BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL P ada dasarnya setiap penelitian memerlukan metode penelitian. Penelitian pariwisata maupun penelitian-penelitian bidang keilmuan sosial humaniora lainnya pasti menggunakan sejumlah metode penelitian. Dalam penelitian pariwisata yang secara khusus mengkaji tentang pariwisata spiritual tentu saja memiliki persamaan dengan metode penelitian pariwisata pada umumnya. Hanya saja penelitian pariwisata spiritual lebih menekankan pada pendekatannya terhadap segala aspek spiritual yang terdapat pada suatu objek wisata. Objek wisata yang dimaksud adalah objek wisata yang memiliki nilai-nilai spiritual, benda-benda spiritual, tokoh-tokoh spiritual, dan sebagainya. Oleh sebab itu, ada beberapa metode yang biasa digunakan dalam penelitian pariwisata spiritual sebagaimana diuraikan berikut ini. 4.1 Rancangan Penelitian Dalam metode penelitian pariwisata, masalah rancangan penelitian merupakan salah satu indikator penting yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti. 49
Dalam rangka memberikan gambaran serta hasil penelitian yang lengkap dan jelas maka biasanya digunakan dua pendekatan sekaligus yaitu pendekatan kualitatif maupun pendekatan kuantitatif. Pendekatan kualitatif dan kuantitatif secara umum dapat digunakan untuk menentukan katagori persepsi, motivasi serta responden yang diukur dengan menggunakan skala Likert. Skala ini merupakan alat untuk mengukur persepsi dan motivasi dari keadaan yang sangat positif. Pada alat ukur ini dapat ditentukan skore tertinggi 5 (lima) sampai keadaaan sangat buruk dengan skore terendah pada setiap satu pertanyaan yang diajukan pada setiap responden. Setiap unsurunsur penilaian pada skala tersebut akan diberikan katagori pada masing-masing variabel persepsi. Dengan demikian, penyajian hasil analisis data selama melakukan penelitian dilakukan secara formal (dalam bentuk tabel) maupun secara informal (dalam bentuk naratif). 4.2 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dapat ditentukan secara porposive (sengaja) oleh peneliti itu sendiri. Dalam hal ini, peneliti harus menentukan lokasi penelitian serta mengukur jaraknya pada titik tertentu. Tujuan penentuan lokasi penelitian ini adalah agar setiap orang dapat dengan mudah mencari, mengetahui, dan 50
mengenali lokasi penelitian tersebut. Setiap peneliti harus menentukan lokasi penelitian. Dalam menentukan suatu lokasi penelitian, setiap peneliti harus mempertimbangkan hal-hal berikut: 1. Lokasi (daerah) itu layak untuk diteliti secara ilmiah. 2. Adanya permasalahan yang menarik untuk dianalisis, sehingga dapat menjadi rujukan baru bagi setiap orang yang ingin mengetahui lokasi penelitian tersebut. 3. Belum pernah ada penelitian serupa yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Lokasi penelitian yang sama dapat diteliti oleh beberapa orang dengan tujuan untuk memperdalam maupun mencari topik permasalahan yang berbeda. 4. Adanya daya tarik wisata spiritual di lokasi tersebut. Apabila tidak ada unsur-unsur spiritual pada lokasi penelitian itu, maka peneliti sebaiknya mencari lokasi penelitian yang lain. 4.3 Jenis dan Sumber Data Jenis data pada umumnya menggunakan data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka, misalnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah wisata. Jumlah wisatawan ini dapat dilihat dari badan 51
pusat statistik atau dokumen-dokumen yang berkaitan dengan jumlah wisatawan yang datang ke daerah tersebut. Sementara data kualitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk keterangan-keterangan serta berbagai uraian baik dari pihak pengelola destinasi wisata maupun wisatawan (domestik dan mancanegara). Semua pihak yang berkaitan dengan topik penelitian ini digunakan sebagai responden. Setiap responden dilakukan wawancara secara mendalam sehingga dapat menemukan jawaban atas permasalahan pada penelitian tersebut. Selain itu, sumber data primer maupun sumber sekundersangatdiperlukandalampenelitianpariwisata spiritual. Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung pada lapangan penelitian dengan melakukan survei secara langsung. Semua data ini merupakan sumber utama yang diperoleh dari responden seperti data persepsi wisatawan terhadap objek wisata spiritual atau hasil wawancara secara langsung. Sementara sumber data sekunder adalah sumber data dari pihak kedua misalnya lembagalembaga yang terkait dengan penelitian berupa datadata atau dokumen lainnya. Semua sumber data ini diolah secara seksama sehingga memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang objek pariwisata spiritual tersebut. 52
4.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian pariwisata spiritual biasanya menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif atau penggabungan kedua pendekatan tersebut. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif maupun kuantitatif atau bahkan penggabungan keduanya pasti menggunakan teknik observasi, wawancara, penyebaran angket, dan dokumentasi. Secara rinci beberapa teknik yang dimaksud akan diuraikan berikut ini: 1. Teknik observasi. Teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung untuk melihat dari dekat kejadian yang terjadi dilokasi penelitian. Dalam melakukan pengamatan, peneliti berbaur dengan masyarakat untuk mengamati secara langsung kegiatan sehari-hari yang sedang dijadikan objek penelitian. 2. Teknik wawancara. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan tanya jawab atau wawancara langsung dengan beberapa narasumber seperti: masyarakat lokal, wisatawan asing, wisatawan domestik (nusantara) yang sedang berkunjung atau pernah berkunjung ke suatu destinasi wisata spiritual tersebut. Dari setiap informasi yang didapatkan dapat digunakan untuk menjawab permasalahan atau topik penelitian. 53
3. Teknik penyebaran angket. Teknik ini dilakukan dengan menyiapkan daftar pertayaan yang akan diberikan kepada wisatawan. Hal ini bertujuan untuk mencari informasi yang lengkap tentang objek penelitian. 4. Teknik dokumentasi. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data melalui dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pelestarian budaya, seni, kebiasaan masyarakat, peraturan pemerintah, literatur yang berkaitan dengan nilai-nilai spiritual suatu destinasi wisata. 4.5 Jenis dan Pengukuran Variabel Dalam menentukan jenis variabel serta pengukuran variabel terhadap objek penelitian, maka beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang peneliti, yaitu: a. Keunikan yang terdapat pada daerah penelitian. b. Keindahan pemandangan di kawasan tempat penelitian. c. Keramahan masyarakat di tempat penelitian. d. Faktor pendorong dan penarik pada objek penelitian. 4.6 Tehnik Analisis Data Dalam menganalisis data penelitian pariwisata spiritual ada beberapa teknik yang akan digunakan, 54
yaitu: 1. Teknik deskriptif kualitatif. Teknik deskriptif kualitatif berfungsi untuk mengidentifikasi potensi serta menganalisis persepsi dan motivasi wisatawan terhadap objek wisata spitual tersebut. Teknik analisis deskriptif kualitatif ini menggunakan skala likert. Menurut Sugiyono (1997: 73) bahwa skala likert merupakan skala pengukuran yang diberikan pada pembobotan secara gradasi dari nilai yang positif hingga negatif. Skala likert ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi sekumpulan atau seseorang tentang fenomena sosial yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan menggunakan skala likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi dan selanjutnya dimensi akan dijabarkan menjadi sub variabel. Kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden. Setiap jawaban dihubungkan dalam bentuk pertanyaan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut: 55
Tabel 4.1 Pengukuran Persepsi dan Motivasi Wisatawan Terhadap Daya Tarik Wisata Dengan Skala Likert Skore Kisaran Skore Kriteria 1 1 - < 1,8 Sangat Buruk 2 1,8 - < 2,6 Buruk 3 2,6 - < 3,4 Cukup 4 3,4 - < 4,2 Baik 5 4,2 5,0 Sangat Baik Sumber: Modifikasi Skala Likert 2. Analisis SWOT Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) adalah suatu cara untuk mengidentifikasikan berbagai faktor secara sistematis dalam rangka merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti, 2002). Analisis ini didasarkan pada logika dengan memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities). Namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats) yang ada di tempat objek wisata. Analisis SWOT mempertimbangkan dan membandingkan antara faktor eksternal dengan faktor internal serta kekuatan dan kelemahan. Dengan demikian, hasil analisisnya dapat diambil suatu keputusan strategi pada objek atau daya tarik wisata yang sedang diteliti. 56
Proses pembuatan analisis SWOT dapat dilakukan melalui delapan tahap penentuan strategi pada setiap objek atau daya tarik wisata yang sedang diteliti, antara lain: 1) Membuat daftar kekuatan internal objek. 2) Membuat daftar kelemahan internal objek. 3) Membuat daftar peluang eksternal objek. 4) Membuat daftar ancaman eksternal objek. 5) Menginterpretasikan dari kombinasi kekuatan maupun peluang yang kemudian dicatat hasilnya dalam sel strategi SO (Strengths Opportunities). 6) Menginterpretasikan dari kombinasi kelemahan maupun peluang yang kemudian dicatat hasilnya dalam sel strategi WO (Weaknesses Opportunities). 7) Menginterpretasikan dari kombinasi kekuatan maupun ancaman yang dicatat hasilnya dalam sel strategi ST (Strengths Threats). 8) Mengintepretasikan dari kombinasi kelemahan maupun ancaman sehingga dicatat dalam sel strategi WT (Weaknesses Threats). 57
Tabel 4.2 Matriks SWOT Pada Daya Tarik Wisata Spiritual Faktor Eksternal Faktor Internal OPPORTUNI- TIES (O) Tentukan faktor peluang eksternal THREATS (T) Tentukan faktorfaktor ancaman eksternal STRENGTHS (S) Tentukan faktorfaktor kekuatan internal STRATEGI SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman WEAKNESSES (W) Tentukan faktor-faktor kelemahan internal STRATEGI WO Ciptakan strategi meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI WT Ciptakan strategi meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman Sumber: Diadaptasi dari Rangkuti, 2002 Keterangan: 1) Srategi SO (Strengths Opportunities). Strategi SO yaitu strategi yang dibuat berdasarkan jalan pikiran objek, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. 2) Strategi ST (Strengths Threats). Strategi ST yaitu 58
strategi yang dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki objek untuk mengatasi ancaman. 3) Strategi WO (Weaknesses Opportunities). Strategi WO yaitu strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. 4) Strategi WT (Weaknesses Threats). Strategi WT yaitu strategi yang didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif serta berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. 4.7 Penyajian Hasil Analisis Data Hasil analisis data dalam suatu penelitian pariwisata spiritual akan disajikan secara formal (dalam bentuk tabel) dan secara informal (dalam bentuk naratif). Hasil analisis mengenai persepsi wisatawan terhadap destinasi wisata spiritual dapat disajikan dalam bentuk tabel yang didukung dengan penjelasanpenjelasan baik secara formal maupun informal. 59
60