BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap Tanggal : 17 Maret 2015 pukul : 12.30 WIB Pada pemeriksaan didapatkan hasil data subjektif berupa identitas pasien yaitu Ny. I umur 32 tahun, suku bangsa jawa, beragama islam, pendidikan terakhir SMA, berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Suami bernama Tn. S umur 36 tahun, suku bangsa jawa, beragama islam, pendidikan terakhir SMA, berprofesi wiraswasta. Alamat rumah : Jati RT 01/X Tegalgede Karanganyar. Dari hasil anamnesa, Ny. I mengeluh mengeluarkan flek-flek berwarna merah kecoklatan dari jalan lahir. Ny. I menarche pada usia 12 tahun, siklus menstruasi ± 28 hari, tidak ada keluhan saat menstruasi. Status perkawinan Ny. I adalah kawin, lama perkawinan 14 tahun. Ny. I mengatakan ini merupakan kehamilan ketiga, pernah melahirkan dua kali dan belum pernah keguguran. Ny. I mengatakan HPHT tanggal 15 Desember 2014. HPL tanggal 22 November 2015. Selama hamil sudah periksa ke bidan 3 kali. Imunisasi TT 1 kali pada saat calon pengantin. Ny. I pernah menggunakan KB jenis suntik dan pil, selama pemakaian tidak ada keluhan. Saat ini tidak sedang menderita penyakit apapun, tidak alergi 27
28 obat, dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit menular, menurun ataupun menahun. Pada data obyektif didapatkan hasil yaitu kesadaran composmentis dan tekanan darah 110/70 mmhg. Pada pemeriksaan fisik inspeksi muka tidak pucat, pengeluaran pervaginam berupa flek merah kecoklatan. Hasil pemeriksaan USG tampak gestasional sac tunggal, intra gestasional sac tidak tampak jaringan / janin. 2. Langkah II : Intrepretasi data dasar a. Diagnosis kebidanan Ny. I G 3 P 2 A 0 umur 32 tahun, hamil 13 minggu dengan blighted ovum. b. Masalah Cemas c. Kebutuhan Beri informasi mengenai kondisi ibu dan penanganan atas kondisi ibu untuk mengurangi kecemasan yang dialami ibu. 3. Langkah III : Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial a. Diagnosa potensial : terjadi perdarahan dan infeksi b. Antisipasi bidan dengan mengobservasi ketat keadaan umum ibu, vital sign dan pengeluaran pervaginam. 4. Langkah IV : Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi dan tindakan penatalaksanaan selanjutnya yaitu tindakan kuretase, kolaborasi dengan laboratorium untuk pemeriksaan darah lengkap.
29 5. Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh a. Informasikan hasil pemeriksaan ibu, keadaan ibu sekarang, dan tindakan yang akan dilaksanakan selanjutnya pada ibu dan keluarga. b. Berikan support mental dan dukungan spiritual agar ibu tenang menjalani perawatan dan bersemangat dalam menghadapi kondisinya. c. Observasi keadaan umum dan vital sign ibu untuk mengetahui perkembangan kondisi atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan. d. Observasi perdarahan pervaginam untuk mengetahui jumlah perdarahan. e. Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi dan rencana tindakan kuretase. f. Lakukan informed consent tindakan kuretase dan berikan lembar persetujuan tindakan kepada pasien untuk ditandatangani sebagai perlindungan hukum bagi dokter dan bidan dalam pelaksanaan tindakan dan sebagai bukti persetujuan keluarga dan klien dalam pemberian terapi. g. Kolaborasi dengan bagian anestesi berdasarkan advise dokter SpOG mengenai tindakan kuretase untuk pemberian anastesi umum. h. Kolaborasi dengan laboratorium untuk pemeriksaan darah lengkap 6. Pelaksanaan Asuhan Secara Efisien dan Aman a. Memberikan informasi mengenai hasil pemeriksaan dan keadaan ibu sekarang, bahwa ibu mengalami blighted ovum yaitu kehamilan yang tidak terjadi dengan sempurna atau tanpa janin. Hal ini dapat diketahui
30 dengan adanya pengeluaran flek dari jalan lahir dan hasil pemeriksaan USG. Sehingga harus dikuret untuk membersihkan jaringan agar tidak terjadi infeksi dan perdarahan. Pelaksanaan tindakan kuretase dilakukan oleh dokter SpOG dan dibantu bidan. Menjelaskan bahwa akan dilakukan pembiusan sebelum tindakan kuret sehingga ibu tidak perlu khawatir dengan tindakan kuret yang akan dilakukan. b. Memberikan support mental dan dukungan spiritual kepada ibu dengan cara menjelaskan bahwa setelah dilakukan tindakan kuretase ibu dapat sehat seperti semula dan dapat hamil kembali serta menganjurkan untuk berdoa kepada Tuhan agar ibu mendapat ketenangan dan keselamatan. c. Melakukan observasi keadaan umum dan vital sign ibu. d. Melakukan observasi pengeluaran pervaginam dengan cara inspeksi pada pembalut ibu. e. Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemasangan infus RL 20 tpm, pemasangan laminaria, pemberian cytotex ½ tab dan pelaksanaan kuretase yaitu pada tanggal 18 Maret 2015. f. Melakukan informed consent tindakan kuretase dan memberikan lembar pernyataan kepada ibu untuk ditandatangani dengan menjelaskan mengenai kondisi yang dialami oleh ibu, tindakan penatalaksanaan yang akan dilakukan, dan prognosis. g. Melakukan kolaborasi dengan bagian anastesi untuk pemberian anastesi umum pada tindakan kuretase yang akan dilakukan.
31 h. Melakukan Kolaborasi dengan laboratorium untuk pemeriksaan darah lengkap. 7. Evaluasi a. Ibu dan keluarga telah mengetahui dan paham mengenai keadaan kehamilan ibu yang mengalami blighted ovum, mengerti alasan dilakukannya tindakan kuretase oleh dokter SpOG yang dibantu oleh bidan dalam pelaksanaannya. b. Ibu merasa kecemasannya berkurang. c. Observasi keadaan umum dan vital sign telah dilakukan pukul 13.00 WIB. Hasil : 1) Keadaan umum : baik 2) Vital sign : TD : 110/70mmHg Nadi : 85x/menit Respirasi : 20 x/menit Suhu : 36.4 C d. Melakukan observasi pengeluaran pervaginam dengan cara inspeksi pada pembalut ibu pada pukul 13.05 WIB. Hasil : Pengeluaran pervaginam berupa flek merah kecoklatan. e. Informed consent telah diberikan dan lembar persetujuan tindakan telah ditandatangani pukul 13.10 WIB. f. Kolaborasi dengan dokter SpOG telah di lakukan. Hasil : 1) Memasang Infus RL 20 tpm pada lengan kiri pukul 13.15 WIB
32 2) Menginformasikan ibu untuk berpuasa mulai nanti malam pukul 24.00 WIB 3) Laminaria pada 17 Maret 2015 pukul 21.00 WIB 4) Cytotex ½ tab pada 18 Maret 2015 pukul 04.00 WIB 5) Tindakan kuretase tanggal 18 maret 2015 g. Kolaborasi dengan bagian anastesi telah dilakukan pukul 14.00 WIB. h. Kolaborasi dengan bagian laboratorium telah di lakukan pada 17 Maret 2015 pukul 16.40 WIB. Hasil : 1) Leukosit : 10,2 10 3 /UL 2) Eritrosit : 3,5 710 6 /UL 3) Haemoglobin : 12,3 g/dl 4) Hematokrit : 35,2 % 5) Trombosit : 434 10 3 /UL 6) Golongan darah : O 7) Gula Darah Sewaktu : 122 mg/dl 8) Tes Kehamilan : Positive (+) 9) HBs Ag : Non reaktif Kesimpulan : Pemeriksaan laboratorium menunjukan seluruh pemeriksaan masih dalam batas normal.
33 CATATAN PERKEMBANGAN I Pada catatan perkembangan I tanggal 18 Maret 2015 pukul 08.00 WIB. S : Didapatkan data subyektif bahwa kecemasan pasien sudah berkurang, pasien telah berpuasa sejak tengah malam untuk tindakan kuretase dan pasien siap untuk dilakukan tindakan kuretase. O : Pada pemeriksaan objektif di dapatkan hasil keadaan umum baik, kesadaran composmentis. vital sign, TD: 110/70 mmhg, R: 24 kali permenit, N: 78 kali permenit, S: 36,2 o C. Pada pemeriksaan fisik, terlihat konjungtiva merah muda dan sklera putih. Terpasang infus RL 20 tetes per menit pada lengan kiri. Pengeluaran pervaginam terdapat adanya flek-flek warna merah kecoklatan. Tanggal 17 Maret 2015 pada pukul 21.00 WIB laminaria telah dipasang. Pukul 04.00 WIB cytotek ½ tablet per oral telah diberikan pada pasien. A : Diagnosa kebidanan yang muncul yaitu Ny. I umur 32 tahun G 3 P 2 A 0 umur kehamilan 13 minggu dengan blighted ovum persiapan kuretase. P : Memberikan motivasi kepada ibu untuk tidak cemas dengan tindakan kuretase yang akan dihadapi, persiapan obat-obatan kuretase yaitu anestesi umum berupa ketamin 1 mg /kg BB dan alat kuretase telah disiapkan. Pasien telah siap pada pukul 09.30 WIB. Melakukan kolaborasi dengan bagian anastesi untuk pemberian anastesi telah dilakukan yaitu obat anestesi dimasukkan melalui infus pada pukul 09.50 WIB. Melakukan kolaborasi dengan dr SpOG untuk tindakan kuretase, kuretase dimulai commit pukul to user 10.00 WIB sampai dengan pukul
34 10.20 WIB, didapatkan hasil jaringan 30 cc, perdarahan 50 cc, kontraksi uterus baik. Pukul 12.35 dilakukan observasi KU, vital sign, dan Pengeluaran pervaginam. Pasien terlihat masih lemah dan belum sadar sepenuhnya. Tekanan darah 110/70 mmhg, nadi 80 kali permenit, nafas 20 kali permenit, dan suhu 36 o C. Pengeluaran pervaginam berupa darah berwarna merah tua, perdarahan ±10 cc. Pasien sudah sadar penuh pada pukul 14.00 WIB, kemudian bidan memberikan minum pada pasien. Bidan melanjutkan advice dokter SpOG dalam pemberian terapi yaitu ampicillin 1 gram/12 jam pada pukul 17.00 WIB. CATATAN PERKEMBANGAN II Catatan perkembangan II tanggal 19 Maret 2015 pukul 08.00 WIB. S : Pasien mengatakan darah yang keluar berkurang, mengganti pembalut 1 kali serta perutnya sudah tidak mulas. O : Pemeriksaan objektif di dapatkan hasil bahwa keadaan umum pasien baik, kesadaran composmentis, TD: pasien 110/70 mmhg, N: 80 kali permenit, R: 22 kali permenit, S: 36 o C. Perdarahan berupa darah warna merah tua dengan pengeluaran berupa bercak bercak. A : Diagnosanya yaitu Ny. I umur 32 tahun P 2 A 1 dengan post kuretase hari ke-1 atas indikasi blighted ovum. P : Pada pukul 08.15 WIB melakukan kolaborasi dengan dr SpOG dengan hasil dokter memberikan advice untuk melepas infus yang terpasang
35 di tangan sebelah kiri pasien dan memperbolehkan pasien untuk pulang serta pemberian terapi oral pada pasien yaitu amoxicillin tab 3x 500 mg, paracetamol 3x500 mg, dan metronidazol tab 3x500 mg. Hasilnya infus yang terpasang pada tangan kiri pasien sudah dilepas pada pukul 11.20 WIB, serta terapi oral juga sudah diberikan dan dijelaskan pada pasien untuk dosisnya. Pasien telah mendapat informasi bahwa dirinya masih dapat hamil kembali pasca dilakukannya tindakan kuretase dan bersedia mengkonsumsi makanan bergizi sesuai anjuran. Pasien dianjurkan kunjungan ulang tanggal 25 Maret 2015. Pasien diantar pulang pukul 13.25 WIB. CATATAN PERKEMBANGAN III Pada tanggal 25 Maret 2015, pasien melakukan kunjungan ulang. S : Pasien ingin memeriksakan kesehatannya. O :Di dapatkan hasil bahwa keadaan umum pasien baik, kesadaran composmentis dengan vital sign yaitu TD: 120/80 mmhg, R: 23 kali permenit, N: 88 kali permenit, dan S: 36,4 o C. Tidak terjadi infeksi atau perdarahan. A : Ny. I P 2 A 1 umur 32 tahun post curetase hari ke-7 atas indikasi blighted ovum. P : Pasien mengerti dan paham tentang keadaannya saat ini Pasien telah mendapat informasi untuk tetap mengkonsumsi makanan bergizi serta menjaga keseimbangan pola aktivitas dan istirahat pasien.
36 B. PEMBAHASAN 1. Pengumpulan data dasar a. Subjektif Berdasarkan hasil anamnesa terdapat tanda-tanda terjadinya blighted ovum yaitu Ny. I umur 32 tahun hamil 13 minggu mengeluh mengeluarkan flek dari jalan lahir berwarna merah kecoklatan. Hal itu sudah sesuai dengan teori Kurjak (2006) menjelaskan gejala blighted ovum dapat berupa keluarnya bercak darah atau flek dari jalan lahir. b. Data Objektif Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik Ny. I melalui inspeksi, didapatkan bahwa keadaan umum baik, Vital sign dalam batas normal, pada pemeriksaan kepala sampai ekstremitas tidak terdapat kelainan, pada genital terdapat pengeluaran flek darah berwarna merah kecoklatan. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada Ny. I dalam menegakkan kasus ini adalah USG dan pemeriksaan darah lengkap. Pemeriksaan USG (17 maret 2015) menunjukkan adanya Gestasional Sac tunggal, Intra Gestasional sac tidak tampak jaringan/janin. Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosa blighted ovum adalah pemeriksaan USG (Saifuddin, 2014). Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan Praktik.
37 2. Intepretasi data dasar Interpretasi data meliputi diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan. a. Diagnosa Kebidanan Pada studi kasus ini diagnosa yang muncul adalah Ny. I G 3 P 2 A 0 umur 32 tahun hamil 13 minggu dengan blighted ovum Diagnosa ini ditegakkan atas dasar data subjektif yaitu ibu mengatakan berumur 32 tahun, ini merupakan kehamilan yang ketiga dan belum pernah mengalami keguguran, usia kehamilan ibu saat ini kira-kira 13 minggu. Ibu mengatakan hari pertama menstruasi terakhir pada tanggal 15 Desember 2014. Ibu mengatakan keluar flek-flek darah berwarna merah kecoklatan dari jalan lahir. Sedangkan dari data objektif didapatkan hasil keadaan umum ibu cukup, kesadaran composmentis. Hasil pemeriksaan USG : intra cavum uteri tampak gestasional sac tunggal, batas gestasional sac ireguler kurang tegas, intra gestasional sac tidak tampak jaringan/janin, pengukuran biometri gestasional sac 18 mm. Blighted ovum dapat ditandai dengan keluarnya bercak dari jalan lahir (kurjak, 2006). Pada pemeriksaan USG tidak dijumpai adanya janin (Saifuddin, 2014). b. Masalah Masalah pada kasus blighted ovum adalah timbulnya rasa cemas. Dalam kasus ini, Ny. I mengeluh merasa cemas dengan kondisi kehamilannya. Hal ini sesuai dengan Mandriwati (2013), yang
38 menyebutkan bahwa masalah ibu dengan blighted ovum adalah cemas. c. Kebutuhan Kebutuhan ibu hamil pada kasus Ny. I dengan blighted ovum telah sesuai dengan penjelasan Mandriwati (2013) yaitu : memberikan informasi dan konseling tentang blighted ovum serta memberikan suport mental dan psikis kepada ibu agar ibu tetap tegar dalam menghadapi kehamilan ini. Dalam tahap ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus nyata. 3. Identifikasikan Diagnosa atau Masalah Potensial dan Antisipasi Penanganannya. Pada studi kasus ibu hamil dengan blighted ovum diagnosa potensial yang didapat adalah kemungkinan terjadinya infeksi dan perdarahan. Antisipasi yang dilakukan bidan pada kasus Ny. I yaitu dengan mengobservasi keadaan umum ibu secara ketat. Antisipasi yang bisa dilakukan bidan adalah dengan mengobservasi keadaan umum, vitas sign dan Pengeluaran pervaginam (winkjosastro, 2010) Penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktik 4. Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera Pada kasus Ny. I telah dilakukan antisipasi tindakan segera berupa kolaborasi dengan dokter commit SpOG to dan user laboratorium. Kolaborasi dengan
39 dokter SpOG dilakukan untuk pemberian terapi dan tindakan kuretase. Sedangkan kolaborasi dengan laboratorium dilakukan untuk pemeriksaan darah lengkap. Tindakan segera pada kehamilan blighted ovum berupa kolaborasi dengan dokter spesialis obstetri ginekologi dalam pemberian terapi dan tindakan kuretase, kolaborasi dengan petugas laboratorium dalam pemeriksaan penunjang ( Kurjak, 2006). Dalam kasus Ny. I tidak tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik. 5. Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh Rencana asuhan kebidanan yang diberikan kepada Ny. I hamil 13 minggu dengan blighted ovum pada studi kasus ini yaitu : Informasikan hasil pemeriksaan ibu, keadaan ibu sekarang, dan tindakan yang akan dilaksanakan selanjutnya pada ibu dan keluarga, berikan support mental dan dukungan spiritual agar ibu tenang menjalani perawatan dan bersemangat dalam menghadapi kondisinya, observasi keadaan umum dan vital sign ibu untuk mengetahui perkembangan kondisi atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan, observasi pengeluaran pervaginam untuk mengobservasi pengeluaran pervaginam sehingga dapat mempermudah penanganan selanjutnya., kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi dan rencana tindakan kuretase, lakukan informed consent tindakan kuretase dan berikan lembar persetujuan tindakan kepada pasien untuk ditandatangani sebagai commit perlindungan to user hukum bagi dokter dan bidan
40 dalam pelaksanaan tindakan dan sebagai bukti persetujuan keluarga dan klien dalam pemberian terapi, kolaborasi dengan bagian anestesi berdasarkan advise dokter SpOG mengenai tindakan kuretase untuk pemberian anastesi umum, Kolaborasi dengan laboratorium untuk pemeriksaan darah lengkap Teori Manuaba (2008), menjelaskan bahwa rencana asuhan untuk pasien dengan blighted ovum antara lain :Informasikan hasil pemeriksaan ibu, berikan support mental dan dukungan spiritual, observasi keadaan umum dan vital sign, observasi pengeluaran pervaginam, kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi dan rencana tindakan kuretase, lakukan informed consent tindakan kuretase, kolaborasi dengan bagian anestesi, kolaborasi dengan laboratorium untuk pemeriksaan darah lengkap Pada rencana asuhan yang diberikan pada kasus Ny. I hamil 13 minggu dengan blighted ovum tidak terdapat kesenjangan dengan teori 6. Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman Pelaksanaan asuhan yang diberikan pada kasus Ny. I dengan blighted ovum antara lain: Memberitahu hasil pemeriksaan blighted ovum kepada ibu dan keluarga dan ibu sudah mengetahui, Memberikan support mental dan dukungan spiritual kepada ibu dengan cara menjelaskan bahwa setelah dilakukan tindakan kuretase ibu dapat sehat seperti semula dan dapat hamil kembali serta menganjurkan untuk berdoa kepada Tuhan agar ibu mendapat ketenangan dan keselamatan. Melakukan observasi keadaan umum dan vital sign ibu pada pukul 13.00 WIB dengan hasil keadaan
41 umum baik, kesadaran composmentis, TD: 110/70 mmhg, N: 85 kali/menit, R: 20 kali/menit, S: 36,4 0 C. Melakukan observasi pengeluaran pervaginam dengan cara inspeksi pada pembalut ibu pukul 13.05 WIB, terlihat adanya pengeluaran flek berwarna merah kecoklatan. Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi dan perencanaan tindakan kuretase, terapinya meliputi: pemasangan infus RL 20 tpm pada lengan kiri pukul 13.15 WIB, menginformasikan ibu untuk berpuasa mulai pukul 24.00 WIB, pemasangan laminaria pukul 21.00 WIB, pemberian cytotex ½ tab tanggal 18 Maret 2015 pukul 04.00 WIB, kuretase akan dilaksanakan tanggal 18 Maret 2015. Melakukan informed consent dan memberikan lembar pernyataan kepada ibu untuk ditandatangani dengan menjelaskan mengenai kondisi yang dialami oleh ibu, tindakan penatalaksanaan yang akan dilakukan, dan prognosis, melakukan kolaborasi dengan bagian anastesi pemberian terapi untuk pemberian anastesi umum pada tindakan kuretase yang akan dilakukan. Melakukan kolaborasi dengan laboratorium untuk pemeriksaan darah, pemeriksaan dilakukan pada 17 Maret 2015 pukul 16.40 WIB dengan hasil seluruh pemeriksaan dalam batas normal. Pelaksanaan pada kasus ini bertujuan untuk menangani masalah kebidanan dan agar tidak terjadinya diagnosa potensial. Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan perencanaan untuk mengatasi kehamilan dengan blighted ovum (Saifuddin, 2014). Dalam kasus Ny. I tidak ditemukan kesenjangan karena pelaksanaan
42 sudah sesuai dengan perencanaan. 7. Evaluasi Pada kasus, telah diberikan asuhan yang tepat pada pasien Ny. I G 3 P 2 A 0 umur 32 tahun hamil 13 minggu dengan blighted ovum, yaitu segera setelah diagnosa ditegakkan dilaksanakan kuretase oleh dokter SpOG. Setelah tindakan kuretase, keadaan pasien dipantau sejak belum sadar sampai pasien sadar serta keadaannya stabil dan membaik (prognosis menjadi baik). Pada pasien, tidak terjadi perdarahan yang banyak sehingga diagnosa potensial tidak terjadi. Pada kasus Ny. I tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik.