KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
VI. DAMPAK KEBIJAKAN EKONOMI DI SEKTOR AGROINDUSTRI TERHADAP OUTPUT SEKTORAL, PENDAPATAN TENAGA KERJA DAN RUMAH TANGGA

I. PENDAHULUAN. kantong-kantong kemiskinan sebagian besar berada di sektor pertanian.

PERAN SEKTOR AGROINDUSTRI DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL DAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN. Sri Hery Susilowati 1

V. PERAN SEKTOR AGROINDUSTRI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

VII. DAMPAK KEBIJAKAN EKONOMI DI SEKTOR AGROINDUSTRI TERHADAP DISTRIBUSI PENDAPATAN

PERAN SEKTOR AGROINDUSTRI DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL DAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN

VIII. DAMPAK KEBIJAKAN EKONOMI DI SEKTOR AGROINDUSTRI TERHADAP KEMISKINAN

1) Ketua Program Magister dan Doktor PS. Ekonomi Pertanian, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor

10Pilihan Stategi Industrialisasi

VIII. KESIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN SARAN. produktivitas tenaga kerja di semua sektor.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. Kesimpulan yang dapat dikemukakan terkait hasil penelitian, yaitu.

PENGARUH INVESTASI SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN DI PROVINSI SULAWESI TENGAH

PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI. pertemuan kedua (matrikulasi) 1

STRATEGI AGRICULTURAL-DEMAND-LED-INDUSTRIALIZATION DALAM PERSPEKTIF PENINGKATAN KINERJA EKONOMI DAN PENDAPATAN PETANI

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

gula (31) dan industri rokok (34) memiliki tren pangsa output maupun tren permintaan antara yang negatif.

VII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

ANALISIS POLA PERUBAHAN STRUKTURAL DAN SUMBER-SUMBER PERTUMBUHAN DALAM EKONOMI JAWA BARAT

I. PENDAHULUAN. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun

VII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

SEMINAR NASIONAL Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan: Mencari Alternatif Arah Pengembangan Ekonomi Rakyat.

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah yang sedang dihadapi (Sandika, 2014). Salah satu usaha untuk

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

VIII. KESIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN PENELITIAN LANJUTAN

SURAT PERNYATAAN STRUKTUR EKONOMI DAN KESEMPATAN KERJA SEKTOR PERTANIAN DAN NON PERTANIAN SERTA KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA DI INDONESIA

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan Ekonomi. Perekonomian Indonesia

ANALISIS KEBUTUHAN INVESTASI BIDANG USAHA UNGGULAN BERBAHAN BAKU PERTANIAN DALAM SUBSEKTOR INDUSTRI MAKANAN DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

IX. ANALISIS SIMULASI KEBIJAKAN

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

DAMPAK KEBIJAKAN EKONOMI DI SEKTOR AGROINDUSTRI TERHADAP DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri di Indonesia diarahkan untuk mampu. pemerataan pendapatan dan pengentasan kemiskinan. Salah satu jalan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Peran Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengenai dampak investasi pemerintah di sektor perdagangan sebesar Rp27

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

VI. ANALISIS DAMPAK INVESTASI, EKSPOR DAN SIMULASI KEBIJAKAN SEKTOR PERTAMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi meningkat (Atmanti, 2010). perekonomian. Secara lebih jelas, pengertian Produk Domestik Regional Bruto

GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

ARAHAN PENGEMBANGAN USAHATANI TANAMAN PANGAN BERBASIS AGRIBISNIS DI KECAMATAN TOROH, KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PENGUSAHA INDUSTRI KECIL MEBEL DI KOTA SURAKARTA

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

Menyetujui Komisi Pembimbinq, --- (Drs. ~obmson rarigan, MRP} Anggota. [s. HS. Tarmizi, SU) Anggota

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi suatu negara adalah dilihat dari kesempatan kerja yang

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis perekonomian Provinsi Riau menggunakan

ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

VI. EVALUASI DAMPAK KEBIJAKAN ALOKASI PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP DEFORESTASI KAWASAN DAN DEGRADASI TNKS TAHUN

VI. ANALISIS MULTIPLIER PEMBANGUNAN JALAN TERHADAP EKONOMI

BAB I P E N D A H U L U A N. sebagai sarana untuk memperlancar mobilisasi barang dan jasa serta sebagai

DAMPAK PERTUMBUHAN INDUSTRI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI KABUPATEN SIDOARJO

IX. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil analisis angka pengganda (multiplier) meliputi value added multiplier

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISA KETERKAITAN SEKTOR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN TABEL INPUT - OUTPUT

VII. ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR BERBASIS KEHUTANAN Keterkaitan Sektor Berbasis Kehutanan

1.1 Latar Belakang Hasalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

PRODUKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BOYOLALI

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

I. PENDAHULUAN. perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. Milly Puspasari, 2014 Analisis Deskriptif Usaha Batu Alam Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

DINAMIKA PERTUMBUHAN, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN

BAB V GAMBARAN INFRASTRUKTUR JALAN, STRUKTUR PEREKONOMIAN DAN KETENAGAKERJAAN DI JAWA BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Pertanian memegang peran stretegis dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

BAB 4 ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. tujuan pembangunan ekonomi secara makro adalah

PEREKONOMIAN INDONESIA

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. 6.1 Kesimpulan. sektor kehutanan yang relatif besar. Simulasi model menunjukkan bahwa perubahan

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk. membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus

Executive Summary Model Makro APBN: Dampak Kebijakan APBN terhadap Beberapa Indikator utama Pembangunan

BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO)

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

VI. DAMPAK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TERHADAP KINERJA EKONOMI, PENDAPATAN RUMAHTANGGA DAN TINGKAT KEMISKINAN

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 menyatakan bahwa hutan adalah

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional

POLICY BRIEF DINAMIKA SOSIAL EKONOMI PERDESAAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan suatu perekonomian dalam satu periode ke periode

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

Transkripsi:

IX. KESIMPULAN DAN SARAN 9.1. Ringkasan Hasil 1. Pengembangan sektor agroindustri di Indonesia, khususnya agroindustri non makanan secara umum menghasilkan peningkatan output dan pendapatan nasional yang lebih besar dibandingkan pengembangan pada sektor pertanian primer dan sektor lainnya, namun sedikit lebih rendah bila dibandingkan dengan industri ringan Peran yang besar dalam menciptakan peningkatan output dan pendapatan nasional tersebut terutama berasal dari industri kayu lapis, bambu dan rotan, industri bubur kertas dan industri karet remah dan karet asap. Sedangkan agroindustri makanan lebih besar perannya dalam meningkatkan penyerapan tenaga kerja. 2. Namun dari sisi peningkatan pendapatan rumah tangga, pengembangan sektor agroindustri lebih berperan dalam menciptakan peningkatan pendapatan rumah tangga non pertanian, dan belum mampu menciptakan peningkatan pendapatan yang lebih baik bagi rumah tangga buruh tani dan petani. Manfaat pengembangan agroindustri masih lebih banyak mengalir ke rumah tangga non pertanian di kota, sementara buruh tani dan petani yang diharapkan paling banyak memperoleh manfaat justru memperoleh pendapatan terkecil. Demikian pula yang terjadi pada pengembangan sektor pertanian primer. Bahkan rumah tangga golongan atas di kota memperoleh peningkatan pendapatan lebih besar dibandingkan yang diterima buruh tani dan petani. Hasil empiris tersebut menunjukkan bahwa strategi ADLI di Indonesia masih jauh dari penerapan yang ideal. Strategi ADLI di Indonesia, melalui pengembangan sektor agroindustri, yang seharusnya bertumpu pada peningkatan produktivitas sektor pertanian primer dan peningkatan pendapatan rumah tangga perdesaan, pada kenyataannya belum memiliki keterkaitan kuat dengan sektor pertanian primer dalam menghasilkan pendapatan

241 rumah tangga buruh tani dan petani di perdesaan. Namun demikian, dilihat perannya dalam meningkatkan perekonomian nasional strategi ADLI melalui pengembangan sektor pertanian primer dan agroindustri dipandang cukup berhasil meningkatkan output, pendapatan nasional serta penyerapan tenaga kerja di Indonesia. 3. Meskipun manfaat pengembangan sektor agroindustri tidak banyak mengarah ke rumah tangga buruh tani dan petani, pengembangan sektor agroindustri akan memancar ke berbagai golongan rumah tangga, namun dengan besaran pengaruh yang relatif kecil, baik rumah tangga buruh tani, petani dan non petani di desa maupun di kota setelah melewati sektor pertanian primer tanaman pangan dan tenaga kerja pertanian dan non pertanian sebagai perantara. Sebaliknya pengaruh terbesar dari pengembangan agroindustri non makanan tidak memancar secara merata, melainkan terbatas pada rumah tangga non pertanian denan besaran pengaruh yang lebih besar, setelah melewati modal, sektor perdagangan, industri ringan dan industri berat. Oleh karena itu kebijakan ekonomi ke sektor agroindustri makanan akan berdampak mengurangi kesenjangan pendapatan yang lebih baik, sedangkan kebijakan ekonomi di sektor adroindustri non makanan akan berdampak mengurangi kemiskinan yang lebih baik. 4. Dari sisi pemerataan pendapatan rumah tangga, agroindustri makanan memiliki peran yang baik, namun dari sisi kontribusinya dalam meningkatkan output dan PDB nasional serta nilai tambah modal, agroindustri non makanan memiliki kontribusi yang lebih tinggi dibandingkan agroindustri makanan. Oleh karena itu dalam konsep industrialisasi berdasarkan startegi ADLI, pengembangan agroindustri makanan dapat dipandang sebagai neccesary condition karena perannya dalam mendorong peningkatan produktivitas sektor pertanian primer dan menghasilkan pendapatan rumah tangga buruh tani dan petani secara lebih merata. Hal ini sesuai dengan konsep strategi ADLI, bahwa peningkatan produktivitas pertanian merupakan prerequisit bagi pengembangan

242 strategi ADLI. Sedangkan pengembangan agroindustri non makanan merupakan sufficient condition dalam mendorong industrialisasi yang berbasis pertanian di Indonesia karena perannya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. 5. Kriteria agroindustri prioritas dalam penelitian ini bukan hanya dilihat dari kemampuannya meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan output dan penyerapan tenaga kerja namun juga kemampuannya dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga golongan rendah di perdesaan serta memiliki keterkaitan yang kuat dengan sektor pertanian primer sehingga mampu meningkatkan produktivitas sektor pertanian primer. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi yang terjadi diharapkan lebih banyak dinikmati oleh rumah tangga golongan rendah dan pada akhirnya memperkecil kesenjangan pendapatan rumah tangga, lebih lanjut mengurangi kemiskinan. Berdasarkan beberapa kriteria di atas, maka agroindustri prioritas adalah agroindustri yang memiliki peran tinggi dalam meningkatkan output nasional, penyerapan tenaga kerja, peran dalam meningkatkan pendapatan sektor lainnya, khususnya sektor pertanian primer sebagai penyedia input serta perannya dalam menciptakan peningkatan pendapatan rumah tangga golongan rendah. Industri tersebut adalah agroindustri makanan sektor tanaman pangan, agroindustri makanan sektor perikanan, agroindustri makanan sektor perkebunan, industri kayu lapis, bambu dan rotan serta industri karet remah dan karet asap. 6. Kebijakan pengembangan agroindustri melalui peningkatan investasi dan ekspor serta pemberian insentif pajak di sektor agroindustri menghasilkan dampak peningkatan output sektoral maupun penyerapan tenaga kerja nasional serta meningkatkan pendapatan rumah tangga. Sedangkan kebijakan peningkatan pengeluaran pemerintah di sektor pertanian primer lebih besar pengaruhnya dalam meningkatkan pendapatan

243 rumah tangga petani dan buruh tani dibandingkan dengan kebijakan yang sama ditujukan ke sektor agroindustri. 7. Dari perspektif distribusi pendapatan rumah tangga, kebijakan ekonomi di sektor agroindustri berdampak menurunkan kesenjangan pendapatan rumah tangga, pendapatan tenaga kerja maupun pendapatan sektoral. Kebijakan ekonomi yang ditujukan ke agroindustri makanan akan mengurangi kesenjangan pendapatan rumah tangga yang lebih besar dibandingkan bila kebijakan yang sama ditujukan ke agroindustri non makanan. Kebijakan melakukan redistribusi pendapatan rumah tangga dari golongan atas ke rumah tangga golongan rendah berdampak paling besar mengurangi kesenjangan pendapatan rumah tangga. Namun kebijakan tersebut berdampak menurunkan output sektoral dan pendapatan tenaga kerja non pertanian serta pendapatan rumah tangga non pertanian golongan atas di desa dan di kota, atau menghasilkan equity vs growth. Dengan demikian kebijakan yang paling berdampak positif dalam mengurangi kesenjangan pendapatan adalah kebijakan peningkatan investasi yang didukung oleh peningkatan ekspor agroindustri prioritas serta kebijakan peningkatan investasi yang didukung oleh peningkatan pengeluaran pemerintah di sektor pertanian primer prioritas. 8. Kebijakan ekonomi yang ditujukan ke agroindustri prioritas berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang seiring dengan pemerataan dan mengurangi kemiskinan di Indonesia. 9.2. Kesimpulan 1. Sektor agroindustri dewasa ini memiliki peran yang lebih besar dalam meningkatkan output, nilai tambah dan penyerapan tenaga kerja dibandingkan sektor pertanian primer dan sektor lainnya, meskipun tidak menunjukkan perbedaan yang besar. Dalam hal penyerapan tenaga kerja agroindustri makanan memiliki peran yang lebih tinggi

244 dibandingkan agroindustri non makanan. Sebaliknya dalam hal peningkatan output dan nilai tambah modal, agroindustri non makanan memiliki peran yang lebih besar. 2. Meskipun sektor agroindustri memiliki peran yang besar dalam meningkatkan perekonomian nasional, namun pengembangan agroindustri melalui konsep Agricultural-Demand-Led Industrialization (ADLI) di Indonesia masih jauh dari penerapan yang ideal. Keterkaitan antara sektor agroindustri dengan sektor pertanian primer dalam meningkatkan pendapatan golongan rumah tangga buruh tani dan petani masih lemah. Manfaat pengembangan agroindustri lebih banyak mengalir ke rumah tangga non pertanian di kota, sedangkan buruh tani dan petani menerima pendapatan terkecil. 3. Berdasarkan peran dalam meningkatkan output, penyerapan tenaga kerja dan mengakselerasi pendapatan sektor lain serta meningkatkan pendapatan rumah tangga golongan rendah, idustri prioritas di sektor agroindustri adalah: (a) agroindustri makanan sektor tanaman pangan, (b) agroindustri makanan sektor perikanan, (c) agroindustri makanan sektor perkebunan, (d) industri kayu lapis bambu dan rotan, dan (e) industri karet remah dan karet asap. 4. Kebijakan ekonomi di sektor agroindustri makanan berdampak mengurangi kesenjangan pendapatan rumah tangga yang lebih besar, sedangkan kebijakan ekonomi di sektor agroindustri non makanan berdampak mengurangi kemiskinan lebih besar. 5. Kebijakan peningkatan ekspor, investasi, dan insentif pajak di sektor agroindustri berdampak meningkatkan output sektoral, pendapatan tenaga kerja dan rumah tangga dan berdampak pula mengurangi kesenjangan output sektoral, pendapatan tenaga kerja dan rumah tangga serta mengurangi kemiskinan rumah tangga. Sedangkan kebijakan peningkatan pengeluaran pemerintah di sektor agroindustri menghasilkan pengaruh

245 yang lebih kecil dibandingkan kebijakan ekonomi yang lain. Kebijakan redistribusi pendapatan dari rumah tangga golongan atas ke rumah tangga golongan rendah paling efektif mengurangi kesenjangan pendapatan rumah tangga namun menghasilkan trade off equity vs growth. 6. Kebijakan ekonomi yang berdampak paling besar meningkatkan pendapatan, mengurangi kesenjangan pendapatan dan kemiskinan rumah tangga adalah kebijakan peningkatan investasi dan peningkatan ekspor di sektor agroindustri prioritas. 9.3. Saran Kebijakan 1. Agar proses industrialisasi di Indonesia menghasilkan industri yang tahan terhadap goncangan ekonomi serta sesuai dengan konsep pembangunan industri yang berbasis pertanian, maka pembangunan industri perlu diarahkan pada pengembangan agroindustri. Pembangunan sektor agroindustri perlu dilakukan secara simultan dengan pembangunan sektor pertanian primer sehingga kinerja sektor pertanian primer dapat memenuhi tuntutan bagi pengembangan sektor agroindustri di Indonesia. 2. Agar pengembangan agroindustri melalui konsep Agricultural-Demand-Led Industrialization (ADLI) di Indonesia memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan, yaitu disamping dapat meningkatkan perekonomian nasional juga meningkatkan pendapatan rumah tangga buruh tani maupun petani, maka pemerintah perlu memfokuskan kebijakan yang dapat meningkatkan produktivitas sektor pertanian primer dan mendorong pengembangan sektor agroindustri melalui kebijakan pengeluaran pembangunan pemerintah di sektor pertanian primer maupun kebijakan yang dapat mendorong investasi dan ekspor di sektor agroindustri, khususnya sektor agroindustri berskala kecil dan menengah. 3. Dari sisi rumah tangga petani, agar rumah tangga petani dan buruh tani dapat mengambil mafaat secara maksimal dari pengembangan sektor pertanian maupun

246 sektor agroindustri sehingga pendapatan mereka dapat ditingkatkan, pemerintah perlu meningkatkan ketrampilan maupun pendidikan, serta meningkatkan akses informasi dan akses modal bagi golongan rumah tangga buruh tani dan petani. Secara operasional hal ini dapat dilakukan melalui peningkatan pengeluaran pembangunan pemerintah di sektor pertanian primer maupun agroindustri yang dialokasikan ke investasi infrastruktur sektor pertanian, investasi kelembagaan, penelitian dan pengembangan yang terkait dengan peningkatan kualitas hidup rumah tangga petani dan buruh tani serta mendorong investasi di sektor agroindustri yang secara operasional dapat dilakukan melalui peraturan pemerintah untuk mempermudah petani memperoleh akses modal. 4. Agar pengembangan agroindustri lebih efektif meningkatkan perekonomian, mengurangi kesenjangan pendapatan dan kemiskinan, pemerintah perlu mengarahkan kebijakan untuk meningkatkan investasi dan ekspor di sektor agroindustri prioritas. 9.4. Saran Penelitian Lanjutan 1. Penelitian tentang agroindusti yang akan datang disarankan untuk melakukan disagregasi sektor secara lebih rinci dan berdasarkan skala usaha sehingga dapat dianalisis peran agroindustri menurut skala usaha. 2. Disarankan melakukan penelitian lanjutan menggunakan data SNSE terbaru (tahun 2005) untuk menganalisis peran agroindustri prospektif pada sektor agroindustri makanan dan non makanan. 3. Disarankan dalam membangun SNSE pada waktu mendatang agar pengelompokan rumah tangga dilakukan berdasarkan kelompok pendapatan sehingga dapat dianalisis dampak terhadap golongan pendapatan.