BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dimana penelitian ini merupakan jenis penelitian kolaborasi antara peneliti dan guru. Menurut Bahri (2012), penelitian tindakan kelas merupakan sebuah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengamati kejadian-kejadian dalam kelas untuk memperbaiki praktek dalam pembelajaran agar lebih berkualitas dalam proses sehingga hasil belajarpun menjadi lebih baik. 3.2 Subjek Penelitian Subjek penelitian dari penelitian ini adalah siswa Kelompok Bermain Aisyiyah Gondangmanis Bae Kudus tahun ajaran 2016/ 2017 berjumlah 19 siswa yang terdiri dari 10 siswa perempuan dan 9 siswa laki-laki yang berumur sekitar 3-4 tahun. 3.3 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelompok Bermain Aisyiyah Gondangmanis Kudus tahun ajaran 2016/ 2017 dengan menyesuaikan jam pembelajaran pada Kelompok Bermain Aisyiyah Gondangmanis Bae Kudus tahun ajaran 2016/ 2017. 3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang menjadi objek penelitian, yaitu : 1. Variabel Terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain yang sifatnya tidak berdiri sendiri. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah kemampuan mengenal warna anak. 15
2. Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain yang sifatnya berdiri sendiri. Dalam penelitian inivariabel bebasnya adalah metode mencampur warna menggunakan kertas krep. 3. Definisi Operasional dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Variabel terikat: Kemampuan Mengenal Warna adalah kemampuan mengenal warna pada anak merupakan lingkup perkembangan kognitif yang harus dikuasai anak untuk mengenali warna yang berkaitan dengan pengasahan kemampuan imajinatif yang dapat mengembangkan kecerdasan pada anak. 2. Variabel bebas: Metode mencampur warna menggunakan kertas krep adalah salah satu media yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengenal warna pada anak, karena dengan kertas krep ini anak dapat melakukan percobaan langsung untuk menghasilkan warna-warna yang dapat menambah pengenalan warna pada anak, karena dengan melakukan mencampur menggunakan kertas krep dapat membantu anak dalam mengekspresikan gagasan atau perasaan serta membuat anak lebih tahu tentang warnawarna berasal dari hasil mencampur warna yang telah dilakukannya. 3.5 Penelitian dan Prosedur Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang berbentuk penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Secara garis besar, terdapat empat tahapan dalam siklus penelitian tindakan kelas yang lazim digunakan, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi (Arikuntodkk 2014). Adapun penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut: 16
1. Perencanaan (Planning) Perencanaan merupakan tahapan awal yang berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan (Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2014). 2. Pelaksanaan (Acting) Tahap pelaksanaan merupakan tahap implementasi atau penerapan isi rancangan (Arikunto dkk, 2014). Pada tahap pelaksanaan, peneliti melakukan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan rumusan yang ada dalam rancangan. 3. Pengamatan (Observing) Tahap pengamatan merupakan tahapan kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat (Arikunto dkk2014). Kegiatan tersebut dilaksanakan sesuai dengan pedoman observasi yang telah dirancang oleh peneliti. Selanjutnya, hasil pengamatan dikaji secara menyeluruh untuk mengukur seberapa jauh efek tindakan dalam mencapai sasaran. Dalam penelitian ini, kegiatan pengamatan difokuskan pada aktivitas belajar siswa, dalam proses pembelajaran, pengamatan dalam proses pembelajaran. 4. Refleksi (Reflecting) Refleksi merupakan tahapan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan (Arikuntodkk 2014). Kegiatan refleksi dilakukan setelah peneliti melakukan tindakan. Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan yaitu mengevaluasi dan menganalisis hasil observasi untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Selain itu, kekurangan yang diperoleh dari hasil refleksi digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki siklus berikutnya. Bagan alur penelitian tindakan kelas dalam Arikunto, dkk (2014). 17
Gambar PTK Model Arikunto Suharsimi, dkk (2014) Siklus I Refleksi Refleksi Perencan Siklus I Pengama Perencan Siklus II pengama Tindaka Tindaka 1. Perencanaan Tahap perencanaan ini meliputi: - Mempersiapkan perencanaan pembelajaran dengan metode mencampur warna menggunakan kertas krep - Membuat rencana kegiatan harian. - Menyiapkan ruang kelas dengan penataan lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran. - Menyiapkan bahan mainan atau media yang akan digunakan. - Membuat lembar observasi untuk mengamati aktifitas anak didik dan kegiatan pembelajaran 2. Tindakan Tahap pelaksanaan di lapangan meliputi : a. Mengenal warna dasar (merah, kuning, biru) - Mengenal warna- warna dasar (merah, kuning, biru) menggunakan kertas krep - Guru meminta anak untuk mencelupkan warna- warna yang baru dikenalkan menggunakan kertas krep pada gelas yang berisi air - Guru meminta anak untuk menunjukkan warna- warna yang disebutkan oleh guru 18
b. Menyebutkan Warna - Guru meminta anak mencelupkan kertas krep sesuai dengan yang anak pilih - Guru meminta anak untuk mencelupkan dua warna dalam satu gelas yang berisi air putih - Guru meminta anak mengamati perubahannya warnanya - Guru meminta anak menyebutkan warna-warna yang telah dihasilkan dari mencampur warna yang telah dilakukan anak c. Mengelompokkan Warna - Guru meminta anak untuk mengelompokkan warna sesuai warna yang ditunjukkan oleh guru 3. Observasi Pada tahap ini peneliti juga melakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi pahaman anak yang bertujuan untuk mengukur peningkatan kemampuan mengenal warna pada anak melalui metode mencampur warna menggunakan kertas krep yang di ukur dalam indikator-indikator yang telah ditentukan. 4. Refleksi Pada tahap refleksi peneliti segera menganalisa pelaksanaan PTK setelah kegiatan belajar mengajar berakhir. Refleksi berkaitan dengan apa yang telah dicapai anak dalam peningkatan kemampuan mengenal warna melalui metode mencampur warna menggunakan kertas krep, apa yang belum dicapai anak dalam keaktifannya melakukan kegiatan mencampurwarna menggunakan kertas krep dan Apa yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran dalam siklus berikutnya. Hasil refleksi tersebut digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus berikutnya. 19
Siklus II Pada siklus II kegiatan pembelajaran akan dilakukan sama seperti pada siklus I hanya saja peneliti memodifikasi beberapa kegiatan dalam mencampur warna menggunakan kertas krep yang didasarkan pada permasalahan baru yang muncul pada siklus I dan pada siklus ke II anak melakukan mencampur dua kertas krep yang berwarna berbeda. Siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan dan kekurangan pada siklus sebelumnya. Hasil refleksi pada siklus I dijadikan dasar menyusun rencana perbaikan pembelajaran di RKH pada siklus II. 3.6 Teknik Pengumpulan Data Teknik atau media yang akan digunakan dalam pengumpulan data dalam tindakan ini terdiri dari : 1. Observasi Observasi adalah pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra, dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik observasi karena observasi merupakan suatu pengamatan yang melibatkan panca indra sehingga dapat digunakan sebagai media pengumpulan data yang akurat serta komprehensif dan penelitian akan memperoleh hasil yang optimal. Sedangkan yang diobservasi dalam penelitian ini adalah segala hal yang berkaitan dengan pengenalan warna dasar, mengeksplorasi warna/ mencampur warna, dan mengenal warna sekunder dari hasil mencampur warna. 2. Dokumentasi Dokumentasi adalah mengumpulkan data. Data yang diambil adalah RKH (Rencana Kegiatan Harian), saat proses pembelajaran dan hasil karya anak. 3. Wawancara Wawancara dilakukan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan pada siswa yang terlibat dalam melakukan metode mencampur 20
warna menggunakan kertas krep berwarna. Wawancara ini dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data kemampuan anak dalam mengutarakan ide atau gagasan, pendapat atau alasan anak dalam karya yang dibuat serta perasaan anak setelah melakukan kegiatan berkreasi dalam bermain mencampur warna menggunakan kertas krep. 3.7 Indikator Keberhasilan Dalam rangka mengetahui apakah sebuah penelitian dapat dikatakan berhasil atau tidak maka diperlukan indikator keberhasilan. Pada Penelitian kali ini peneliti menetapkan indikator keberhasilan pada hasil meningkatnya kemampuan mengenal warna pada anak melalui metode mencampur warna menggunakan kertas krep. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah 80% dari jumlah subjek yang diteliti yang telah mampu menunjuk warna, menyebutkan warna dan mengelompokkan warna. Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila: 1. 80% dari jumlah 19 orang anak mampu menunjukkan (merah, kuning, biru) secara tepat. 2. 80% dari jumlah 19 orang anak mampu menyebutkan warna yang ditunjuk oleh Guru secara tepat. 3. 80% dari jumlah 19 orang anak mampu mengelompokkan warna sesuai dengan warnanya. 3.8 Teknik Analisis Data Analisa data merupakan lanjutan dari kegiatan pengumpulan data. Untuk itu seseorang peneliti perlu memahami teknis analisis data yang tepat agar penelitiannya memiliki nilai tinggi. Beberapa data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data aktivitas anak terhadap model pembelajaran dengan metode mencampur warna menggunakan kertas krep untuk meningaktkan kemampuan mengenal warna. Data yang sudah 21
terkumpul kemudian dianalisis dan dapat dihitung dengan menggunakan statistik sederhana, sebagaimana yang dikemukakan oleh Sodijono (2006) adalah sebagai berikut: P = F N X100% Keterangan: P : Angka persentase F : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya N: Jumlah frekuensi/ banyaknya individu 3.9 Indikator Hasil Belajar Indikator keberhasilan penelitian ini adalah peningkatan kemampuan mengenal warna pada anak melalui metode eksperimen warna menggunakan kertas krep pada anak Kelompok Bermain Aisyiyah Gondangmansi Bae Kudus. Peningkatan kemampuan mengenal warna pada anak selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dapat dilihat dari observasi dan hasil karya anak dalam melakukan metode mencampur warna menggunakan kertas krep dalam pembelajaran peningkatan kemampuan mengenal warna pada anak menggunakan kriteria baik (B) anak memperoleh nilai sempurna artinya baik. Menurut peraturan menteri pendidikan nasional tentang standar pendidikan anak usia dini (Indikator PERMENDIKBUD NO 137 Tahun 2014) dan program semester (promes) dari sekolah Kelompok Bermain Aisyiyah Gondangmanis tersebut terdapat indikator kemampuan mengenal warna pada anak usia 3 4 tahun. 22
Indikator Hasil Belajar No Indikator Indikator B C K PERMENDIKBUD NO Hasil belajar (Baik) (Cukup) (Kurang) 137 TAHUN 2014 (3) (2) (1) 1. Anak mampu mengenal 1. Anak mampu menunjuk konsep warna warna (Merah, Kuning, Biru) dengan tepat 2. Menyebutkan berbagai 2. Anak mampu macam warna menyebutkan warna dari hasil pencampuran. a. Merah+kuning= orange b. Kuning+biru= hijau c. Merah+ biru = Ungu 3. Melakukan kegiatan yang 3. Anak mampu menunjukan anak mampu mengelompokkan benda mengelompokan benda sesuai dengan warnanya. sesuai dengan warna Keterangan : Kategori B (Baik) dengan nilai : 3 a. Anak mampu menunjuk keseluruhan warna tanpa bimbingan b. Anak mampu menyebutkan keseluruhan warna dari hasil mencampur warna tanpa bimbingan c. Anak mampu mengelompokkan warna sesuai dengan warnanya tanpa bimbingan Kategori C (Cukup) dengan nilai : a. Anak mampu menunjuk dua warna tanpa bimbingan b. Anak mampu menyebutkan dua warna dari hasil mencampur warna tanpa bimbingan c. Anak mampu mengelompokkan dua warna tanpa bimbingan 23
Kategori K (Kurang) dengan nilai : 1 a. Anak mampu menunjuk keseluruhan warna dengan bimbingan b. Anak mampu menyebutkan dua warna dari hasil mencampur warna dengan bimbingan c. Anak mampu mengelompokkan dua warna dengan bimbingan 24