MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA N 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL. Oleh : RATNA SARI NPM.

dokumen-dokumen yang mirip
TEORI BELAJAR HUMANISTIK

JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Serjana Pendidikan (STRATA 1) DESI RATNA SARI

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI IPS DI SMA N 1 TEMBILAHAN HULU KABUPATEN INDRAGIRI HILIR JURNAL

EFFECT OF INCOME PARENTS AND MOTIVATION TO LEARN LEARNING OUTCOMES IN CLASS VIII SUBJECT IN IPS SMP N 9 KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN By :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut

PENGARUH PENGGUNAAN METODE QUANTUM TEACHING

HAYATI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

Pendahuluan. Keywords: Scramble, time token, motivation learning, learning outcomes.

OLEH : DELVIZA SURYANI

JURNAL ASIA NPM

PENGGUNAAN MEDIA NYATA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR

PENGARUH PEMBERIAN UMPAN BALIK DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) FITRIYANI NPM:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP N 10 PADANG JURNAL

ABSTRACT Keywords: Learning Discipline, Attention Of Parents, Learning Motivation and Learning Achievement

HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SMA N 1 RAMBATAN KECAMATAN RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR

Mufarizuddin,M.Pd. 1 ABSTRAK. Keyword : Hasil belajar Matematika, Strategi Mathematical Investigation

PROFIL KOMUNIKASI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK (Studi Pada Peserta Didik Kelas XI SMA N 2 Koto Baru Kab. Dharmasraya) ARTIKEL

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

OLEH ENDANG FIRMANIA NPM

Teori-teori Belajar. Teori Humanistik. Afid Burhanuddin. Memahami teori toeri belajar dan implementasinya dalam proses pembelajaran.

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN OTENTIK DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VI SD NEGERI 008 BUMI AYU

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

PERANAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK YANG MEMPEROLEH HASIL BELAJAR RENDAH

STUDI TENTANG KESULITAN BELAJAR GEOGRAFI SISWA DI SMA NEGERI I SIBERUT SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Shinta Agustina Siregar & Sukanti 1-13

DINA FITMILINA A1A110053

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas X-6 SMAN 1 ToliToli pada Materi Nilai dan Norma Sosial Melalui Metode Problem Solving

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI GURU DALAM MENGAJAR DI SEKOLAH

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KEADAAN LINGKUNGAN FISIK SEKOLAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI KELAS X IIS DI SMAN 3 KECAMATAN SANGIR KABUPATEN SOLOK SELATAN

BAB II KAJIAN TEORI. mau kalah dari individu atau kelompok lainnnya. Kompetisi atau persaingan. dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lia Liana Iskandar, 2013

C027. Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sebelas Maret ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi

Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta

JURNAL. Reni

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 2 KOTO XI TARUSAN

Oleh: Sri Arita dan Susi Evanita ABSTRACT

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN GURU MENJELASKAN, PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE MEANS-ENDS ANALYSIS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 12 PADANG

p-issn : e-issn :

HUBUNGAN METODE MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR

II TINJAUAN PUSTAKA. dan harus ditempuh oleh mahasiswa dengan sungguh-sungguh, keuletan dan. ketabahan. Sudjana (1989 : 5) menyatakan bahwa :

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA N 1 X KOTO KABUPATEN TANAH DATAR

PENGARUH MOTIVASI, FASILITAS DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X SMA N 1 BAYANG E-JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

Economic Education Analysis Journal

MOTIVASI MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN STUDI DI JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG. Oleh: YULIANI 57617/2010

E-JURNAL. Oleh : NECI DESWITA SARI

BAB I PENDAHULUAN. Individu tidak akan berkarya jika karya itu tidak bermanfaat bagi dirinya ataupun

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

JURNAL. Oleh: DEBI FIRMANSYAH

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa untuk memahami nilai-nilai, norma, dan pedoman bertingkah laku karena

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DISERTAI SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA PADA MATERI TERMOKIMIA

PENGARUH MINAT BELAJAR, KEBIASAAN BELAJAR DAN DISIPLIN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI DI SMKN 1 SIJUNJUNG JURNAL

ECONOMICA. Journal of Economic and Economic Education Vol.5 No.2 ( )

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Menggunakan Metode Problem Solving

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

I. PENDAHULUAN. Belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan manusia

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI GENIUS LEARNING DENGAN OPERAN KERTAS IDE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA BAITURRAHMAH PADANG

JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Serjana Pendidikan (STRATA 1) Noor Afsani Rambe

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, (Kemdikbud, 2012:17). PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PAKEM PADA PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN. erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu pembelajaran harus

ABSTRACT. Keywords: Group Counseling Services, Learning Mathematics Motivation

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 SIAK HULU

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS 6 SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu pengetahuan mendasar yang dapat

E-JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) Oleh : WENI YUNIARTI

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.2 No.3 (2016) : ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1 Program Pendidikan Akuntansi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATRA BARAT PADANG

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL ELABORASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Keywords: Self Concept, Learning Facilities, Learning Creativity, Parental Attention, Learning Outcomes

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga

HUBUNGAN PENGUATAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMPN 25 KABUPATEN SOLOK SELATAN

PENERAPAN METODE TANDUR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Riskah, S.Pd Guru SMAN 1 Kaliwungu Kabupaten Kendal

BAB II KAJIAN TEORI. A. Strategi Pembelajaran Increasing the Capacity to Think (ICT)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Transkripsi:

MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA N 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL Oleh : RATNA SARI NPM. 09070071 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015 1

MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA N 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Ratna Sari 1 Yeni Melia 2 Marleni 3 Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT Based on theinitialsurveyconductedinthe fieldon January 8, 2014, teachingsociologyclass X, XIandXIIinSMAN2 Bayang, of457studentsstudying95 obtained resultsis not exhaustive, meaninglowerstudents' understanding ofteaching materialsandparticipationinlearning processthatthe lack ofinfluenceof motivationand student learning outcomes. The purposeof this studytodescribe thestudents' motivationinlearning processsociologyat SMAN 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. The theory usedinthis studyis thehumanistictheory, MaslowandRoger. This studyusesa quantitative approachby means ofdescriptive type. The samplein this studywas takenas many as46students. The collection of datathrough observationandquestionnaires. Analysis ofdata usingstatisticalanalysis. Based on thesurvey results revealedthatstudents' learningmotivationwereanalyzedona strongcategory. Motivationisseenduringthe learningprocesstakes placethroughpersistence, tenacityandindependencetodo the jobbetter, and able todefend it. Expectedto teacherswhoteaches sociologyfor more attention tofactorsother than themotivationsthat mayaffect student learning outcomes. Keyword : Motivation to Learn. 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Angkatan 2009 2 Pembimbing I dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat 3 Pembimbing II dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat 1

PENDAHULUAN Guru sebagai pendidik yang profesional harus mampu berperan sebagai komunikator dan fasilitator bagi peserta didik dalam membelajarkan siswanya. Sebagai komunikator seorang guru harus mampu menyampaikan pesan-pesan pembelajaran kepada siswa. Dengan kata lain guru harus dapat memotivasi siswa untuk selalu bersemangat dalam mengikuti pembelajaran (Sardiman, 2012:74). Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2Bayang yang mengembangkan misi pendidikan telah menerapkan kualitas dan kuantitas pendidikan tengah melakukan peningkatan mutu dan kualitas pendidikan. Guru sebagai pendidik berperan besar untuk meningkatkan kualitas belajar siswa salah satunya adalah dengan merangsang motivasi belajar siswa. Motivasi adalah salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi hasilbelajar siswa. motivasi dalam kamus besar bahasa indonesia kontemporer adalah keinginan atau dorongan yang timbul pada diri seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan tujuan tertentu. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar merupakan dorongan yang lahir dari dalam diri seseorang untuk melakukan proses pembelajaran. Dorongan tersebut akan timbul apabila pemenuhan kebutuhannya terhadap sumber pembelajaran. Menurut pendapat Slameto (2010: 170) Motivasi adalah pendorong suatu usaha yang didasari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia menjadi tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Dengan kata lain dapat disebut sebagai penyemangat atau memberikan dorongan kepada seseorang. Seiring dengan itu Sardiman (2012:73) mengemukakan bahwa motivasi adalah daya pengerak yang telah menjadi aktif.kemudian W.S Winkel (1983: 73) mengemukakan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa untuk menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu, maka tujuan yang dikehendaki siswa tercapai. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi belajar merupakan faktor yang menentukan prilaku siswa dan motivasi belajar merupakan hal yang penting dalam mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMA Negeri 2Bayanghasil belajar siswa tergolong rendah dan tidak merata yaitu berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan oleh SMA N 2 Bayang yaitu 72. Rendahnya hasil belajar siswa dapat di lihat dari ratarata mid siswa di SMA Negeri 2 Bayang yang tercantum pada tabel berikut : Tabel Rekapitulasi Persentase hasil belajar MID mata pelajaran Sosiologi Siswa SMA N 2 Bayang tahun ajaran 2013/ 2014. Lokal j m l Tunt as Sosiologi kelas X Tdk Tuntas Jml Sosiologi Kelas XI Tdk Tunta s Tu nta s 1 31 0 100 2 33 0 100 3 33 5 95 4 35 0 100 5 36 0 100 6 36 0 100 7 32 0 100 8 38 0 100 Total 27 4 5 95 Sumber: Data tata usaha SMA Negeri 2 Bayang Berdasarkan tabeltergambar nilai hasil belajar mata pelajaran Sosiologi kelas X, XI dan XII dari 457 orang siswadiperoleh data siswa, bahwa nilai yang diperoleh bisa dikatakan 95 tidak tuntas. Siswa yang berada di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan siswa yang berada di atas KKM. Hal ini menunjukkan masih banyak hasil belajar siswa yang berada dibawah KKM pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah ditetapkan oleh sekolah. Berdasarkan survey awal yang dilakukan dilapangan pada tanggal 8 Januari 2014, pembelajaran mata pelajaran Sosiologi siswa Kelas X, XI, dan XII di SMA Negeri 2 Bayang ditemukan juga permasalahan seperti rendahnya pemahaman siswa terhadap materi ajar, rendahnya partisipasi dalam proses pembelajaran, juga kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran. Selain itu juga terlihat bahwa siswa kurang terpacu semangatnya dalam mengikuti proses pembelajaran dan kurang aktif didalam kelas. Sementara guru Sosiogi yang mengajar dirasa telah sesuai aturan yang berlaku. Dari uraian data tersebut dirasa perlu diadakan penelitian tentang Motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi Pengetahuan Sosial di SMA N 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan motivasi belajar siswa pada proses pembelajaran Sosiologi di SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. BAHAN DAN METODE J m l Sosiologi Kelas XII Tu Tdk nt Tunt as as 30 0 100 30 0 100 31 0 100 31 0 100 30 0 100 31 0 100 91 0 100 92 0 100 Penelitian ini dilakukan bulan Mei 2014. Tempat penelitian ini, di SMA N 2 Bayang. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitaif. Penelitian deskriptif berfungsi untuk melihat, 2

meninjau dan mengungkapkan keadaan sebenarnya pada waktu penelitian dilakukan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X, XI dan XII SMA N 2 Bayang. Sampel dalam penelitian ini diambil sebanyak 10 dari 457 orang yakni sebanyak 46 orang siswa. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah menggunakan angket dan dokumentasi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan cara tabulasi, dimana data yang dimaksud adalah data yang diperoleh dari angket motivasi belajar siswa. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan perhitungan statistik. HASIL PENELITIAN Mengacu pada ciri-ciri siswa yang memiliki motivasi menurut Sardiman (2012:83), siswa di SMA N 2 Bayang memiliki ciri-ciri yang dapat dideskripsikan dengan hasil pada tabel berikut : Tabel Rekapitulasi Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi di SMA Negeri 2 Bayang No 1 Sub Variabel Motivasi Belajar Indikator Kategori TCR Tekun Menghadapi Kuat 77,77 Tugas Ulet menghadapi Kuat 79,94 Kesulitan Bekerja Mandiri Kuat 79,38 Tidak Cepat Bosan Kuat 78,33 Pada Tugas Rutin Dapat Mempertahankan Pendapat Kuat 75,53 Berdasarkan tabel dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Tekun menghadapi tugas Siswa tersebut akan membuat tugas sampai selesai dan mengerjakannya dengan bersungguh-sungguh karena siswa itu merasa bahwa tugas yang diberikan kepadanya akan berdampak baik terhadap proses pembelajaran yang dihadapinya dan tidak akan berhenti mengerjakannya sebelum tugas terselesai walaupun menyelesaikannya membutuhkan waktu yang lama. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa jawaban siswa sehubungan dengan tekun menghadapi tugas berada pada kategori kuat. Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari proses belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia keseharian. Dengan demikian apa yang dilakukan oleh siswa tersebut dapat dikatakan sebagai bentuk humanistik dari dirinya sendiri. b. Ulet menghadapi kesulitan Dalam mengerjakan tugas, ada kalanya siswa menemui kesulitan, hal ini wajar sekali karena untuk menambah pengetahuan, dan siswa tersebut menyadarinya dan dia akan berusaha untuk memecahkan kesulitan yang ditemukan dan tidak akan lekas menyerah dan berputus asa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa jawaban siswa sehubungan dengan ulet menghadapi kesulitan pada kategori kuat. Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari proses belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia keseharian. Dengan demikian apa yang dilakukan oleh siswa tersebut dapat dikatakan sebagai bentuk humanistik dari dirinya sendiri. c. Bekerja mandiri Setiap tugas yang diberikn oleh guru akan dikerjakan sendiri, siswa tersebut tidak akan mau menyontek milik temannya atau bekerja sama karena ia tahu bahwa dengan mengerjakan sendiri maka ilmu yang dicari tersebut akan mudah melekat pada dirinya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa jawaban siswa sehubungan dengan bekerja mandiri pada kategori kuat. Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari proses belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia keseharian. Dengan demikian apa yang dilakukan oleh siswa tersebut dapat dikatakan sebagai bentuk humanistik dari dirinya sendiri. d. Tidak cepat bosan pada tugas rutin Siswa tidak akan bosan untuk mengerjakan tugas yang relatif sering diberikan guru karena siswa tersebut tahu bahwa semua itu dalam rangka memperkuat keterampilan dan 3

kompetensi yang diberikan kepadanya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa jawaban siswa sehubungan dengan tidak cepat bosan pada tugas rutin berada pada kategori kuat. Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari proses belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia keseharian. Dengan demikian apa yang dilakukan oleh siswa tersebut dapat dikatakan sebagai bentuk humanistik dari dirinya sendiri. e. Dapat mempertahankan pendapat Apabila dalam proses pembelajaran ada pelaksanaan diskusi maka siswa tersebut akan mengikutinya dengan penuh semangat dan akan selalu mempertahankan pendapat yang telah ia anggap benar. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa jawaban siswa sehubungan dengan dapat mempertahankan pendapat berada pada kategori kuat. Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari proses belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia keseharian. Dengan demikian apa yang dilakukan oleh siswa tersebut dapat dikatakan sebagai bentuk humanistik dari dirinya sendiri. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar tersebut sangat diperlukan dalam diri seorang siswa agar kegiatan pembelajarannya akan menjadi lebih baik. Dan motivasi ini dapat kita lihat selama proses pembelajaran berlangsung melalui ketekunan, keuletan dan kemandirian dalam mengerjakan tugas serta bisa berpendapat dengan lebih baik serta mampu mempertahankannya. Hal ini sejalan dengan teori belajar humanistik berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu peserta didik untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensipotensi yang ada dalam diri mereka. Maslow menggunakan piramida sebagai peraga untuk memvisualisasi gagasannya mengenai teori hirarki kebutuhan. Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Menurut Maslow (http://id.wikipedia.org/wiki/abraham_maslow)dalam diri manusia terdapat dua hal, yaitu: 1. Suatu usaha yang positif untuk berkembang, dan 2. Kekuatan untuk menolak atau melawan perkembangan. Manusia mempunyai beberapa kebutuhan, yaitu: 1. Fisiologis 2. Rasa aman 3. Memperoleh kasih sayang 4. Memperoleh penghargaan 5. Aktualisasi diri 6. Mengetahui dan mengerti 7. Estetis Dari tujuh kebutuhan inilah yang mendorong individu melakukan perbuatan belajar. Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari proses belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia keseharian.. Teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk memanusiakan manusia (mencapai aktualisasi diri dan sebagainya) dapat tercapai. Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Peserta didik dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya (Uno, 2006: 13). Selanjutnya Roger sebagai ahli dari teori belajar humanisme mengemukakan beberapa prinsip belajar yang penting yaitu: (1). Manusia itu memiliki keinginan alamiah untuk belajar, memiliki rasa ingin tahu alamiah terhadap dunianya, dan keinginan yang mendalam untuk mengeksplorasi dan asimilasi pengalaman baru, (2). Belajar akan cepat dan lebih bermakna bila bahan yang dipelajari relevan dengan kebutuhan siswa, (3) belajar dapat di tingkatkan dengan mengurangi ancaman dari luar, (4) belajar secara partisipasif jauh lebih efektif dari pada belajar secara pasif dan orang belajar lebih banyak bila belajar atas pengarahan diri sendiri, (5) belajar atas prakarsa sendiri yang melibatkan keseluruhan pribadi, pikiran maupun perasaan akan lebih baik dan tahan lama, dan (6) kebebasan, kreatifitas, dan kepercayaan diri dalam belajar dapat ditingkatkan dengan evaluasi diri orang lain tidak begitu penting. 4

Tujuan utama para pendidik adalah membantu si peserta didik untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensipotensi yang ada dalam diri mereka. Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para peserta didik sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan peserta didik. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada peserta didik dan mendampingi peserta didik untuk memperoleh tujuan pembelajaran (Soemanto, 1998: 235). Peserta didik berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan peserta didik memahami potensi diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif. Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya dari pada hasil belajar. Adapun proses yang umumnya dilalui adalah: 1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas 2. Mengusahakan partisipasi aktif peserta didik melalui kontrak belajar yang bersifat jelas, jujur dan positif. 3. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan kesanggupan peserta didik untuk belajar atas inisiatif sendiri 4. Mendorong peserta didik untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri 5. Peserta didik di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dari perilaku yang ditunjukkan. 6. Guru menerima peserta didik apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran peserta didik, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong peserta didik untuk bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya. 7. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya 8. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi peserta didik (Mulyati, 2005: 182). Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini tepat untuk diterapkan. Keberhasilan aplikasi ini adalah peserta didik merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri. Peserta didik diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin atau etika yang berlaku. Pada kenyataannya yang ditemukan dilapangan bahwa motivasi belajar siswa berdasarkan beberapa kategori yaitu sehubungan pendapat Sardiman (2012:83) mengemukakan adanya beberapa ciri-ciri dalam seorang siswa yang memilki motivasi, yaitu tekun mengerjakan tugas, ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa), lebih senang bekerja mandiri, tidak cepat bosan pada tugas rutin, dan dapat mempertahankan pendapat diketahui bahwa siswa dari 46 orang siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini diketahui memiliki motivasi belajar yang kuat. Hal tersebut menunjukkan bahwa humanistik berlaku disini, dimana apa yang dilakukan oleh siswa tersebut dapat dikatakan sebagai bentuk humanistik dari dirinya sendiri. KESIMPULAN Motivasi belajar tersebut sangat diperlukan dalam diri seorang siswa agar kegiatan pembelajarannya akan menjadi lebih baik. Motivasi ini dapat kita lihat selama proses pembelajaran berlangsung melalui ketekunan, keuletan dan kemandirian dalam mengerjakan tugas serta bisa berpendapat dengan lebih baik serta mampu mempertahankannya. Berdasarkan hasil penelitian diketahui motivasi belajar siswa di SMA N 2 bayang motivasi belajar siswa paling tinggi berada pada indikator ulet menghadapi kesulitan karena hal ini beruhubungan dengan tugas yang diberikan oleh guru selalu dikerjakan oleh siswa dengan penuh tanggung jawab sedangkan yang paling rendah adalah dapat mempertahankan pendapat hal ini terlihat pada proses pembelajaran ketika ditanya oleh guru siswa masih banyak yang ragu dengan pernyataan yang ia keluarkan. DAFTAR PUSTAKA Depdikbud. 2003. Undang-undang RI NO.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Lemhanas. Mulyati. 2005. Psikologi Belajar. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Sardiman, AM. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Soemanto, Wasty. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Uno, Hamzah B. 2006. Orientasi Baru Dalam Psikologi Perkembangan. Jakarta: Bumi aksara. 5

WS, Winkel. 1983. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia. http://id.wikipedia.org/wiki/abraham_maslow diakses Maret 2015 6

7