BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan PT Bukit Asam (Persero) Tbk telah mengimplementasikan BSC sebagai suatu sistem pengukuran kinerja secara efektif, dimulai dari perencanaan, penyusunan, penganggaran dan pengevaluasian melalui audit BSC setiap triwulan selama sepuluh tahun. 1. Berdasarkan hasil penelitian evaluasi implementasi BSC yang dilakukan oleh peneliti di PTBA, peneliti dapat menyimpulkan bahwa implementasi BSC di PTBA telah sesuai dengan lima prinsip dari organisasi yang berfokus strategi (The Strategy Focused Organization). Dalam mengimplementasikan BSC, PTBA telah memenuhi sebagian besar kriteria dari lima prinsip dalam Organisasi yang berfokus strategi dengan beberapa penjelasan sebagai berikut: PTBA telah menyusun BSC sesuai dengan strategi perusahaan yang didasarkan pada visi dan misi perusahaan. Strategi yang dipilih telah dijabarkan dalam strategy map untuk setiap perspektif BSC untuk kemudian didistribusikan kepada semua bagian dalam perusahaan sehingga setiap satuan kerja di PTBA dapat berkontribusi untuk mencapai tujuan perusahaan. 95
PTBA mengimplementasikan proses penjabaran (cascading) untuk menyesuaikan strategi kepada setiap bagian dalam perusahaan pada setiap level: BSC korporat, BSC satuan kerja dan personal scorecard. Saat ini PTBA telah menerapkan PPKP sebagai personal scorecard dan juga performance contract yang bertujuan untuk memastikan setiap karyawan turut serta berkontribusi dalam pencapaian strategi. Beberapa tahapan penting dalam implementasi BSC PTBA adalah penentuan strategi, pengukuran, penentuan target dan proses hubungan sistem insentif dari hasil BSC. Berdasarkan penelitian, saat ini personal scorecard belum dihubungkan dengan sistem insentif karyawan. Komitmen dan dukungan dari manajemen puncak PTBA sangat penting dalam kesuksesan implementasi BSC. Manajemen puncak diharapkan terlibat lebih pada proses awal penyusunan BSC, sehingga proses penyusunan BSC dapat lebih sesuai, cepat dan lebih efektif. Dalam tiga tahun sejak diimplementasikan pada tahun 2004, BSC di PTBA terjadi peningkatan kinerja keuangan yang signifikan pada penjualan dan laba perusahaan dengan pertumbuhan beban usaha yang relatif stabil. 2. Berdasarkan Evaluasi Performa BSC yang dilakukan dapat diketahui bahwa untuk kesepuluh indikator mendapat nilai rata-rata 3,70 termasuk dalam kategori cukup. Dari penilaian tersebut dapat disimpulkan bahwa 96
implementasi BSC di PTBA memiliki keberlanjutan yang baik dan cukup stabil, namun masih belum optimal. Kecuali untuk indikator kelima, yaitu kecukupan dan keefektifan dan penjabaran BSC Korporat, BSC Satuan Kerja menjadi target individual dengan nilai rata-rata 3,2 yang termasuk kategori kurang. Indikator kelima atau personal scorecard di PTBA harus dioptimalkan dengan menghubungkan personal scorecard dengan sistem insentif berdasarkan kinerja, sehingga dapat memicu kinerja individual karyawan. 5.2 Keterbatasan Penelitian Dalam melakukan penelitian, peneliti menghadapi keterbatasan seperti: Keterbatasan data historis mengenai kinerja perusahaan sebelum pengimplementasian BSC. Penelitian yang dilakukan terbatas hanya mengenai evaluasi implementasi BSC sebagai sistem pengukuran kinerja dilakukan berdasarkan pada prinsip organisasi berfokus strategi oleh Kaplan & Norton (1996) dan evaluasi atas sistem BSC di PT Bukit Asam (Persero) Tbk yang berlokasi di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. 5.3 Saran dan Rekomendasi Dalam mengimplementasikan BSC saat ini, PTBA masih menggunakan kertas (paper based). Pengelolaan BSC secara paper based ini dirasa lebih efektif, namun sangat tidak efisien. Peneliti menyarankan tim 97
pengelola untuk merencanakan pengelolaan BSC secara terkomputerisasi atau dengan menggunakan software BSC. Pengelolaan BSC untuk korporat dan 27 satuan kerja secara terkomputerisasi akan lebih efisien dan mempermudah pemantauan dan pengevaluasian BSC. Setelah melakukan audit terhadap BSC satuan kerja dan BSC korporat, auditor internal BSC bersama tim pengelola BSC diharapkan dapat membuat suatu laporan evaluasi BSC untuk setiap periode atau tahun, sehingga dapat memberikan informasi yang komprehensif mengenai implementasi BSC pada suatu periode sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan performa sistem BSC di masa mendatang. Dalam melakukan penelitian, peneliti menemukan tanggapan dari beberapa responden melalui kuesioner bahwa KPI yang ditetapkan untuk BSC masih kurang menantang atau masih perlu ditingkatkan dan lebih strategis sehingga dapat benar-benar memicu kinerja perusahaan menjadi lebih optimal. PTBA saat ini telah mengimplementasikan personal scorecard, namun masih belum optimal. Sebaiknya PPKP juga dihubungkan dengan sistem penentuan insentif bagi setiap karyawan, menyerupai dengan yang dilakukan PTBA terhadap BSC satuan kerja. Pemeriksaan terhadap kinerja setiap karyawan sangat diperlukan untuk memicu kinerja individual karyawan. 98
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti langsung hubungan BSC terhadap kinerja perusahaan. 99