BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil evaluasi dan analisis terhadap sistem operasional pengangkutan sampah Kota Sorong maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Aspek Teknis Pelayanan pengangkutan sampah eksisting dengan 9 (sembilan) kendaraan/truk mencapai 82,41 % sampah terangkut. Peningkatan pelayanan pengangkutan dapat menjadi sebesar 98 % sampah terangkut dengan menggunakan 8 (delapan) unit kendaraan yang terdiri dari 6 (enam) unit dump truck yang melaksanakan 29 trip/hari dan 2 (dua) unit amroll truck yang melaksanakan 16 trip/hari. 2. Aspek Pembiayaan Total biaya operasional dan pemeliharaan pelayanan pengangkutan sampah dengan tingkat pelayanan 82,41 % sampah terangkut adalah sebesar Rp. 2.247.906.714,00/tahun. Total biaya pelayanan pengangkutan sampah dengan 98 % sampah terangkut adalah sebesar Rp. 2.224.267.714,00/tahun atau lebih rendah Rp. 23.639.000,00/tahun dari total BOP tahun 2008. Potensi penerimaan retribusi sampah dapat mencapai Rp. 1.850.424.000,00/tahun (meningkat sebesar 14 % dari potensi retribusi saat ini) dengan peningkatan ritase kendaraan/truk pengangkut sampah. 3. Aspek Kelembagaan Prioritas strategi yang perlu dijalankan oleh Dinas Kebersihan dan Pemadam Kebakaran Kota Sorong adalah melaksanakan kerjasama dan 145
koordinasi dengan stakeholder yang ada di Kota Sorong dengan programprogram sebagai berikut: Pengembangan kapasitas masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sampah melalui pelaksanaan kampanye, uji coba/percontohan sistem 3R (Reduce, Reuse, Recycling) dan pemberian insenstif. Pelaksanaan studi banding ke daerah/kota yang telah cukup berhasil dalam pengelolaan sampah seperti Kota Surabaya. Peserta studi banding diprioritaskan bagi tokoh adat/ tokoh masyarakat serta aparatur DKPK Kota Sorong. Pelaksanaan pelatihan mengenai pengelolaan sampah bagi aparatur DKPK Kota Sorong. 7.2. Saran 1. Peningkatan trip kendaraan/truk yang diikuti oleh pengurangan jumlah kendaraan dan personil (sopir dan kernet) perlu diantisipasi dengan menyediakan lapangan pekerjaan baru, misalnya sebagai tenaga pendukung di TPA atau ditempatkan pada unit lain seperti Dinas Pekerjaan Umum. 2. 1 (satu) unit dump truck yang dinonaktifkan (sehubungan dengan peningkatan trip) dapat digunakan sebagai kendaraan cadangan. Untuk kelancaran pelayanan pengangkutan dengan amroll truck maka DKPK Kota Sorong perlu juga menyiapkan amroll truck sebagai kendaraan cadangan sebanyak 1 (satu) unit. 3. Untuk mengefisienkan operasional pengangkutan sampah maka perlu untuk lebih mengoptimalkan operasional kendaraan jenis amroll truck yang melaksanakan pengangkutan sampah sistem kontainer angkat (HCS). 4. Perlu dicari UPTD yang dapat membantu kerjasama dengan swasta untuk pemanfaatan nilai ekonomis dari sampah. 146
DAFTAR PUSTAKA Anonim (1994), SNI 03-3242-1994 Tata Cara Pengelolaan Sampah di Permukiman, Badan Standarisasi Nasional. Anonim (1994), SNI 19-3964-1994 Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan, Badan Standarisasi Nasional. Anonim (1995), SNI 19-3983-1995 Spesifikasi Timbulan Sampah untuk Kota Kecil dan Sedang di Indonesia, Badan Standarisasi Nasional. Anonim (2002), SNI 19-2454-2002 Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan, Badan Standarisasi Nasional. Anonim (2003), Pedoman Pengelolaan Persampahan Perkotaan, Ditjen Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan Departemen Pekerjaan Umum. Anonim (2003), Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Sorong, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Sorong. Anonim (2005), A Multistakeholder Synthesis of Development Situation in Papua, Jayapura. Anonim (2006), Peraturan Daerah Kota Sorong Nomor 26 Tahun 2006, tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebersihan dan Pemadam Kebakaran Kota Sorong, Pemerintah Kota Sorong. Anonim (2006), Revisi SNI 03-3242-1994P, Pengelolaan Sampah Permukiman, Departemen Pekerjaan Umum, Yayasan LPMB, Bandung. Anonim (2008), Laporan Kegiatan Tahunan, Dinas Kebersihan dan Pemadam Kebakaran Kota Sorong. Anonim (2008), Laporan Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Sendiri, Dinas Pendapatan Daerah Kota Sorong. Anonim (2008), Kota Sorong Dalam Angka, BPS Kota Sorong. Chang, N.B., Schuler, R.E., dan Shoemaker, C.A. (1993), Environmental and Economic Optimazation of an Integrated Solid Waste Management System, Journal of Resource Management and Technology, Vol.21, hal. 87-100. 147
Dwidjowiyoto, R.N., (2003), Kebijakan Publik, Formulasi, Implementasi dan Evaluasi, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. United States Environmetal Protection Agency (1995), Decision-Makers Guide to Solid Waste Management, Vol. 2, Washington, D.C. Jalilzadeh, A. dan Parvaresh, A. (2005), Evaluation of Chronological Aspects of Collection and Transportation of Municipal Solid Waste System in Urmia, Iran Journal of Environmental Health, Sciences Engineering, Vol.2, No.4, hal. 267-272. Javaheri, H., Nasrabadi, T., Jafariah, M.H., Rowshan, G.R., dan Khoshnam, H. (2006), Site Selection of Municipal Solid Waste Landfills Using Analytical Hierarchy Process Method in a Geographical Information Technology Environment in Giroft,, Iran Journal of Environmental Health, Sciences Engineering, Vol.3, No.3, hal. 177-184. Kodoatie, R.J. (2003), Manajemen dan Rekayasa Infrastruktur, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Kurttila, M., Posenan, M., Kangas, J. dan Kajanus, M. (2000), Utilizing The Analytic Hierarchy Process (AHP) in SWOT Analysis a Hybrid Method and Its Application to a Forest Certification Case, Forest Policy and Economics, http://www.sciencedirect.com, diakses pada tanggal 27 Juli 2008. Mc.Michael, F.C. (1999), Municipal Solid Waste Recycling Issues, Journal of Environmental Engineering, Vol.125, No.10, hal. 944-949. Nurmandi, A., (2006), Manajemen Perkotaan, Sinergi Publishing, Yogyakarta. Peavy, H.S., Rowe, D.R., dan Tchobanoglous, G. (1985), Environmental Engineering, Mc Graw-Hill Publishing Company. Ramanathan, R. (2001), A Note on The Use of The Analytic Hierarchy Process for Environmental Impact Assessment, Journal of Environmental Management, Vol. 63, hal. 27 35. Rangkuti, F. (2004), Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 148
Rubenstein, B. dan Zandi, I. (2000), An Evaluate Tool for Solid Waste Management, Journal of Urban Planning and Development, Vol.126, No.3, hal. 119-135. Srivastava, P.K., Kulshreshta, K., Mohanty, C.S., Pushpangadan, P., dan Singh, A. (2004), Stakeholder-Based SWOT Analysis for Successful Municipal Solid Waste Management in Lucknow India, http://www.sciencedirect.com, diakses pada tanggal 24 Juli 2008. Saaty, T.L. (1998), Multicriteria Decision Making: The Analytic Hierarchy Process, Nijhoff Publishing, USA. Shekdar, A., Krishnaswami, K., Tikekar, V. dan Bhide, A. (1991), Long-term Planning for Solid Management in India, Journal of Waste Management and Research, Vol.9, hal. 511-523. Tchobanoglous, G., Theisen, H., dan Vigil, S.A. (1993), Integrated Solid Waste Management, Mc Graw-Hill International Editions, New York. Trihadiningrum, Y., dan Warma, I.A. (2004), Handout Mata Kuliah Pengelolaan Sistem Persampahan, Pusbiktek Departemen PU. Trihadiningrum, Y., Basri, H., dan Ezlin, N. (2008), Towards Sustainable Integrated Solid Waste Management in University Campus, International Conference on Sustainable Environmental Sanitation for Tropical Region, Department of Environmental Engineering Faculty of Civil Engineering and Planning, Sepuluh Nopember Institute of Technology Surabaya. Vesilind, P.A., Worrel, W.A., dan Reinhart, D.R. (2002), Solid Waste Engineering, Brook/Cole, New York. 149
Halaman ini sengaja dikosongkan 150