BAB VI PENETUP. 1. Hasil Analisis Rasio PAD, PT, LLPYS terhadap Total Pendapatan Daerah. besar terhadap pendapatan daerah adalah Pendapatan Tarnsfer

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI PENUTUP. Langsung Pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten

BAB VI PENUTUP adalah pada tahun 2009 proporsi untuk belanja operasi sebesar

BAB VI PENUTUP. 6.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dari. penelitian ini adalah:

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil kesimpulan dapat disimpulkan bahwa : 2. Pengeluaran (belanja) Kabupaten Manggarai tahun anggaran 2010-

BAB VI PENUTUP. 1. Dari analisis pertumbuhan belanja daerah untuk tahun 2012, 2013, dan

BAB VI PENUTUP. 1. Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten Kupang Ditinjau Dari Aktivitas

BAB VI PENUTUP. pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: (1) ratarata

ANALISIS RASIO KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO PERIODE

DAFTAR ISI. Halaman Sampul Depan Halaman Judul... Halaman Pengesahan Skripsi... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Lampiran...

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Dampak yang dialami oleh

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO APBD

Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN DAN REALISASI PADA APBD PEMERINTAHAN PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN. Karena pembangunan daerah merupakan salah satu indikator atau penunjang dari

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH DALAM MEMBIAYAI BELANJA DAERAH DI KOTA GORONTALO (Studi Kasus DPPKAD Kota Gorontalo)

ANALISIS KINERJA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM PADA TAHUN

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah, Syukriy dan Halim, Abdul Pengaruh Dana Alokasi Umum

KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DALAM RANGKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH KOTA SAMARINDA

MUDA ANDIKA MEIZA

EVALUASI RETRIBUSI PASAR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BREBES PADA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 2 Mei 2013 ISSN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Timur dan 7,12 hingga 8,48 Lintang Selatan. Sedangkan luas Provinsi

ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) DI KABUPATEN SUMBAWA SKRIPSI

ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH DALAM MEMBIAYAI BELANJA MODAL KABUPATEN ENDE TAHUN ANGGARAN SKRIPSI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PEMERINTAH KOTA SURAKARTA TAHUN ANGGARAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KOTA GORONTALO (Studi Kasus Pada DPPKAD Kota Gorontalo) Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. baik dapat mewujudkan pertanggungjawaban yang semakin baik. Sejalan dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Brian Sagay, Kinerja Pemerintah Daerah KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KABUPATEN MINAHASA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya masa orde baru merupakan awal mula demokrasi di Indonesia.

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2010 NOMOR 11

M. Wahyudi Dosen Jurusan Akuntansi Fak. Ekonomi UNISKA Kediri

DAFTAR ISI. 1.2 Rumusan Masalah Maksud dan Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian...

Analisis kinerja keuangan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) kota depok tahun anggaran

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN DAN REALISASI PADA APBD KOTA TANGERANG TAHUN ANGGARAN

ANALISIS ANTARA ANGGARAN DENGAN REALISASI PADA APBD KABUPATEN KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN Nama : Sukur Kurniawan NPM :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. angka rasio rata-ratanya adalah 8.79 % masih berada diantara 0 %-25 %

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH DENGAN REALISASI PADA KABUPATEN MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2012

Lampiran 1 STRUKTUR ORGANISASI DPPKAD KABUPATEN GRESIK

ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KOTA KEDIRI TAHUN SKRIPSI

ANALISIS KEMANDIRIAN DAN EFEKTIVITAS KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BIREUEN. Haryani 1*)

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : Rp ,00 yang merupakan hasil dari biaya-biaya yang

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan Daerah memerlukan sumber pendanaan yang tidak sedikit

ANALISIS KINERJA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA (APBD) DITINJAU DARI RASIO KEUANGAN (Studi Kasus di Kabupaten Sragen Periode )

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH PADA TINGKAT KABUPATEN/KOTA DI PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN

ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAHAN KOTA DEPOK TAHUN ANGGARAN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan kewenangan yang diberikan oleh pemerintah pusat

Analisis Kinerja Keuangan Dalam Otonomi Daerah Kabupaten Nias Selatan

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Desentralisasi merupakan salah satu perwujudan dari pelaksanaan

ANALISIS KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH DI ERA OTONOMI PADA PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN SAROLANGUN TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi telah membawa perubahan yang signifikan terhadap pola

ANALISIS KINERJA KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH (APBD) DI KOTA AMBON

BAB VI PENUTUP. Pajak Bumi dan Bangunan tergolong sangat efektif dengan kontribusi sebesar 118,2%,

ANALISIS PEMETAAN KINERJA KEUANGAN KABUPATEN/KOTA PROPINSI JAMBI. Selamet Rahmadi

ANALISIS BELANJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BENGKULU

BAB V PENUTUP. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: tertinggi adalah Kabupaten Sleman yaitu sebesar Rp ,

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat, termasuk kewenangan untuk melakukan pengelolaan

Kepala Badan Pengelola Keuangan Kota Ambon. R.SILOOY,SE.MSi PEMBINA TK I Nip

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOYOLALI APBD

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah semua penerimaan daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. Konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi tersebut yakni

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2012 T E N T A N G PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

Graduate Program Universitas Galuh. Master Manajemen Studies Program

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI SEBELUM DAN SESUDAH DIBERLAKUKANNYA OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN BOYOLALI APBD

Disusun Oleh : NPM : Pembimbing : Dr. Emmy Indrayani

ANALISIS KINERJA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PADA DINAS PEREKONOMIAN DAN PARIWISATA KABUPATEN TUBAN RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB III KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam sektor publik, dalam hal ini adalah belanja modal,

ANALISIS KINERJA PENDAPATAN DAN BELANJA BADAN KEUANGAN DAERAH KOTA TOMOHON

ANALISIS PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN MINAHASA SELATAN

Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur

BUPATI MAROS PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR : 61 TAHUN 2016HU

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan perundangundangan.

Referensi : Evaluasi Dana Perimbangan : Kontribusi Transfer pada Pendapatan Daerah dan Stimulasi terhadap PAD

PENDAHULUAN Pergantian kepemimpinan di pemerintahan Indonesia, sebagian besar banyak memberikan perubahan diberbagai bidang. Salah satu perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. 22 Tahun 1999 yang diubah dalam Undang-Undang No. 32 Tahun tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 yang

ANALISIS KONTRIBUSI RETRIBUSI JASA UMUM TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SAROLANGUN

EVALUASI KINERJA KEUANGAN DAERAH SE KARESIDENAN PEKALONGAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi,

Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah di Kota Jambi. oleh :

W. Adawiyah, I. C. Kusuma Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Djuanda

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 04 TAHUN 2007 T E N TA N G PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2007

JURNAL SKRIPSI EVALUASI POTENSI PENDAPATAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH DI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. rancangan APBD yang hanya bisa diimplementasikan apabila sudah disahkan

PROFIL KEUANGAN DAERAH

Judul Penelitian Ilmiah : ANALISIS ANTARA ANGGARAN DAN REALISASI PADA APBD KABUPATEN BARRU PROPINSI SULAWESI SELATAN TAHUN ANGGARAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DI KABUPATEN JEMBRANATAHUN

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut menggunakan rasio keuangan. Antara lain untuk kinerja keuangan

BAB II CATATAN ATAS LAPORAN ALIRAN KAS DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

Transkripsi:

BAB VI PENETUP 6.1 Kesimpulan Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan diatas maka kesimpulan, sebagai berikut : 1. Hasil Analisis Rasio PAD, PT, LLPYS terhadap Total Pendapatan Daerah menunjukan bahwa secara keseluruhan selama 4 ( empat ) tahun PAD dan Lain-lain Pendapatan yang sah memberikan kontribusi yang sangat kecil terhadap total pendapatan daerah, sedangkan yang membrikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan daerah adalah Pendapatan Tarnsfer 2. Hail Analisis Rasio PAD, PT, LLPYS terhadap Belanja Tidak Langsung menunjukan PAD pada tahun 2009 sebesar 6,00%, tahun 2010 sebesar 5,77%, tahun 2011 sebesar 5,55% dan pada tahun 2012 sebesar 7,85%. Dan lain-lain pendapatan yang sah memberikan kotribusi yang sangat kecil terhadap belanja langsung, sedangkan Pendapatan Transfer memberikan kotribusi yang sangat besar terhadap belanja tidak Langsung. Hal ini menunjukan belanja tidak langsung masih bergantung dan menggunakan dana yang berasal dari transfer pemerintah pusat dan provinsi. 3. Hasil Analisis Rasio PAD,PT,LLPYS terhadap Total Belanja Daerah selama 4 ( empat ) tahun berturut-turut sangat kecil, yaitu 3,92%, 4,07%, 3,82%,dan 5,32%. Dan Lain-lain Pendapatan Yang sah juga memberikan kotribusi yang sangat kecil terhadap belanja daerah, sedangkan yang memberikan kotribusi

yang sangat besar disini adalah pendapatan transfer. Hal ini menunjukan bahwa belanja daerah masih bergantung pada dana transfer pemerintah propinsi untuk membiayai pengeluaranya. 4. Hasil Analisis Rasio Belanja Langsung terhadap Total Belanja Daerah menunjukan tingkat rasio yang cukup baik, dimana pada tahun 2009 sebesar 37,91%, tahun 2010 sebesar 29,48%, tahun 2011 sebesar 33,62% dan pada tahun 2012 sebesar 32,12%. Sedangkan belanja tidak langsung pada tahun 2009 sebesar 63,32%, 2010 sebesar 70,54%, 2011 sebesar 68,94% dan 20102 sebesar 99,19%, Hal ini menunjukan bahwa pemerintah daerah telah menggunakan dana dengan baik untuk kepentingan publik. 5. Hasil Analisis Varians Belanja menunjukan selisih anata anggaran belanja modal dengan realisasi belanja modal selama 4 (empat) yaitu, tahun 2009 sebesar Rp 120,580,243,00, tahun 2010 sebesar Rp 405,661,629,700, tahun 2011 sebesar Rp 4,207,072,824,00 dan pada tahun 2012 sebesar Rp 6,599,301,643,00. Dalam hal ini kinerja belanja Kabupaten Ende dikatakan baik karena relisasi anggaran belanja lebih kecil dari yng dianggarkan. 6. Hasil Analisis Pertumbuhan Belanja Modal selama tahun anggaran 2010-2012 laju pertumbuhan belanja modal Kabupaten Ende adalah tahun 2010 laju pertumbuhan sebesar 13,13%, tahun 2012 sebesar 11,77% dan pada tahun 2012sebesar 3,49% hal ini menunjukan prtumbuhan belanja modal Kabupaten Ende sangat menurun dari tahun 2010-2012.

7. Hasil Analisis Rasio belanja modal terhadap total belanja daerah Pemerintah Kabupaten Ende menunjukan porsi belanja yang yang dialokasikan untuk belanja modal selama tahun 2009-2012 mengalami fluktuatif (naik turun) dimana pada tahun 2009 porsi belanja yang dialokasikan kedalam belanja modal sebesar 22,00%, tahun 2010 sebesar 12,35%, tahun 2011 sebsar 16,82% dan tahun 2012 sebesar 16,13%, porsi belanja yang dialokasikan kedalam belanja tak terduga sangat kecil sedangkan porsi belanja yang dialokasikan cukup besar yaiti belanja operasi. 8. Hasil Analisis Rasio evektifitas belanja modal Realisasi Belanja Modal terhadap Anggaran Belanja Modal Pemerintah Kabupaten Ende selama tahun 2009-2012 menunjukan tahun 2009 pemerintah mengalikasikan anggarannya untuk belanja modal sebesr 89,29% ini berarti cukup efisien, tahun 2010 sebesar 58,29% yaitu sangat efisien, tahun 2011 sebesar 55,68% sangat efisien dan tahun 2012 sebesar 60,03% yang berarti efisiaen, dengan demikian belanja pemerintah kabupaten ende selama tahun 2009-2012 sangat evektif. 9. Hasil rasio PAD, Pendapatan Transfer, Lain-lain Pendapatan Yang Sah terhadap Belanja Modal Pemerintah Kabupaten Ende selam 4 tahun yaitu kontribusi PAD yang dialokasikan untuk belanja modal stahun 2009 sebasar 17,81%, 2010 sbesar 33,00%, 2011 24,62%, 33,03%, kontibusi Pendapatan Transfer untuk belanja modal tahun 2009 sebesar 414%, 2010 sebesar 775%, 2011 sebesar 664% dan 2012 sebesar 614, sedangkan kotribusi Lain-lain pendapatan yang sah untuk belanja modal tahun 2009 sebesar 16,4%, 2010

sebesar 5,30%, 2011 sebesar 1,20% dan 2012 sebesar 1,36%, Dengan ini kontribusi yang paling besar dialokasikan kedalam belanja modal yaitu Pendapatan Transfer. 6.2 Saran Berdasarkan hasil kesimpulan diatas maka penulis memberikan saran kepada Pemerintah Kabupaten Ende sebagai berukut : 1. Diharapkan kepada Pemerintah Kabupaten Ende lebih memperhatikan dan memperbaiki tingkat PAD yakni pajak, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan, lain-lain pendapatan yang sah untuk tahun-tahun berukutnya 2. Diharapkan kepada Pemerintah Kabupaten Ende lebih meninngkatan PAD yakni pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan, lain-lain pendapatan yang sah sehingga anggaran belanja tidak bergantung pada pemerintah pusat dan propinsi. 3. Diharapkan kepada Pemerintah Kabupaten Ende lebih meningkatan PAD yakni pajak, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan, lain-lain pendapatan yang sah sehingga anggaran belanja tidak bergantung pada pemerintah pusat dan propinsi. 4. Diharapkan Kepada Pemerintah Kabupaten Ende lebih meningkatkan lagi anggaran belanja Langsung dan anggaran belanja tidak langsung ditahuntahun berikutnya.

5. Diharapkan Kepada Pemerintah Kabupaten Ende lebih meningkatkan lagi kinerja anggaran belanja untuk tahun-tahun berikutnya. 6. Diharapkan pemerintah Kabupaten Ende lebih memperhatikan tingkat pertumbuhan belanja modal sehingga ditahun berikutnya tingkat prtumbuhan belanja lebih meningkat. 7. Diharapkan kepada Pemerintah Kabupaten Ende perlu meningkatan anggaran untuk belanja modal yang dilakukan saat ini akan memberikan manfaat jangka menengah dan jangka panjang, selain itu belanja modal tidak bersifat rutin. 8. Diharapkan kepada Pemerintah Kabupaten Ende untuk lebih meningkatkan lagi evektifitas belanja modal untuk tahun-tahun berikutnya. 9. Diharapkan kepada Pemerintah Kabupaten Ende lebih meningkatkan lagi PAD dan Lain-lain Pendapatan Yang Sah sehingga belanja modal tidak tergantung pada Pendapatan Transfer.

DAFTAR PUSTAKA Anonim, PERMENDAGRI Nomor 13 Tahun006 tentang PedomanPengelolaan Keuangan Daerah,Penerbit Fokusmedia,Bandung Anonim, UUNo. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Penerbit Pustaka Pergaulan, Jakarta. Anonim, Undang-Undang Republik Indonesia No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Penerbit Pustaka Pergaulan, Jakarta. Anonim, PERMENDAGRINomor 59 Tahun 2007 tentang PedomanPengelolaan Keuangan Daerah, Penerbit Fokus Media.Bandung. Anonim, Undang-Undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Anonim, Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah. Anonim, Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan kinerja Instansi Pemerintah. Anonim, Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Deddy Supriady Baratakusumah, Dadang Solihin 2002 otonompenyelenggara pemerintah daerah. Jakarta; Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama (2002). Halim,abdul. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta : salemba Empat. Halim,abdul.2007. akuntansi Keuangan Daerah edisi 3. Penerbit Selemba Empat. Jakarta. Mahmudi, 2007, Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, Penerbit UPP STIM YKPN, Yogyakarta Mardiasmo.2004,Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Anoli. Yogjakarta. Munir, Dasri. H, Henry Arys Djuanda dan Hassel Nogi S. tangkilisan Kebijakan dan Manajemen Keuangan Daerah

Puranto, Hendra dan Anggarini, Yunita, 2010, Anggaran Berbasis Kinerja,(UPP) AMP YKPN, Yogjakarta Taufiq Ritonga, Irwan, 2009, Perencanaan dan Penganggaran KeuanganDaerah diindonesia, Sekolah Pascasarjana UGM, Yogyakarta Winarso.2010,Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah. Penerbit Kopel.Makasar. Indonesia

LAMPIRAN HASIL PERHITUNGAN

Hasil Perhitungan Dari ke 9 Teknik Analisis Data 1. Analisis Rasio PAD, Pendapatan Transfer, Lain-lain Pendapatan Yang Sah terhadap Total Pendapatan = PADA, PT, LLPYS terhadap Total Pendapatan Tahun 2009 9,36% Tahun 2010 % Tahun 2011 3,66% Tahun 2012 B. Tahun 2009 92.36% Tahun 2010 95,29% Tahun 2011 96,31%

Tahun 2012 c. Tahun 2009 = Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 2. Analisis PAD, Pendapatan Transfer, Lain-lain Pendapatan Yang Sah terhadap Belanja Tidak Langsung PAD, PT, LLPYS terhadap BTL = Tahun 2009 = 6,00%

Tahun 2010 = 5,77% Tahun 2011 = 5,55% Tahun 2012 b. Tahun 2009 = 144% Tahun 2010 = 135% Tahun 2011 == 145% Tahun 2012 =146% c. Tahun 2009 == 0,92% Tahun 2010 Tahun 2012 = 0,02% Tahun 2011 =0,32%

3. Analisis PAD, PT, LLPYS terhadap Total Belanja Daerah PAD, PT, LLPYS terhadap Total Belanja Daerah = a. Tahun 2009 Tahun 2010 = 4,07% Tahun 2011 = 3,28 Tahun 2012 = 5,32% b Tahun 2009 =91,20% Tahun 2010 = 95,73% Tahun 2011 = 100,5% Tahun 2012 = 99,19% b.

Tahun 2009 =3,62% Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 = 4. Analisis Rasio Belanja Langsung, Belanja Tidak Langsung terhadap Total Belanja Daerah BL, BTL thdp Total Belanja Daerah = a, Tahun 2009 Tahun 2010 = 29,48% Tahun 2011 Tahun 2012 = 32,12% b, Tahun 2009 = 63,32%

Tahun 2010 = 70,54% Tahun 2011 %= 68,94% Tahun 2012 = 99,19% 5. Analisis Varians Belanja Modal Tahun 2009 Rp 112,598,968,657,00 Rp 120,580,243 Tahun 2010 Rp Rp Tahun 2011 Rp Rp Tahun 2012 Rp Rp 6. Analisis Pertumbuhan Belanja Modal r Tahun 2009 Tahun 2010 Rp Tahun 2011 Rp =

Tahun 2012 Rp = 7. Analisis Belanja Modal, Belanja Operasi, Belanja Tak Terduga terhadap Total Belanja Daerah BM, BO, BTTthp Total Belanja Daerah = a, Tahun 2009 Rp= Tahun 2011 Rp= = Rp 16,82% Tahun 2010 Rp= Tahun 2012 Rp= % b, Tahun 2009 = Rp 77,62% Tahun 2010 Rp Tahun 2011Rp = 91,23%

Tahun 2012Rp = 82,39% c, Tahun 2009 Rp Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 8. Analisis Rasio Evisiensi Belanja Modal Efisiensi Belanja = Tahun 2009 Rp = = Rp Tahun 2011 Rp Tahun 2010 Rp = Tahun 2012 Rp = = Rp 9. Analisis Rasio PAD, Pendapatan Transfer, Lain-lain Pendapatan Yang Sah terhadap Belanaj Modal a

Tahun 2009 Tahun 2010 = 33,00% Tahun 2011 =Rp 24,62 Tahun 2012 b, Tahun 2009 Tahun 2010 = 775% Tahun 2011 = 24,62% Tahun 2012 = 16,14% c, Tahun 2009 = 16,46% Tahun 2010 Tahun 2011 =, 1,20% Tahun 2012 = 1,36%

Hasil Perhitungan Dari ke 9 Teknik Analisis Data 10. Analisis Rasio PAD, Pendapatan Transfer, Lain-lain Pendapatan Yang Sah terhadap Total Pendapatan = PADA, PT, LLPYS terhadap Total Pendapatan Tahun 2009 9,36% Tahun 2010 % Tahun 2011 3,66% Tahun 2012 B. Tahun 2009 92.36% Tahun 2010 95,29% Tahun 2011 96,31%

Tahun 2012 c. Tahun 2009 = Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 11. Analisis PAD, Pendapatan Transfer, Lain-lain Pendapatan Yang Sah terhadap Belanja Tidak Langsung PAD, PT, LLPYS terhadap BTL = Tahun 2009 = 6,00%

Tahun 2010 = 5,77% Tahun 2011 = 5,55% Tahun 2012 b. Tahun 2009 = 144% Tahun 2010 = 135% Tahun 2011 == 145% Tahun 2012 =146% c. Tahun 2009 == 0,92% Tahun 2010 Tahun 2012 = 0,02% Tahun 2011 =0,32%

12. Analisis PAD, PT, LLPYS terhadap Total Belanja Daerah PAD, PT, LLPYS terhadap Total Belanja Daerah = c. Tahun 2009 Tahun 2010 = 4,07% Tahun 2011 = 3,28 Tahun 2012 = 5,32% b Tahun 2009 =91,20% Tahun 2010 = 95,73% Tahun 2011 = 100,5% Tahun 2012 = 99,19% d.

Tahun 2009 =3,62% Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 = 13. Analisis Rasio Belanja Langsung, Belanja Tidak Langsung terhadap Total Belanja Daerah BL, BTL thdp Total Belanja Daerah = a, Tahun 2009 Tahun 2010 = 29,48% Tahun 2011 Tahun 2012 = 32,12% b, Tahun 2009 = 63,32%

Tahun 2010 = 70,54% Tahun 2011 %= 68,94% Tahun 2012 = 99,19% 14. Analisis Varians Belanja Modal Tahun 2009 Rp 112,598,968,657,00 Rp 120,580,243 Tahun 2010 Rp Rp Tahun 2011 Rp Rp Tahun 2012 Rp Rp 15. Analisis Pertumbuhan Belanja Modal r Tahun 2009 Tahun 2010 Rp Tahun 2011 Rp =

Tahun 2012 Rp = 16. Analisis Belanja Modal, Belanja Operasi, Belanja Tak Terduga terhadap Total Belanja Daerah BM, BO, BTTthp Total Belanja Daerah = a, Tahun 2009 Rp= Tahun 2011 Rp= = Rp 16,82% Tahun 2010 Rp= Tahun 2012 Rp= % b, Tahun 2009 = Rp 77,62% Tahun 2010 Rp Tahun 2011Rp = 91,23%

Tahun 2012Rp = 82,39% c, Tahun 2009 Rp Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 17. Analisis Rasio Evisiensi Belanja Modal Efisiensi Belanja = Tahun 2009 Rp = = Rp Tahun 2011 Rp Tahun 2010 Rp = Tahun 2012 Rp = = Rp 18. Analisis Rasio PAD, Pendapatan Transfer, Lain-lain Pendapatan Yang Sah terhadap Belanaj Modal a

Tahun 2009 Tahun 2010 = 33,00% Tahun 2011 =Rp 24,62 Tahun 2012 b, Tahun 2009 Tahun 2010 = 775% Tahun 2011 = 24,62% Tahun 2012 = 16,14% c, Tahun 2009 = 16,46% Tahun 2010 Tahun 2011 =, 1,20% Tahun 2012 = 1,36%