BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan kertas di Indonesia sendiri saat ini sudah mencapai 7,7 juta ton

... Hubungi Kami : Studi Potensi Bisnis dan Pelaku Utama Industri PULP & KERTAS di Indonesia, Mohon Kirimkan. eksemplar.

Penyusun Penulisan Ilmiah: YOGA KOMARA NPM: Dosen Pembimbing: Lina Kusrina, SE., MM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Cakupan Paparan : Outlook industri pulp dan kertas (IPK) Gambaran luasan hutan di indonesia. menurunkan bahan baku IPK

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melaporkan posisi perusahaan pada suatu titik waktu dan kegiatan operasinya

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti buku, block note, buku hard cover, writing letter pad, dan lainnya. Industri

ALTMAN Z-SCORE SEBAGAI SALAH SATU METODE DALAM MENGANALISIS ESTIMASI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN

Nama : Dessy Septiyani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Nova Anggrainie, SE., MMSI

PENDAHULUAN. berbagai cara atau inovasi dalam kebutuhan konsumen agar bisa meraih pangsa

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dari kayu dan lain serabut bahan kimia untuk cat/kertas, dan dari kain lap,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan paperand allied product yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari populasi (objek) penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Resiko adalah sesuatu yang penting untuk diketahui oleh semua orang.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Objek Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2010:118) objek penelitian adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI APRIL 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI MARET 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI FEBRUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. ini adalah industri pulp dan kertas. Ada tiga alasan utama yang melatarbelakangi

BAB I PENDAHULUAN. bagus untuk memperoleh keuntungan. kemampuan menciptakan nilai tambah (value added creation) dari setiap

BAB I. Pendahuluan. Indonesia juga semakin meningkat, pada tahun 2013 lalu tercatat produksi mobil

PENDAHULUAN. ini pertumbuhannya sangat signifikan. Sejak tahun 2006 indonesia telah. Tabel 1.1 Volume dan Nilai Expor Kelapa Sawit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan tambang mineral lainnya, menyumbang produk domestik bruto (PDB)

BAB I PENDAHULUAN. Krisis finansial di Amerika Serikat tampaknya telah menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN an, melalui pembangunan industri pengolahan kayu terpadu. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris yang mempunyai berbagai aktifitas

BAB I PENDAHULUAN. Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri di Indonesia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sawit, serta banyak digunakan untuk konsumsi makanan maupun non-makanan.

BAB I PENDAHULUAN. data Organisasi Pembangunan Industri Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNIDO),

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap Negara tidak mampu untuk memproduksi suatu barang atau jasa

BAB I PENDAHULUAN. Industri ritel merupakan salah satu industri strategis di Indonesia. Industri. ini memberikan sumbangsih terbesar kedua dalam

I. PENDAHULUAN. Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa

BAB I PENDAHULUAN. sektor nonmigas lain dan migas, yaitu sebesar 63,53 % dari total ekspor. Indonesia, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.1.

1. Yulianty Widjaja (Direktur DAVINCI); dan 2. Para Hadirin Sekalian Yang Berbahagia.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lainnya. Apalagi di zaman digital yang semakin maju akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lembaga keuangan berskala besar pada September Dampak krisis pun

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

RINGKASAN EKSEKUTIF AS AT SUPRIYANTO.

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat telah memberikan dampaknya ke

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih meningkatkan daya saingnya agar mampu bertahan di tengah

Kurniawati Ladhifa Darminto Topowijono Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

IDQAN FAHMI BUDI SUHARDJO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TOPIKAL PAPER. Muhammad Edhie Purnawan, SE, MA, Ph.D

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang ada untuk menghasilkan laba maksimal, sementara tujuan

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara terbesar penghasil rotan di dunia. Selain itu

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

Beberapa perkembangan Internasional sehubungan dengan produk kayu ilegal yang harus dicermati:

BAB I PENDAHULUAN. dijalani oleh sektor industri tekstil di Indonesia. Bermula dari kenaikan harga bahan

LAMPIRAN. Daftar Populasi Perusahaan Manufaktur Periode No Nama Perusahaan Jenis Perusahaan

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam perekonomian Indonesia. Bahkan komoditi teh juga menjadi

Policy Brief Perbaikan Regulasi Lahan Gambut Dalam Mendukung Peran Sektor Industri Kelapa Sawit Indonesia 2017

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal untuk berbagai

DAFTAR NAMA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DALAM INDUSTRI DASAR DAN KIMIA

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, KINERJA DAN DAYA SAING INDUSTRI ELEKTRONIKA DI INDONESIA JOHANNA SARI LUMBAN TOBING H

BAB I PENDAHULUAN. kebangkitan kembali sektor manufaktur, seperti terlihat dari kinerja ekspor maupun

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan manufaktur merupakan suatu cabang industri yang

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan komponen yang terbuat dari karet seperti ban kendaraan, sabuk

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu lingkungan tentang perubahan iklim global akibat naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darusalam, Vietnam,

BAB I PENDAHULUAN. prospektif untuk dikembangkan. Dengan populasi lebih dari 250 juta penduduk, Indonesia

DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2008 dan 2009 merupakan tahun-tahun yang penuh tantangan bagi

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar kita di Malaysia kecil sekali, di bawah 1%, dengan itu 10 merek sepatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah batubara. Indonesia merupakan salah

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI JUNI 2016

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1. Luasan lahan perkebunan kakao dan jumlah yang menghasilkan (TM) tahun

USAID LESTARI DAMPAK PELARANGAN EKSPOR ROTAN SEMI-JADI TERHADAP RISIKO ALIH FUNGSI LAHAN, LINGKUNGAN DAN KESEJAHTERAAN PETANI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang tentunya tidak akan dan tidak dapat mengasingkan diri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebangkrutan adalah suatu kondisi disaat perusahaan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pertanian (agro-based industry) yang banyak berkembang di negara-negara tropis

BAB I PENDAHULUAN. faktor, di Indonesia sendiri banyak yang mengemukakan bahwa faktor-faktor

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. utama untuk mencari keuntungan yang telah diharapkan. Setiap aktifitas yang

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang seluruhnya atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui

Transkripsi:

1 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki wilayah hutan yang luas, hutan yang ada mampu memberikan berbagai manfaat bagi kehidupan manusia maupun makhluk hidup yang hidup didalamnya. Salah satu manfaat hutan adalah sebagai bahan baku untuk sektor industri pulp & kertas. Sektor industri pulp & kertas membutuhkan bahan baku kayu yang bersumber dari hutan alam dan hutan tanaman industri. Hutan alam adalah hutan yang terbentuk secara alami tanpa ada campur tangan manusia, dimana jenis pohon yang tumbuh di dalamnya bervariasi. Sedangkan hutan tanaman industry merupakan hutan yang terbentuk karena campur tangan manusia dengan tujuan tertentu. Menurut kementrian perindrustrian, Indonesia berada di peringkat 9 produsen pulp dunia dan peringkat 4 produsen industri kertas. Menempati peringkat pertama di Asia Tenggara untuk industry pulp & kertas. Industri pulp & kertas nasional merupakan salah satu penyumbang devisa negara masingmasing sebesar USD1,73miliar dan USD 3,57 miliar serta menyerap tenaga kerja langsung sekitar 260 ribu orang dan sebanyak 1,1 juta untuk tenaga kerja tidak langsung. Berlakunya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) membuat sektor industri pulp & kertas dalam negeri harus meningkatkan daya saing dengan melakukan inovasi secara berkelanjutan agar mampu bersaing dengan industri pulp & kertas dari negara lain. Di Indonesia tingkat kegagalan produk yang telah berinovasi mencapai 39% hingga 45%. Di Tahun 2014 riset menyatakan bahwa 26.5% perusahaan responden gagal saat berusaha menghasilkan produk baru. Mengingat hasil produksi kertas dari Cina dan India tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestiknya saja, Cina dan

2 India juga mengekspor hasil produksinya ke Indonesia. Selain Cina dan India juga terdapat Filipina dan Malaysia yang juga mengekspor hasil produksi kertasnya ke Indonesia. Hambatan dan tantangan yang dihadapi oleh sektor industri pulp & kertas. Salah satunya adalah pelemahan harga sejak tiga tahun terakhir yang diakibatkan dari lesunya pasar global. Selain itu juga mahalnya harga gas yang digunakan sebagai sumber energi. Industri pulp & kertas merupakan sektor industri yang membutuhkan energi yang besar. Harga gas yang mahal akan mempengaruhi daya saing produk industri pulp & kertas dalam negeri. Serta adanya isu lingkungan menjadi salah satu persoalan yang diahadapi oleh sektor industri pulp & kertas. Dimana di ketahui bahwa bahan baku industri pulp & kertas adalah kayu. Peningkatan produksi akan mempengaruhi peningkatan bahan baku kayu. Hal tersebut tentunya akan mendorong perluasan hutan tanaman industri yang dianggap akan merusak ekosistem dan juga dianggap melanggar HAM (Hak Asasi Manusia) karena akan mengganggu kehidupan suku anak dalam. Masalah isu lingkungan menjadi masalah yang penting bagi para pelaku industry pulp & kertas karena masalah tersebut akan berdampak pada ketersediaan bahan baku. Para pelaku industri merasa keberatan jika harus mengimpor bahan baku karena hal tersebut dianggap akan menambah beban produksi dan membuat harga jual menjadi tinggi. Impor kertas sisa (waste paper) berbiaya tinggi karena prosedur izin menteri perdagangan dan verifikasi dari KSO yang biayanya mencapai US$485. Kertas ini merupakan bahan baku utama yang dibutuhkan oleh para pelaku usaha yang memproduksi kertas coklat. Kualitas kertas sisa lokal tidak memehui standar sehingga para pelaku usaha harus mengimpor untuk dapat memproduksi kertas coklat. Kebutuhan domestic atas bahan baku kertas sisa mencapai 7 juta ton per tahun, dan pemenuhan dari impor mencapai 70% atau sekitar 4 juta ton 4,5 juta ton. Pasokan kertas sisa dari dalam negeri setiap tahunya maksimal 2,5 juta ton.

3 Direktur Eksekutif Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Liana Bratasida menyebutkan aturan soal legalitas kayu di Indonesia tidak konsisten. Sistem verifikasi legalitas kayu (SVLK), yang semestinya menjadi dokumen bukti, malah membuat Indonesia dianggap tidak konsisten karena beberapa kali dicabut dan diterbitkan kembali oleh pihak pemerintah. Ketidakkonsistenan mengenai SVLK ini membuat Uni Eropa enggan menaruh kepercayaan untuk produk kayu asal Indonesia, walaupun kayu Indonesia sudah mengantongi stempel SVLK para pelaku industri pulp&kertas harus melakukan uji tuntas di negara tujuan ekspor untuk setiap kegiatan ekspor yang dilakukan. Selain rugi waktu, uji tuntas membuat para pelaku industri pulp&kertas mengeluarkan biaya tambahan, sebesar US$ 2.000-2.500 untuk setiap kali ekspor. Pelaku industri pulp&kertas harus mengeluarkan biaya ganda, untuk uji tuntas dan biaya untuk mengurus SVLK di dalam negeri. Pemerintah memberikan sanksi pencabutan dan pembekuan izin Hutan Tanaman Industri (HTI), kepada perusahaan yang mengalami kebakaran hutan dan lahan. Pembekuan izin dengan larangan penghentian operasi tidak hanya di area terbakar saja, tetapi diseluruh area operasi, akibatnya terdapat sekitar 901.184 hektare area HTI berhenti beroperasi. Para pelaku usaha industry pulp&kertas berharap pemerintah mencabut peraturan tersebut karena peraturan tersebut akan mempengaruhi pasokan bahan baku industri pulp&kertas. Masalah-masalah tersebut membuat industri pulp & kertas berupaya keras untuk dapat bertahan dan tetap berproduksi. Terdapat perusahaan pulp & kertas yang tidak mampu menghadapi masalah yang timbul. PT Surabaya Agung Industri Pulp dan Kertas harus menutup usahanya, karena tidak mampu menghadapi masalah yang timbul yang menyebabkan PT Surabaya Agung Industri Pulp dan Kertas harus dikeluarkan dari Bursa Efek Indonesia pada 31 November 2013 karena bangkrut. Masalah tersebut juga berdampak pada

4 terjadinya penurunan industry pulp & kertas nasional. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai analisis kebangkrutan pada perusahan sektor industry pulp & kertas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Terdapat 9 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam sektor industry pulp & kertas. Karena ditengah pencapaian sektor industry pulp & kertas yang menjadi produsen terkemuka dunia ternyata terdapat beberapa masalah yang bahkan mengakibatkan salah satu perusahaan yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) menjadi bangkrut dan dikeluarkan dari BEI. Tabel 1.1 Perkembangan Ekspor (Dalam US$) No Kelompok 2013 2014 2015 % Komoditi Perub 1 Pulp dan kertas 5.644,0 5.498,6 5.332,6-3,02 Sumber:Laporan Kinerja Kementrian Perindustrian 2015 Diperlukan analisis prediksi kebangkrutan untuk mengetahui apakah perusahaan akan mengalami kebangkrutan ataukah akan bebas dari ancaman kebangkutran. Untuk melakukan analisis prediksi kebangkrutan sebelumnya diperlukan analisis rasio terhadap laporan keuangan yang menunjukkan kinerja perusahaan selama ini. Analisis kebangkrutan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan analisis Altman Z-score. Analisis Altman Z-Score adalah sebuah alat yang digunakan untuk memprediksi suatu kebangkrutan atau kesulitan keuangan perusahaan dimasa yang akan datang. Dalam penelitian sebelumnya yang menggunakan analisis Altman Z- score adalah penelitian yang dilakukan oleh (Saifi, dkk, 2012) dengan judul Altman Z-Score Sebagai Salah Satu Metode Dalam Menganalisis Estimasi Kebangkrutan Perusahaan. (Studi Pada Perusahaan Plastik dan Kemasan yang Terdaftar (Listing) di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010 sampai dengan 2012) menunjukan hasil:

5 Berdasarkan analisis dengan menggunakan metode Altman Z-Score terdapat 1 perusahaan yang diestimasi bangkrut atau diprediksi dalam kondisi buruk selama Tahun 2010 sampai dengan 2012. Perusahaan tersebut adalah PT. Titan Kimia Nusantara Tbk, yang memiliki nilai Z yang rendah dan kurang dari batas bawah rentang interval dalam setiap tahunnya, dimana batas bawah rentang interval menentukan skor minimal bagi suatu perusahaan untuk dinyatakan dalam kondisi yang buruk. Terdapat 2 perusahaan yang diprediksi dalam kondisi rawan terjadinya kebangkrutan (grey area) selama tiga tahun berturut-turut terhitung sejak Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2012. Perusahaan tersebut adalah PT. Sekawan Intipratama Tbk dan PT. Trias Sentosa Tbk, yang memiliki nilai Z (Z-Score) 1,81 Z 2,99 pada setiap tahunnya. Perusahaan yang merupakan perusahaan sehat dan terbebas dari kemungkinan untuk mengalami kebangkrutan adalah PT. Yanaprima Hastapersada Tbk dan PT. Champion Pacific Indonesia Tbk. Selama Tahun 2010 sampai dengan 2012 perusahaan-perusahaan ini selalu memiliki nilai diatas titik cut off yaitu Z > 2,99

6 Tabel 1.2 Daftar Nama Perusahaan Pulp&Kertas yang Terdaftar di BEI No Kode Saham Nama Emiten 1 ALDO Alkindo Naratama Tbk 2 DAJK Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk 3 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk 4 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 5 INRU Toba Pulp Lestari Tbk 6 KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk 7 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk 8 SPMA Suparma Tbk 9 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk Sumber: www.sahamok.com 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana prediksi keuangan perusahaan pulp & kertas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan metode Altman Z-Score, apakah termasuk kedalam kategori tidak bangkrut, daerah kelabu atau rawan bangkrut, dan bangkrut? 1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1.3.1 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui prediksi keuangan perusahaan pulp & kertas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan Almant Z-Score, perusahaan termasuk dalam kategori tidak bangkrut, daerah kelabu atau rawan bangkrut, dan bangkrut.

7 1.3.2 Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan, penelitian ini memberikan gambaran kondisi keuangan perusahaan sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengambil keputusan dan kebijakan, serta agar perusahaan meningkatan kinerja perusahaan yang diprediksi mengalami kebangkrutan. 2. Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi, mengenai prediksi kebangkrutan perusahaan dengan menggunakan metode Altman Z-Score. 3. Sebagai bahan pertimbangan maupun referensi bagi investor yang akan menanamkan modalnya pada perusahaan.