ANALISIS ANTARA ANGGARAN DENGAN REALISASI PADA APBD KABUPATEN KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN Nama : Sukur Kurniawan NPM :

Transkripsi

1 ANALISIS ANTARA ANGGARAN DENGAN REALISASI PADA APBD KABUPATEN KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN Nama : Sukur Kurniawan NPM :

2 Latar Belakang Masalah Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan ditetapkan dengan peraturan daerah. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) mempunyai tujuan sebagai penerimaan dan pengeluaran Negara/Daerah dalam melaksanakan tugas kenegaraan untuk meningkatkan produksi, member kesempatan kerja, dan menumbuhkan perekonomian, untuk mencapai kemakmuran masyarakat

3 Tujuan Dan Batasan Tujuan dari penelitian ilmiah ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi analisis antara Anggaran dengan Realisasi Pada APBD Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah Periode Tahun Menganalisis perbandingan Anggaran dan Realisasi pada APBD Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah tahun

4 Pembahasan Laporan Perhitungan Anggaran Laporan Perhitungan Anggaran adalah suatu laporan yang menyajikan perbandingan antara realisasi perndapatan, belanja dan pembiayaan dengan APBD selama tahun anggaran tertentu untuk suatu permerintahan. Realisasi anggaran menunjukan jumlah anggaran yang terpakai yang bermanfaat untuk mengetahui apakah alokasi anggaran yang dianggarkan telah sesuai dengan target yang dicapai. Untuk menghitung presentase Realisasi Anggaran dapat digunakan dengan rumus sebagai berikut: Realisasi Prosentase Realisasi = x 100% Anggaran Berdasarkan Struktur Laporan Perhitungan Anggaran terdiri dari : Pendapatan Belanja Pembiayaan

5 Analisis Pendapatan Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah daerah dituntut untuk memiliki kemandirian keuangan daerah yang lebih besar. Dengan tingkat kemandirian keuangan yang lebih besar berarti daerah tidak akan lagi sangat bergantung kepada dana perimbangan, tetapi dana perimbangan masih tetap diperlukan untuk mempercepat pembangunan di daerah.

6 Laporan Pendapatan Daerah APBD Tahun Pertahun Anggaran Realisasi Selisih % Tahun ,8 Tahun ,87 Tahun ,91

7 Analisi Belanja Analisis belanja daerah sangat penting dilakukan untuk mengevaluasi apakah pemerintah daerah telah menggunakan APBD secara ekonomis, efisien dan efektif. Sejauh mana pemerintah daerah telah melakukan efisiensi anggaran, menghindari pengeluaran yang tidak perlu dan pengeluaran yang tidak tepat sasaran. Dengan digunakanya system penganggaran berbasis kinerja, semangat untuk melakukan efisiensi atas setiap belanja mutlak harus tertanam dalam jiwa setiap pegawai pemerintah daerah.

8 Laporan Belanja Daerah APBD Tahun Pertahun Anggaran Realisasi Selisih % Tahun ,17 Tahun ,88 Tahun ,21

9 Analisi Pembiayaan Pembiayaan merupakan penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atas pengeluaran yang akan diterima kembali atau penerimaan atau pengeluaran terkait dengan kekayaan daerah yang dipisahkan yang digunakan untuk menutup defisit atau menggunakan surplus.

10 Laporan Pembiayaan Daerah APBD Tahun Pertahun Anggaran Realisasi Selisih % Tahun ,90 Tahun ,97 Tahun ,21

11 Perbandingan Kinerja Penerimaan APBD Untuk mengetahui apakah kinerja penerimaan apbd itu baik atau tidaknya, maka dapat di bandingkan dengan menggunakan beberapa rasio, diantara lainya : Rasio Kemandirian Daerah Kemandirian keuangan dearah yang menunjukan kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai kegiatan pemerintah, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak retribusi sebagai pendapatan daerah yang diperlukan oleh daerah Pendapatan Asli Daerah Rasio Kemandirian = x 100 % Pendapatan Transfer

12 Rasio Kemandirian Rasio Kemandirian Tahun 2008 Rp ,00 Rasio Kemandirian = x 100 % Rp ,00 = 7,62% Rasio Kemandirian Tahun 2009 Rp ,00 Rasio Kemandirian = x 100 % Rp ,00 = 8,19 % Rasio Kemandirian Tahun 2010 Rp ,00 Rasio Kemandirian = x 100 % Rp ,00 = 9,15%

13 Dari hasil diatas Rasio Kemandirian daerah pada Kabupaten Kebumen Tahun 2008 Sebesar 7,62%, Tahun 2009 sebesar 8,19% dan Tahun 2010 sebesar 9,15% yang artinya bahwa tingkat kemandirian keuangan Kaupaten Kebumen sangat rendah karena masih bergantung dengan pihak ekstern ( Pemerintah Pusat ).

14 Penutup Kesimpulan Berdasarkan analisis antara anggaran dengan realisasi pada APBD kabupaten Kebumen provinsi jawa tengah periode tahun maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu: Bahwa Kabupaten Kebumen Setiap tahunnya sangat baik dalam memproses APBD,karna apabila ada tahun yang APBD nya mengalami defisit maka akan di tutupi dengan pembiayaan netto, sehingga secara riil APBD Kabupaten Kebumen provinsi Jawa tengah periode tahun tidak ada yang defisit. Kemudian dalam penyusunan APBD itu sendiri Pemerintah kabupaten kebumen sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengolahan Keuangan Daerah.

15 Saran Untuk terus menjaga kestabilan APBD agar tidak mengalami defisit pertahunya, pemerintah daerah harus meningkatkan potensi daerah yang lebih baik lagi supaya bisa bersaing dengan daerah daerah besar lainnya yang ada di Negara Indonesia.