pembuatan blanko, ekstrak diencerkan dengan air bebas ion hingga tepat 50 ml. contoh dikocok sampai homogen dengan pengocok tabung, biarkan hingga mengendap. Ekstrak jernih digunakan untuk pengukuran N-Kjeldahl, P, dan K. Pengukuran N (n-kjeldahl) Ekstrak contoh dipipet 10 ml kedalam labu didih kemudian ditambahkan sedikit serbuk batu didih dan air bebas ion hingga setengah volume labu. penampung NH 3 disiapkan yaitu Erlenmeyer yang berisi 10 ml asam borat 1% yang ditambah dua tetes indikator Conway dan dihubungkan dengan alat destilasi. NaOH 40% ditambahkan menggunakan gelas ukur, sebanyak 10 ml kedalam labu didih yang berisi contoh dan secepatnya ditutup. Larutan kemudian didestilasi hingga volume penampung mencapai 50-75 ml. Destilat dititrasi dengan asam standar (H 2 SO 4 0.050 N). Volume titrasi (ml) untuk contoh (Vc) dan blanko (Vb) dicatat.

34 Pengukuran P Ekstrak contoh dipipet masing-masing 1 ml dengan deret standar PO 4 kedalam tabung kimia. 9 ml air bebas ion ditambahkan dan dikocok (pengenceran 10x), kemudian masing-masing 2 ml ekstrak encer contoh dipipet ke dalam tabung reaksi. Kemudian 10 ml pereaksi warna P ditambahkan ke dalam tabung. Larutan dalam tabung dikocok dengan pengocok tabung sampai homogen dan biarkan 30 menit. Kandungan P dalam larutan diukur dengan alat spektrofotometer pada panjang gelombang 693 nm. Pengukuran K Ekstrak contoh dipipet 1 ml dengan deret standar masing-masing ke dalam tabung kimia kemudian ditambahkan 9 ml larutan La 0.25%. Contoh dikocok dengan menggunakan pengocok tabung sampai homogen. K diukur dengan alat fotometer nyata dengan deret standar sebagai pembanding. Perhitungan Kadar N (%) = (Vc - Vb) x N x bst N x 50 ml 10 ml 1 x 100 mg contoh 1 x fk = (Vc - Vb) x N x 14 x50/10 x 100/250 x fk = (Vc - Vb) x N x 28 x fk Kadar P (%)= ppm kurva x ml ekstrak 1 000 ml 1 x 100 mg contoh 1 x B.A.P/B.M. PO4 x fp xfk = ppm kurva x 50/1000 x 100/250 x 31/95 x 10 x fk = ppm kurva x 0.2 x 31/95 x fk Kadar K (%) = ppm kurva x ml ekstrak 1000 ml 1 x 100 mg contoh 1 x fp x fk = ppm kurva x 50/1000 x 100/250 x 10x fk = ppm kurva x 0.2 x fk Lampiran 4. Denah Percobaan

35 Lampiran 5. Cara analisis gula dan pati pada anak daun bagian tengah Analisis gula Analisis gula menggunakan metode AOAC 1970. Proses kerja yang dilakukan pada analisis ini yaitu dengan menimbang sampel daun sebanyak 2.0 gram di beakerglass 100 ml. Kemudian 100 ml aquadest ditambahkan dalam beakerglass. Lalu larutan di stirrer dengan kecepatan 150 rpm selama 10 menit, kemudian diencerkan pada labu ukur 100 ml hingga batas tera. Setelah selesai, larutan disaring menggunakan kertas saring whatman 41. Ekstrak contoh dipipet 0.5 ml filtrat kedalam tabung reaksi yang sudah diberi DNS 5 ml. Kemudian larutan divortex dan panaskan pada air mendidih selama 10 menit. Larutan yang telah selesai divortex segera didinginkan dan tera di spectrophotometer pada panjang gelombang 570 nm (AOAC, 1970). Analisis pati Analisis pati di laboratorium menggunakan metode AOAC 1971. Proses kerja yang dilakukan yaitu menimbang sampel daun sebanyak 2 gram di Erlenmeyer asa 250 ml, kemudian 100 ml HCl 0.309 N ditambahkan dalam erlenmeyer. Larutan tersebut kemudian dihidrolisis selama 1 jam, lalu dinginkan pada air mengalir. Larutan yang telah dingin kemudian dinetralkan hingga ph 7.00. Setelah netral maka larutan diencerkan pada labu ukur 250 ml hingga batas tera. Larutan hasil hidrolisis kemudian disaring pada kertas saring whatman 41. DNS yang telah disiapkan yaitu dengan memipet 5 ml pada tabung reaksi, kemudian 0.5 ml filtrate hasil penyaringan ditambahkan ke dalamnya. Contoh yang ada kemudian divortex dan dipanaskan pada air mendidih selama 10 menit, dan selanjutnya didinginkan dan vortex. Setelah dingin kemudian di tera pada spektro 570 nm (AOAC, 1971).

36 Lampiran 6. Kegiatan pengamatan di lapangan, pengukuran peubah morfologi dan membersihkan piringan Pengukuran Tinggi Tanaman Pengukuran Panjang Anak Daun Pembersihan Piringan Pengukuran Lebar Anak Daun

Lampiran 7. Rata-rata curah hujan, banyaknya hari hujan pada bulan Juli 2012-Desember 2013. 37 Bulan, tahun Juli 2012 Agustus 2012 September 2012 Oktober 2012 November 2012 Desember 2012 Januari 2013 Februari 2013 Maret 2013 April 2013 Mei 2013 Juni 2013 Juli 2013 Agustus 2013 September 2013 Oktober 2013 November 2013 Desember 2013 Curah hujan (mm) 124.9 22.48 141.55 197.2 229.3 103.7 73.1 174.1 134.75 79.9 139.6 17 51.7 115.5 180.6 252.8 305.93 135.6 Hari hujan (hari) 7 4 9 14 14 15 9 13 8 8 12 2 2 6 12 7 19 5 Lampiran 8. Perbedaan bibit sebelum dipindahtanam ke lapangan Umur 2 minggu Umur 4 minggu Umur 8 minggu Umur 12 minggu *: Dokumentasi Ahyuni (2011)