BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa

BAB IV LAPORAN PENELITIAN. terletak di Jalan Sultan Agung No. 133 Semarang. Subjek penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Semarang. Sekolah ini beralamat di Jalan Sentro Jambu. Jumlah kelas keseluruhan

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi

AB IV PEMBAHASAN DAN HASIL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. lain yang harus dilakukan yaitu: yang akan dicapai.

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. perorangan, akan tetapi lembaga pendidikan ini adalah milik masyarakat.

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. sekolah negeri milik pemerintah setingkat menengah atas dengan visi

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. keadaan dari obyek yang erat kaitannya dengan penelitian. 1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Negeri 26 Surabaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun metode penelitian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Angket

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB 3 Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KENAKALAN REMAJA MADYA DENGAN KECEMASAN IBU

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KENAKALAN REMAJA MADYA DENGAN KECEMASAN IBU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI I PURWANTORO TAHUN JARAN 2013/2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Beralamat di Jln. Sunan Ampel ll Tlpn: (0341) Fax (0341) atau

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN.. HALAMAN PERNYATAAN ETIKA AKADEMIK... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... PRAKATA...

BAB I PENDAHULUAN. masalah penilaian terhadap hasil usaha tersebut. 1. Pendidikan nasional Indonesia memiliki tujuan untuk mewujudkan

BAB III METODE PENELITIAN. Bhakti Pekanbaru, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMP Negeri 14 Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN. informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan work life

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. gerakan dakwah amar ma ruf nahi munkar yang didirikan oleh Kiai Haji Ahmad

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kaliwungu yang beralamat di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal pada

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif. yang diteliti (Saifudin Azwar, 2003: 5).

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

KORELASI ANTARA BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN PREMULUNG NO.94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gorontalo. Jln. Brigjen Piola Isa Kel. Wongkaditi Kecamatan Kota Utara Kota

III. METODOLOGI PENELITIAN. korelasional, yaitu suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian, pelaksanaan penelitian, prosedur pengolahan data, deskripsi data

BAB III METODE PENETILIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA semester

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, angkatan 2010.

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

METODE PENELITIAN. SMA Persada Bandar Lampung pada semester ganjil Tahun Ajaran 2012/2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Obyek Penelitian

BAB IV LAPORAN PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memiliki NSS , dan NIS No Surabaya. Mulai tahun pelajaran SMA Hang Tuah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. analisa data serta validitas dan reabilitas alat ukur. penelitian, untuk menentukan desai penelitian yang dipakai:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA. Skripsi

PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN SELF EFFICACY PADA MAHASISWA AKUNTANSI ANGKATAN 2010 UNIKA SOEGIJAPRANATA SKRIPSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Wira Maritim Surabaya adalah sekolah swasta di Surabaya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand image dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. melakukan berbagai persiapan, diantaranya:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah MA Darussalam Agung Kota Malang. mengembangkan pendidikan di Kedungkandang didirikanlah Madrasah

BAB III METODE PENELITIAN. dibuat secara sistematis dan logis, sehingga dapat dijadikan pedoman yang

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 6

PENGARUH MINAT DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP. Tri Astuti Arigiyati

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar PKn siswa kelas VIII SMP Negeri se- Kecamatan Playen tahun ajaran

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X semester ganjil SMA Negeri 15

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sidoarjo, tepatnya sekolah ini beralamat di Jalan Raya Keboharan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Akademi Keperawatan Karangnyar 17

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Singkat Sejarah SMA Antartika Sidoarjo. dengan status terakreditasi A.

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan tempat penelitian. Orientasi tempat penelitian dilakukan untuk mengetahui letak dan wilayah penelitian. Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Plaosan yang terletak di Jalan Raya Sarangan Desa Pacalan Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan. SMA Negeri 1 Plaosan memiliki luas tanah 17.000 m². SMA Negeri 1 Plaosan mempunyai visi: mewujudkan sekolah sebagai intansi yang bermutu dalam meraih dan mengembangkan prestasi Pendidikan yang berkualitas dengan berpijak pada Iman dan Taqwa, Ilmu pengetahuan dan budaya bangsa. Sedangkan misi SMA Negeri 1 Plaosan adalah menciptakan suasana kerja yang aman tertib dan dinamis, sehingga terlaksana proses pembelajaran dan bimbingan yang efisien untuk menghasilkan kader bangsa yang: berakhlak mulia, unggul dalam bidang akademik dan non akademik serta mencintai budaya bangsa yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, unggul dalam bidang akademik dan mencintai budaya bangsa. Tujuan SMA Negeri 1 Plaosan adalah: 1) Menambah fasilitas sarana Pembelajaran; 2) Meningkatkan rata-rata nilai ujian nasional 56

57 minimal 7,50; 3) Tamatan yang diterima di perguruan tinggi minimal 70%, 4) Memiliki tim KIR yang dapat diandalkan di tingkat Kabupaten; 5) Memiliki dua cabang olah raga yang tangguh dalam tingkat regional; 6) Memiliki tim kesenian yang dapat tampil di tingkat regional; 7) Memiliki group band yang dapat tampil di tingkat regional; 8) Memiliki aktifitas keagamaan yang terprogram; 9) Memiliki lapangan olah raga serba guna. Terdapat beberapa ekstrakurikuler yang ditawarkan di SMA Negeri 1 Plaosan, antara lain: Pramuka, Palang Merah Remaja (PMR), pencak silat, basket, dan voli. Berbagai ekstrakurikuler yang ditawarkan diharapkan dapat menyalurkan bakat dan minat siswa, serta dapat menjadi kegiatan pengisi waktu luang yang dapat mengembangkan kemampuan siswa di luar akademik. Siswa SMA Negeri 1 Plaosan berjumlah 553, dengan rincian: Tabel 4. Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Plaosan No Kelas Jumlah Siswa 1. X 191 2. XI 178 3. XII 184 TOTAL 553

58 Tabel 5. Jumlah guru dan karyawan SMA Negeri 1 Plaosan No Jabatan Jumlah 1. Guru 54 2. Karyawan 11 TOTAL 65 Gedung SMA Negeri 1 Plaosan terdiri dari 18 ruang kelas, yaitu enam ruang kelas XI, empat ruang kelas XI jurusan IA, tiga ruang kelas XI jurusan IS, empat ruang kelas XII jurusan IA, dan tiga ruang kelas XII jurusan IS. Selain itu, terdapat satu ruang kepala sekolah, satu ruang Tata Usaha (TU), satu ruang Bimbingan Konseling (BK), serta satu ruang guru. SMA Negeri 1 Plaosan dilengkapi beberapa fasilitas untuk menunjang kegiatan pendidikan, seperti perpustakaan, laboratorium IPA, ruang komputer, lapangan olah raga, koperasi siswa (kopsis), dan kantin. 1. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian dilakukan agar penelitian berjalan lancar dan sesuai dengan harapan. Persiapan tersebut meliputi pengurusan ijin dan penyusunan skala yang akan digunakan dalam penelitian. a. Persiapan Administrasi Persiapan administrasi yang dilakukan adalah mengajukan permohonan surat pengantar penelitian dari Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang. Peneliti mendatangi lokasi penelitian, yaitu SMA Negeri 1 Plaosan pada tanggal 18 Februari 2012 untuk meminta izin melakukan

59 survei awal di sekolah tersebut. Peneliti menemui Kepala Sekolah yang dijabat oleh Bapak Hari Armanto, S.Pd, M.Si. Peneliti mendapat izin melakukan survei awal, wawancara, dan penelitian oleh sekolah tersebut. Peneliti diizinkan melakukan penelitian dengan catatan tidak mengganggu kegiatan belajar siswa. Setelah disetujui, peneliti menyesuaikan jadwal yang telah diberikan oleh bagian kurikulum yaitu Bapak Bari, untuk melakukan penelitian dan wawancara. Jadwal yang disusun disesuaikan dengan kegiatan akademik sekolah dan dicari waktu luang. Penelitian dilaksanakan pada hari Senin, 20 Februari 2012. Peneliti hanya diberi waktu satu hari dengan alasan agar tidak terlalu lama dan tidak mengganggu kegiatan di sekolah tersebut. b. Persiapan Alat Ukur Penelitian ini menggunakan dua skala psikologi, yaitu skala Konsep Diri dan skala Intensi Mencontek. Kedua skala tersebut disusun dalam bentuk pernyataan dan diisi oleh siswa (subjek penelitian). Skala penelitian diisi dan dikembalikan pada saat itu juga. Kemudian item-item tersebut diolah menggunakan SPSS versi 16.00 untuk menentukan item yang valid dan gugur. c. Validitas dan Reliabilitas Skala 1) Validitas Butir-butir instrumen yang tidak valid tidak diadakan revisi tetapi dihilangkan dengan pertimbangan:

60 a. Jumlah dan muatan butir aitem cukup representatif untuk menjaring data tentang konsep diri dan intensi mencontek. b. Aitem-aitem yang tidak valid telah terwakili oleh aitem-aitem yang valid. Skala konsep diri terdiri dari 27 item, indeks daya beda item sebelum dikoreksi bekisar antara -0,004 sampai 0,567. Item dengan daya beda minimal 0,3 dinyatakan valid. Item-item valid dan gugur dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 6. Distribusi Butir Item Valid dan Gugur Skala Konsep Diri Aspek Valid Gugur Jumlah Total Valid Gugur Fisik 2, 4, 8, 9, 13, 1, 21 11 2 13 15, 17, 19, 23, 25, 27 Psikologis 5, 6, 7, 11, 18, 20, 24, 26 3, 10, 12, 14, 16, 22 8 6 14 TOTAL 19 8 27 Koreksi terhadap koefisien korelasi daya beda item menyebabkan indeks daya beda item berubah menjadi antara 0,301 sampai 0,619. Sedangkan skala intensi mencontek terdiri dari 30 item, indeks daya beda item sebelum dikoreksi bekisar antara 0,087 sampai 0,719. Item

61 dengan daya beda minimal 0,3 dinyatakan valid. Item-item valid dan gugur dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 7. Distribusi Butir Item Valid dan Gugur Skala Intensi Mencontek Aspek Valid Gugur Jumlah Total Valid Gugur Sikap 1, 2, 6, 14, 15, 29 10 2 12 Norma Subjektif Kontrol Perilaku 17, 18, 24, 26, 27, 28 3, 7, 9, 16, 22 5, 8, 10, 11, 13, 21, 23, 25 4, 19, 30 5 3 8 12, 20 8 2 10 TOTAL 23 7 30 Koreksi terhadap koefisien korelasi daya beda item menyebabkan indeks daya beda item berubah menjadi antara 0,297 sampai 0,744. 2) Reliabilitas Dari pengujian reliabilitas yang dilakukan diperoleh alpha 0,841 untuk skala konsep diri dan hasil alpha sebesar 0,902 untuk skala intensi mencontek, artinya kedua angket mempunyai nilai alpha hampir mendekati 1 sehingga dapat dikatakan bahwa kedua angket

62 tersebut adalah reliabel. Sehingga kedua angket tersebut layak untuk dijadikan instrumen pada penelitian-penelitian yang akan dilakukan. 2. Pelaksanaan Penelitian Penelitian di SMA Negeri 1 Plaosan dilakukan setelah try out Ujian Nasional, yaitu pada tanggal 20 Februari 2012 pukul 07.30-12.00 dengan dibantu satu rekan mahasiswa. Peneliti dipandu oleh seorang guru di masing-masing kelas. Peneliti memberi intruksi mengenai cara pengisian skala, kemudian peneliti mengawasi jalannya pengisian skala. Waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 8. Waktu Pelaksanaan Penelitian No Hari/Tanggal Kelas Waktu Jumlah siswa Pelaksanaan 1. Senin, 20 Februari XII IA 1 09.00-09.30 32 2012 XII IA 4 09.45-10.15 24 XII IS 3 11.00-11.30 13 Jumlah siswa di kelas XII IA 1 lengkap, kelas XII IA 4 ada enam siswa yang tidak hadir, dan kelas XII IS 3 ada enam siswa tidak hadir karena pada hari tersebut masing-masing kelas XII mengirim enam orang perwakilan tiap kelas untuk mengikuti pembekalan program pembuatan album kenangan.

63 B. Hasil Analisis Data 1. Hasil Analisis Deskriptif a. Deskriptif Data Data konsep diri diperoleh dengan menggunakan skala konsep diri yang terdiri dari 27 butir pernyataan, meliputi 19 item valid dan 8 item gugur. Dalam skala tersebut pemberian skor terhadap setiap butir pernyataan bergerak dari 1-4. Dari hal tersebut maka skor harapan terendah yang dapat dicapai dari konsep diri adalah 19 dan skor tertinggi yang diharapkan adalah 76 sehingga skor rata-rata hipotetik adalah Data intensi mencontek diperoleh dengan menggunakan skala intensi mencontek yang terdiri dari 30 butir pernyataan, meliputi 23 item valid dan 7 item gugur. Dari hal tersebut maka skor harapan terendah yang dapat dicapai dari intensi mencontek adalah 23 dan skor tertinggi yang diharapkan dapat adalah 92 sehingga skor rata-rata hipotetik adalah b. Analisis Data Pokok bahasan dalam penelitian ini mencakup dua variabel, yaitu variabel konsep diri dan variabel intensi mencontek yang diukur dengan skala. Berikut ini adalah hasil analisis data konsep diri dengan perilaku mencontek.

64 Konsep diri Untuk mengetahui tinggi rendahnya nilai skala konsep diri, subjek diklasifikasikan yaitu: tinggi, sedang, rendah. Hasil klasifikasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 9. Klasifikasi Konsep Diri Interval Klasifikasi Jumlah % 19-37 Rendah 0 0% 38-57 Sedang 21 30,4% 58-76 Tinggi 48 69,6% Ket : Mean = 47,5 SD = 9,5 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 69 subjek penelitian ditemukan siswa dengan tingkat konsep diri tinggi sebanyak 48 siswa (69,6%), siswa dengan tingkat konsep diri sedang sebanyak 21 siswa (30,4%), dan tidak ditemukan siswa dengan konsep diri rendah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tingkat konsep diri sebagian besar siswa berada pada tingkat Tinggi. Intensi Mencontek Untuk mengetahui tinggi rendahnya nilai skala intensi mencontek, subjek diklasifikasikan yaitu: tinggi, sedang, rendah. Hasil klasifikasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

65 Tabel 10. Klasifikasi Intensi Mencontek Interval Klasifikasi Jumlah % 23-45 Rendah 27 39,1% 46-69 Sedang 41 59,4% 70-92 Tinggi 1 1,4% Ket : Mean = 57,5 SD = 11,5 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 69 subjek penelitian ditemukan siswa dengan tingkat intensi mencontek tinggi sebanyak 1 siswa (1,4%), siswa dengan tingkat intensi mencontek sedang sebanyak 41 siswa (59,4%), dan siswa dengan intensi mencontek rendah sebanyak 27 siswa (39,1%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa tingkat intensi mencontek sebagian besar siswa berada pada tingkat sedang. C. Hasil Analisis Korelasi 1. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas sebaran dilakukan dengan menggunakan teknik Kolmogrov Smirnov (K-S). Dengan nilai p yaitu, jika p > 0,05 maka sebaran dinyatakan normal, jika p < 0,05 sebaran dinyatakan tidak normal.

66 Berdasarkan analisis uji normalitas dalam sebaran ini yang dilakukan pada variabel konsep diri dan variabel intensi mencontek, diperoleh hasil: Tabel 11. Hasil Uji Normalitas Variabel N Mean Std. K-S P Ket Deviasi Konsep diri 69 60,98 6,86 0,658 0,78 > 0,05 Normal Intensi 69 48,92 10,15 0,847 0,469 > 0,05 Normal mencontek b. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel antara variabel konsep diri dengan intensi mencontek secara linear.hubungan yang linear menggambarkan bahwa perubahan pada variabel bebas akan cenderung diikuti oleh perubahan variabel tergantung dengan membentuk garis linear. Dalam penelitian ini hasil uji linieritas diperoleh hasil R sq Linear = 0,115 dan bentuk grafik yang memperlihatkan perubahan pada variabel konsep diri dengan variabel intensi mencontek. Sehingga analisis data diteruskan dengan uji hipotesis melalui teknik analisis korelasi

67 2. Hasil Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan formula korelasi product moment pearson, untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara konsep diri dengan intensi mencontek. Pengujian hipotesis merupakan prosedur yang digunakan untuk memperoleh keputusan apakah yang telah dirumuskan benar atau salah. Ho : tidak ada hubungan antara konsep diri dengan intensi mencontek Ha : ada hubungan antara konsep diri dengan perilaku mencontek. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi product moment pearson dengan bantuan SPSS versi 16.00 diperoleh r = -0,339 dengan signifikan 0,004 (p<0,01) yang berarti ho ditolak dan ha diterima, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan intensi mencontek dan korelasi yang bersifat negatif. D. Paparan Data 1. Gambaran Konsep Diri Siswa Brooks menjelaskan konsep diri sebagai pandangan dan perasaan mengenai diri sendiri. Persepsi mengenal diri sendiri dapat bersifat psikis, sosial, dan fisik. Konsep diri dapat berkembang menjadi konsep diri positif atau negatif. 1 Hurlock memberikan pengertian tentang konsep diri sebagai gambaran yang dimiliki orang tentang dirinya. Konsep diri ini merupakan 1 Rakhmat, J. Op. Cit. Hal. 99

68 gabungan dari keyakinan yang dimiliki individu tentang mereka sendiri yang meliputi karakteristik fisik, psikologis, sosial, emosional, aspirasi dan prestasi. 2 Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk berkembang yang pada akhirnya menyebabkan ia sadar keberadaan dirinya. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan tingkat konsep diri tinggi sebanyak 36 siswa (52,17%), siswa dengan tingkat konsep diri sedang sebanyak 33 siswa (47,82%), dan tidak ditemukan siswa dengan konsep diri rendah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa secara umum tingkat konsep diri sebagian besar siswa berada pada tingkat tinggi. Hal ini dimungkinkan bahwa dalam konsep diri siswa kelas XII SMA Negeri 1 Plaosan dipengaruhi oleh orang lain. Terbentuknya konsep diri positif pada siswa dipengaruhi oleh perlakuan guru di sekolah, perhatian dari guru yang terwujud dalam keterlibatan mendalam pada usaha-usaha siswa memperoleh prestasi dan mengembangkan diri. Menurut Sullivan jika individu diterima, dihormati, dan disenangi oleh orang lain karena keadaan dirinya, maka individu cenderung bersikap menghormati dan menerima dirinya sendiri. Sebaliknya, jika individu diremehkan, ditolak, dan selalu disalahkan orang lain, maka individu cenderung tidak menyenangi dirinya sendiri. 3 2 Wardiana, U. Peranan Konsep Diri dalam Peningkatan Prestasi Belajar. Ta alum Jurnal Pendidikan Islam. Hal. 132-133 3 Rahmat. Op. Cit. hal. 101

69 Terbentuknya konsep diri positif pada siswa dipengaruhi oleh perlakuan guru di sekolah, perhatian dari guru yang terwujud dalam keterlibatan pada usaha-usaha siswa memperoleh prestasi dan mengembangkan diri. Pandangan positif dan penerimaan guru terhadap seluruh kelemahan dan kelebihan siswa akan membantu meningkatkan konsep dirinya. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi selama penelitian, rata-rata siswa tidak canggung dan tidak takut mengunjungi ruang BK untuk sharing mengenai masalah akademik maupun masalah di pribadinya. Guru bersikap menerima dan perhatian sehingga membuat siswa merasa diterima dan berharga, sehingga dapat membantu siswa menumbuhkan konsep diri yang positif. 2. Gambaran Intensi Mencontek Siswa Intensi mencontek adalah niat atau keinginan untuk mendapatkan jawaban pada saat tes untuk memperoleh nilai secara tidak sah dengan memanfaatkan informasi dari luar, berdasar pada sikap dan keyakinan orang tersebut maupun sikap dan keyakinan orang lain yang mempengaruhinya mengenai perilaku mecontek. Intensi mencontek dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi intensi dan dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku mencontek, maka faktor-faktor yang mempengaruhi intensi mencontek disimpulkan menjadi: a. Sikap terhadap perilaku mencontek, yaitu penilaian positif atau negatif terhadap perwujudan perilaku mencontek yang ditentukan oleh

70 keyakinan tentang konsekuensi perilaku mencontek dan evaluasi terhadap konsekuensi-konsekuensi tersebut. b. Norma subjektif terhadap perilaku mencontek, ditentukan oleh keyakinan normatif mengenai harapan orang yang dianggap penting (significant other) atau kelompok acuan untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku mencontek. c. Persepsi terhadap kontrol perilaku mencontek, yaitu penilaian terhadap kemampuan untuk menampilkan perilaku mencontek dan persepsi terhadap kendala realistis yang mungkin ada dalam memunculkan perilaku mencontek. d. Malas belajar. e. Ketakutan mengalami kegagalan dalam meraih prestasi. f. Tuntutan dari orang tua untuk memperoleh nilai baik. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan tingkat intensi mencontek tinggi sebanyak 11 siswa (15,94%), siswa dengan tingkat intensi mencontek sedang sebanyak 49 siswa (71,01%), dan siswa dengan intensi mencontek rendah sebanyak 9 siswa (13,04%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa niat mencontek sebagian besar siswa berada pada tingkat sedang. Berdasarkan wawancara dengan siswa kelas XII SMA Negeri 1 Plaosan diperoleh keterangan bahwa orang tua memiliki tuntutan yang tidak sejalan dengan kemampuan anak. Orang tua menuntut anak berprestasi dan mendapatkan hasil yang bagus tanpa memperhatikan kemampuan anak.

71 Tuntutan orang tua seperti ini akan menjadi beban dan menimbulkan keinginan anak untuk mencontek demi memenuhi tuntutan orang tuanya. Berdasarkan wawancara dengan siswa, lemahnya sanksi hukuman bagi siswa yang mencontek menyebabkan siswa tidak jera dalam melakukan perilaku tersebut dan dijadikan faktor pendukung bagi siswa. Kondisi ini menyebabkan intensi mencontek pada kategori sedang. Intensi mencontek subjek pada kategori sedang juga disebabkan oleh situasi yang kompetitif di SMA Negeri 1 Plaosan. Berdasarkan wawancara, terdapat persaingan yang ketat antar siswa dalam usaha meraih prestasi karena kemampuan siswa cenderung merata. Siswa yang merasakan tingkat persaingan yang tinggi akan terdorong untuk mencontek karena kompetisi menimbulkan tekanan untuk mencapai nilai yang tinggi. Tekanan tersebut akan menimbulkan kecemasan, sehingga siswa mengatasi dengan cara mencontek, sebab usaha tersebut dirasa efektif untuk mencapai tujuan. 3. Hubungan Konsep Diri dengan Intensi Mencontek Pandangan individu mengenai dirinya akan mempengaruhi caranya dalam bertingkah laku, sehingga dalam menghadapi tuntutan untuk mendapatkan nilai baik, tingkah laku yang muncul dipengaruhi oleh cara pandang remaja terhadap kualitas kemampuannya. Hubungan konsep diri dengan intensi mencontek mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap perilaku individu, yaitu bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. 4 4 Rakhmat. Op. Cit. hal. 104

72 Sejumlah ahli psikologi dan pendidikan berkeyakinan bahwa konsep diri dan prestasi belajar mempunyai hubungan yang erat. Siswa yang berprestasi tinggi cenderung memiliki konsep diri yang berbeda dengan siswa yang berprestasi rendah. Siswa yang memandang dirinya positif akan menganggap keberhasilan sebagai hasil kerja keras dan karena faktor kemampuannya. Sedangkan siswa yang berprestasi rendah akan memandang diri mereka sebagai orang yang tidak mempunyai kemampuan dan kurang dapat melakukan penyesuaian diri yang kuat dengan siswa lain, sehingga merasa belajar tidak ada gunanya dan akhirnya memilih untuk mengandalkan orang lain atau sarana lain ketika ujian. 5 Sehingga mencontek merupakan jalan pintas yang sering dipilih siswa karena tidak menuntut usaha keras dan efektif dalam mencapai tujuan. Berdasarkan hasil analisis data menggunakan Korelasi Product Moment Pearson diketahui bahwa hubungan konsep diri dengan intensi mencontek siswa r xy = -0,339 dengan signifikan 0,004 (p<0,01). Angka tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel konsep diri dengan intensi mencontek. Nilai r menunjukkan arah hubungan kedua variabel negatif, yaitu semakin tinggi konsep diri maka akan semakin semakin rendah intensi menconteknya. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan peneliti yaitu terdapat hubungan negatif antara konsep diri dengan intensi mencontek pada siswa kelas XII SMA Negeri 1 Plaosan, sehingga semakin 5 Desmita. Op. Cit. Hal. 171-172

73 tinggi konsep diri maka akan semakin rendah intensi menconteknya, dan semakin rendah konsep diri maka akan semakin tinggi intensi menconteknya. Nilai korelasi sebesar -0,339 menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara konsep diri dengan intensi mencontek pada siswa kelas XII SMA Negeri 1 Plaosan.