BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis serta pembahasan yang telah dilakukan pada babbab sebelumnya, maka penelitian yang bertujuan untuk menganalisis perubahan abnormal return, bid-ask spread, depth, dan trading volume activity sebelum dan sesudah peristiwa kebijakan perubahan satuan perdagangan (lot size) dan fraksi harga (tick price) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menghasilkan kesimpulan: 1. Berdasarkan pengujian statistik terhadap average abnormal return (AAR) selama periode peristiwa (t-10 hingga t-1 dan t+1 hingga t+10), ditemukan bahwa terdapat average abnormal return tetapi tidak menunjukkan nilai yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa kebijakan perubahan satuan perdagangan (lot size) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sehingga hal ini dapat peneliti simpulkan bahwa hipotesis pertama (H 1) dalam penelitian ini ditolak secara statistik. 2. Berdasarkan pengujian statistik terhadap variabel bid-ask spread selama periode pengamatan peristiwa (t+1 hingga t+10), ditemukan bahwa terdapat bid-ask spread yang menurun tetapi tidak menunjukkan nilai yang signifikan sesudah peristiwa kebijakan perubahan fraksi harga (tick price) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sehingga hal ini dapat peneliti simpulkan bahwa hipotesis kedua (H 2) dalam penelitian ini ditolak secara statistik.
3. Berdasarkan pengujian statistik terhadap variabel depth selama periode pengamatan peristiwa (t+1 hingga t+10), ditemukan bahwa terdapat depth yang meningkat dan menunjukkan nilai yang signifikan sesudah peristiwa kebijakan perubahan fraksi harga (tick price) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Maka hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan terhadap depth pada kelompok fraksi harga Rp1,- Rp5,- dan Rp25,- serta sistem tick price yang baru membuat depth pada transaksi perdagangan saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI) berbeda secara nyata. Sehingga hal ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga (H 3) dalam penelitian ini diterima secara statistik. Berdasarkan hasil yang didapat menunjukkan bahwa investor lebih tertarik untuk masuk ke bursa dan melakukan pemesanan harga setelah terjadinya penurunan fraksi harga. 4. Berdasarkan pengujian statistik terhadap variabel trading volume activity selama periode pengamatan peristiwa (t+1 hingga t+10), ditemukan bahwa terdapat trading volume activity yang meningkat dan menunjukkan nilai yang signifikan sesudah peristiwa kebijakan perubahan fraksi harga (tick price) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Maka hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan terhadap trading volume activity pada kelompok fraksi harga Rp1,- Rp5,- dan Rp25,- serta sistem tick price yang baru membuat trading volume activity pada transaksi perdagangan saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI) berbeda secara nyata. Sehingga ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat (H 4) dalam penelitian ini diterima secara statistik. Berdasarkan hasil yang didapat menunjukkan bahwa investor lebih tertarik untuk masuk ke bursa dan terjadi transaksi setelah terjadinya penurunan fraksi harga.
B. Keterbatasan Penelitian ini tentu saja tidak terlepas dari keterbatasan-keterbatasan. Beberapa keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini, diantaranya adalah: 1. Penelitian ini hanya menggunakan 40 sampel pada perusahaan (emiten) yang telah berhasil masuk dalam kelompok saham Indeks LQ-45 dengan metode purposive sampling dalam periode yang telah ditentukan. 2. Metode untuk mencari abnormal return dalam penelitian ini menggunakan perhitungan model disesuaikan rata-rata (mean-adjusted model) dimana dalam mencari dan menentukan nilai expected return menganggap bahwa return ekspektasi yang bernilai konstan sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi (estimation period). 3. Periode pengamatan dalam penelitian ini hanya terdiri dari 21 hari yaitu 17 Desember 2013 (t-10) hingga 03 Januari 2014 (t-1), 06 Januari 2014 adalah (t 0), dan 07 Januari 2014 (t+1) hingga 21 Januari 2014 (t+10). C. Saran Berikut ini peneliti akan menyampaikan saran untuk agenda penelitian ke depan yang dapat dijadikan petunjuk bagi peneliti selanjutnya mengenai kebijakan perubahan satuan perdagangan (lot size) dan fraksi harga (tick price) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) diantaranya yaitu: 1. Pada penelitian selanjutnya, disarankan untuk menambah jumlah sampel perusahaan dengan metode purposive sampling pada seluruh saham yang terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan yang masih aktif diperdagangkan. Jumlah sampel yang lebih banyak memungkinkan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik dari penelitian sebelumnya.
2. Pada penelitian selanjutnya, disarankan dalam menghitung abnormal return sebaiknya menggunakan perhitungan dengan model pasar (market model) atau model disesuaikan pasar (market-adjusted model), sehingga dapat dilihat perbandingan dari hasil penelitian ini dan selanjutnya. 3. Pada penelitian selanjutnya, disarankan sebaiknya melihat pengaruh dari suatu peristiwa terhadap sektor atau jenis perusahaan yang tergabung dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dijadikan sampel penelitian sehingga hasil penelitian menjadi lebih baik dan lebih akurat. 4. Pada penelitian selanjutnya, disarankan untuk membuat jenis penelitian komparasi atau perbandingan dengan kebijakan perubahan fraksi harga (tick price) yang terjadi sebelumnya di PT Bursa Efek Indonesia (BEI). 5. Pada penelitian selanjutnya, disarankan untuk mengamati pengaruh pengumuman kebijakan perubahan satuan perdagangan (lot size) dan fraksi harga (tick price) pada negara lain sehingga dapat dibandingkan. Informasi yang relevan dengan kondisi pasar modal merupakan sesuatu yang selalu dinantikan oleh para pelaku pasar modal atau investor dalam upaya melakukan pengambilan suatu keputusan investasi. Berikut ini peneliti akan menyampaikan saran untuk investor dan trader yang dapat dijadikan acuan bila terjadi peristiwa kebijakan perubahan satuan perdagangan (lot size) dan fraksi harga (tick price) pada PT Bursa Efek Indonesia (BEI), diantaranya yaitu: 1. Kepada investor, diharapkan untuk bersikap tenang dan wait and see serta tidak melakukan aksi jual bersih apabila terjadi kebijakan perubahan yang serupa dikarenakan return saham akan kembali normal tidak lama setelah terjadinya kebijakan perubahan satuan perdagangan (lot size).
2. Investor juga sebaiknya memilih untuk bertransaksi di waktu setelah terjadinya perubahan kebijakan dikarenakan lebih meningkatnya aktifitas perdagangan saham sehingga dapat memungkinkan untuk lebih besar terjadinya kesesuaian harga (match) antara penjual dan pembeli di bursa. Kemudian peneliti juga akan menyampaikan saran untuk PT Bursa Efek Indonesia (BEI) selaku pembuat kebijakan yang dapat dijadikan acuan apabila hendak menerapkan kebijakan perubahan satuan perdagangan (lot size) dan fraksi harga (tick price) lanjutan dimasa mendatang. Sesudah melakukan pengamatan, penelitian, dan analisis serta kemudian hasil dari penelitian ini mendapati bahwa tidak terdapat penurunan bid-ask spread yang signifikan, namun dengan adanya kebijakan perubahan satuan perdagangan (lot size) dan fraksi harga (tick price) tersebut dapat terlihat bahwa tujuan utama dari PT Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk meningkatkan partisipasi masyarakat bertransaksi di bursa telah terlihat dari peningkatan yang signifikan terhadap depth dan trading volume activity guna terlaksananya prinsip perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien. Oleh karenanya, peneliti menyarankan untuk lebih memperkecil kembali fraksi harga (tick price) yang berlaku sekarang namun dengan meningkatkan kelompok fraksi harga (tick price group) menjadi 4 atau 5 kelompok sehingga penurunan bid-ask spread yang signifikan serta adanya peningkatan depth dan trading volume activity yang signifikan dapat tercapai. Terima Kasih.