BAB I PENDAHULUAN. Masih banyak saham yang tidak aktif diperdagangkan atau tidak bergerak yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Masih banyak saham yang tidak aktif diperdagangkan atau tidak bergerak yang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Likuiditas bursa saham di Indonesia sudah lama dinilai belum maksimal. Masih banyak saham yang tidak aktif diperdagangkan atau tidak bergerak yang sering disebut dengan saham tidur. Sejak tahun 2006 tercatat BEI sudah melakukan delisting pada 26 perusahaan (Jatmiko, 2013). Masalah likuiditas tersebut belum dapat diselesaikan sampai saat ini, padahal pada tahun 2015, Indonesia akan menghadapi ASEAN Economic Community (AEC). Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) memprediksi bahwa rencana AEC tersebut akan semakin menyulitkan emiten lokal. Emiten asing yang dinilai lebih bagus dapat membuat emiten lokal menjadi tidak dapat bersaing sehingga lebih banyak lagi saham tidur (Supriadin, 2012). Seluruh pasar modal memiliki tick size atau fraksi harga yang menentukan besar kelipatan perubahan harga dalam tawar menawar saham, misalnya saham dengan harga Rp. 100 hanya dapat berubah sebesar kelipatan Rp. 1 menjadi Rp. 101 atau Rp. 99 dalam perdagangan saham di BEI. Untuk dapat diperdagangkan, juga terdapat satuan minimal lembar saham dalam tawar menawar saham yang disebut dengan round lot, investor dapat membeli atau menjual minimal satu lot saham dengan perubahan harga sebesar tick size yang berlaku pada harga saham tersebut (Husnan, 2005, h.33). 1

2 Tabel 1.1. Perubahan Satuan Perdagangan Dan Fraksi Harga Perubahan Satuan Perdagangan (lot) Lama Baru 1 lot = 500 lembar 1 lot = 100 lembar Maksimum volume pesanan di pasar reguler dan pasar tunai lot Maksimum volume pesanan di pasar reguler dan pasar tunai lot Perubahan Fraksi Harga Lama Baru Kelompok Perubahan Kelompok Perubahan Fraksi Fraksi Harga Maksimal Harga Maksimal < Rp. 200 Rp. 1 Rp. 10 Rp. 200 s.d. < Rp. 500 Rp. 1 Rp. 20 Rp. 5 Rp. 50 < Rp. 500 Rp. 500 s.d. < Rp Rp s.d. < Rp Rp. 10 Rp. 100 Rp. 25 Rp. 250 Rp. 500 s.d. < Rp Rp. 5 Rp. 100 Rp Rp. 50 Rp. 500 Rp Rp. 25 Rp. 500 Sumber: Data sekunder diolah dari Bursa Efek Indonesia, 2013 Untuk dapat meningkatkan likuiditas pasar, Bursa Efek Indonesia (BEI) harus mendorong tumbuhnya investor. BEI menilai bahwa besaran satuan perdagangan dan fraksi harga merupakan komponen struktur mikro pasar yang memiliki peranan yang penting dalam likuiditas saham, sehingga besaran lot dan fraksi harga dipandang perlu untuk dilakukan penyesuaian untuk meningkatkan kapitalisasi pasar dan daya saing bursa. Pada perdagangan saham, sudah lama berlaku satu lot terdiri dari 500 lembar. Namun pada 8 November 2013, Direksi PT. Bursa Efek Indonesia menerbitkan surat keputusan Kep-00071/BEI/

3 tentang perubahan satuan perdagangan dan fraksi harga yang mulai efektif diberlakukan mulai tanggal 6 Januari 2014 (Bursa Efek Indonesia, 2013). Pada penelitian pada bursa Jepang, Amihud et al. (1999) mempelajari penurunan minimum trading unit (MTU), MTU sama dengan round lot yaitu jumlah lembar minimal yang dapat diperdagangkan, penurunan MTU ini dilakukan oleh 66 perusahaan pada Tokyo Stock Exchange. Amihud et al., menemukan bahwa secara rata-rata penurunan MTU tersebut meningkatkan nilai saham sebesar lebih dari 5%. Peningkatan nilai tersebut berkorelasi positif dan signifikan dengan penambahan jumlah shareholder (investor). Penemuan tersebut mendukung penemuan Merton (1987) tentang hubungan antara nilai saham dengan jumlah investor. Menurut Merton, ketika lebih banyak investor memiliki saham, saham menjadi lebih dikenal dan mengurangi masalah ketersediaan informasi, sehingga mengurangi biaya modal dan mempengaruhi nilai saham. Peningkatan likuiditas karena peningkatan jumlah investor juga menambah nilai saham. Untuk fraksi harga masih menjadi perdebatan, beberapa peneliti seperti Hart (1993) berpendapat bahwa penurunan fraksi harga membuat likuiditas meningkat pada investor kecil, spread yang lebih kecil akan meningkatkan volume perdagangan. Ricker (1998) berpendapat bahwa fraksi harga yang lebih kecil lebih menguntungkan pedagang market order dan penggunaan limit order berkurang. Sementara Grossman dan Miller (1988) berpendapat bahwa fraksi harga sebaiknya cukup tinggi untuk mempertahanan suplai yang kompetitif. Harris (1997), berpendapat bahwa perubahan fraksi tersebut walaupun 3

4 menguntungkan sebagian liquidity demander, tetapi dapat merugikan liquidity provider karena dapat meningkatkan biaya sehingga menurunkan niat mereka untuk menyediakan likuiditas. Penyesuaian satuan perdagangan dan fraksi harga baru tersebut juga bertujuan untuk mengakomodasi investor retail yang tidak memiliki cukup dana untuk membeli saham berharga tinggi. Keadaan yang diharapkan segera terwujud dari kebijaksanaan tersebut adalah terjadinya peningkatan likuiditas saham (yang diukur dengan variabel bid-ask spread, depth, dan volume perdagangan) sehingga meningkatkan kapitalisasi pasar. Bagi investor, informasi merupakan kebutuhan yang penting dalam pengambilan keputusan, pengumuman perubahan sistem fraksi dan satuan perdagangan baru dianggap sebagai informasi yang berarti bagi investor. Gambar 1.1. Grafik Aktivitas Volume Perdagangan Saham Di Sekitar Pengumuman Satuan Perdagangan Dan Fraksi Harga Baru 6 Januari

5 Gambar 1.1 menunjukkan pergerakan aktivitas perdagangan selama satu tahun pada bulan Maret 2013 sampai dengan Maret Tampak bahwa pergerakan volume perdagangan saham di pasar reguler mengalami tren menurun (bearish) dan kembali naik (bullish) setelah diberlakukan sistem satuan perdagangan dan fraksi harga baru. Belum dapat diketahui secara pasti pergerakan volume tersebut disebabkan oleh informasi perubahan sistem baru atau tidak. Peristiwa perubahan sistem tersebut memberikan peluang unik untuk mengevaluasi secara empiris mengenai efek atau pengaruh perubahan sistem fraksi harga dan satuan perdagangan yang diterapkan bersamaan, pada likuiditas bursa yang belum pernah terjadi sebelumnya. Penelitian ini mencoba untuk menganalisis perbedaan sistem fraksi harga saham (Rp. 1, Rp. 5, dan Rp. 25) pada bid-ask spread, depth, dan volume perdagangan sebelum dan sesudah penerapan fraksi harga saham baru pada transaksi di BEI. Besarnya bid-ask spread menentukan biaya eksekusi perdagangan yang dihadapi oleh investor dan sering digunakan untuk membandingkan kualitas pasar antar saham yang berbeda. Perubahan depth adalah penting untuk mengevaluasi perubahan likuiditas secara lebih menyeluruh. Sedangkan perubahan volume perdagangan merupakan indikator kinerja yang penting bagi pasar saham karena berhubungan langsung dengan pendapatannya. Pasar saham yang likuid ditunjukkan oleh kecilnya bid-ask spread, besarnya depth, dan tingginya volume perdagangan (Harris, 1997). Penelitian ini juga mencoba untuk menganalisis perbedaan satuan perdagangan lot 100 pada volume perdagangan sebelum dan sesudah 5

6 diterapkannya kebijakan baru. Amihud et al. (1999) menemukan peningkatan individual investor yang memberikan abnormal return yang positif sejak pengumuman kebijakan penurunan MTU sampai pada saat kebijakan dilakukan. Hauser dan Lauterbach (2003) juga menemukan hal bahwa terdapat return saham yang positif. Hal tersebut dapat dijelaskan oleh penelitian pada jumlah investor yang dilakukan oleh Merton (1987). Sehingga penelitian pada penurunan MTU ini akan difokuskan kepada variabel volume perdagangan yang merupakan dimensi dari likuiditas. 1.2 Rumusan Masalah Tercatat BEI sudah melakukan beberapa kali perubahan fraksi harga sejak tahun 2000 sampai sekarang. Sistem fraksi harga tunggal diberlakukan sampai tahun 2000, kemudian pada sistem dengan tiga fraksi diberlakukan sampai awal 2005, BEI kemudian menambah lagi menjadi empat fraksi diberlakukan sampai awal Sistem lima fraksi diberlakukan dari 2007 sampai awal Perubahan tersebut bertujuan untuk meningkatkan likuiditas saham yang diwakili oleh variabel depth, spread, dan volume perdagangan. Goldstein dan Kavajecz (2000) dalam penelitian bursa New York mendapatkan spread menurun dan depth menurun. Purwoto dan Tandelilin (2004) dalam penelitian Bursa Efek Jakarta mendapatkan spread menurun, depth menurun, aktivitas perdagangan naik untuk saham berharga rendah, sedangkan menurun untuk saham berharga tinggi. Satriani (2009) menemukan spread menurun, namun depth dan volume perdagangan mengalami peningkatan. 6

7 Sementara mengenai MTU, Amihud et al. (1999), Ahn et al. (2005), dan Hauser dan Lauterbach (2003) konsisten menemukan return saham yang positif yang mendukung penelitian tentang jumlah investor yang dilakukan oleh Merton (1987). Adanya perbedaan dari hasil penelitian mengenai fraksi harga membuat adanya research gap pada perbedaan hasil penelitian sebelumnya, juga efek dari pemberlakuan kebijakan fraksi harga dan satuan perdagangan baru secara bersama merupakan subyek penilitian yang menarik untuk diteliti. Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh hasil yang mampu untuk menjelaskan fenomena perubahan sistem fraksi harga saham (yaitu fraksi Rp. 1, Rp. 5, dan Rp. 25) dan satuan perdagangan 1 lot menjadi 100 lembar pada bid-ask spread, depth, dan volume perdagangan pada transaksi perdagangan di Bursa Efek Indonesia. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka pertanyaan penelitian ini, antara lain: 1. Apakah terdapat perbedaan rata-rata bid-ask spread pada fraksi harga Rp. 1, Rp. 5, dan Rp. 25 sejak kebijakan baru fraksi harga dan satuan perdagangan berlaku dalam perdagangan di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah terdapat perbedaan rata-rata depth pada fraksi harga Rp. 1, Rp. 5, dan Rp. 25 sejak kebijakan baru fraksi harga dan satuan perdagangan berlaku dalam perdagangan di Bursa Efek Indonesia? 7

8 3. Apakah terdapat perbedaan rata-rata volume perdagangan pada fraksi harga Rp. 1, Rp. 5, dan Rp. 25 sejak kebijakan baru fraksi harga dan satuan perdagangan berlaku dalam perdagangan di Bursa Efek Indonesia? 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan pertanyaan penelitian di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis perbedaan rata-rata bid-ask spread pada fraksi harga Rp. 1, Rp. 5, dan Rp. 25 sejak kebijakan baru fraksi harga dan satuan perdagangan berlaku dalam perdagangan di Bursa Efek Indonesia. 2. Menganalisis perbedaan rata-rata depth pada fraksi harga Rp. 1, Rp. 5, dan Rp. 25 sejak kebijakan baru fraksi harga dan satuan perdagangan berlaku dalam perdagangan di Bursa Efek Indonesia. 3. Menganalisis perbedaan rata-rata volume perdagangan pada fraksi harga Rp. 1, Rp. 5, dan Rp. 25 sejak kebijakan baru fraksi harga dan satuan perdagangan berlaku dalam perdagangan di Bursa Efek Indonesia. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan kelak dapat memberikan berbagai manfaat bagi sejumlah pihak, antara lain: 1. Bagi PT Bursa Efek Indonesia dan Bapepam sebagai tambahan informasi yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi akibat pelaksanaan kebijaksanaan baru dalam perdagangan saham. 8

9 2. Bagi investor dan calon investor dapat menggunakan informasi dari penelitian ini untuk mengambil keputusan berinvestasi apabila terjadi perubahan fraksi dan satuan perdagangan dalam perdagangan saham di masa mendatang. 3. Bagi peneliti di bidang pasar modal akan menambah pengetahuan mereka mengenai dampak dari perubahan fraksi dan satuan perdagangan dalam tawar-menawar saham. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tiga buah variabel yang merupakan dimensi dari likuiditas, yaitu bid-ask spread, depth, dan volume untuk memfokuskan penelitian dan menghindari melebarnya pembahasan yang dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode uji beda untuk mengetahui dampak sebelum dan sesudah dilaksanakan kebijakan fraksi harga dan satuan perdagangan baru, analisis data juga dibatasi pada informasi laporan penutupan pasar reguler yang diunduh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia Sistematika Penulisan Untuk mempermudah penulisan tesis ini, maka dalam penyusunannya sistematika penulisan yang dibagi ke dalam lima bab yang terdiri dari pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, serta simpulan dan saran penelitian selanjutnya. 9

10 Bab I memberikan gambaran mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan. Bab II mengemukakan beberapa kajian literatur mengenai konsep-konsep yang berkaitan dengan likuiditas, harga saham, fraksi harga, bid-ask spread, depth, volume perdagangan, satuan perdagangan minimum, analisis teknikal, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran teoritis, dan perumusan hipotesis. Bab III menjelaskan tentang metode penelitian, bab ini berisi penjelasan mengenai rancangan penelitian, definisi operasional variabel, sampel, teknik pengumpulan data, serta metode analisis data. Bab IV menguraikan tentang analisis dan pembahasan hasil penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian. Bab ini mencakup proses perhitungan secara statistik yang dilakukan mulai dari deskripsi data, pengujian hipotesis, dan pembahasan terhadap hasil statistik yang diperoleh. Terakhir, Bab V berisi simpulan dari hasil penelitian, keterbatasan yang dihadapi, dan implikasi temuan penelitian. 10

PENDAHULUAN. menurunkan biaya transaksi jual beli saham. Akan tetapi informasi dibalik kebijakan

PENDAHULUAN. menurunkan biaya transaksi jual beli saham. Akan tetapi informasi dibalik kebijakan PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG Penurunan fraksi harga (tick size) dalam beberapa tahun terakhir telah banyak dilakukan oleh pasar modal di seluruh dunia termasuk Indonesia. Kebijakan ini diterapkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi. Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk. dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu

BAB I PENDAHULUAN. investasi. Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk. dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, masyarakat semakin tidak asing dengan istilah investasi. Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pasar modal Indonesia sedang mengalami pertumbuhan yang pesat. Hal ini terlihat dari pertumbuhan kapitalisasi pasar maupun naiknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. waktu singkat ketika berinvestasi di pasar modal. Untuk menghindari resiko kerugian yang besar, maka dalam berinvestasi,

BAB I PENDAHULUAN. waktu singkat ketika berinvestasi di pasar modal. Untuk menghindari resiko kerugian yang besar, maka dalam berinvestasi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini pembahasan tentang pasar modal semakin menarik. Hal ini karena orang (investor) dapat memperoleh keuntungan yang besar dalam waktu yang singkat apabila berinvestasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara baik negara maju maupun negara berkembang serta menunjang

BAB I PENDAHULUAN. negara baik negara maju maupun negara berkembang serta menunjang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu indikator kemajuan perekonomian suatu negara baik negara maju maupun negara berkembang serta menunjang perkembangan ekonomi negara bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Struktur Mikro Pasar (Market Microstructure Theory)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Struktur Mikro Pasar (Market Microstructure Theory) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Struktur Mikro Pasar (Market Microstructure Theory) Teori struktur mikro pasar digunakan sebagai dasar hipotesis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberlakukan mulai tanggal 6 Januari penyesuaian terhadap besaran satuan dan fraksi harga.

BAB I PENDAHULUAN. diberlakukan mulai tanggal 6 Januari penyesuaian terhadap besaran satuan dan fraksi harga. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Direksi PT Bursa Efek Indonesia pada tanggal 8 November 2013 mengeluarkan surat keputusan nomor Kep-00071/BEI/11-2013 perihal Perubahan Satuan Perdagangan dan Fraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Direksi nomor Kep-00071/BEI/ melakukan perubahan satuan

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Direksi nomor Kep-00071/BEI/ melakukan perubahan satuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tanggal 8 November 2013, PT Bursa Efek Indonesia melalui Surat Keputusan Direksi nomor Kep-00071/BEI/11-2013 melakukan perubahan satuan perdagangan dan fraksi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis serta pembahasan yang telah dilakukan pada babbab

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis serta pembahasan yang telah dilakukan pada babbab BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis serta pembahasan yang telah dilakukan pada babbab sebelumnya, maka penelitian yang bertujuan untuk menganalisis perubahan abnormal return, bid-ask spread,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Tujuan dari pembangunan nasional adalah terciptanya suatu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pasar modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspektasi memperoleh keuntungan di masa depan (Bodie et al, 2014). Investor

BAB I PENDAHULUAN. ekspektasi memperoleh keuntungan di masa depan (Bodie et al, 2014). Investor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi adalah sebuah komitmen saat ini atas uang atau modal lain dengan ekspektasi memperoleh keuntungan di masa depan (Bodie et al, 2014). Investor berekspektasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah tempat berinvestasi dengan konsekuensi untung (gain)

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah tempat berinvestasi dengan konsekuensi untung (gain) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah tempat berinvestasi dengan konsekuensi untung (gain) dan rugi (lost). Salah satu pertimbangan investor untuk berinteraksi di pasar modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN LIKUIDITAS DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PERBEDAAN LIKUIDITAS DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PERBEDAAN LIKUIDITAS DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I yang baik dan dapat memberikan return yang akan dipilih oleh investor. Oleh karena

BAB I yang baik dan dapat memberikan return yang akan dipilih oleh investor. Oleh karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi adalah bentuk penanaman sejumlah dana pada suatu perusahaan yang diharapkan mendapat keuntungan di masa depan. Salah satunya adalah dengan penanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. Pasar modal merupakan salah satu bagian dari indikator kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. Pasar modal merupakan salah satu bagian dari indikator kemajuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Pasar modal merupakan salah satu bagian dari indikator kemajuan atau simbol refleksi perkonomian suatu negara. Industri pasar modal memiliki peranan penting

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. investasi saham adalah strategi buy and hold. Strategi ini berkenaan dengan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. investasi saham adalah strategi buy and hold. Strategi ini berkenaan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu strategi investasi pasif yang sering digunakan dalam melakukan investasi saham adalah strategi buy and hold. Strategi ini berkenaan dengan keputusan untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pemecahan Saham (Stock Split) Informasi bersifat informatif apabila memiliki kriteria kelengkapan, relevansi dan tepat waktu sehingga mampu memberikan gambaran yang jelas mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transaksi jual-beli saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan juga

BAB I PENDAHULUAN. transaksi jual-beli saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perkembangan pasar modal sudah sangat meningkat. Ramainya transaksi jual-beli saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan juga meningkatnya iklim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Harga Saham menentukan adanya permintaan dan penawaran (demand and

BAB I PENDAHULUAN. Harga Saham menentukan adanya permintaan dan penawaran (demand and 15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Harga Saham menentukan adanya permintaan dan penawaran (demand and supply) terhadap jumlah lembaran saham, jika harga saham dinilai terlalu mahal (overvalued)

Lebih terperinci

INFRASTRUKTUR PERDAGANGAN DI PASAR MODAL SEBAGAI SARANA PENINGKATAN PENDANAAN INFRASTRUKTUR

INFRASTRUKTUR PERDAGANGAN DI PASAR MODAL SEBAGAI SARANA PENINGKATAN PENDANAAN INFRASTRUKTUR UNIVERSITY NETWORK FOR INDONESIA INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT () INFRASTRUKTUR PERDAGANGAN DI PASAR MODAL SEBAGAI SARANA PENINGKATAN PENDANAAN INFRASTRUKTUR Lily Cania 1, Wisudanto 2 1 Departemen Manajemen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin tingginya volume perdagangan saham.

BAB I PENDAHULUAN. semakin tingginya volume perdagangan saham. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir pasar modal di Indonesia berkembang sangat pesat, hal ini ditandai dengan melonjaknya jumlah saham yang diperdagangkan dan semakin tingginya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 33 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengumuman stock split yang dilakukan perusahaan apakah konsisten dengan hipotesis trading theory yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan informasi cenderung meningkat, tak terkecuali di pasar

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan informasi cenderung meningkat, tak terkecuali di pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di jaman yang serba canggih saat ini kebutuhan individu maupun perusahaan akan informasi cenderung meningkat, tak terkecuali di pasar modal. Pada dunia bisnis pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi tersebut memiliki makna (information content) atau nilai bagi

BAB I PENDAHULUAN. Informasi tersebut memiliki makna (information content) atau nilai bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Informasi tersebut memiliki makna (information content) atau nilai bagi investor, jika informasi tersebut mempengaruhi keputusan para investor yang melakukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. B. Implikasi Teoritis

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. B. Implikasi Teoritis BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh, maka dapat diambil beberapa kesimpulan: 1. Fenomena day of the week effect dan monday effect terbukti pada periode tahun 2011 sampai

Lebih terperinci

PENGARUH FRAKSI HARGA SAHAM BARU TERHADAP LIKUIDITAS (Studi Di PT Bursa Efek Indonesia)

PENGARUH FRAKSI HARGA SAHAM BARU TERHADAP LIKUIDITAS (Studi Di PT Bursa Efek Indonesia) PENGARUH FRAKSI HARGA SAHAM BARU TERHADAP LIKUIDITAS (Studi Di PT Bursa Efek Indonesia) The Impact of The New Tick Size on Liquidity (Evidence from the Indonesia Stock Exchange) Silpi Siti Marliyah 1,

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH LIKUIDITAS SAHAM TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK JAKARTA SKRIPSI

ANALISA PENGARUH LIKUIDITAS SAHAM TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK JAKARTA SKRIPSI ANALISA PENGARUH LIKUIDITAS SAHAM TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK JAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang kemudian diverifikasi berdasarkan teori. Penelitian deskriptif diartikan. peristiwa sesuai dengan apa adanya.

BAB III METODE PENELITIAN. yang kemudian diverifikasi berdasarkan teori. Penelitian deskriptif diartikan. peristiwa sesuai dengan apa adanya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian deskriftif komparatif yang kemudian diverifikasi berdasarkan teori. Penelitian deskriptif diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Price limit..., Eko Prasetyo, FE UI, 2009.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Price limit..., Eko Prasetyo, FE UI, 2009. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemulihan ekonomi di Indonesia pasca krisis finansial telah menunjukkan tanda-tanda yang signifikan. Beberapa indikator adalah tingkat inflasi yang berada pada posisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dananya pada suatu perusahaan, hal ini berarti investor memiliki harapan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dananya pada suatu perusahaan, hal ini berarti investor memiliki harapan untuk BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Investor merupakan aspek yang paling utama dalam suatu perdagangan di dalam pasar modal. Saat seorang investor memutuskan untuk menanamkan dananya pada suatu

Lebih terperinci

Bab II. Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis

Bab II. Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis 7 Bab II Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis 2.1 Perubahan Peraturan Nomor II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Sesuai dengan Surat Keputusan No. KEP-00071/BEI/11-2013 tentang Perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menghadapi kendala dalam masalah terbatasnya dana modal untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang menghadapi kendala dalam masalah terbatasnya dana modal untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu alternatif memperoleh sumber dana yang dibutuhkan oleh perusahaan yang menghadapi kendala dalam masalah terbatasnya dana modal untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana bertemu untuk menjualbelikan sekuritasnya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana bertemu untuk menjualbelikan sekuritasnya. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan transaksi sekuritas atau tempat dimana pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk investasi yang bisa dilakukan oleh masyarakat dalam banyak bentuk, dan diantaranya adalah investasi dalam bentuk saham. Investasi dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan

BAB I PENDAHULUAN. dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah tempat bertemunya pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas yang umumnya

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM DAN RETURN SAHAM

ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM DAN RETURN SAHAM ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM DAN RETURN SAHAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II. Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Abnormal Return Abnormal return juga dikenal sebagai alpha atau excess return pengembalian terhadap saham yang dimiliki dan tidak dijelaskan oleh pasar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Perdagangan di Bursa Efek Indonesia. investor atau untuk membentuk portofolionya sendiri.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Perdagangan di Bursa Efek Indonesia. investor atau untuk membentuk portofolionya sendiri. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sistem Perdagangan di Bursa Efek Indonesia Sistem perdagangan yang digunakan di Bursa Efek Indonesia adalah order driven market system dan sistem lelang kontinyu (continues auction

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian suatu Negara karena pasar modal mempunyai fungsi ekonomi yaitu sebagai penyedia fasilitas yang mempertemukan dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor ekonomi pada sebuah negara. Hal tersebut di dukung oleh peranan pasar modal yang sangat strategis

Lebih terperinci

SISTEM PERDAGANGAN EFEK DI BURSA EFEK INDONESIA

SISTEM PERDAGANGAN EFEK DI BURSA EFEK INDONESIA SISTEM PERDAGANGAN EFEK DI BURSA EFEK INDONESIA 2.1. SISTEM PERDAGANGAN EFEK Saham, bukti right, waran, obligasi konversi adalah jenis-jenis efek yang diperdagangkan di BEI. Transaksi Di BEI dilakukan

Lebih terperinci

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN MEMPERHATIKAN FIRM SIZE

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN MEMPERHATIKAN FIRM SIZE PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN MEMPERHATIKAN FIRM SIZE Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan fokus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan fokus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan. Hal ini disebabkan karena laba perusahaan selain merupakan indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar modal merupakan wadah bagi pemilik modal (investor) untuk melakukan investasi dan salah satu alternatif untuk melakukan pembiayaan. Pasar modal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Likuiditas (liquidity) mengacu pada ketersediaan sumber daya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Likuiditas (liquidity) mengacu pada ketersediaan sumber daya 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1.Likuiditas Saham Likuiditas (liquidity) mengacu pada ketersediaan sumber daya perusahaan untuk memenuhi kebutuhan kas jangka pendek (Wild et al,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi, para investor membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan. Dalam pasar modal, ada banyak informasi yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan. Dalam pasar modal, ada banyak informasi yang bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pasar modal di Indonesia dari tahun ke tahun semakin berkembang. Seiring fungsinya yang semakin vital yaitu pasar modal menjadi instrument penting dalam sistem

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pasar Modal di Indonesia mulai aktif sejak 1977, pada awalnya di Indonesia terdapat dua bursa saham yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari sudut pandang investor, diversifikasi internasional merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dari sudut pandang investor, diversifikasi internasional merupakan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dari sudut pandang investor, diversifikasi internasional merupakan suatu cara yang dilakukan dengan tujuan untuk meminimalkan risiko dengan cara membentuk suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya Indonesia, dituntut menunjukkan performa yang lebih baik. Hal

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya Indonesia, dituntut menunjukkan performa yang lebih baik. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam lingkungan persaingan global yang disertai dengan dukungan teknologi informasi yang ada saat ini, membuat setiap perusahaan di negara berkembang salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir. Selama periode 2005 hingga 2015, rata-rata pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir. Selama periode 2005 hingga 2015, rata-rata pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal di Indonesia cukup signifikan dalam satu dasawarsa terakhir. Selama periode 2005 hingga 2015, rata-rata pertumbuhan jumlah emiten

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM DAN RETURN SAHAM. (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek

ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM DAN RETURN SAHAM. (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM DAN RETURN SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2005-2009) SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoritis 2.1.1. Konsep Pasar Modal yang Efisien Konsep pasar modal yang efisien memang bisa diartikan secara berbeda untuk tujuan yang berbeda pula. Untuk bidang keuangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya negara di dunia ini memiliki pasar modal (capital market).

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya negara di dunia ini memiliki pasar modal (capital market). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya negara di dunia ini memiliki pasar modal (capital market). Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang dimana bisa diperjualbelikan.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Perubahan Kebijakan Fraksi Harga Tahun 2007 dan Pengaruhnya Terhadap Likuiditas Saham

BAB V PEMBAHASAN. A. Perubahan Kebijakan Fraksi Harga Tahun 2007 dan Pengaruhnya Terhadap Likuiditas Saham BAB V PEMBAHASAN A. Perubahan Kebijakan Fraksi Harga Tahun 2007 dan Pengaruhnya Terhadap Likuiditas Saham Indikator yang digunakan dalam melakukan pengujian terhadap likuiditas saham pada penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif dalam menunjang pertumbuhan perusahaan, karena pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. efektif dalam menunjang pertumbuhan perusahaan, karena pasar modal BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu tempat terjadinya transaksi antara perusahaan yang membutuhkan dana dengan para investor yang ingin menginvestasikan dananya. Pasar modal

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. Indonesia, tempat perdagangan saham bagi perusahaan yang sudah go public dilakukan di Bursa

BAB I LATAR BELAKANG. Indonesia, tempat perdagangan saham bagi perusahaan yang sudah go public dilakukan di Bursa BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Sebuah perusahaan tidak terlepas dari kebutuhan dana untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Sumber dana yang dibutuhkan dapat diperoleh dari berbagai sumber,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mediator untuk mempertemukan pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. mediator untuk mempertemukan pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar Modal merupakan suatu sarana bagi perekonomian yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku pasar modal untuk menghimpun dana. Pasar modal juga merupakan mediator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pengertian pasar modal sendiri menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, pasar modal sebagai Kegiatan yang bersangkutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Objek Penelitian Dalam sub-bab ini berisi mengenai gambaran umum Indeks Kompas-100, tujuan dan manfaat dari Indeks Kompas-100 dan kriteria emiten yang masuk dalam Indeks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya, setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam membiayai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya, setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam membiayai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya, setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam membiayai kegiatan operasionalnya, dana tersebut dapat diperoleh dari dalam perusahaan yaitu modal pemilik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau modal untuk mengembangkan usahanya adalah dengan go public, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. atau modal untuk mengembangkan usahanya adalah dengan go public, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu alternatif untuk memperoleh sumber dana yang dibutuhkan oleh perusahaan yang menghadapi kendala dalam masalah terbatasnya dana atau modal untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuktikan bahwa krisis ekonomi yang melanda negara-negara di Benua Eropa

BAB I PENDAHULUAN. membuktikan bahwa krisis ekonomi yang melanda negara-negara di Benua Eropa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Berdasarkan Outlook Ekonomi dan Pasar Modal 2011, minat investor asing untuk masuk ke pasar modal Indonesia pada tahun 2011 tumbuh hingga 20%. Hal ini membuktikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di era globalisasi ini, perkembangan perusahaan go public semakin pesat. Saham-saham diperdagangkan untuk menarik para investor menanamkan modal pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset

BAB I PENDAHULUAN. pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan

Lebih terperinci

Kosep Dasar: Saham Arum H. Primandari

Kosep Dasar: Saham Arum H. Primandari Kosep Dasar: Saham Arum H. Primandari Investasi Investasi Investasi: pada hakikatnya merupakan kegiatan menempatkan sejumlah dana yang dimiliki saat ini dengan harapan akan memperoleh keuntungan di masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang. Investasi dapat dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang. Investasi dapat dilakukan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi dewasa ini menjadi pilihan masyarakat dalam menggunakan kelebihan dananya. Menurut Tandelilin (2010:2) investasi merupakan komitmen atas sejumlah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan issuer (orang yang membutuhkan dana). Investor saham akan memperoleh. keuntungan dari perubahan harga saham dan dividen.

I. PENDAHULUAN. dengan issuer (orang yang membutuhkan dana). Investor saham akan memperoleh. keuntungan dari perubahan harga saham dan dividen. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal sebagai sarana alternatif bagi perusahaan untuk menghimpun dana dari investor. Pasar modal memegang peranan penting bagi perusahaan yang bertujuan menjembatani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memproduksi, mendistribusikan, dan memperdagangkan barang haram.

BAB I PENDAHULUAN. yang memproduksi, mendistribusikan, dan memperdagangkan barang haram. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal syariah sampai saat ini telah mengalami kemajuan sehingga menimbulkan niat para investor untuk melakukan investasi pada pasar modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keputusan untuk investasi, pembelanjaan jangka panjang serta keputusan menentukan jumlah dividen yang harus dibagikan kepada para investor sering menjadi masalah penting

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. indonesia yang mengalami peningkatan antara lain nilai Gross Domestic Product

I. PENDAHULUAN. indonesia yang mengalami peningkatan antara lain nilai Gross Domestic Product I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perekonomian Indonesia selama lima tahun terakhir menunjukkan tren pertumbuhan yang membaik. Hal ini dilihat dari beberapa indikator ekonomi indonesia yang mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada emiten akan semakin kuat. Semakin banyak permintaan saham pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. pada emiten akan semakin kuat. Semakin banyak permintaan saham pada suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan/ kinerja perusahaan. Jika harga saham selalu mengalami kenaikan, maka investor atau calon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan pada dasarnya membutuhkan pembiayaan untuk kegiatan operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah satunya dapat diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Harga saham dapat dikatakan merupakan indikator keberhasilan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Harga saham dapat dikatakan merupakan indikator keberhasilan pengelolaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga saham dapat dikatakan merupakan indikator keberhasilan pengelolaan suatu perusahaan. Pada prinsipnya semakin baik kinerja perusahaan dalam menghasilkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sesuatu yang menarik untuk diamati pada saat ini adalah mengenai peristiwa

I. PENDAHULUAN. Sesuatu yang menarik untuk diamati pada saat ini adalah mengenai peristiwa I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuatu yang menarik untuk diamati pada saat ini adalah mengenai peristiwa yang terjadi di pasar modal, hal ini merupakan sebuah refleksi dari para investor yang aktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sebelum penggabungan PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan PT. Bursa Efek Surabaya (BES) menjadi PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 30 November

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari peran investor yang melakukan transaksi di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari peran investor yang melakukan transaksi di Bursa Efek 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini pesatnya perkembangan Bursa Efek Indonesia tidak dapat dipisahkan dari peran investor yang melakukan transaksi di Bursa Efek Indonesia. Sebelum investor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum LQ45

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum LQ45 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum LQ45 Indeks LQ45 adalah gabungan indeks saham dari 45 emiten yang tercatat di BEI yang telah memenuhi kriteria tertentu yang diterapkan Bursa. Indeks LQ45 ini memuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah tempat yang mempertemukan pihak yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah tempat yang mempertemukan pihak yang membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah tempat yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai dana berlebih (investor). Pasar modal di Indonesia mempunyai

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN DAN RETURN TERHADAP BID-ASK SPREAD PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC

ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN DAN RETURN TERHADAP BID-ASK SPREAD PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN DAN RETURN TERHADAP BID-ASK SPREAD PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kurang terpecaya, karena sinyal yang diberikan bersifat costly atau. investor percaya akan kondisi perusahaan di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. kurang terpecaya, karena sinyal yang diberikan bersifat costly atau. investor percaya akan kondisi perusahaan di masa mendatang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu pengumuman di pasar modal yang memiliki kandungan informasi akan memperoleh reaksi dari para investor bila informasi tersebut membawa sinyal yang berkualitas

Lebih terperinci

Pelaksanaan dan Hasil Penelitian. Bab ini berisikan tentang hasil analisis dan pembahasan. hasil penelitian yang telah dilakukan.

Pelaksanaan dan Hasil Penelitian. Bab ini berisikan tentang hasil analisis dan pembahasan. hasil penelitian yang telah dilakukan. Bab IV Bab V Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Bab ini berisikan tentang hasil analisis dan pembahasan. Penutup Bab ini berisikan tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran-saran yang perlu

Lebih terperinci

PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version BAB I PENDAHULUAN

PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version  BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dewasa ini menunjukan bahwa sejalan dengan semakin kompleksnya dunia usaha membawa dampak pada tingginya tingkat persaingan antara perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 9 BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Bursa Efek Indonesia BEI merupakan satu satunya pasar modal yang ada di Indonesia. Transaksi perdagangan di BEI menggunakan orderdriven

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investor melakukan investasi dengan harapan mendapatkan keuntungan pada masa yang akan datang. Dengan melakukan investasi, berarti investor mengalihkan dana yang dimiliki

Lebih terperinci

instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjual belikan baik

instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjual belikan baik BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Informasi Tentang Pasar Modal Pasar modal secara formal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjual belikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli saham kepada pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli saham kepada pihak-pihak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan system dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli saham kepada pihak-pihak lain dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dimana diharapkan adanya pasar modal yang berfungsi secara optimal

BAB I PENDAHULUAN. Dimana diharapkan adanya pasar modal yang berfungsi secara optimal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal sebagai lembaga piranti investasi memiliki fungsi ekonomi dan keuangan yang semakin diperlukan oleh masyarakat sebagai media alternatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investor sebagai pihak yang melakukan investasi (penanaman modal) selalu berusaha untuk mencari suatu bentuk investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, batasan ekonomi antar negara telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, batasan ekonomi antar negara telah menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi, batasan ekonomi antar negara telah menjadi semakin kabur (borderless world), aktivitas ekonomi tidak hanya terbatas pada lingkungan domestik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai jenis instrumen investasi yang berada di pasar modal berbentuk financial

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai jenis instrumen investasi yang berada di pasar modal berbentuk financial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek dengan membeli suatu produk yang bukan untuk dikonsumsi dengan harapan memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesian Stock Exchange (IDX)

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesian Stock Exchange (IDX) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesian Stock Exchange (IDX) merupakan pasar modal yang ada di Indonesia. Bursa Efek Indonesia memiliki peranan penting sebagai sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentunya kondisi perekonomiannya. Dimana kondisi ekonomi negara tidak

BAB I PENDAHULUAN. tentunya kondisi perekonomiannya. Dimana kondisi ekonomi negara tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kondisi penduduk, tingkat pengangguran, tingkat pendidikan, kemajuan teknologi, sosial budaya, dan tentunya kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin ramainya transaksi jual-beli saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal itu menunjukkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. spread, market value dan variance return terhadap stock holding period

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. spread, market value dan variance return terhadap stock holding period BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh bidask spread, market value dan variance return terhadap stock holding period pada saham

Lebih terperinci