BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pemilihan sampel menggunakan metode sampel bertujuan (purposive sampling), dimana

BAB IV ANALISIA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1. Statistik Deskriptif GC

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN. IV.1.1 Gambaran Umum Populasi dan Sampel Penelitian

Sandi Prianggoro / Pembimbing Sundari., SE.,MM

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

maksimum, rata-rata, dan deviasi standar tentang masing-masing variabel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indonesia periode Penelitian ini meggunakan data sekunder yaitu dari

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sampel perusahaan manufaktur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebelumnya, dan reputasi KAP terhadap opini audit going concern pada

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Pada table 4.1 diatas menunjukan bahwa hasil uji statistik deskriptif untuk

PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DEBT DEFAULT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sehingga analisis deskriptif dipisahkan dari variabel lain. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai dengan tahun 2015 berdasarkan metode purposive sampling pada. TABEL 4. 1 Prosedur Pengambilan Sampel

NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Iman Murtono Soenhadji, Ph.D

Lampiran 1. Data Kecenderungan Kecurangan Akuntansi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sektor perbankan dipilih karenakan perusahaan perbankan memiliki

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

YENIASARI RIZKIA BUDI AKUNTANSI PEMBIMBING : Rina Nofiyanti, SE., MM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

NI - Dep

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. perusahaan, financial distress dan opini audit going concern terhadap auditor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ikatan Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI), Forum for Corporate

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PRAKTIK MANAJEMEN LABA, PRICE EARNING RATIO,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemilihan sampel dengan metode purposive sampling terhadap

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Data Kewajiban Pajak Tangguhan Bersih terkait dengan Komponen Akrual dan Pencadangan atas Pendapatan dan Beban (ND_ACC) Sampel Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambaran singkat objek penelitian mengenai asumsi going concern: analisis

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

significantly not influented to audit opinion going concern, liquidity ratio significantly not influented to audit opinion going concern, Activity rat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1. Statistik Deskriptif Kinerja Lingkungan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KUESIONER PENELITIAN. Pengaruh Iklim Kelompok Kerja Terhadap Tingkat Penjualan pada Divisi. Pemasaran PT. X

Gambaran Duplikasi Penomoran Rekam Medis. Gambaran Kualifikasi Pendidikan. Gambaran Pengetahuan. Statistics pemberian nomor. N Valid 60.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah berjumlah 120 perusahaan. Sampel

LAMPIRAN 1. Hasil Tabulasi Kuesioner Harga (X 1 ) Butir Soal/item No. Responden. Skor Total. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Perbedaan Status Gizi Z-Score (IMT/U) berdasarkan Usia Remaja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

: Josy N Tampubolo NPM : Dosen Pembimbing : FX Aji Sukarno, SE., MM

Kuisioner Penelitian Pengaruh Harga, Loaksi, Promosi, dan Gaya Hidup Terhadap Minat Pembelian Ulang Ke SOGO Department Store Sun Plaza Medan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 PEMBAHASAN. beberapa kategori, sehingga dapat dilihat banyaknya elemen yang termasuk

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GURILLA PEMATANGSIANTAR

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN 1. KUESIONER PENELITIAN

Lampiran 1. Perhitungan Koefisien Laba Tahun

Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Lampiran 1 Populasi, Kriteria Perusahaan, dan Sampel

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. menunjukkan adanya financial distress pada perusahaan-perusahaan manufaktur

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di buku Indonesia Stock Exchange (IDX) yang mengeluarkan obligasi

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji OR dan Regresi Logistik Sederhana

NET SALES SAMPEL PENELITIAN. Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri ( Di nyatakan dalam jutaan rupiah ) Net Sales (2008)

by: Maulidah Rahmita Supervisor: Dr.Waseso Segoro UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian KUISIONER PENELITIAN ANALISIS KEMITRAAN PETANI JAHE EMPRIT DENGAN INDUSTRI JAMU

Lampiran 4. Daftar agunan dan nilai likuidasi yang dapat dijaminkan di Bank Muamalat Indonesia berdasarkan regulasi Bank Indonesia.

DAFTAR LAMPIRAN. Daftar Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia Periode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. resmi pemerintahan daerah yang terdapat di internet. Horizon waktu yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL REKAP DATA. Kategori Usaha. Tingkat Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Djarwanto, 2012: 93). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh

KUESIONER. Karakteristik Responden

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Rumah Bersalin (RB) Amanda yang

Lampiran 1. Data Variabel Independen LIQ LEV ROA 1. ANTM ,7676 0, , ARTI ,0626 0, ,5797 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Efek Indonesia dan Singapore Exchange tahun Dari seluruh

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Perbandingan Komposisi Gizi Pada Susu Sapi, Susu Kambing dan ASI

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENGETAHUAN DAN MOTIF EKONOMI TERHADAP PENGGUNAAN FORMALIN DAN BORAKS OLEH PEDAGANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. laporan tahunan selama periode pengamatan yakni Selain itu,

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Relevansi-Nilai Kredit. Tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan pembahasan tentang penelitian yang dilakukan. Pengujian dalam penelitian

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Demografi Responden Penelitian

2. Berapa nilai pajak yang Bapak/Ibu/Saudara harus bayarkan kekantor pajak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

6. Pekerjaan : 1). Bekerja 2). Tidak bekerja

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengetahui hubungan sebab-akibat dari variable-variabel yang diteliti. variabel dependen (variabel yang dipengaruhi).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI TERHADAP PENGGUNAAN BENIH PADI DI KECAMATAN NISAM KABUPATEN ACEH UTARA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah perusahaan sektor non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menerbitkan obligasi serta di peringkat oleh PT. PEFINDO pada tahun 2012-2015. Berdasarkan kriteria metode purposive sampling diperoleh 19 perusahaan dengan total data penelitian sebanyak 76 yang disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.1 Prosedur Pemilihan Sampel No Kriteria Tidak masuk Jumlah kriteria 1 Perusahaan yang terdaftar di BEI dan 59 Obligasinya diperingkat oleh PT. PEFINDO periode 2012-2015 2 Perusahaan yang masuk dalam 29 30 kategori keuangan 3 Perusahaan non keuangan yang tidak 11 19 menerbitkan laporan keuangan di BEI periode 2011-2015 4 Perusahaan yang tidak menerbitkan 0 19 laporan auditor tahun sebelumnya Total perusahaan yang menjadi sampel 19 penelitian Tahun pengamatan 4 Unit analisis/data penelitian (19 x 4) 76 Sumber: Data diolah, 2016 Berdasarkan tabel 4.1 total perusahaan yang terdaftar di BEI dan Obligasinya diperingkat oleh PT. PEFINDO sebanyak 59 perusahaan selama tahun 2012-2015. Berdasarkan pemilihan sampel yang dilakukan peneliti 30

31 diperoleh 19 perusahaan yang memenuhi kriteria penelitian. Periode pengamatan yang diambil peneliti adalah empat tahun, yaitu tahun 2012, 2013,2014, dan 2015 sehingga total data yang diteliti sebanyak 76 data. B. Uji Kualitas Instrumen 1. Analisis Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan suatu data berdasarkan nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean), serta standar deviasi dari variabel kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan, debt default dan opini audit tahun sebelumnya. Berdasarkan analisis statistik deskriptif diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics BANKRUPT GROW DEFAULT LAGOPINI Valid N (listwise) N Minimum Maximum Mean Std. Deviation 76 -,832 10,066 2,84661 2,517280 76-10,033 8,693,04704 2,100509 76 1 8 2,66 1,217 76 0 1,11,309 76 Sumber: Output SPSS Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dideskripsikan bahwa jumlah data yang diolah (N) adalah 76. Berdasarkan 76 data observasi variabel kondisi keuangan perusahaan diukur menggunakan proksi prediksi kebangkrutan Altman Z Score memiliki nilai minimum -0,83 di bawah 1,81 yang dimiliki oleh PT. Smartfren Telecom Tbk, yang mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut memiliki masalah keuangan yang tinggi dan terancam bangkrut. Nilai

32 maksimum diperoleh oleh PT. Selamat Sempurna Tbk, dengan nilai 10,07 di atas 2,99 yang mengindikasikan kondisi perusahaan tersebut berada pada kondisi sehat dan jauh dari ancaman masalah kebangkrutan. Berdasarkan 76 data yang diolah nilai rata-rata Z Score adalah 2,85 yang mengindikasikan bahwa rata-rata perusahaan berada pada area rawan bangkrut sehingga perlu melakukan perbaikan kondisi keuangan agar terhindar dari kebangkrutan. Variabel pertumbuhan perusahaan diproksi menggunakan pertumbuhan laba memiliki nilai minimal -10,03 yang mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki pertumbuhan laba negatif dan nilai maksimum 8,67 yang mengindikasikan perusahaan memiliki pertumbuhan laba postif serta memiliki potensi menerima opini audit going concern yang lebih kecil. Nilai rata-rata dari 76 data observasi adalah 0,45 yang mengindikasikan rata-rata perusahaan mengalami pertumbuhan laba positf. Variabel debt default yang diproksi menggunakan peringkat obligasi memiliki nilai minimal 1 yang mengindikasikan kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya sangat kuat sesuai dengan perjanjian yang dilakukan dan memiliki nilai maksimum 8 yang mengindikasikan ketidakmampuan perusahaan memenuhi kewajibannya cukup besar. Nilai rata-rata variabel debt default adalah 2,66 yang mengindikasikan berdasarkan 76 data observasi ratarata kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya kuat.

33 Variabel opini audit tahun sebelumnya memiliki nilai rata-rata 0,11 yang mengindikasikan bahwa penerimaan opini audit going concern dengan kode 1 lebih sedikit muncul pada 76 data observasi. Berdasarkan 76 data observasi, 11% data menerima opini audit going concern dan 89% data observasi menerima opini audit selain opini audit going concern dengan kode 0. 2. Menilai Model Regresi Langkah pertama yang dilakukan untuk melakukan uji hipotesis adalah menilai kelayakan model regresi. Kelayakan model regresi dapat dinilai dari nilai Hosmer and Lemeshow Test (Tabel 4.3). Tabel 4.3 Hosmer and Lemeshow Test Hosmer and Lemeshow Test Step 1 Chi-square df Sig. 7,406 8,494 Sumber: Output SPSS Nilai goodness of fit test menunjukkan nilai asymptotic significance pada tabel 4.3 sebesar 0,494 lebih besar dari nilai signifikasi (α) 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H 0 tidak dapat ditolak sehingga model fit dengan data atau model layak untuk digunakan karena sesuai dengan data observasi. 3. Menilai Keseluruhan Model Pengujian ini dilakukan untuk menilai keseluruhan model (overall model fit) yang telah dihipotesiskan secara keseluruhan fit dengan data. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai -2 Log likelihood awal

34 (Block number = 0) dengan nilai -2 Log likelihood akhir (Block number =1) yang disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.4 Nilai -2 Likelihood awal Iteration History a,b,c Iteration Step 1 0 2 3 4 5 Sumber: Output SPSS -2 Log Coefficients likelihood Constant 53,758-1,579 51,217-2,042 51,147-2,136 51,147-2,140 51,147-2,140 a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 51,147 c. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than,001. Tabel 4.5 Nilai -2 Likelihood akhir Iteration History a,b,c,d Iteration Step 1 1 2 3 4 5 6 7 8 a. Method: Enter Sumber: Output SPSS -2 Log Coefficients likelihood Constant BANKRUPT GROW DEFAULT LAGOPINI 27,751-2,144 -,032 -,018,126 3,072 b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 51,147 17,517-3,316 -,100 -,045,274 4,067 14,475-3,954 -,262 -,076,400 4,454 13,167-3,883 -,588 -,074,455 4,415 12,702-3,658 -,936 -,052,481 4,406 12,661-3,660-1,055 -,051,500 4,513 12,661-3,663-1,067 -,051,502 4,530 12,661-3,663-1,067 -,051,502 4,531 d. Estimation terminated at iteration number 8 because parameter estimates changed by less than,001.

35 Tabel 4.6 Perbandingan Nilai -2LL awal dengan -2LL akhir -2 Log Likelihood Nilai Awal (Block number =0) 53,758 Akhir (Block number =1) 12,661 Sumber: Data Diolah, 2016 Berdasarkan tabel 4.6 di atas menunjukkan nilai -2LL awal (Block number = 0) adalah 53,758 dan mengalami penurunan pada nilai -2LL akhir (Block number = 1) menjadi 12,661. Penurunan nilai -2 Log Likelihood menunjukkan model yang diregresikan baik atau model yang dihipotesiskan fit dengan data. 4. Menguji Koefisien Determinasi Pengujian koefisien determinasi digunakan untuk menilai pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang ditampilkan dalam tabel di bawah ini: Step 1 Sumber: Output SPSS Tabel 4.7 Nagelkerke R Square Model Summary -2 Log Cox & Snell Nagelkerke likelihood R Square R Square 12,661 a,397,811 a. Estimation terminated at iteration number 8 because parameter estimates changed by less than,001.

36 Berdasarkan tabel 4.7 nilai Nagelkerke R Square yang dihasilkan adalah 0,811. Nilai tersebut diinterpretasikan sebagai kemampuan variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen sebesar 81,1%, sedangkan sisanya 18,9% dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian, atau secara bersama-sama variabel kondisi keuangan perusahaan (BANKRUPT), pertumbuhan perusahaan (GROW), debt default (DEFAULT) dan opini audit tahun sebelumnya (LAGOPINI) dapat menjelaskan variabel dependen opini audit going concern (GC) sebesar 81,1%. 5. Matrik Klasifikasi Matrik klasifikasi menunjukkan kekuatan prediski model regresi untuk memprediksi kemungkinkan penerimaan opini audit going concern pada auditee. Tabel 4.8 Matrik Klasifikasi Classification Table a Predicted Observed Step 1 GC Overall Percentage a. The cut value is,500 Sumber: Output SPSS Opini audit non going concern Opini audit going concern Opini audit non going concern GC Opini audit going concern Percentage Correct 68 0 100,0 1 7 87,5 98,7 Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa kemampuan model memprediksi opini audit going concern sebesar 98,7%. Data observasi menunjukkan 68 data (100%) akan menerima opini audit non going concern.

37 Kemampuan model untuk memprediksi opini audit going concern sebesar 87,5%, yang berarti dengan model regresi yang diajukan terdapat 7 data yang diprediksi akan menerima opini audit going concern dari total 8 data. C. Uji Hipotesis dan Analisis Data Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan pengujian koefisien regresi logistik dengan tingkat signifikasi 5% yang disajikan dalam tabel dibawah ini: Tabel 4.9 Koefisien Regresi Logistik Step 1 a BANKRUPT GROW DEFAULT LAGOPINI Constant Sumber: Output SPSS Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper -1,067,773 1,904 1,168,344,076 1,566 -,051,367,020 1,888,950,463 1,949,502,601,699 1,403 1,652,509 5,365 4,531 1,710 7,019 1,008 92,814 3,251 2649,841-3,663 2,081 3,097 1,078,026 a. Variable(s) entered on step 1: BANKRUPT, GROW, DEFAULT, LAGOPINI. Berdasarkan tabel 4.9 di atas, maka diperoleh model penelitian sebagai berikut: = -3,663 1,067 BANKRUPT 0,051 GROW + 0,502 DEFAULT + 4,531 LAGOPINI + e 95,0% C.I.for EXP(B) Dimana: BANKRUPT GROW DEFAULT LAG OPINI e = Opini Audit going concern = Kondisi keuangan perusahaan = Pertumbuhan perusahaan = Debt Default = Opini audit tahun sebelumnya = Error

38 Penarikan kesimpulan dari 76 data observasi dan empat variabel independen yaitu dengan membandingkan nilai significance dan alpha 5% (0,05). Jika nilai sig. lebih kecil dari alpha 0,05 maka Ha diterima yang artinya terdapat pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen, demikian pula sebaliknya. 1) Pengujian Hipotesis Pertama Kondisi keuangan perusahaan yang diproksi menggunakan model prediksi kebangkrutan Altman Zscore berdasarkan tabel 4.9 memiliki nilai koefisien -1067, dengan nilai sig. 0,168 lebih besar dari alpha 0,05 dengan arah koefisien negatif dan dapat disimpulkan bahwa H 1 ditolak. Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi keuangan perusahaan tidak berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern. 2) Pengujian Hipotesis Kedua Pertumbuhan perusahaan diproksi dengan rasio pertumbuhan laba perusahaan memiliki nilai koefisien -0,051 dengan nilai sig. 0,888 lebih besar dari alpha 0,05 dan arah koefisien negatif sehingga H 2 ditolak, hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern. 3) Pengujian Hipoetesis Ketiga Berdasarkan tabel 4.9 Debt Default yang diukur menggunakan peringkat obligasi memiliki nilai koefisien 0,502 dengan nilai sig. 0,403 lebih besar dari alpha 0,05 dan arah koefisien positif sehingga H 3 ditolak dan

39 menunjukkan debt default tidak berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern. 4) Pengujian Hipotesis Keempat Tabel 4.9 menunjukkan nilai koefisien 4,531 dengan arah positif pada variabel opini audit tahun sebelumnya dan nilai sig. 0,008 lebih kecil dari alpha 0,05 sehingga H 4 diterima. Hal ini mengindikasikan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern. Secara keseluruhan, hasil pengujian hipotesis disajikan pada tabel 4.10 berikut ini: Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis Kode Hipotesis Hasil H 1 Kondisi keuangan perusahaan berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern Ditolak H 2 Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh Ditolak negatif terhadap penerimaan opini audit going concern. H 3 Debt default berpengaruh positif terhadap Ditolak penerimaan opini audit going concern. H 4 Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern. Diterima

40 D. Pembahasan (Interpretasi) 1. Kondisi keuangan perusahaan berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama kondisi keuangan yang diukur dengan prediksi kebangkrutan model Altman Z Score tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan Solikhah dan Kiswanto (2010) yang menyatakan semakin tinggi nilai Z Score maka semakin kecil kemungkinan penerimaan opini audit going concern dan auditor hampir tidak pernah mengeluarkan opini audit going concern pada perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wulandari (2014) dan Ardiani, dkk (2012) yang mengindikasikan bahwa kondisi keuangan yang buruk belum tentu menjadi faktor bagi perusahaan untuk menerima opini audit going concern. Auditor dalam mengeluarkan opini audit tidak hanya mempertimbangkan dari kondisi keuangan perusahaan, tetapi auditor juga mempertimbangkan kondisi perekonomian pada saat itu. Kondisi keuangan perusahaan yang berada dalam kategori sehat atau baik bukan berarti akan terhindar dari opini audit going concern, karena auditor lebih percaya pada hasil auditnya untuk memberikan opini audit going concern maupun audit non going concern. Hasil ini menunjukkan

41 bahwa kondisi keuangan yang baik bukan menjadi alasan utama bagi perusahaan untuk tidak menerima opini audit going concern, yang berarti auditor lebih percaya terhadap hasil temuan auditnya dalam memberikan opini audit. Penelitian ini juga didukung penemuan Werastuti (2013) yang menyatakan variabel kondisi keuangan perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern disebabkan auditor akan memberikan opini audit going concern pada perusahaan yang mengalami kerugian berulang kali dan melihat seberapa signifikan kerugian operasi tersebut sehingga menimbulkan keraguan yang substansial atas kelangsungan hidup perusahaan. 2. Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua di atas variabel pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern. Hasil penelitian ini sejalan dengan Wulandari (2014), Tamir dan Anisykurlillah (2014) dan Kurniati (2012) yang menyatakan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Pertumbuhan perusahaan dalam penelitian ini tidak memberikan pengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern diindikasikan bahwa perusahaan baik yang menerima opini audit going concern ataupun tidak sama-sama mengalami pertumbuhan laba negatif/positif. Perusahaan

42 yang memiliki pertumbuhan laba negatif belum dapat dikatakan sebagai perusahaan yang memiliki indikasi kebangkrutan dan diragukan kelangsungan hidupnya. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan laba negatif bisa saja justru telah mengalami pertumbuhan laba dari tahun sebelumnya, namun karena tahun sebelumnya memiliki rasio pertambuhan laba yang negatif sehingga pada tahun berjalan tetap memiliki rasio pertumbuhan laba negatif. Pertumbuhan laba positif tidak menjamin perusahaan terlepas dari permasalahan kondisi keuangan dan akan menerima opini non going concern. Walaupun pertumbuhan laba meningkat dari tahun sebelumnya sehingga menghasilan pertumbuhan laba yang positif pada tahun berjalan tetapi perbaikan kondisi keuangan masih rendah maka auditor akan mengeluarkan opini audit going concern. Dengan demikian perusahaan yang memiliki pertumbuhan laba yang (tinggi) positif tidak menjadi jaminan perusahaan akan menerima opini audit non going concern dan pertumbuhan laba yang kecil (negatif) tidak menjamin perusahaan akan menerima opini audit going concern. 3. Debt default berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern Pengujian hipotesis ketiga menunjukkan hasil bahwa variabel debt default tidak berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern. Debt default yang diukur menggunakan peringkat obligasi tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Hasil penelitian

43 ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Azizah dan Anisykurillah (2014) serta Nanda (2015) yang mengindikasikan debt default tidak berpengaruh terhadap penerimaan audit going concern. Auditor dalam memberikan opini audit going concern tidak hanya berdasarkan keadaan perusahaan gagal (default) dalam memenuhi kewajibannya, maupun keadaan perusahaan yang tidak mampu memenuhi perjanjian hutang atau dalam keadaan rektrukturisasi hutang tetapi auditor lebih mempertimbangkan kondisi perusahaan yang mengalami kerugian operasi secara berulang kali sejak tahun-tahun sebelumnya, defisit dan juga dipengaruhi keadaan yang menghambat kegiatan usaha karena kegiatan pembangunan dan kesulitan merealisasikan aktiva (Nanda, 2015). Sedangkan menurut Susanto (2009) auditor dalam memberikan opini audit going concern tidak hanya berdasarkan debt default tetapi akan lebih memperhatikan kondisi perusahaan secara keseluruhan. 4. Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukkan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Solikhah dan Kiswanto (2010) serta Hidayanti dan Sukirman (2014) yang menyatakan bahwa opini audit yang diterima pada tahun sebelumnya berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.

44 Apabila pada tahun sebelumnya auditee menerima opini audit going concern maka besar kemungkinan akan menerima opini audit going concern pada tahun berjalan. Perusahaan yang menerima opini audit going concern pada tahun sebelumnya berisiko menerima kembali opini audit going concern pada tahun berjalan tujuh kali lebih besar dari perusahaan yang menerima opini audit non going concern (Solikhah dan Kiswanto, 2010). Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wulandari (2014) yang menyatakan bahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap opini audit going concern. Perusahaan akan menerima kembali opini audit going concern pada tahun berjalan, kecuali terjadi peningkatan performa perusahaan dalam penjualan, peningkatan laba, berkurangnya kewajiban dan lain sebagainya.