LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI-2051) PERCOBAAN 3 PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK : Ekstraksi dan Isolasi Kafein Dari Daun Teh Serta Uji Alkaloid

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) PERCOBAAN 03 PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK: EKSTRAKSI DAN ISOLASI KAFEIN DARI DAUN TEH SERTA UJI ALKALOID

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II Teknik Isolasi Kafein dari Biji Kopi

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 FARMASI SEMESTER I 2011/2012 PERCOBAAN PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK : EKSTRAKSI DAN ISOLASI KAFEIN DARI DAUN TEH

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

PERCOBAAN 2 KONDENSASI SENYAWA KARBONIL DAN REAKSI CANNIZARO

3 Percobaan dan Hasil

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

PERCOBAAN 04 KROMATOGRAFI KOLOM DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS : ISOLASI KURKUMIN DARI KUNYIT (Curcuma longa L.) DAN PEMISAHAN ZAT (KI- 2051)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal.

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

Noda tidak naik Minyak 35 - Noda tidak naik Minyak 39 - Noda tidak naik Minyak 43

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. - Beaker glass 1000 ml Pyrex. - Erlenmeyer 1000 ml Pyrex. - Labu didih 1000 ml Buchi. - Labu rotap 1000 ml Buchi

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

ISOLASI BAHAN ALAM. 2. Isolasi Secara Kimia

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN VIII PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT PADAT ( REKRISTALISASI & SUBLIMASI)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

Laporan Praktikum Kimia Organik Polifungsi Percobaan 9 Sintesis Dihidro 1,3 Benzoksazin Tersubstitusi

IDENTIFIKASI SENYAWA ALKALOID DAGING BUAH MAJA (Aegle marmelos) ASAL BATU BESSI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN. H. Ismail Ibrahim *), Rusdiaman *)

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

PEMISAHAN SALAH SATU ALKALOID DARI BUNGA TAPAK DARA MERAH (VINCA ROSEA LINN) Rosminik

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051)

PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK: EKSTRAKSI

LAPORAN KIMIA ORGANIK

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTRAQUINON PADA FRAKSI KLOROFORM AKAR KAYU MENGKUDU ( Morinda Citrifolia, L) ABSTRAK

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KANDUNGAN TUMBUHAN OBAT. ANALISIS Etil p-metoksi sinamat DARI RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.)

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

Kondensasi Senyawa Karbonil dan Reaksi Cannizaro

Lampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Spons

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

3 Percobaan. Garis Besar Pengerjaan

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

EKSTRAKSI Ekstraksi padat-cair Ekstraksi cair-cair Ekstraksi yang berkesinambungan Ekstraksi bertahap Maserasi metode ekstraksi padat-cair bertahap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

Lampiran 1. Prosedur Pembuatan Pereaksi Pendeteksi. Sebanyak 10 gram NaOH dilarutkan dengan aquades dalam gelas beker

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid murni dari kayu akar

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tanaman Uji Serangga Uji Uji Proksimat

3 Metodologi Penelitian

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Simplisia 3.4 Karakterisasi Simplisia

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

Reaksi Kupling Diazonium : Sintesis Kombinatorial Azo Dyes

4014 Resolusi enantiomer (R)- dan (S)-2,2'-dihidroksi-1,1'- binaftil ((R)- dan (S)-1,1-bi-2-naftol)

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung satu atau lebih bahan yang mudah dan cepat diserap oleh tubuh

4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

Bab III Metodologi Penelitian

Deskripsi METODE SEMISINTESIS TURUNAN EURIKUMANON MONOSUBSTITUSI (EURIKUMANON MONOVALERAT)SEBAGAI ANTIPLASMODIUM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman

I. Judul: Isolasi Minyak Jahe Dari Rimpang Jahe (Zinger Officinale) II. Tanggal Percobaan: 6 Maret 2013 III. Tanggal selesai Percobaan: 6 Maret 2013

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah bagian daun tumbuhan suren (Toona sinensis

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051)

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Penyiapan Bahan Hasil determinasi tumbuhan yang telah dilakukan di UPT Balai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus April 2013, bertempat di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel

Sintesis Organik Multitahap: Sintesis Pain-Killer Benzokain

BAB III METODE PENELITIAN

KARAKTERISASI SENYAWA FENOLIK DARI FRAKSI ETIL ASETAT PADA KULIT BATANG TUMBUHAN CERIA (Baccaurea hookeri)

: Jamu Flu Tulang. Jamu. Jamu Metampiron. Metampiron ekstraksi. 1-bubuk. Jamu. 2-bubuk. Tabel 1 Hasil Reaksi Warna Dengan pereaksi FeCl3

BAB III METODE PENELITIAN

MODUL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Disusun oleh: Adri Nora S.Si M.Si

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

Ekstraksi pelarut atau ekstraksi air:

TINJAUAN MATA KULIAH MODUL 1. TITRASI VOLUMETRI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PEMURNIAN. Nama : Shinta Wijaya NRP : Kelompok : E Meja : 10 (Sepuluh) Asisten : Tyas Citra Aprilia

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI-2051) PERCOBAAN 3 PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK : Ekstraksi dan Isolasi Kafein Dari Daun Teh Serta Uji Alkaloid Tanggal Praktikum : Kamis, 02 Oktober 2014 Tanggal Pengumpulan: Kamis, 09 Oktober 2014 Disusun oleh : Vina Alpiani 10613023 Kelompok 3 Asisten : Idham (10511002) Irvano (10511022) PROGRAM STUDI BIOLOGI SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BANDUNG 2014

PERCOBAAN 3 PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK Ekstraksi dan Isolasi Kafein dari Daun Teh serta Uji Alkaloid I. Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini yaitu : 1. Menentukan titik leleh kafein yang diisolasi dari daun teh. 2. Menentukan nilai Rf dari kristal kafein. 3. Menentukan persentase rendemen dari ekstrak kafein. 4. Menentukan kepolaran senyawa berdasarkan uji KLT. II. Teori Dasar Kafein adalah salah satu jenis alkaloid yang banyak terdapat dalam biji kopi, daun teh, dan biji coklat. Alkaloid adalah senyawa yang mengandung atom nitrogen dalam strukturnya dan banyak ditemukan dalam tanaman. Senyawa alkaloid umumnya memiliki rasa pahit dan seringkali memiliki sifat fisilogis aktif bagi manusia. Kafein memiliki efek farmakologis yang bermanfaat secara klinis, seperti menstimulasi susunan syaraf pusat, relaksasi otot polos terutama otot polos bronkus dan stimulasi otot jantung (Irwandi, 2014: 17). Berdasarkan FDA (Food Drug Administration) dosis kafein yang diizinkan 100-200mg/hari, sedangkan menurut SNI 01-7152-2006 batas maksimum kafein dalam makanan dan minuman adalah 150 mg/hari dan 50 mg/sajian. Konsumi kafein yang berlebihan akan menyebabkan gugup, gelisah, tremor, insomnia, mual dan kejang (Liska, 2004). Untuk mendapatkan kafein, dilakukan ekstraksi padat cair. Zat yang akan diekstraksi terdapat dalam fasa padat, yaitu kafein yang berada di dalam daun teh. Ekstraksi adalah metoda pemisahan yang melibatkan proses pemindahan satu atau lebih senyawa dari satu fasa ke fasa lain dan didasarkan kepada prinsip kelarutan (Wijaya, 2013).

III. Data Pengamatan Berikut ini data yang diperoleh dari hasil pengamatan. 1. Ekstraksi Kafein Massa kertas timbang = 0,006 gram Massa endapan = 0,028 gram Massa Kafein yang diperoleh = 0,022 gram Massa kafein literatur = 0,25 gram Titik leleh percobaan = 228 o C Titik leleh literatur = 227 228 o C 2. Kromatografi Lapis Tipis Eluen : Kloroform metanol / Etil asetat - metanol Jarak tempuh eluen = 3,5 cm Jarak tempuh sampel : Kloroform metanol = 2,9 Etil asetat - metanol = 2,4 Gambar 3.1 Kromatografi Lapis Tipis 3. Uji Alkaloid Pereaksi Pengamatan Meyer Kuning Dragendorff Jingga

IV. Pengolahan Data 1. Ekstraksi Kafein % rendemen = = = 8,8 % % galat titik leleh = = 2. KLT = 0,44 % Rf = Rf Etil asetat metanol = = 0,83 Rf Kloroform metanol = = 0,685 V. Pembahasan Pada percobaan kali ini dilakukan pengekstraksian dan isolasi kafein dari daun teh dengan metode ektraksi dan perefluks-an menggunakan pelarut diklorometana.teh dimasukkan ke dalam air panas kemudian ditambahkan natrium karbonat. Ekstrak teh yang diperoleh akan semakin banyak karena pada umumnya suatu zat akan lebih mudah larut dalam pelarut (air) panas dibandingkan dalam pelarut (air) dingin. Penambahan natrium karbonat bertujuan untuk memutuskan ikatan kafein dengan senyawa lain seperti tanin, sehingga kafein akan ada dalam basa bebas. Tanin adalah senyawa fenolik yang larut dalam air. Natrium karbonat bersifat basa sedangkan tanin bersifat asam, sehingga akan mementuk garam yang akan larut dalam air. Pada campuran ini ditambahkan diklorometana sambil membuka kran corong pisah untuk mengeluarkan uap yang dihasikan oleh senyawa volatile yang terdapat dalam ekstrak teh. Kemudian dilakukan pengocokan pada corong pisah agar semakin banyak kafein yang larut dalam diklorometana. Pengocokan dilakukan secara perlahan agar tidak terbentuk emulsi. Dari proses ini akan di

dapatkan larutan air dengan garam dan kafein dengan diklorometana yang berwarna bening. Untuk memisahkan kedua campuran larutan ini, ditambahkan kalsium klorida anhidrat yang bertujuan untuk mengikat fasa air yang terkandung dalam larutan, sehingga dapat diperoleh filtrat murni kafein dengan diklorometana. Selanjutnya dilakukan pemisahan kafein dengan diklorometana menggunakan metode distilasi. Dari distilasi ini akan dihasilkan kristal kafein. Pada proses distilasi, labu yang digunakan untuk mendistilasi kafeindiklorometana diletakkan di bawah air yang bertujuan agar kristal yang terbentuk tidak cepat mengkerak di dalam labu sehingga memudahkan untuk mengumpulkan kristal kristal kafein yang telah terbentuk. Dari hasil percobaan, didapatkan kafein sebanyak 0,022 gram yang dihasilkan dari 30 ml larutan teh atau setara dengan 30 mg. Berdasarkan literatur, disebutkan bahwa pada secangkir teh terdapat kafein sebanyak 35 mg dan pada umumnya teh mengandung 2-5 % kafein. Persentase rendemen dari ekstraksi kafein ini sebanyak 8,8 %. Hasil ini menunjukan kristal kafein yang di dapat sangat sedikit karena campuran teh yang digunakan hanya 30 ml sehingga terdapat perbedaan dengan literatur. Untuk mendapatkan kafein yang lebih banyak maka campuran larutan teh yang digunakan untuk pengekstraksian harus lebih banyak pula. Faktor lain yang menyebabkan perbedaan dengan literatur yaitu dapat dimungkinkan produk teh yang digunakan telah dilakukan proses dekafeinasi, yaitu proses pengurangan kadar kafein dalam teh, sehingga kafein yang di dapat dari ekstraksi hanya sedikit. Penentuan titik leleh kafein dapat ditentukan dari kristal kafein yang telah diperoleh dari pengekstraksian. Titik leleh berdasarkan hasil percobaan yaitu sebesar 228 o C. Hasil ini sesuai dengan literatur yaitu interval dari titik leleh kafein 227-228 o C. Untuk membuktikan bahwa kristal yang diperoleh adalah kristal kafein maka dilakukan uji alkaloid, karena kafein termasuk dalam senyawa alkaloid. Uji ini dilakukan dengan melarutkan kristal dalam air kemudian ditetesi pereaksi Meyer dan Dragendorff. Dari hasil percobaan didapat larutan kristal + Degendorff menghasilkan warna jingga dan pada

larutan kristal + Meyer menghasilkan warna kuning. Hasil ini menunjukkan kristal tersebut mengandung senyawa alkaloid yang artinya kristal tersebut benar merupakan kristal kafein. Pada proses distilasi dalam percobaan kali ini, stirrer yang digunakan ternyata kotor dan berwarna kuning. Warna kuning ini bercampur dengan larutan teh yang akan didistilasi, sehingga ristal kafein yang di dapat menjadi warna kuning. Namun hal ini tidak berpengaruh pada hasil pengujian alkaloid karena intensitas larutan teh lebih banyak dari pada zat pengotornya. Selanjutnya diakukan pengujian kromatografi lapis tipis. KLT merupakan salah satu metode pemisahan senyawa. Senyawa yang terpisah akan nampak sebagai noda pada permukaan KLT dan masing masing noda memiliki nila Rf ( Reterdation factor) yang berbeda. Perbedaan nilai Rf menunjukan letak masing masing noda (senyawa) dalam kromatigram. Pada percobaan ini diperoleh nilai Rf Etil asetat metanol 0,83 dan nilai Rf Kloroform metanol 0,685. Terbentuknya noda dengan nilai Rf yang berbeda disebabkan oleh daya elusi pada eluen yang bervariasi sesuai dengan kepolaran eluen. Nilai Rf menunjukan kepolaran senyawa. Senyawa non polar memiliki nilai Rf yang rendah. Dari hasil ini dapat diurutkan kepolaran senyawa dari yang senyawa polar sampai senyawa nonpolar yaitu silika kafein eluen etil asetat metanol eluen kloroform etanol (Budji, 2010). VI. Kesimpulan Kesimpulan dari percobaan ini yaitu : 1. Titik leleh kafein berdasarkan hasil percobaan adalah 228 o C dengan galat perhitungan sebesar 0,44 %. 2. Nilai Rf pada eluen Etil asetat metanol adalah 0,83 sedangkan Rf Kloroform metanol adalah 0,685. 3. Persentase rendemen hasil ekstraksi kafein dari daun teh yaitu sebesar 8,8 %. 4. Urutan kepolaran senyawa dari yang polar sampai senyawa nonpolar yaitu silika kafein eluen etil asetat metanol eluen kloroform etanol.

VII. Daftar Pustaka Budji, Risco G.2010. Skrining Senyawa Antibakteri Dari Caulerpa Racemosa Var. Macrophysa dan C.Sertulariooidies (Gmelin) Howe Asal Perairan Lae Lae Makassar. Universitas Hasanudin Makassar. Irwandi, Dedi. 2014. Experiment s of organic chemistry. Jakarta: FITK UIN press. Wijaya, Wendi. 2013. Ekstraksi: Isolasi Kafein dari Teh dan Uji Alkaloid. Diakses dari http://www.scribd.com/doc/191603986/ekstraksi-isolasi-kafein-dari- Teh-dan-Uji-Alkaloid pada tanggal 06 Oktober 2014 Posto, D., Johnson, C., Miller, M.1992. Experiments and Techniques in Organic Chemistry. New Jersey. Prentice Hall, Inc. Halaman 56-59, 399-404. Solomons, T.W. Graham., Fryhle, Craig B. 2011. Organic Chemistry Tenth Edition. New Jersey. John Wiley & Sons, Inc. Halaman 972-973.