BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melihat hasil penelitian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka penulis mencoba untuk menyimpulkan apa yang telah diuraikan mengenai Strategi Komunikasi Kementerian Kesehatan Nasional dalam Mensosialisasikan Jaminan Kesehatan Nasional. Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan yang sudah didapat berkaitan dengan hasil penelitian yaitu : 1. Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini menjelaskan dan membahas strategi sosialisasi yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dalam mensosialisasikan Jaminan Kesehatan Nasional mengacu pada 5 langkah proses strategi komunikasi : a. Analisa Lingkungan: Kementerian Kesehatan sebelum melakukan dan membuat strategi sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional pada tahun 2014, melakukan pre/post test untuk mengetahui sejauh mana persiapan dalam rangka pemahaman masyarakat mengenai Jaminan Kesehatan Nasional. b. Menentukan dan Menetapkan arah perusahaan: Kementerian Kesehatan membuat visi dan misi secara holistik (turunan visi dan misi Kementerian Kesehatan) yang dituangkan dalam Rencana Strategis 2014-2019. 80
81 c. Formulasi Strategi: Penyususnan strategi sosialisasi, edukasi, advokasi dibuat dengan menganalisa kahalayak sasran serta pesan apa saja yang akan dikemas sehingga tujuan sosialisasi dapat tersampaikan dengan baik dan efektif sesuai dengan tujuan dari komunikasi dan menghasilkan citra yang baik di mata publiknya. d. Implementasi Strategi: Melalui media yang ada dan tepat mulai dilakukan sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional e. Pengendalian Strategi: Kementerian Kesehatan sudah melakukan monitoring dan evaluasi jaminan Kesehatan Nasional tahun 2014 dengan baik dan membuat indikator realisasi pelaksanaan Jaminan kesehatan Nasional. 2. Dalam proses sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional, Kementerian Kesehatan hanya melakukan fungsinya sebagai regulator saja, yaitu sebagai pembuat kebijakan mengenai mekanisme dan prosedur pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional dengan para stakeholder terkait, tetapi belum menjalankan fungsinya dalam hal pengawasan, sehingga sosialisasi yang dilakukan pesannya tidak efektif dan masih banyak publik yang belum paham betul mengenai Jaminan Kesehatan Nasional. Fungsi kontrol atau pengawasan belum terlaksana dengan baik. Setelah sosialisasi, Kementerian Kesehatan hanya mengontrol dari segi aspek teknis saja (undang-undang yang dijalankan serta realisasi anggaran) yang tertuang dalam Monev JKN, tetapi dari segi pesan sosialisasi, apakah tersampaikan dengan baik tidak di monitor dan dievaluasi oleh Kementerian Kesehatan.
82 3. Dalam proses pelaksanaan sosialisasi dengan BPJS Kesehatan, masih terdapat tumpang tindih mengenai tugas serta fungsi dan bagian-bagian yang akan disampaikan oleh masing-masing instansi, sehingga membuat rancunya kebijakan dan pemahaman masyarakat mengenai Jaminan Kesehatan Nasional. 4. Monitoring dan evaluasi yang telah dibuat sudah berhasil dengan baik, sehingga dapat dijadikan landasan untuk kegiatan sosialisasi selanjutnya, tetapi kedepannya sangat perlu dibuatkan monitoring dan evaluasi mengenai pesan yang disampaikan serta media yang dipakai pada saat sosialisasi sudah tepat sebagai penyampai pesan atau belum. 5.2. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas penulis mencoba memberikan beberapa aran sebagai berikut : 1. Penulis memberi masukan bahwa sebaiknya dalam proses pelaksanaan sosialisasi, subbagian Hubungan Media dan Lembaga kedepannya membuat dan merumuskan tahap strategi Analisa Lingkungan, dengan membuat analisa SWOT agar terpetakan dengan tepat kelemahan serta kekuatan Kementerian Kesehatan dan peluang serta ancaman dalam rangka sosialisasi kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional. Selain itu Hubungan Media dan Lembaga juga melakukan perumusan kebijakan bersama tingkat struktural, agar tepat dalam merumuskan strategi sosialisasi, edukasi dan advokasi Tahapan strategi ini merupakan langkah awal agar Kementerian
83 Kesehatan dapat menjalankan visi dan misi seusai Renstra 2015-2019. 2. Divisi Humas, yang bersama menentukan strategi sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional, yaitu (Subbagian Hubungan Media dan Lembaga, Hubungan Media Massa dan Media Sosial, Opini Publik), di Kementerian Kesehatan, setelah melakukan sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional ke stakeholder dalam hal ini klinik harus melakukan fungsi pengawasan dalam proses sosialisasi ke dapannya, sehingga dapat memonitor apakah strategi yang digunakan sudah tepat sebagai langkah evaluasi. Subbagian Media Massa dan Media Sosial, serta Subbagian Opini Publik seharusnya melakukan fungsi government relations dengan stakeholdernya, dalam hal ini klinik Yayasan Ardita terkait apakah mekanisme undang-undang serta prosedur pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional sudah dipahami betul oleh klinik agar menjadi perantara sosialisasi yang baik juga ke masyarakat. Selain itu juga, klinik Yayasan Ardita menjalin hubungan yang baik dengan Kementerian Kesehatan dengan mengadakan forum pertemuan berkala (tidak hanya dengan BPJS Kesehatan), sehingga klinik Yayasan Ardita juga update terkait mekanisme terbaru pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional, dan agar kedepannya klinik Yayasan Ardita lebih mudah dalam menjalankan usaha dalam bidang kesehatan karena didukung dengan baik oleh pemerintah. Hubungan yang terjalin menjadi harmonis, yaitu komunikasi dua arah dan timbal balik dapat terjadi di antara kedua pihak.
84 3. Divisi Humas dalam Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, dalam hal ini Subbagian Opini Publik harus menganalisa publik yang akan menjadi sasarannya secara lebih terperinci (membuat mapping stakeholder) agar dapat menerapkan tahapan strategi tradisional dan adaptif, yaitu strategi yang paling sesuai ketika perusahaan berhadapan dengan berbagai perubahan yang terjadi di lingkungan bisnis yang sedang dijalankan. Strategi yang dapat diadaptasikan dengan baik ke stakeholder terkait, sehingga media dapat dipilih secara tepat dan menghasilkan komunikasi yang efektif. 4. Kementerian Kesehatan dalam hal ini subbagian Media Massa dan Media Sosial, sebagai divisi yang bertugas dalam melakukan penyebaran pesan komunikasi harus merincikan media apa saja yang tepat untuk masingmasing stakeholdernya (jangan digeneralisasi), karena publik tertentu harus dengan media tertentu juga sehingga pesan dapat dimengerti dengan baik dan sampai secara efektif. Konten pesan di dalam masing-masing media akan menunjang pencapaian tujuan organisasi, karena itu mapping media harus terencana yg didasarkan hasil riset, dan ditetapkan untuk mencapai tujuan dalam sosialisasi Jaminan kesehatan Nasional.