Oleh: Sri Hidayati TK Dharma Wanita 3, Karangan, Trenggalek

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh: Sri Yuliani TK Dharma Wanita 1 Kedungsigit, Karangan, Trenggalek

Oleh: Sunarti SDN 2 Karanganom, Durenan, Trenggalek

Oleh: Soejiati SDN 1 Wonoanti Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek

Oleh: Ani Ratnawati SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan indvidu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SDN 09 KAMPUNGDALEM TULUNGAGUNG TAHUN 2011/2012 SEMESTER II

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

Oleh: Parliyah SDN 3 Watuagung, Watulimo, Trenggalek

Oleh: Dewi Fatimah SDN Kayen Kabupaten Trenggalek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ARTIKEL PENELITIAN. Disusun Oleh : INA SALAMAH NPM :

PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I TAHUN 2014/2015 SD NEGERI 4 NGADIRENGGO KECAMATAN POGALAN KABUPATEN TRENGGALEK

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI STRATEGI BELAJAR KOOPERATIF PADA SISWA KELAS V SDN 1 KEDUNGSIGIT TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN

Oleh: Sri Hanifah Guru SDN II Wonorejo, Trenggalek

Oleh: Sutiyah SDN 1 Karangan, Karangan, Trenggalek

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MELAKUKAN EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SEMESTER I SDN I MALASAN DURENAN TRENGGALEK TAHUN 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK- KANAK SANGRINA BUNDA PASAR TIKU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Pra Tindakan

Oleh: Sri Suparbiati Guru SDN 2 Gandusari, Trenggalek

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN MELIPAT KERTAS PADA ANAK KLAS B TK ABA MERBUNG KLATEN SELATAN TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN MENGHITUNG OPERASI BILANGAN BULAT DENGAN METODE EKSPOSITORY BERBANTUAN MEDIA GARIS BILANGAN. Sri Eti Ermawati

BAB IV HASIL PENELITIAN. Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS MELALUI KEGIATAN PENCAMPURAN WARNA PADA ANAK KELOMPOK BTK AISYIYAH GONDANG TAHUN AJARAN 2013/2014

Oleh: Andjar Rukmini UPTD SMKN 3 Boyolangu, Tulungagung

Oleh: Prijo Santoso SMK Negeri 1 Trenggalek

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK PADA ANAK KELOMPOK A TK PERTIWI SUMBER TRUCUK KLATEN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN BAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI TK ABA 30 MEDAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR

Kanti Wilujeng 14. Kata kunci: bermain peran, hasil belajar. Guru Kelas III SDN Semboro 01 Jember

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG PAUD FKIP UNP KEDIRI.

Oleh: Sumarji SD Negeri Semarum, Durenan, Trenggalek

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN 04 PUNJUL TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN 2011/2012

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MERONCE DENGAN MEDIA MANIK-MANIK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL BROMO MEDAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI MEDIA BUBUR KERTAS PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI BEKU TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan penelitian

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN MEMBACA DENGAN PERMAINAN KARTU GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK SATU ATAP MARDI PUTRA I WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Xaverius 20 Curup. Subyek

Oleh: Tri Astuti TK Dharmawanita 1 Jatiprahu, Karangan, Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan alat menyatakan pikiran dan

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK DAWUNGAN I MASARAN SRAGEN

Penerapan Alat Peraga Kubus Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Sifat-Sifat Bangun Ruang Di Kelas IV

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Pada program studi PG PAUD.

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KONSEP BILANGAN 1-10 DENGAN MEDIA KOTAK PINTAR PADA ANAK KELOMPOK ATK ABA 1 PUNCU KABUPATEN KEDIRI

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No.

Pengertian. Pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

Oleh: Sutrismi Trismi Wahyuningtyas SDN 3 Ngantru Kecamatan, Trenggalek

Oleh: Sulastri SD Negeri 02 Sembon Karangrejo Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

Artikel Penelitian. Disusun oleh MAHMUDAH NPM:

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 2 (2), 8-13 (2016)

JURNAL PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. mengidentifikasi masalah pembelajaran matematika yang terdapat di kelas

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

Saida M. Oden Tau, Irwan Said, dan Anang Wahid. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI MEMAHAMI DAN MENANGKAP PESAN DALAM LAGU MELALUI METODE DEMONSTRASI. Endah Sulistiowati

Oleh Fathorrasi (1), Hasan Muchtar Fauzi (2)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menerapkan model pembelajaran make a match. Elliot (Zainal

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA GAMBAR PADA ANAK. Abstrak

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pembagian Bilangan Cacah melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas II SD Inpres 3 Palasa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

Alamson Silalahi Guru SMP Negeri 4 Medan Surel :

Transkripsi:

122 JUPEDASMEN, VOLUME 2, NOMOR 3, DESEMBER 2016 PENINGKATAN KEMAMPUAN SENI MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELOMPOK B TK DHARMA WANITA 3 KARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN 2015/2016 Oleh: Sri Hidayati TK Dharma Wanita 3, Karangan, Trenggalek Abstrak. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menemukan terjadinya peningkatan kemampuan membaca dan menulis dengan menggunakan media gambar. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan seni melalui demonstrasi pada siswa kelompok B TK Dharma Wanita 3 Karangan Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek Semester II Tahun 2015/2016. Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Penelitian ini dilakukan oleh guru kelompok B TK Dharma Wanita 2 Wonorejo Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek tahun ajaran 2015/2016 semester II. Peneliti berkolaborator dengan mitra guru untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul di kelompok B TK Dharma Wanita 3 Karangan tema pekerjaan. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan yaitu mulai bulan Maret 2015 sampai dengan bulan April 2016. Berdasarkan hasil penelitian selama dua siklus, dapat dikemukakan kesimpulan bahwa penerapan metode demosntrasi mampu meningkatkan kemampuan seni siswa kelompok B TK Dharma Wanita 3 Karangan dengan meningkatnya kemampuanseni pada pra siklus dengan nilai rata-rata 66,11 dengan ketuntasan sebesar 33,33% meningkatk pada siklus I dnegan nilai rata-rata 75,33 dengan ketuntasan belajar 66,67% dan meningkatkan kembali pada siklus II dengan rata-rata 80,56 dengan ketuntasan sebesar 94,44%. Kata Kunci: Demonstrasi, Seni, Kelompok B, Pekerjaan Pada dasarnya pendidikan pada usia dini meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan, melalui cara mengamati, meniru dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak. Pada pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang terdapat di jalur pendidikan sekolah (PP No. 27 Tahun 1990). Sebagai lembaga pendidikan pra-sekolah, tugas utama Taman Kanak-Kanak adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap perilaku, keterampilan dan intelektual agar dapat melakukan adaptasi dengan kegiatan belajar yang sesungguhnya di Sekolah Dasar. Pengertian belajar yang dikutip pertama kali adalah: Suatu perubahan pada kepribadian, yang ternyata pada adanya pola sambutan yang baru, yang dapat berupa suatu pengertian. (HC Witherington dalam RBS. Fudyartanto, 2002:147). Belajar merupakan munculnya pola baru pada diri seseorang. Sehingga sese-

Sri Hidayati, Peningkatan Kemampuan Seni Melalui Metode Demonstrasi... 123 orang yang berhasil dalam belajar akan menunjukkannya pada kemampuan dalam kemampuan baru, dalam pengertian baru, sehingga muncullah kepribadian yang berbeda dari sebelumnya. Apabila seseorang yang belajar tidak dapat menunjukkan adanya sesuatu yang baru pada dirinya, tentunya orang tersebut belum berhasil dalam kegiatan belajarnya. Pendapat yang lain menyatakan: Belajar adalah perubahan tingkah laku melalui pengalaman dan latihan (Arthur J. Gates dalam RBS. Fudyartanto, 2002:147). Menurut ahli pendidikan modern: Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkahlaku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Tingkah laku yang baru itu misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian baru, serta timbul dan berkembangnya sifat-sifat sosial, susila, dan emosional. (Aqib, 2012:42) Sumadi Suryabrata, menyampaikan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut: (1) Faktorfaktor yang berasal dari luar diri pelajar, dan ini masih digolongkan menjadi dua golongan, yaitu: (a) faktor-faktor non-sosial, dan (b) faktor-faktor sosial. (2) Faktorfaktor yang berasal dari dalam diri si pelajar, dan inipun dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu: (a) faktor-faktor fisiologis, dan (b) faktor-faktor psikologis (Sumadi Suryabrata, 2009:249). Agar potensi anak dalam proses belajar mengajar anak dapat memperoleh pengetahuan adalah melalui kegiatan bermain sambil belajar. Dengan bermain dan belajar, seorang anak dapat memperoleh kesempatan untuk mempelajari berbagai hal baru. Bermain dan belajar bagi mereka juga merupakan sarana dalam mengembangkan berbagai ketrampilan sosialnya. Dijelaskan pula bahwa pada masa 5-6 tahun pertama dalam kehidupan anak manusia merupakan masa dimana perkembangan fisik dan motorik intelektual berlangsung dengan sangat cepatnya sehingga seringkali disimpulkan bahwa sejauh mana keberhasilan pada masa ini akan menentukan seluruh masa depan anak. Pada masa ini sejumlah besar kemampuan seperti berbahasa, bersikap, nilai-nilai bahkan cara belajar seorang manusia mulai mengambil bentuk dasarnya, dan cenderung untuk menetap sampai usia dewasa. Pentingnya seni bagi anak usia dini karna pada usia 2-6 tahun anak-anak sudah mulai mengembangkan kemampuan motorik halusnya, mereka dapat mengendalikan tangannya, mengembangkan kemampuan sensorik, menggunakan jari-jari, mengkoordinasikan mata dan jari dengan menggambar pada kertas, kanvas atau media lain yang disediakan. Karya seni pada anak usia dini dimulai dari proses membentuk menggambar. Dalam proses menggambar pada anak usia dini ada memiliki ciri-ciri yang lebih khusus yaitu: (1) Masa mencoret atau mencoreng umur 2 4 tahun; (2) Masa prabagan umur 4 6 tahun. Proses kegiatan seni pada anak usia dini pada umumnya terbagi dalam 4 kategori sebagai berikut: (1) Mengamati (seeing), yang memberi kesempatan/peluang untuk mengembangkan kepekaan persepsi; (2) Merasakan (feeling), yang memberi peluang untuk mengembangkan respon estetis; (3) Berpikir (Thinking), yang memberi peluang untuk mengembangkan kemampuan mengevaluasi dan mengapresiasi; (4) Melakukan (doing), yang memberi peluang untuk mengembangkan keterampilan.

124 JUPEDASMEN, VOLUME 2, NOMOR 3, DESEMBER 2016 Pada anak usia dini lebih mengutamakan seni ekspresinya. Anak-anak sama sekali tidak dituntut kecakapan teknis untuk membuat gambar yang mirip karena cara menggambar yang mirip ini belum waktunya diberikan kepada anak-anak kecil. Masa kanak-kanak merupakan masa berekspresi bebas secara kreatif, konsep bermain tetap jadi acuan dalam kegiatan karya seni anak, oleh karena itu kegiatan ini sangat cocok untuk mereka untuk meningkatkan semua aspek perkembangan motoriknya. Dengan kegiatan seni, diharapkan anak dapat lebih terampil dan berkembang kemampuan motorik halusnya, ini sebagai langkah awal persiapan anak memasuki tahap menulis dalam perkembangan pembelajaran anak selanjutnya. Dari sifat keingintahuan akan segala sesuatu ini, dapat dikembangkan untuk mencari cara atau metode pengajaran terhadap anak yang masih belajar di tingkat Taman Kanak-kanak. Guru bisa menggali berbagai metode pengajaran yang disesuaikan dengan kondisi dan cara berpikir anak-anak tersebut, sehingga proses belajar mengajar bisa berjalan dengan baik dan hasilnya bisa memuaskan seperti yang diharapkan. Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga Siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung. Metode ini sangat cocok digunakan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, membandingkan komponenkomponen yang membentuk sesuatu, membandingkan sesuatu cara dengan cara lain, dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu. Metode demonstrasi mempunyai kelebihan sebagai berikut: (1) Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkrit, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat); (2) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari; (3) Proses pengajaran lebih menarik; (4) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataaan dan mencoba melakukannya sendiri. Metode adalah merupakan cara utama yang bersifat umum dan luas yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. (Surahman, 1978: 121). Sedangkan pengajaran adalah, 1 proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan; 2 perihal mengajar; segala sesuatu mengenai mengajar. (Tim. 1996: 13). Dengan demikian metode pengajaran berarti suatu cara utama yang bersifat umum dan luas dalam melakukan proses, perbuatan, cara mengajar, atau mengajarkan untuk mencapai suatu tujuan. Metode pengajaran di TK amatlah banyak. Sebagaimana yang telah dituangkan oleh peneliti pada bagian latar belakang. Adapun metode-metode yang dimaksudkan adalah: (1) Metode pemberian tugas, yaitu metede yang memberikan kesempatan pada anak untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung yang telah dipersiapkan oleh guru sehingga anak dapat mengalami secara nyata dan melaksanakan secara tuntas. Tugas dapat diberikan secara berkelom-

Sri Hidayati, Peningkatan Kemampuan Seni Melalui Metode Demonstrasi... 125 pok ataupun individual; (2) Metode proyek, yaitu metode yang memberikan kesempatan pada anak untuk menggunakan alam sekitar dan atau kegiatan sehari-hari anak sebagai bahan pembahasan melalui berbagai kegiatan; (3) Metode karya wisata, yaitu kunjungan secara langsung ke objek-objek yang sesuai dengan bahan kegiatan yang sedang dibahas di lingkungan kehidupan anak; (4) Metode bermain peran, yaitu permainan yang memerankan tokoh-tokoh atau bendabenda sekitar anak sehingga dapat mengembangkan daya khayal (imajinasi) dan penghayatan terhadap bahan kegiatan yang dilaksanakan; (5) Metode demontrasi, yaitu cara mempertunjukkan atau memeragakan suatu objek atau proises dari suatu kejadian atau peristiwa; (6) Metode bercerita (ceramah), yaitu cara bertutur dan menyampaikan cerita atau memberikan penerangan secara lisan; (7) Metode sosiodrama, yaitu suatu cara memerankan beberapa peran dalam suatu cerita tertentu yang menuntut integrasi di antara para pemerannya; (8) Metode bercakap-cakap, yaitu suatu cara bercakapcakap dalam bentuk Tanya jawab antara anak dengan anak, atau anak dengan guru. METODE PENELITIAN Penelitian tindakan ini dilaksanakan dalam dua siklus kegiatan yaitu siklus 1 dan siklus 2. Masing-masing siklus terdiri 4 tahap kegiatan yaitu: (1) Menyusun rencana tindakan; (2) Melaksanakan tindakan; (3) Melakukan observasi; (4) Membuat analisis dilanjutkan refleksi. Tahapan penelitian dalam kegiatan penelitian ini memuat beberapa kegiatan pra tindakan dan kegiatan pelaksanaan tindakan yang meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Kegiatan pra tindakan Peneliti selaku guru kelas bersama dengan mitra guru/pengamat mengidentifikasi permasalahan yang dialami siswa kelompok B TK Dharma Wanita 3 Karangan sekaligus membuat tes awal, menentukan sumber data, melakukan tes awal dan menentukan subyek penelitian. Kegiatan pelaksanaan Tindakan Tahap Perencanaan Dari kegiatan pra tindakan, disusun rencana tindakan perbaikan atas masalah masalah yang ada dalam pembelajaran. Pada tahap ini ditetapkan dan di susun rancangan perbaikan seni dengan menggunakan demonstrasi. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan, meliputi: (1) Peneliti dan mitra guru/pengamat merumuskan permasalahan secara operasional, relevan dengan rumusan masalah penelitian; (2) Peneliti dan mitra guru/pengamat merumuskan hipotesis tindakan; (3) Menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan Tahap Tindakan Kegiatan yang dilakukan dapat dikemukakan sebagai berikut: (1) Guru melakukan tindakan sesuai dengan rancangan yang telah dibuat; (2) Peneliti dan observer melakukan pengamatan dengan menggunakan format observasi, format catatan lapangan dan melakukan refleksi terhadap tindakan melalui diskusi. Tahap Observasi/ Pengamatan Selama proses pembelajaran berlangsung pengamat mengobservasi kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi proses yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Observer juga mencatat segala

126 JUPEDASMEN, VOLUME 2, NOMOR 3, DESEMBER 2016 sesuatu yang berhubungan dengan proses pembelajaran yang tidak tersedia/tertampung dalam lembar observasi. Tahap Refleksi Peneliti dan kolaborator penelitian mendiskusikan hasil pengamatan yang telah dilakukan. Kegiatan yang dilakukan meliputi: analisis, sintesis, pemaknaan, penjelasan, dan penyimpulan data dan informasi yang berhasil dikumpulkan. Hasil yang diperoleh berupa temuan tingkat efektivitas pembelajaran dengan menggunakan model belajar jigsaw yang dirancang dan daftar permasalahan yang muncul di lapangan yang selanjutnya dapat dipakai sebagai dasar untuk melakukan perencanaan ulang. Subyek penelitian ini adalah Peserta Didik Kelompok B TK Dharma Wanita 3 Karangan Kecamatan Karangan yang berjumlah 20 Peserta Didik. Pemilihan subyek ini berdasarkan pada belum berkembangnya kemampuan seni pada peserta didik di kelompok B Dalam penelitian tindakan kelas ini, instrumen yang digunakan adalah instrumen tes. Skor hasil tes siswa dalam mengerjakan soal-soal yang meliputi tes pada tiap akhir siklus (siklus I dan siklus II). Hasil dari tes tersebut akan digunakan untuk melihat peningkatan pemahaman dan pencapaian hasil belajar siswa. Data berupa hasil tes tulis siswa juga dianalisis dengan acuan terhadap ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar yang digunakan adalah berdasarkan SKM (Standar Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu sebesar 75. Seorang siswa dianggap tuntas belajarnya apabila siswa tersebut telah menyelesaikan sekurang-kurangnya 75% dari tujuan pembelajaran yang harus dicapai dan secara klasikal jika 85% dari banyaknya siwa kelas tersebut menyelesaikan sekurang-kurangnya 85% dari tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Skor hasil tes siswa dalam mengerjakan tugas yang meliputi tugas pada tiap akhir siklus (siklus I dan siklus II). Hasil dari tes tersebut akan digunakan untuk melihat peningkatan pemahaman dan pencapaian prestasi belajar siswa. Data berupa hasil pemberian tugas kepada siswa juga dianalisis dengan acuan terhadap beberapa kriteria yaitu : (1) Kesesuaian, (2) Target Waktu, (3) Kerapian (4) Kebersihan. Seorang siswa dianggap berkriteria sangat baik apabila hasil belajarnya memenuhi semua kriteria tersebut.apabila siswa tersebut telah menyelesaikan sekurangkurangnya 75% dari tugas yang diberikan yang harus dicapai dan secara klasikal jika 85 % dari banyaknya siwa kelas tersebut menyelesaikan sekurang-kurangnya 75 % dari tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran di kelas berlangsung. Observasi dimaksudkan untuk mengetahui adanya peningkatan aktivitas atau respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan oleh mitra guru (teman sejawat) dengan menggunakan lembar observasi. Kriteria keberhasilan proses ditentukan dengan menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh pengamat. Format lembar observasi terlampir. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada

Sri Hidayati, Peningkatan Kemampuan Seni Melalui Metode Demonstrasi... 127 setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu : Untuk menilai unjuk kerja siswa Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan: X X N Dengan : X = Nilai rata-rata X = Jumlah semua nilai siswa N = Jumlah siswa Untuk ketuntasan belajar Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 70% atau nilai 70, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 85%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut: Siswa. yang. tuntasbelajar. p x100% Siswa HASIL DAN PEMBAHASAN Pra Siklus Dari hasil observasi awal yang dilakukan oleh observer sebagai kolaborator penelitian diketahui bahwa metode pembelajaran demonstrasi kurang efektif digunakan, karena siswa belum memiliki keberanian untuk menjawab pertanyaan dari guru sehingga sulit untuk memahami materi yang disampaikan. Selain itu siswa hanya mendengarkan sehingga siswa cepat bosan. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa tidak memuaskan. Tabel 1. Data Awal Sebelum Penelitian No Pra Siklus Nilai/Bintang Frek. N x F Persentase Ket 1 4 0 0 0.00 T 2 3 6 18 33.33 T 3 2 12 24 66.67 TT 4 1 0 0 0.00 TT Jumlah 18 42 100.00 Rata-rata 2.33 Data di atas menunjukkan bahwa kemampuan kognitif tema pekerjaan pada peserta didik kelompok B TK Dharma Wanita 3 Karangan sebelum diadakan penelitian masih rendah, hal ini ditunjukkan oleh peserta didik yang tuntas belajar Peserta Didik (33,33%) sedangkan untuk siswa yang masih belum mencapai sebanyak 12 siswa (66,67%). Siklus I Perencanaan Tahap ini meliputi: (1) Guru menetapkan materi pembelajaran tentang Mengelompokkan hewan menurut ciri-ciri tertentu pada kelas B dengan metode demonstrasi; (2) Guru mempersiapkan perangkat pembelajaran yaitu Satuan Kegiatan Harian (SKH); (3) Guru mempersiapkan instrumen penelitian yaitu lembar kegiatan Peserta Didik, lembar observasi kegiatan belajar mengajar serta catatan saat pelaksanaan pembelajaran; (4) Guru membuat perangkat sistem penilaian

128 JUPEDASMEN, VOLUME 2, NOMOR 3, DESEMBER 2016 Pelaksanaan (Action) Langlah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut: (1) Kegiatan Awal, meliputi: (a) Berdo a, salam, absensi; (b) Menyanyikan lagu Aku Seorang Kapiten. (2) Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru menyampaiakn tujuan dan kompetensi yang akan dicapai; (b) Guru mengeluarkan kertas lipat; (c) Guru membagikan kertas lipat kepada siswa; (d) Guru mendemonstrasikan pembuatan pesawat dengan menggunakan kertas lipat; (e) Siswa memperhatikan dan mengikuti proses yang dilakukan oleh guru; (f) Guru meminta siswa untuk meletakkan hasil di bangkunya masing; (g) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat pesawat sendiri dengan menggunakan kertas lipat tanpa dibantu oleh guru; (h) Guru membuat kesimpulan terhadap haisl karya siswa. (3) Kegiatan Akhir, meliputi: (a) Bercakap-cakap cara memuji teman dan orang lain; (b) Berdo a, salam dan pulang Pengamatan (Observation) Pengamatan dilakukan oleh kolaborator (Guru/ teman sejawat). Pada tahap pengamatan ini yang diamati adalah tingkat keaktifan Peserta Didik dalam proses belajar, keberanian peserta didik, dan hasil belajar Peserta Didik.Dari hasil pengamatan ini diperoleh keaktivan Peserta Didik pada siklus I sebesar 64.29%. Refleksi (Reflektion) Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan kolaborator maka pelaksanaan tindakan pada putaran pertama dapat direfleksikan sebagai berikut: (1) Semua tindakan yang direncanakan yaitu pembelajaran pada putaran pertama dapat terlaksana meskipun belum efektif; (2) Keberanian Peserta Didik dalam pembelajaran ini sudah cukup baik; (3) Guru dalam melaksanakan pembelajaran ini masih belum maksimal. Data penelitian berupa nilai atau skor kemampuan seni peserta didik Kelompok B TK Dharma Wanita 3 Karangan Tahun pelajaran 2015/2016 dengan tema pekerjaan sebelum menggunakan metode Demonstrasi adalah sebagai berikut: Selanjutnya peneliti berusaha untuk meningkatkan kemampuan peserta didiknya dalam penggunaan kemampuan seni tema pekerjaan dengan menggunakan metode demonstrasi pada siklus pertama. Data nilai/skor Peserta Didik adalah sebagai berikut. Tabel 2. Data Nilai Siklus I No Pra Siklus Nilai/Bintang Frek. N x F Persentase Ket 1 4 3 12 16.67 T 2 3 10 30 55.56 T 3 2 5 10 27.78 TT 4 1 0 0 0.00 TT Jumlah 18 52 100.00 Rata-rata 2.89 Dari data di atas dapat diketahui bahwa pada siklus pertama Peserta Didik de- Didik atau (66,67%). Tingkat ketuntasan siklus I lebih baik dari sebekum siklus yang hanya 33,33%. Siklus Kedua. Perencanaan (Planning) Berdasarkan hasil tindakan yang dilakukan pada putaran pertama yang dijelaskan diatas, maka peneliti dan kolaborator merumuskan rencana tindakan untuk putaran kedua yaitu dengan perubahan sebagai berikut ini: (1) Guru lebih mengoptimalkan pembelajaran ini; (2) Mengoptimalkan alokasi waktu dalam pembelajaran; (3)

Sri Hidayati, Peningkatan Kemampuan Seni Melalui Metode Demonstrasi... 129 Meningkatkan keberanian Peserta Didik dalam pembelajaran Pelaksanaan (Action) Langlah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut: (1) Kegiatan Awal, meliputi: (a) Berdo a, salam, absensi; (b) Menyanyikan lagu Aku Polisi. (2) Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru menyampaiakn tujuan dan kompetensi yang akan dicapai; (b) Guru mempersiapkan peralatan dan bahan untuk mencocok gambar; (c) Guru menempelkan gambar pada sterofom di depan kelas; (d) Guru meminta siswa untuk menyebutkan nama-nama gambar yang ada di papan sterofom; (e) Guru mendemonstrasikan mencocok salah satu gambar yang ada pada sterofom; (f) Siswa diminta untuk mengambil salah satu gambar yang diminati oleh siswa; (g) Guru membagikan peralatan mencocok; (h) Siswa mencocok gambar yang telah dipilih; (i) Guru memberikan penilaian; (j) Siswa dengan hasil terbaik mendapatkan penghargaan; (k) Guru membuat kesimpulan terhadap hasil karya siswa. (3) Kegiatan Akhir, meliputi: (1) Bercakap-cakap cara memuji teman dan orang lain; (2) Berdo a, salam dan pulang. Pengamatan (Observation) Pada putaran kedua ini pembelajaran sudah terlaksana dengan baik, guru sudah optimal dalam mengelola pembelajaran dan juga pengalokasian waktu sudah sesuai dengan Satuan Kegiatan Harian (SKH). Demikian juga respon dan keberanian Peserta Didik juga meningkat. Peserta Didik menjadi aktif, antusias, senang dalam pembelajaran ini yang menggunakan metode Demonstrasi dalam kemampuan kognitif tema pekerjaan. Pada siklus II ini diperoleh persentase aktivitas peserta didik sebesar 80,36%. Reflesi (Reflektion) Dari hasil pengamatan guru kolaborator pada putaran kedua dapat diilustrasikan sebagai berikut: (a) Kekurangan yang ada pada pelaksanaan pembelajaran putaran pertama sudah dapat diatasi atau sudah diperbaiki oleh guru peneliti: Tingkat keaktifan, keberanian dan keceriaan Peserta Didik sudah merata baik; (b) Semua tindakan pembelajaran yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik dan optimal, baik dari segi metode pembelajaran, alokasi waktu, dan strategi pembelajaran Setelah pembelajaran berakhir diadakan test dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan kemampuan kognitif tema pekerjaan pada Peserta Didik Kelompok B TK Dharma Wanita 3 Karangan. Hasil test dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 3. Data Nilai Siklus Kedua No Pra Siklus Nilai/Bintang Frek. N x F Persentase Ket 1 4 7 28 38.89 T 2 3 10 30 55.56 T 3 2 1 2 5.56 TT 4 1 0 0 0.00 TT Jumlah 18 60 100.00 Rata-rata 3.33 Data di atas menunjukkan bahwa dalam putaran kedua Peserta Didik yang mendapatkan nilai nilai 17 Peserta Didik (94,44%), termasuk dalam kategori kemampuan sangat baik. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan seni tema pekerjaan pada Peserta Didik Kelompok B TK Dharma Wanita 3 Karangan Kecamatan Karangan Tahun 2015/ 2016 secara signifikan. Pada penelitian yang telah dilaksanakan pada putaran pertama, Peserta Didik

130 JUPEDASMEN, VOLUME 2, NOMOR 3, DESEMBER 2016 dalam menerima proses pembelajaran cukup baik. Kesulitan yang ditemui pada proses pembelajaran pada putaran pertama dapat diatasi dalam proses pembelajaran putaran kedua. Hasil penelitian tindakan ini adalah penerapan metode Demonstrasi dapat meningkatkan bidang pengembangan kemampuan kognitif tema pekerjaan pada Peserta Didik Kelompok B TK Dharma Wanita 3 Karangan Kecamatan Karangan Tahun 2015/2016 pada semester II. Dari hasil analisis data pada putaran kedua diperoleh nilai Peserta Didik dengan 66,67% naik 27,8% pada siklus II menjadi 94,44%, termasuk kategori kemampuan sangat baik. Dengan menggunakan metode Demonstrasi akan banyak membantu Peserta Didik Taman Kanak-kanak untuk meningkatkan kemampuan kognitif dengan baik. Jadi penerapan metode Demonstrasi dalam pembelajaran adalah sangat efektif. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian selama dua siklus, dapat dikemukakan kesimpulan bahwa penerapan metode demosntrasi DAFTAR RUJUKAN Aqib, Zainal. 2012. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendekia Fudyartanto, RBS. 2002. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. yogyakarta Peraturan Pemerintah No 27 tahun 1990 tentang Pendidikan Prasekolah mampu meningkatkan kemampuan seni siswa kelompok B TK Dharma Wanita 3 Karangan dengan meningkatnya kemampuan seni pada pra siklus dengan nilai rata-rata 66,11 dengan ketuntasan sebesar 33,33% meningkatk pada siklus I dnegan nilai ratarata 75,33 dengan ketuntasan belajar 66,67% dan meningkatkan kembali pada siklus II dengan rata-rata 80,56 dengan ketuntasan sebesar 94,44%. Saran Bagi Taman Kanak-kanak, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk membuat kebijaksanaan dalam meningkatkan kemampuan akademi Peserta Didik. Bagi guru hendaknya memperhatikan Peserta Didik yang kurang bisa mengikuti pelajaran atau lambat dalam belajar dengan cara memberi latihan-latihan yang lebih sering. Bagi sekolah hendaknya melakukan penambahan media atau buku-buku pendidikan yang sifatnya membantu Peserta Didik dalam peningkatan bidang pengembangan kemampuan kognitif. Surakhmad, Winarno. 1985. Pengantar Penelitian llmiah Dasar. Bandung : Tarsito. Suryabrata, Sumadi. Tanpa Tahun. Psikologi Pendidikan. Jakarta. CV. Rajawali.