BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering

BAB V HASIL PENELITIAN. Selama periode penelitian mulai Januari 2013 sampai September 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Staging tumor, nodus, metastasis (TNM) Semakin dini semakin baik. di bandingkan dengan karsinoma yang sudah invasif.

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan jenis keganasan terbanyak pada wanita

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Pada penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross

2.3.2 Faktor Risiko Prognosis...16 BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN Kerangka Berpikir

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang

Peneliti a. Nama Lengkap : dr. Zulfikar b. Fakultas : Kedokteran c. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Pada penelitian ini digunakan desain cross sectional. Cross

BAB I PENDAHULUAN. jutaan wanita di seluruh dunia terkena kanker payudara tiap tahunnya. Walaupun

Peneliti a. Nama Lengkap : dr. Zulfikar b. Fakultas : Kedokteran c. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

III. METODE PENELITIAN. bebas ( ER, PR, dan HER 2) dan variabel terikat ( derajat keganasan)

(PR), serta human epidermal growth factor receptor 2 (HER2) kanker payudara tersebut. (Shenkier, 2004) Keberhasilan dalam penatalaksanaan kanker

Susunan Penelitian. Peneliti 1. Nama lengkap : Melvin Pascamotan Togatorop 2. Fakultas : Kedokteran 3. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan yang tidak terkendali dari sel-sel, yang dapat

HUBUNGAN USIA TERHADAP DERAJAT DIFERENSIASI KANKER PAYUDARA PADA WANITA LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. sectional untuk menilai hubungan ekspresi HER-2/neu dengan ukuran tumor pada

marker inflamasi belum pernah dilakukan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara pada wanita masih menjadi masalah kesehatan yang utama

BAB 4 METODE PENELITIAN. Pulmonologi serta Ilmu Mikrobiologi Klinik.

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara adalah keganasan pada payudara. yang berasal dari sel epitel kelenjar payudara.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian pada wanita setelah kanker payudara. Hal ini

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah salah satu keganasan terbanyak dan memiliki angka

POLA EKSPRESI Ki-67 PADA PASIEN KANKER PAYUDARA LUMINAL A DAN LUMINAL B DI RUMAH SAKIT HAJI ADAM MALIK MEDAN

Is progesteron receptor status really a prognostic factor for intracranial meningiomas?

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jalan Dr. Soetomo No.16, Semarang, Jawa Tengahmerupakan Satuan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami mutasi, diperkirakan 80% disebabkan oleh faktor lingkungan,

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskular dan infeksi (Hauptman, et.al., 2013). Berdasarkan Global Health

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik yaitu penelitian

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: ALIEF ELIT JOHAN BIN ALANG WAHI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

HUBUNGAN EKSPRESI HER-2/NEU DAN HORMONAL RESEPTOR DENGAN GRADING HISTOPATOLOGI PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA WANITA USIA MUDA

PENDAHULUAN METODE HASIL

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Al Baqarah ayat 233: "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,.

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah cross sectional

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian cross sectional dengan menggunakan metode

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Observasional analitik (Cross-sectional

HUBUNGAN USIA TERHADAP DERAJAT DIFERENSIASI KANKER PAYUDARA PADA WANITA

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Penelitian. Karsinoma payudara merupakan keganasan paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker

KARAKTERISTIK PEMERIKSAAN IMUNOHISTOKIMIA PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP SANGLAH PERIODE

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan

BAB I PENDAHULUAN. dibanding kasus). Kematian akibat kanker payudara menduduki peringkat

BAB 3 BAHAN DAN METODE. imunohistokimia Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) dan Tumorinfiltrating

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan terdapat kasus baru kanker ovarium dan kasus meninggal

Hubungan Ekspresi Reseptor Progesteron dengan Derajat Diferensiasi Carsinoma Mammae

Majalah Kesehatan FKUB Vol 3, No 3, September 2016

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA GRADING HISTOPATOLOGI DENGAN EKSPRESI Ki-67 PENDERITA KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HAJI ADAM MALIK MEDAN TESIS.

BAB I PENDAHULUAN. angka kejadian paling tinggi di dunia. Berdasarkan data dari GLOBOCAN di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN. Onkologi dan Bedah digestif; serta Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian dilaksanakan di Instalasi Rekam Medik RSUP Dr.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan case control

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Karsinoma payudara merupakan karsinoma terbanyak. pada wanita di dunia. Menurut World Health Organization

HUBUNGAN USIA DENGAN EKSPRESI HER2 DAN Ki67 PENDERITA KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TESIS. Oleh Dr. SANTER

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan kanker yang paling. sering pada wanita di negara maju dan berkembang, dan

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN OVEREKSPRESI HUMAN EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR 2 (HER-2) DENGAN USIA PADA PASIEN KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. Tumor otak mendapatkan banyak perhatian karena. ditemukan merupakan penyebab kematian kedua setelah

I. PENDAHULUAN. saat ini menjadi permasalahan dunia, tidak hanya di negara berkembang

HALAMAN PENGESAHAN KTI HUBUNGAN OVEREKSPRESI HUMAN EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR 2 (HER-2) DENGAN GRADE HISTOLOGI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA

PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maju maupun di negara berkembang. Di Indonesia, karsinoma payudara

Karakteristik Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Gambaran Histopatologi di RSUD Al-Ihsan Bandung Periode

BAB IV METODE PENELITIAN. Infeksi dan Penyakit Tropis dan Mikrobiologi Klinik. RSUP Dr. Kariadi Semarang telah dilaksanakan mulai bulan Mei 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN. Dalam, Sub Bagian Gastroenterohepatologi.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan tugas sebagai seorang dokter, satu hal yang rutin dilakukan adalah menegakkan

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2012(25% dari semua kasus kanker). Angka ini mampu menyumbang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagian besar meningioma berlokasi di kavitas intra kranial, diikuti

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia dan di Bali khususnya insiden karsinoma tiroid sangat tinggi sejalan

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA CARCINOMA MAMMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2012-DESEMBER 2013

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan kanker tersering pada wanita di seluruh

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan Randomized control

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. : Ilmu penyakit kulit dan kelamin. : Bagian rekam medik Poliklinik kulit dan kelamin RSUP Dr.

BAB I PENDAHULUAN. Kanker masih menjadi masalah besar dalam dunia. kesehatan. Di Indonesia tumor/kanker memiliki jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Limfoma merupakan keganasan yang berasal dari. sistem limfatik (University of Miami Miller School of

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma serviks uteri merupakan masalah penting dalam onkologi ginekologi di

ABSTRAK PREVALENSI KARSINOMA MAMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2008

LEMBARAN PENJELASAN EKSPRESI MATRIKS METALLOPROTEINASE-9 PADA PENDERITA KARSINOMA NASOFARING DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif observasional. laboratoris dengan pendekatan potong lintang.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif.

Transkripsi:

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif deskriptif untuk melihat pola ekspresi dari Ki- 67 pada pasien KPDluminal A dan luminal B. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di divisi Bedah Onkologi FK USU RSUP H. Adam Malik dan bagian Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik Medan. Penelitian ini dilaksanakan setelah proposal disetujui komite etik. 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Populasi penelitian ini adalah semua pasien KPD yang datang di divisi Bedah Onkologi RSUP. H. Adam Malik yang sudah dilakukan pemeriksaan histopatologi dan imunohistokimia. Sampel Pasien KPD di RSUP H. Adam Malik Medan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria Inklusi: - Semua kasus KPD yang diagnosisnya ditegakkan secara histopatologi sebagai karsinoma duktal invasive dan sudah dilakukan pemeriksaan imunohistokimia. Kriteria Eksklusi: - Semua data yang tidak lengkap - Pemeriksaan patologi anatomi yang tidak lengkap.

3.4 Besar Sampel Penderita KPD yang datang ke RSUP H. Adam Malik yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang dapat dijangkau oleh peneliti. Dan besar sampel diperoleh dengan menggunakan rumus (Dahlan, 2013) : n = (Zα) 2 PQ =(1,96) 2 x 0,2169 x 0,7831 = 63 d 2 (0,1) 2 Zα : tingkat kepercayaan (1,96 CI 95%) P : proporsi pasien KPDdari tinjauan pustaka (0,2169) Q : 1 - P d : tingkat ketetapan absolute (10%) Maka di dapatkan sampel sebesar : 63 3.5 Cara Penelitian 1. Pengumpulan data pasien dan sediaan preparat (block parafin) pasien KPD yang telah dilakukan pemeriksaan imunohistokimia di laboratorium Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik Medan. 2. Melakukan pencatatan dan pengolahan data.

ALUR PENELITIAN Pengumpulan Pasien Kanker Payudara di Divisi Bedah Onkologi Pengumpulan Blok Parafin Pasien Memenuhi Kriteria Inklusi dan Eksklusi PemeriksaanER, PR, HER2, Ki67 dan Proliferasi sel ANALISIS DATA 3.6 Etika Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan data rekam medik dan parafin blok penderita KPDsebagai subjek penelitian, yang selama pelaksanaannya tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan kode etik penelitian biomedik. Izin didapat dari Komisi Etika Penelitian Fakultas Kedokteran USU. 3.7 Definisi Operasional - Usia adalah usia pada saat penderita datang ke RSUP H. Adam Malik dan ditegakkan diagnosis menderita KPD. - Luminal A adalah subtipe KPD dengan ER (+), PR (+), HER2 (-) dan Ki67 < 20%.

- Luminal B adalah subtipe KPD dengan ER (+), PR (+), HER2 (+) dan/atau (-) dan Ki67 20%. - Ekspresi Her2 adalah dengan melihat data pasien penderita kanker payudara yang ada di divisi bedah onkologi Departemen Ilmu Bedah RSUP H. Adam Malik Medan yang telah dilakukan pemeriksaan HER2. Perhitungan intensitas hasil pulasan imunositokimia HER2/neu adalah sebagai berikut (Keith M, 2007) : Skor 0 : negatif, tidak dijumpai sitoplasma sel yang terpulas atau sangat tipis dan 10% dari sel-sel tumor. Skor +1 : 10% sel yang terpulas fokal atau hanya setempat dari membran sitoplasma. Skor +2 : tampilan lemah atau moderate komplit pada membran sitoplasma pada 10% sel-sel tumor. Skor +3 : tampilan kuat dan komplit pada membran sitoplasma 10% sel sel tumor HER2 - apabila didapat skor 0, +1, dan +2, HER2 positif apabila didapat skor +3 - Ekspresi protein Ki-67 adalah penilaian protein Ki-67 yang terpulas berwarna coklat dari hasil pemeriksaan patologi dengan pengecatan Immuno Histo Chemistry Staining (IHC) dari blok parafin spesimen biopsi tumor primer. Dilakukan perhitungan kuantitatif dari protein Ki-67 yang tercat oleh IHC dan terlihat pada inti sel dalam satu lapangan pandang mikroskopis. Interpretasi pengecatan IHC dinyatakan sebagai persentase inti sel yang terpulas dengan berbagai intensitas. Interpretasi dilakukan dengan menghitung sel yang terpulas pada inti sel dari 100 sel kanker pada pembesaran 400 x. 25 Oleh karena tujuan penelitian ini mengetahui pola ekspresi Ki-67 maka pada penelitian ini Nilai batasan (cut of point) Ki67 yang digunakan berdasarkan PERABOI yaitu 20% yang menunjukkan low dan over ekspresi.

3.8 Kerangka Teori Kanker Payudara Overekspresi Ki67 Overekspresi HER2 Proliferasi sel meningkat Menghambat proses apoptosis Induksi Angiogenesis Keterangan Gambar: Prognosis Buruk : Hubungan dalam Kerangka Teori : Keterkaitan Variabel yang diteliti 3.9 Rencana Pengolahan dan Analisis Data Data dikumpulkan dari divisi Bedah Onkologi dan bagian Patologi Anatomi RSUP. H. Adam Malik, kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan diagram. Penjelasan tabel dan diagram dalam bentuk narasi.

BAB 4 HASIL PENELITIAN Setelah dilakukan evaluasi populasi sampel penderita kanker payudara dari periode waktu 2013-2015, diperoleh 65 sampel dari 1140 pasien KPD yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. 1.140 Pasien KPD 268 Pasien dengan Histopatologi non IDC 872 Pasien 528 Pasien Tidak/Belum ada pemeriksaan IHC 344 Pasien 151 Pasien 65 Pasien memenuhi Kriteria Inklusi dan Eksklusi 193 Pasien Tidak/ Belum ada pemeriksaan Ki-67 86 Pasien dengan Hormonal Reseptor ER- dan PR -

4. 1 Analisa Hasil Berdasarkan data sampel yang telah diambil, hasil penelitian data demografik dan karakteristik subjek penelitian dapat dilihat pada tabel-tabel yang disajikan berikut ini. Tabel 4.1 Karakteristik klinik dari 65 pasien Jenis Kelamin: Variabel Jumlah % Usia : Laki-laki Perempuan 0 65-100 < 35 tahun 35-50 tahun 51-65 tahun > 65 tahun Pekerjaan : PNS Pegawai Swasta IRT Petani Histopatologi : IDC (Invasive Ductal carcinoma) ILC (Invasive Lobular Carcinoma) Grading : Grade I Grade II Grade III 2 38 23 2 10 2 48 5 65 0 3,1 58,4 35,4 3,1 15,4 3,1 73,8 7,7 100 -

15 43 7 23,1 66,2 10,7 Mayoritas responden penelitian ber-usia 35-50 tahun (58,4%) diikuti responden ber-usia 51-65 tahun (35,4%). Tabel 4.2 Gambaran Imunohistokimia Pasien Kanker Payudara Luminal A dan B. IHK Jumlah % Imunohistokimia : Estrogen Receptor (ER) ER (+) ER (-) Progesteron Receptor (PR) PR (+) PR (-) 54 11 44 21 83,1 16,9 67,7 32,3 HER2 Tidak ekspresi Ekspresi 49 16 75,4 24,6 Ki-67 Low ekspresi Over eskpresi 49 16 75,4 24,6

Gambaran imunohistokimia pasien kanker payudara tipe luminal A dan B di RSUP HAM menunjukkan yang memiliki ekspresi HER2 sebanyak 16 (24,6%) dan ekspresi tinggi Ki-67 sebanyak 16 (24,6%). Tabel 4.3 Hasil Pemeriksaan ER, PR dan HER2 Pasien Kanker Payudara Tipe Luminal A dan B di RSUP HAM No. Pemeriksaan Frekuensi % 1. Reseptor Hormon ER + dan PR + ER + dan PR - ER dan PR + 33 21 11 50,8 32,3 16,9 2. HER2 Total 65 100 Positif Negatif 16 49 24,6 75,4 Total 65 100 Dari pemeriksaan reseptor hormonal pada pasien kanker payudara tipe luminal A dan B menunjukkan reseptor hormonal ER dan PR positif merupakan yang terbanyak dengan 33 pasien (50,8%). Kasus ER dan PR negatif menunjukkan frekuensi tertinggi kedua dengan 21 pasien (32,3%). Sementara untuk pemeriksaan terhadap HER2, didapatkan insiden HER2 positif 16 pasien (24,6%). Seluruh sampel dilakukan pemeriksaan Ki67 dengan imunohitokimia, dengan menggunakan alat Bond Max Full automatic, Leica dengan menggunakan reagen Mouse Monoclonal Antibody Ki67 antigen, product code : NCL Ki67 MM1.

4.2 Gambaran Histologi Ki67 Setelah dilakukan pewarnaan, didapatkan gambaran histology seperti pada gambar 4.1. Gambar 4.1 :Imunohistikimia Ki-67 A. Low Proliferasi, B. High Proliferasi (Sumber : Laboratorium Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik, 2015) Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Ekspresi Ki-67 Responden (cut of point 20%) Ki67 Frekuensi % Low 49 75,4 Over 16 24,6 Total 65 100 Pada pasien KPD tipe luminal A dan B pada penelitian ini didapati ekspresi tinggi Ki-67 yaitu sebanyak 16 pasien (24,6%), sedangkan sebanyak 49 pasien (75,4%) dengan ekspresi rendah Ki-67.

Tabel 4.5 Distribusi ER/PR terhadap Her2 dan Ki 67 (cut of point 20%) IHK Her2+ Her2- Ki-67 High Ekspresi Ki-67 Low Ekspresi ER+/PR+ 6/65 27/65 8/65 25/65 ER +/PR- 5/65 16/65 5/65 16/65 ER -/PR + 5/65 6/65 3/65 8/65 Dari tabel diatas jumlah kasus dengan ER+/PR+ dan Her2 + sebanyak 6 dari 65 kasus, ER+/PR- dan Her2 + sebanyak 5 dari 65 kasus, ER-/PR+ dan Her2 + sebanyak 5 dari 65 kasus. Terhadap ekspresi tinggi Ki 67 dijumpai 8 dari 65 kasus dengan ER+/PR+, sebanyak 5 dari 65 kasus dengan ER+/PR-, dan 3 kasus dengan ER-/PR+. Tabel 4.6 Distribusi Her2 terhadap Ki-67 (cut of point 20%) IHK Ki-67 High Ekspresi Ki-67 Low Ekspresi Her2 + 4/65 12/65 Her2-12/65 37/65 Dari tabel diatas dijumpai pasien dengan Her2 + dan ekspresi tinggi Ki-67 hanya 4 dari 65 kasus. Sedangkan pasien dengan Her2 negatif dan ekspresi rendah Ki-67 sebanyak 37 dari 65 kasus.

Tabel 4.7 Jenis Subtipe Luminal Kanker Payudara di RSUP HAM Subtipe Frekuensi % Luminal A Luminal B (HER2 -) Luminal B (HER2 +) 37 12 16 56,9 18,5 24,6 Total 65 100 Jenis subtipe kanker payudara yang paling banyak dari penelitian ini adalah Luminal A sebanyak 37 pasien (56,9%) dikuti dengan luminal B (HER2 +) sebanyak 16 pasien ( 24,6%).

BAB 5 PEMBAHASAN Pemeriksaan imunohistokimia pada pasien kanker payudara di RSUP H.Adam Malik Medan mulai dilakukan sejak April 2014. Jika dilihat perbandingan antara pemeriksaan imunohistokimia dengan jumlah pasien kanker payudara, proporsi pemeriksaan masih sangat kecil. Berdasarkan pemeriksaan reseptor hormonal secara keseluruhan pada pasien KPD tipe luminal A dan B, reseptor hormonal positif ganda merupakan yang terbanyak dengan 33 pasien (50,8%). Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan di Jerman oleh Inwald et al dengan sampel 3658, dimana reseptor hormone positif ganda ditemukan terbanyak mencapai 76,3%. Penelitian di Mosul, Irak oleh Jerjees DA et al sebanyak 1483 kasus KPD tipe luminal hasilnya didominasi oleh HER2 negatif sebesar 88% dan Her-2 positif sebanyak 12%. Begitu juga penelitian oleh Inwald et al di Jerman menunjukkan karakteristik Her2 negatif sebesar 81,8%. Pada penelitian ini juga didapati dari pemeriksaan Her2 negatif sebanyak 49 kasus (75,4%). Ki67 adalah marker yang memberikan gambaran proliferasi sel, yang memberikan gambaran prognosis penderita kanker, dalam penelitian ini dilakukan pada penderita KPD untuk membedakan antara luminal A dan B. Pada penelitian ini ditemui ekspresi tinggi Ki-67 yaitu sebanyak 16 pasien (24,6%), sedangkan sebanyak 49 pasien (75,4%) dengan ekspresi rendah Ki-67. Berbeda dengan penelitian oleh Jerjees DA et al, sebanyak 55,4% memiliki ekspresi tinggi Ki-67. Menurut penelitian Taneja P et al tahun 2010, overekspresi Ki67 lebih dari 20 50% merupakan resiko tinggi terjadinya penyakit berulang, menunjukkan hubungan yang signifikan secara statistik dengan klinis, seperti desease-free survival dan overall survival. Sesuai dengan penelitian Jeong S et al tahun 2011, tingginya ekspresi Ki67 berhubungan dengan prognosis buruk pada penderita kanker payudara dengan memendeknya disease-free survival dan overall survival. Beberapa peneliti menyatakan bahwa tidak dijumpai hubungan antara overaktifitas Ki67 dengan penanda prognosis lainnya. Tetapi pada kenyataannya, banyak penelitian tidak dapat menyingkirkan hubungan yang positif antara Ki67 dengan grading histologi dan status kelenjar getah bening. Demikian juga hubungan Ki67 dengan status hormone steroid dimana

dijumpai hubungan terbalik antara status ER dan PR dengan Ki67. Pada penelitian ini dijumpai 41 dari 65 kasus (63,1%) ER positif memiliki ekspresi rendah Ki-67. Hal ini sesuai dengan Inwald et al yang menyatakan ER positif memiliki hubungan dengan rendahnya ekspresi Ki-67. Berbeda dengan penelitian oleh Yan et al di China, diperoleh 80 dari 156 kasus ER positif memiliki ekspresi tinggi Ki-67. Tetapi hubungan ekspresi epidermal growth factor dan human epidermal growth factor reseptor 2 (Her2) dengan Ki67 masih diperdebatkan. Ekspresi Ki67 dan Her2 samasama digunakan sebagai faktor prognosis dan prediktif. Keduanya dinyatakan memiliki peranan secara independen pada peningkatan proliferasi sel.(kontzoglou et al., 2013; Shokouh et al., 2015)Pada pasien KPD dengan overekspresi Her2 tanpa memperhatikan ekspresi Ki67 menunjukkan prognosis yang buruk termasuk derajat tumor, ukuran tumor dan keterlibatan nodul. Demikian juga pasien KPD dengan overekspresi Ki67 dengan nilai Her2 negatif tetap memperlihatkan agresifitas yang tinggi dari kanker tersebut.(jerjees et al., 2014) Pada penelitian ini dijumpai pasien dengan Her-2 positif dan ekspresi tinggi Ki-67 hanya 4 dari 65 kasus. Sedangkan pasien dengan Her-2 negatif dan ekspresi rendah Ki-67 sebanyak 37 dari 65 kasus. Santer et al dalam penelitiannya tahun 2014 dengan 58 sampel memperoleh 10 pasien KPD dengan Her-3 positif dan ekspresi tinggi Ki-67. Shokouh TZ et al dalam penelitiannya mencari hubungan antara Ki67 dengan beberapa penanda tumor didapatkan hubungan yang signifikan antara Her2 dan Ki67. Penentuan subtipe kanker payudara sangat penting untuk mengetahui prognosis dan hasil pengobatan. Dalam penentuan subtipenya dilakukan pemeriksaan imunohistokimi biomarker seperti ER, PR, HER2, dan Ki67. Dengan pemeriksaan biomarker tersebut dapat kita pisahkan subtipe penderita kanker payudara yaitu luminal A dan luminal B. Dengan menetapkan cut of point Ki67,dikategorikan penderita kanker payudara dengan low ekspresi Ki67 dan over ekspresi Ki67. Hanya sekitar 24,6% penderita kanker subtipe luminal B dengan HER2 positif, ini menunjukkan bahwa dengan hanya mengetahui HER2 tidak cukup sensitif untuk mengidentifikasi subtipe luminal B. Kanker payudara luminal B adalah subtype klinis penting terkait dengan hasil pengobatan yang buruk pada penderita yang diberikan atau tidak diberikan terapi sistemik adjuvant.(kontzoglou et al., 2013) Dari hasil yang didapat peneliti menemukan kelemahan pada penelitian ini yaitu distribusi sampel yang tidak merata sehingga menunjukkan hasil yang kurang sesuai dari penelitian penelitian sebelumnya. Dan mungkin juga disebabkan kekurangan dalam

prosedur pemeriksaan imunohistokimia, seperti kita ketahui pemeriksaan Ki67 dilaksanakan di RSUP H. Adam Malik dalam kurun waktu belakangan ini.

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan 6.1.1 Reseptor hormonal positif ganda (ER+/PR+) merupakan yang terbanyak dengan 33 pasien (50,8%) diikuti dengan reseptor hormonal ER+/PR - 21 kasus (32,3%). 6.1.2 Pada Pasien KPD luminal A dijumpai Ki-67 dengan ekspresi rendah sebanyak 37 kasus (56,9%), pasien KPD luminal B dijumpai Ki-67 ekspresi tinggi sebanyak 16 kasus (24,6%) dan Ki-67 ekperesi rendah sebanyak 12 kasus (18,5%). 6.1.3 Her2 positif dan ekspresi tinggi Ki-67 hanya 4 kasus, sedangkan pasien dengan Her2 negatif dan ekspresi rendah Ki-67 sebanyak 37 kasus. 6.2 Saran 6.2.1 Perlunya dilakukan penelitian untuk melihat hubungan ekspresi Her2 dan Ki67 pada pada penderita KPD tipe luminal A dan B di RSUP H. Adam Malik.