LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA BUSINESS MODEL. business model canvas untuk melihat kondisi instansi saat ini :

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Wahyu Hermawan STEI INFORMATIKA ITB

KATA PENGANTAR Analisis Inovasi Model Bisnis Menggunakan Pendekatan Business Model Canvas (Studi Pada Bebek Garang tahun 2014)

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas

a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 Review BMC Pertemuan - 1

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2)

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

DAFTAR ISI Bab I Pendahuluan. Bab II Landasan Teori...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat dan Bahan Penelitian Alat bantu yang digunakan untuk penilitian ini adalah beberapa jenis alat

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era teknologi dan informasi yang berkembang pesat saat ini tak

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri kreatif dibagi menjadi 15 subsektor, diantaranya: mode,

BAB III METODOLOGI. 3.1 Pendahuluan. Dalam penyusunan Startaegic Planning, diperlukan acuan untuk menuntun

BAB I PENDAHULUAN. Republika.co.id, Jakarta)

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Indeks Beberapa Konsumsi Kelompok Barang/Jasa Triwulan III-2015 (BPS Jawa Barat, 2015)

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 01 TAHUN 2008 TENTANG POKOK-POKOK PERLINDUNGAN INVESTASI DI KABUPATEN BARRU

DATA DAN INFORMASI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN (BPMP) KABUPATEN SUBANG TAHUN 2016

BAB III METODOLOGI. Dalam studi kasus perencanaan strategis sistem informasi di Direktorat Perijinan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi bisnis saat ini telah mendapat tantangan besar dari persainganusaha

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Jumlah Unit Usaha di Indonesia Tahun (unit) (unit) 99,99 2. Usaha Besar (unit) (orang) (orang)

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk

BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI

BAB 1 PENDAHULUAN. signifikan. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan sumber bahan bakar fosil yang

PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 02 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI PROVINSI GORONTALO

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

LAMPIRAN 1. Kuesioner KUESIONER PT. MERPATI NUSANTARA AIRLINES PERSPEKTIF ORIENTASI PENGGUNA

BAB I PENDAHULUAN. 11,47 Triliun atau tumbuh sebesar 25,1% dibandingkan laba akhir tahun 2015 sebesar Rp.

BAB I PENDAHULUAN. Industri properti di Indonesia walaupun mengalami guncangan pada tahun

DAFTAR ISI. Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii. Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar isi... v

PEMBUATAN PORTOFOLIO APLIKASI DINAS XYZ

BAB I PENDAHULUAN. sebelah mata, peran perkembangan teknologi informasi telah memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika

III. METODOLOGI KAJIAN

PENGEMBANGAN BISNIS BABAL AKI DENGAN SISTEM INFORMASI DAN PERLUASAN JARINGAN TUGAS AKHIR DESYANA

MODEL BISNIS PADA CV FANG YANG WOOD MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS

BAB I PENDAHULUAN. organisasi menjalankan usahanya tanpa adanya teknologi di masa sekarang

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN. ekspedisi, Itu dibuktikan dengan dibukanya 2 cabang lagi selain kantor pusat yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya manusia memegang peranan penting dalam sebuah

DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 102

BAB III METODOLOGI. struktur organisasi dan pembagian tugas berdasarkan Keputusan Presiden R.I. No.

RENCANA STRATEGIS KANTOR PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU TAHUN

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS EKONOMI

MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bank berfungsi sebagai lembaga perantara keuangan (financial

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PEMAKAI SISTEM E.D.I DI PELABUHAN LAUT TANJUNG PRIOK

BAB I 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI. Ditjen PPHP merupakan salah satu unit kerja Eselon I dibawah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi convenience store, serta banyaknya kompetitor membuat

BAB VI. Kesimpulan dan Saran. yang dapat ditarik berdasarkan tujuan penelitian bahwa:

BAB III DESAIN AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016):

BAB I PENDAHULUAN. konteks riset sistem akuntansi, teknologi diartikan sebagai system computer

Universitas Bakrie LAMPIRAN

Universitas Katolik Parahyangan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

INDIKATOR KINERJA UTAMA PERUBAHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat, yaitu Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Saat itu mereka diberikan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan mereka. Ada beberapa cara untuk menjaga kesehatan salah satunya adalah

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI DAN PENANAMAN MODAL ASING

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN PELALAWAN (REVISI) TAHUN

Kuesioner kajian untuk analisis kelayakan usaha budi daya rumput laut di Karimunjawa. Peneliti : Heryati Setyaningsih

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan bisnis di dunia teknologi informasi yang sangat ketat

PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PRASETIA DWIDHARMA SKRIPSI. Oleh

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

IT Scorecard Jurusan Sistem Informasi. Pembimbing: Ir. A. Holil Noor Ali, M.Kom

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi Informasi saat ini akhirnya menjadi salah satu kebutuhan dan keseharian

UJIAN AKHIR SEMESTER

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator. Kinerja Utama

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan menjadi kunci penting dalam kehidupan ini, kesehatan juga merupakan kebutuhan setiap manusia.

RINGKASAN EKSEKUTIF Muhammad Syahroni, E. Gumbira Sa id dan Kirbrandoko.

BUPATI GRESIK PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN

Key Ac;vi;es week 11 (4 Mei 2016): Champion s BMC Airplane Factory Simula;on

DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT KE-2 (ACQUIRE AND IMPLEMENT)

TELKOM UNIVERSITY FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS JURUSAN/PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI BISNIS RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

LAMPIRAN I SURAT KEPUTUSAN KEPALA BADAN NOMOR : 050/47/437.74/2016

MASALAH DAN STRATEGI MENARIK INVESTASI DI DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN 1 BIAYA MELAKUKAN USAHA DI INDONESIA

Rantai Nilai Manajemen Hubungan Pelanggan

KUESIONER PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM RI

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu cepat, menyebabkan setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang barang atau

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. efektivitas dan efisiensi bisnis dari berbagai segi terutama waktu dan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Keramat Bey Berry

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Transkripsi:

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA BUSINESS MODEL Berikut adalah pertanyaan yang diajukan penulis dalam melengkapi business model canvas untuk melihat kondisi instansi saat ini : 1. Siapa saja yang menjadi customer segments untuk melakukan investasi dan perizinan pada sektor pertanian baik dari eksternal maupun dari internal? 2. Apa yang menjadi value proposition dalam model bisnis ini, sehingga dapat menarik perhatian dari customer segments? 3. Apa saja channels yang dimiliki dalam model bisnis ini, yang digunakan untuk menyampaikan value proposition kepada customer? 4. Bagaimana instansi membina hubungan dengan customer baru maupun customer lama atau yang disebut sebagai customer relationship? 5. Dari mana instansi memperoleh keuntungan untuk proses bisnis yang berjalan yaitu selama customer terus melakukan investasi pada sektor pertanian atau yang disebut sebagai revenue streams? 6. Apa saja yang menjadi sumber atau aset penting yang dimiliki instansi, sehingga mempengaruhi keberhasilan dalam melakukan operasional model bisnis ini atau yang disebut sebagai key resources? 7. Apa saja kegiatan yang dilakukan dalam model bisnis ini sehingga dapat menciptakan value proposition atau yang disebut sebagai key activities? 8. Siapa saja yang menjadi key partners yang merupakan mitra kerja yang ikut terlibat dalam model bisnis ini? 9. Biaya apa saja yang dikeluarkan instansi dalam model bisnis investasi dan 145

146 perizinan, sehingga dapat menciptakan value proposition melalui model bisnis ini? Daftar Pertanyaan CSF 1. Apa saja yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi investasi pada sektor pertanian? 2. Apa saja yang menjadi indikator kesuksesan pada setiap faktor-faktor yang diuraikan sebelumnya? 3. Pada setiap faktor yang ada, siapa saja yang terlibat dalam menentukan indikator kesusksesan pada investasi pertanian? 4. Bagaimana kinerja dari Divisi IT jika dibandingkan dengan indikator keberhasilan? Daftar Pertanyaan SWOT 1. Berdasarkan hasil dari identifikasi sembilan komponen yang ada pada BMC, apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman berdasarkan sembilan komponen yang sudah di identifikasi sebelunya? 2. Dari hasil analisis SWOT pada sembilan komponen yang ada di BMC, manakah yang paling mendominasi untuk faktor internal antara kekuatan atau kelemahan pada Ditjen PPHP dalam pelayanan perizinan dan investasi pertanian? 3. Dari hasil analisis SWOT pada sembilan komponen yang ada di BMC, manakah yang paling mendominasi untuk faktor eksternal antara peluang atau ancaman pada Ditjen PPHP dalam pelayanan perizinan dan investasi pertanian?

LAMPIRAN 2 KUESIONER DAN PERHITUNGAN SWOT Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Harisno, MM Judul Tesis : PERENCANAAN PEMBANGUNAN PORTAL INVESTASI DAN PERIZINAN SEKTOR PERTANIAN DI KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA S3 S5 S6 S7 Keterangan : Pengisian berdasarkan peringkat 1-4. Peringkat 1 = Faktor yang paling tidak penting Peringkat 2 = Faktor yang kurang penting Peringkat 3 = Faktor yang penting Peringkat 4 = Faktor yang paling penting. Kekuatan Channels yang ada merupakan kekuatan instansi untuk mengkomunikasikan produk hasil pertanian kepada customer segments. Peningkatan investasi yang dapat berpengaruh pada kegiatan produksi pertanian. SDM dan operasional TI yang efektif dapat mempengaruhi kelangsungan operasional dalam instansi. Aktivitas yang menjadi prioritas Ditjen PPHP dapat meningkatkan minat investasi pada sektor pertanian. Peringkat 3 4 3 3 *untuk kelemahan diisi dengan peringkat terbalik Kelemahan Peringkat W1 Informasi terbatas akan pedoman dan prosedur untuk melakukan 1 permohonan investasi. W2 Proses pengajuan ijin investasi yang berbelit-belit, memerlukan waktu 2 cukup lama, dan biaya yang mahal. W4 Layanan informasi untuk potensi dan peluang investasi masih terbatas. 1 W8 Kebijakan dari key partners yang dapat mengurangi minat investasi 1 seperti : suku bunga yang tinggi, banyak pungutan pajak, diskriminasi pasar, dll. W9 Biaya yang dikeluarkan instansi tidak memberikan dampak yang signifikan pada investasi usaha pertanian. 2 147

148 O1 O2 O4 O6 O7 Peluang PMDN maupun PMA dalam mengajukan permohonan investasi proses pengajuan ijin investasi menjadi lebih efektif dan efisien. Meningkatkan pemanfaatan teknologi untuk dapat lebih mudah mengkomunikasikan potensi dan peluang investasi pada customer. Memanfaatkan perkembangan TI yang dapat mendukung dan meningkatkan operasional TI dalam instansi. Pemanfaatan teknologi yang dapat mendukung setiap aktifitas Ditjen PPHP untuk mencapai hasil yang optimal. Peringkat 3 3 3 2 3 *untuk ancaman diisi dengan peringkat terbalik Ancaman Peringkat T3 Kurangnya peminat dalam melakukan investasi pada sektor pertanian. 2 T5 Lahan pertanian yang tidak diperhatikan oleh para pekerja, karena 3 kurangnya sosialisasi. T8 Kebijakan dari setiap key partners yang tidak konsisten dengan 2 kebijakan sebelumnya yang menyebabkan minat investasi berkurang. T9 Dana yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dalam melakukan investasi TI. 2 Perhitungan Skala Internal dan Eksternal Keterangan : (Pilihan 1 diatas dan Pilihan 2 dibawah) Skala 1 = Jika pilihan 1 sama pentingnya dari pilihan 2 Skala 3 = Jika pilihan 1 secara signifikan lebih penting dari pilihan 2. Skala 5 = Jika pilihan 1 jauh lebih penting dari pilihan 2. Skala 7 = Jika pilihan 1 secara absolute lebih penting dari pilihan 2. Skala 2,4,6, dan 8 = Nilai tengah diantara 2 nilai keputusan yang berdekatan.

149 Faktor Internal No 1 S3 S5 Pilihan Channels yang ada merupakan kekuatan instansi untuk mengkomunikasikan produk hasil pertanian kepada customer segments. Peningkatan investasi yang dapat berpengaruh pada kegiatan produksi pertanian. Paling Berpengaruh Peringkat S5 3 2 S3 S6 Channels yang ada merupakan kekuatan instansi untuk mengkomunikasikan produk hasil pertanian kepada customer segments. SDM dan operasional TI sangat berpengaruh pada kelangsungan operasional dalam instansi. 3 S3 S7 Channels yang ada merupakan kekuatan instansi untuk mengkomunikasikan produk hasil pertanian kepada customer segments. Aktifitas yang menjadi prioritas Ditjen PPHP dapat meningkatkan minat investasi pada sektor pertanian. 4 S3 W1 Channels yang ada merupakan kekuatan instansi untuk mengkomunikasikan produk hasil pertanian kepada customer segments. Informasi terbatas akan pedoman dan prosedur untuk melakukan permohonan investasi W1 3 5 S3 W2 Channels yang ada merupakan kekuatan instansi untuk mengkomunikasikan produk hasil pertanian kepada customer segments. Proses pengajuan ijin investasi yang berbelit-belit, memerlukan waktu cukup lama, dan biaya yang mahal. W2 3 6 S3 W4 Channels yang ada merupakan kekuatan instansi untuk mengkomunikasikan produk hasil pertanian kepada customer segments. W4 5 Layanan informasi untuk potensi dan peluang investasi masih terbatas. 7 S3 Channels yang ada merupakan kekuatan instansi untuk mengkomunikasikan produk W8 3

150 hasil pertanian kepada customer segments. W8 Kebijakan dari key partners yang dapat mengurangi minat investasi seperti : suku bunga yang tinggi, banyak pungutan pajak, diskriminasi pasar, dll. 8 S3 W9 Channels yang ada merupakan kekuatan instansi untuk mengkomunikasikan produk hasil pertanian kepada customer segments. Biaya yang dikeluarkan instansi tidak memberikan dampak yang signifikan pada investasi usaha pertanian. S3 3 9 S5 S6 Peningkatan investasi yang dapat berpengaruh pada kegiatan produksi pertanian. SDM dan operasional TI sangat berpengaruh pada kelangsungan operasional dalam instansi. S5 3 10 S5 S7 Peningkatan investasi yang dapat berpengaruh pada kegiatan produksi pertanian. Aktifitas yang menjadi prioritas Ditjen PPHP dapat meningkatkan minat investasi pada sektor pertanian. S5 3 11 S5 W1 Peningkatan investasi yang dapat berpengaruh pada kegiatan produksi pertanian. Informasi terbatas akan pedoman dan prosedur untuk melakukan permohonan investasi 12 S5 W2 Peningkatan investasi yang dapat berpengaruh pada kegiatan produksi pertanian. Proses pengajuan ijin investasi yang berbelit-belit, memerlukan waktu cukup lama, dan biaya yang mahal. S5 3 13 S5 Peningkatan investasi yang dapat berpengaruh pada kegiatan produksi pertanian. W4 Layanan informasi untuk potensi dan peluang investasi masih terbatas.

151 S5 Peningkatan investasi yang dapat berpengaruh pada kegiatan produksi pertanian. 14 W8 Kebijakan dari key partners yang dapat mengurangi minat investasi seperti : suku bunga yang tinggi, banyak pungutan pajak, diskriminasi pasar, dll. 15 S5 W9 Peningkatan investasi yang dapat berpengaruh pada kegiatan produksi pertanian. Biaya yang dikeluarkan instansi tidak memberikan dampak yang signifikan pada investasi usaha pertanian. S5 7 16 S6 S7 SDM dan operasional TI sangat berpengaruh pada kelangsungan operasional dalam instansi. Aktifitas yang menjadi prioritas Ditjen PPHP dapat meningkatkan minat investasi pada sektor pertanian. 17 S6 W1 SDM dan operasional TI sangat berpengaruh pada kelangsungan operasional dalam instansi. Informasi terbatas akan pedoman dan prosedur untuk melakukan permohonan investasi W1 5 18 S6 W2 SDM dan operasional TI sangat berpengaruh pada kelangsungan operasional dalam instansi. Proses pengajuan ijin investasi yang berbelit-belit, memerlukan waktu cukup lama, dan biaya yang mahal. W2 3 19 S6 W4 SDM dan operasional TI sangat berpengaruh pada kelangsungan operasional dalam instansi. W4 5 Layanan informasi untuk potensi dan peluang investasi masih terbatas. 20 S6 W8 SDM dan operasional TI sangat berpengaruh pada kelangsungan operasional dalam instansi. Kebijakan dari key partners yang dapat mengurangi minat investasi seperti : suku bunga yang tinggi, banyak pungutan pajak, W8 3

152 diskriminasi pasar, dll. 21 S6 W9 SDM dan operasional TI sangat berpengaruh pada kelangsungan operasional dalam instansi. Biaya yang dikeluarkan instansi tidak memberikan dampak yang signifikan pada investasi usaha pertanian. S6 3 22 S7 W1 Aktifitas yang menjadi prioritas Ditjen PPHP dapat meningkatkan minat investasi pada sektor pertanian. Informasi terbatas akan pedoman dan prosedur untuk melakukan permohonan investasi W1 5 23 S7 W2 Aktifitas yang menjadi prioritas Ditjen PPHP dapat meningkatkan minat investasi pada sektor pertanian. Proses pengajuan ijin investasi yang berbelit-belit, memerlukan waktu cukup lama, dan biaya yang mahal. W2 3 24 S7 Aktifitas yang menjadi prioritas Ditjen PPHP dapat meningkatkan minat investasi pada sektor pertanian. W4 5 W4 Layanan informasi untuk potensi dan peluang investasi masih terbatas. S7 Aktifitas yang menjadi prioritas Ditjen PPHP dapat meningkatkan minat investasi pada sektor pertanian. 25 W8 Kebijakan dari key partners yang dapat mengurangi minat investasi seperti : suku bunga yang tinggi, banyak pungutan pajak, diskriminasi pasar, dll. W8 3 26 S7 W9 Aktifitas yang menjadi prioritas Ditjen PPHP dapat meningkatkan minat investasi pada sektor pertanian. Biaya yang dikeluarkan instansi tidak memberikan dampak yang signifikan pada investasi usaha pertanian. S7 3 27 W1 Informasi terbatas akan pedoman dan prosedur untuk melakukan permohonan investasi W1 3

153 W2 Proses pengajuan ijin investasi yang berbelit-belit, memerlukan waktu cukup lama, dan biaya yang mahal. 28 W1 Informasi terbatas akan pedoman dan prosedur untuk melakukan permohonan investasi W4 Layanan informasi untuk potensi dan peluang investasi masih terbatas. W1 Informasi terbatas akan pedoman dan prosedur untuk melakukan permohonan investasi 29 W8 Kebijakan dari key partners yang dapat mengurangi minat investasi seperti : suku bunga yang tinggi, banyak pungutan pajak, diskriminasi pasar, dll. 30 W1 W9 Informasi terbatas akan pedoman dan prosedur untuk melakukan permohonan investasi Biaya yang dikeluarkan instansi tidak memberikan dampak yang signifikan pada investasi usaha pertanian. W1 7 31 W2 W4 Proses pengajuan ijin investasi yang berbelit-belit, memerlukan waktu cukup lama, dan biaya yang mahal. W4 3 Layanan informasi untuk potensi dan peluang investasi masih terbatas. W2 Proses pengajuan ijin investasi yang berbelit-belit, memerlukan waktu cukup lama, dan biaya yang mahal. 32 W8 Kebijakan dari key partners yang dapat mengurangi minat investasi seperti : suku bunga yang tinggi, banyak pungutan pajak, diskriminasi pasar, dll. W8 3 33 W2 W9 Proses pengajuan ijin investasi yang berbelit-belit, memerlukan waktu cukup lama, dan biaya yang mahal. Biaya yang dikeluarkan instansi tidak memberikan dampak yang signifikan pada investasi usaha pertanian. W2 3 34 W4 Layanan informasi untuk potensi dan peluang investasi masih terbatas.

154 W8 Kebijakan dari key partners yang dapat mengurangi minat investasi seperti : suku bunga yang tinggi, banyak pungutan pajak, diskriminasi pasar, dll. 35 W4 W9 Layanan informasi untuk potensi dan peluang investasi masih terbatas. Biaya yang dikeluarkan instansi tidak memberikan dampak yang signifikan pada investasi usaha pertanian. W4 5 36 W8 W9 Kebijakan dari key partners yang dapat mengurangi minat investasi seperti : suku bunga yang tinggi, banyak pungutan pajak, diskriminasi pasar, dll. W8 5 Biaya yang dikeluarkan instansi tidak memberikan dampak yang signifikan pada investasi usaha pertanian.

155 Faktor Eksternal No 1 O1 O2 Pilihan PMDN maupun PMA dalam mengajukan permohonan investasi proses pengajuan ijin investasi menjadi lebih efektif dan efisien. Paling Berpengaruh Peringkat O1 3 2 O1 O4 PMDN maupun PMA dalam mengajukan permohonan investasi Pemanfaatan teknologi untuk dapat lebih mudah mengkomunikasikan potensi dan peluang investasi pada customer. O1 3 3 O1 O6 PMDN maupun PMA dalam mengajukan permohonan investasi Perkembangan TI yang dapat mendukung dan meningkatkan operasional TI dalam instansi. O1 5 4 O1 O7 PMDN maupun PMA dalam mengajukan permohonan investasi Pemanfaatan teknologi yang dapat mendukung setiap aktifitas Ditjen PPHP untuk mencapai hasil yang optimal. O1 3 5 O1 T3 PMDN maupun PMA dalam mengajukan permohonan investasi O1 3 Kurangnya peminat dalam melakukan investasi pada sektor pertanian. 6 01 T5 PMDN maupun PMA dalam mengajukan permohonan investasi Lahan pertanian yang tidak diperhatikan oleh para pekerja, karena kurangnya sosialisasi. O1 5

156 7 O1 T8 PMDN maupun PMA dalam mengajukan permohonan investasi Kebijakan dari setiap key partners yang tidak konsisten dengan kebijakan sebelumnya yang menyebabkan minat investasi berkurang. O1 5 8 O1 T9 PMDN maupun PMA dalam mengajukan permohonan investasi Dana yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dalam melakukan investasi TI. 9 O2 O4 proses pengajuan ijin investasi menjadi lebih efektif dan efisien. Pemanfaatan teknologi untuk dapat lebih mudah mengkomunikasikan potensi dan peluang investasi pada customer. 10 O2 O6 proses pengajuan ijin investasi menjadi lebih efektif dan efisien. Perkembangan TI yang dapat mendukung dan meningkatkan operasional TI dalam instansi. 11 O2 O7 proses pengajuan ijin investasi menjadi lebih efektif dan efisien. Pemanfaatan teknologi yang dapat mendukung setiap aktifitas Ditjen PPHP untuk mencapai hasil yang optimal. 12 O2 T3 proses pengajuan ijin investasi menjadi lebih efektif dan efisien. O2 3 Kurangnya peminat dalam melakukan investasi pada sektor pertanian. 13 O2 proses pengajuan ijin investasi menjadi lebih efektif dan efisien. O2 5

157 T5 Lahan pertanian yang tidak diperhatikan oleh para pekerja, karena kurangnya sosialisasi. 14 O2 T8 proses pengajuan ijin investasi menjadi lebih efektif dan efisien. Kebijakan dari setiap key partners yang tidak konsisten dengan kebijakan sebelumnya yang menyebabkan minat investasi berkurang. O2 5 15 O2 T9 proses pengajuan ijin investasi menjadi lebih efektif dan efisien. Dana yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dalam melakukan investasi TI. 16 O4 O6 Pemanfaatan teknologi untuk dapat lebih mudah mengkomunikasikan potensi dan peluang investasi pada customer. Perkembangan TI yang dapat mendukung dan meningkatkan operasional TI dalam instansi. 17 O4 O7 Pemanfaatan teknologi untuk dapat lebih mudah mengkomunikasikan potensi dan peluang investasi pada customer. Pemanfaatan teknologi yang dapat mendukung setiap aktifitas Ditjen PPHP untuk mencapai hasil yang optimal. 18 O4 T3 Pemanfaatan teknologi untuk dapat lebih mudah mengkomuni-kasikan potensi dan peluang investasi pada customer. T3 3 Kurangnya peminat dalam melakukan investasi pada sektor pertanian. 19 O4 T5 Pemanfaatan teknologi untuk dapat lebih mudah mengkomunikasikan potensi dan peluang investasi pada customer. Lahan pertanian yang tidak diperhatikan oleh para pekerja, karena kurangnya sosialisasi. O4 3

158 20 O4 T8 Pemanfaatan teknologi untuk dapat lebih mudah mengkomunikasikan potensi dan peluang investasi pada customer. Kebijakan dari setiap key partners yang tidak konsisten dengan kebijakan sebelumnya yang menyebabkan minat investasi berkurang. O4 5 21 O4 T9 Pemanfaatan teknologi untuk dapat lebih mudah mengkomunikasikan potensi dan peluang investasi pada customer. Dana yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dalam melakukan investasi TI. T9 3 22 O6 O7 Perkembangan TI yang dapat mendukung dan meningkatkan operasional TI dalam instansi. Pemanfaatan teknologi yang dapat mendukung setiap aktifitas Ditjen PPHP untuk mencapai hasil yang optimal. 23 O6 T3 Perkembangan TI yang dapat mendukung dan meningkatkan operasional TI dalam instansi. T3 3 Kurangnya peminat dalam melakukan investasi pada sektor pertanian. 24 O6 T5 Perkembangan TI yang dapat mendukung dan meningkatkan operasional TI dalam instansi. Lahan pertanian yang tidak diperhatikan oleh para pekerja, karena kurangnya sosialisasi. O6 3 25 O6 T8 Perkembangan TI yang dapat mendukung dan meningkatkan operasional TI dalam instansi. Kebijakan dari setiap key partners yang tidak konsisten dengan kebijakan sebelumnya yang menyebabkan minat investasi berkurang. 26 O6 Perkembangan TI yang dapat mendukung dan meningkatkan operasional TI dalam T9 5

159 instansi. 27 T9 O7 T3 Dana yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dalam melakukan investasi TI. Pemanfaatan teknologi yang dapat mendukung setiap aktifitas Ditjen PPHP untuk mencapai hasil yang optimal. T3 3 Kurangnya peminat dalam melakukan investasi pada sektor pertanian. 28 O7 T5 Pemanfaatan teknologi yang dapat mendukung setiap aktifitas Ditjen PPHP untuk mencapai hasil yang optimal. Lahan pertanian yang tidak diperhatikan oleh para pekerja, karena kurangnya sosialisasi. O7 5 29 O7 T8 Pemanfaatan teknologi yang dapat mendukung setiap aktifitas Ditjen PPHP untuk mencapai hasil yang optimal. Kebijakan dari setiap key partners yang tidak konsisten dengan kebijakan sebelumnya yang menyebabkan minat investasi berkurang. O7 3 30 O7 T9 Pemanfaatan teknologi yang dapat mendukung setiap aktifitas Ditjen PPHP untuk mencapai hasil yang optimal. Dana yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dalam melakukan investasi TI. T9 3 31 T3 T5 Kurangnya peminat dalam melakukan investasi pada sektor pertanian. Lahan pertanian yang tidak diperhatikan oleh para pekerja, karena kurangnya sosialisasi. T3 5 32 T3 T8 Kurangnya peminat dalam melakukan investasi pada sektor pertanian. Kebijakan dari setiap key partners yang tidak konsisten dengan kebijakan sebelumnya yang menyebabkan minat T3 3

160 investasi berkurang. 33 T3 T9 Kurangnya peminat dalam melakukan investasi pada sektor pertanian. Dana yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dalam melakukan investasi TI. 34 T5 T8 Lahan pertanian yang tidak diperhatikan oleh para pekerja, karena kurangnya sosialisasi. Kebijakan dari setiap key partners yang tidak konsisten dengan kebijakan sebelumnya yang menyebabkan minat investasi berkurang. T8 3 35 T5 T9 Lahan pertanian yang tidak diperhatikan oleh para pekerja, karena kurangnya sosialisasi. Dana yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dalam melakukan investasi TI. T9 5 36 T8 T9 Kebijakan dari setiap key partners yang tidak konsisten dengan kebijakan sebelumnya yang menyebabkan minat investasi berkurang. T9 3 Dana yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dalam melakukan investasi TI.

161

162

163

164

LAMPIRAN 3 KUESIONER IT BSC Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Harisno, MM Judul Tesis : PERENCANAAN PEMBANGUNAN PORTAL INVESTASI DAN PERIZINAN SEKTOR PERTANIAN DI KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA Pilih Salah Satu Jawaban Yang Menurut Anda Paling Tepat 1. Apakah kontribusi dari fungsi teknologi informasi sudah memenuhi atau mendukung layanan untuk investasi dan perizinan pada sektor pertanian yang ada di Ditjen PPHP? a. Tidak Terpenuhi b. Kurang Terpenuhi (masih banyak kebutuhan/pekerjaan yang masih harus dilakukan manual) c. Cukup Terpenuhi (sebagian besar kebutuhan/pekerjaan dilakukan menggunakan sistem yang ada) d. Sangat Terpenuhi (semua kebutuhan/pekerjaan dilakukan menggunakan fungsi yang ada pada sistem). 2. Bagaimana tingkat kepuasan anda pada saat menggunakan sistem yang ada untuk mengoperasikan layanan investasi dan perizinan? Apakah sistem yang ada sudah dapat diandalkan untuk layanan tersebut? a. Tidak dapat diandalkan (sistem tidak dapat menghasilkan data dan informasi yang berkualitas) b. Kurang dapat diandalkan (sistem dalam mengakses data dan informasi lama dan masih banyak gangguan dalam menyajikan data dan informasi) c. Puas (sistem dapat menyajikan data dan informasi yang berkualitas dan jarang mengalami gangguan) 165

166 d. Sangat Puas (sistem sangat mendukung perolehan data dan informasi tanpa ada gangguan sama sekali) 3. Bagaimana tingkat kapabilitas pengguna pada saat menggunakan sistem yang ada, dalam menyajikan data dan informasi yang dibutuhkan oleh para investor berhubungan dengan layanan investasi, syarat-syarat perizinan, dan peluang atau potensi yang ada? a. Tidak Puas (data dan informasi tidak mendukung kerjasama untuk memberikan rekomendasi pengguna kepada para investor) b. Kurang Puas (data dan informasi hanya mendukung beberapa bagian dari proses layanan investasi untuk rekomendasi kepada para investor) c. Puas (data dan informasi sudah cukup baik dalam mendukung kerjasama untuk rekomendasi pengguna kepada para investor) d. Sangat Puas (data dan informasi sangat mendukung kerjasama untuk rekomendasi peluang dan potensi investasi kepada para investor) 4. Bagaimana tingkat kepuasan pengguna terhadap data dan informasi yang ada, apakah dapat meningkatkan kerjasama yang baik sehingga lebih mudah dalam memberikan rekomendasi untuk melakukan investasi kepada calon investor? a. Tidak Puas (data dan informasi tidak mendukung kerjasama untuk memberikan rekomendasi pengguna kepada para investor) b. Kurang Puas (data dan informasi hanya mendukung beberapa bagian dari proses layanan investasi untuk rekomendasi kepada para investor) c. Puas (data dan informasi sudah cukup baik dalam mendukung kerjasama untuk rekomendasi pengguna kepada para investor) d. Sangat Puas (data dan informasi sangat mendukung kerjasama untuk rekomendasi peluang dan potensi investasi kepada para investor)

167 5. Bagaimana tingkat produktivitas yang dirasakan oleh para pengguna dari operasional dalam instansi terhadap sistem yang digunakan sekarang ini? a. Tidak meningkatkan produktivitas (< 25%). b. Belum cukup meningkatkan produktivitas (25%-50%) c. Sudah cukup meningkatkan produktivitas (50%-75%) d. Sangat meningkatkan produktivitas (75%-100%) 6. Seberapa efektifkah fungsi-fungsi yang ada pada sistem yang digunakan mampu mengerjakan setiap pekerjaan dengan tepat waktu dan mencapai hasil yang diinginkan? a. Tidak Efektif (Sistem yang ada tidak efektif dalam menyelesaikan pekerjaan yang ada dengan tepat waktu dan tidak mencapai hasil yang diinginkan) b. Kurang Efektif (Sistem yang ada masih kurang efektif dalam menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan mencapai hasil yang diinginkan) c. Efektif (Sistem yang ada sudah efektif dalam menyelesaikan pekerjaan dan sudah mencapai hasil yang diinginkan, hanya terjadi beberapa kesalahan saja) d. Sangat Mudah (Sistem yang ada sudah sangat efektif dalam menyelesaikan pekerjaan dan sudah mencapai hasil yang diinginkan) 7. Seberapa besar pengaruh dari tingkat pengolahan masalah dan proses pengambilan keputusan yang dapat dihasilkan oleh sistem yang digunakan dalam instansi? a. Tidak Berpengaruh (0% - 25%) b. Kurang Berpengaruh (26% - 50%) c. Cukup Berpengaruh (51% - 75%) d. Sangat Berpengaruh (76% - 100%)

168 8. Menurut anda, apakah hardware yang ada sekarang telah memenuhi kebutuhan anda dalam mengoperasikan proses investasi dan layanan perizinan? a. Tidak Memenuhi ( 25% kebutuhan hardware sudah tersedia/masih sangat banyak kebutuhan yang tidak terpenuhi) b. Kurang Memenuhi (26% - 74% kebutuhan hardware sudah tersedia/beberapa kebutuhan kecil dalam proses tersebut telah terpenuhi ) c. Memenuhi ( 75% - 89% kebutuhan hardware sudah tersedia/ sebagian besar kebutuhan utama sudah terpenuhi tetapi ada sebagian yang belum terpenuhi) d. Sangat Memenuhi ( kebutuhan hardware sudah terpenuhi/ semua kebutuhan sudah terpenuhi) 9. Menurut anda, apakah software yang ada sekarang telah memenuhi kebutuhan anda dalam mengoperasikan proses investasi dan layanan perizinan? a. Tidak Memenuhi ( 25% kebutuhan software sudah tersedia/masih sangat banyak kebutuhan yang tidak terpenuhi) b. Kurang Memenuhi (26% - 74% kebutuhan software sudah tersedia/beberapa kebutuhan kecil dalam proses tersebut telah terpenuhi ) c. Memenuhi ( 75% - 89% kebutuhan software sudah tersedia/ sebagian besar kebutuhan utama sudah terpenuhi tetapi ada sebagian yang belum terpenuhi) d. Sangat Memenuhi ( kebutuhan software sudah terpenuhi/ semua kebutuhan sudah terpenuhi) 10. Berapa tingkat persentase proses layanan investasi dan pengajuan izin investasi yang anda selesaikan tepat waktu dengan menggunakan sistem yang ada? a. 25% b. 26% - 74%

169 c. 75% - 89% d. 90% 11. Berapa banyak kesalahan yang anda lakukan pada saat menjalankan sistem tersebut dalam waktu sebulan? a. Tidak Pernah b. Jarang (1-2 Kali) c. Kadang-kadang (3-4 Kali) d. Sering ( 5 Kali) 12. Apakah laporan yang dihasilkan sistem dapat menunjukan potensi dan peluang yang ada, sehingga dapat mendukung proses/kegiatan untuk investasi? a. Tidak Mendukung ( 25% atau tidak adanya laporan yang menunjukan potensi dan peluang) b. Kurang Mendukung ( 26% - 50% atau ada laporan yang menunjukan potensi dan peluang, tetapi tidak signifikan) c. Mendukung ( 51% - 89% atau ada laporan yang menunjukan potensi dan peluang sehingga mempengaruhi investasi) d. Sangat Mendukung ( 90% atau laporan untuk potensi dan peluang sangat akurat dan sangat mempengaruhi investasi) 13. Apakah data dan informasi yang dihasilkan dari sistem berhubungan dengan layanan investasi serta syarat-syarat perizinan sudah akurat dan up to date? a. Tidak Akurat ( 25% atau data dan informasi yang dihasilkan tidak dapat diandalkan) b. Kurang Akurat ( 26% - 74% atau sebagian data dan informasi yang dihasilkan dapat diandalkan, tetapi ada beberapa yang belum) c. Akurat (75% - 89% atau data dan informasi yang dihasilkan dapat diandalkan untuk layanan kepada PMA maupun PMDN)

170 d. Sangat Akurat ( 90% atau data dan informasi yang dihasilkan sangat dapat diandalkan untuk layanan kepada PMA maupun PMDN) 14. Berapa rata-rata waktu yang dibutuhkan divisi IT dalam memberikan rekomendasi atau solusi terhadap masalah yang dihadapi berhubungan dengan layanan investasi dan perizinan pada sektor pertanian? a. Sangat Lama ( 1 hari) b. Lama (> 3 jam 8 jam) c. Cepat (> 1 jam 3 jam) d. Sangat Cepat ( 1 jam) 15. Menurut anda, seberapa sering sistem yang anda gunakan dapat memberikan solusi serta memfasilitasi pengajuan syarat-syarat perizinan serta permohonan untuk IUT (izin usaha tetap)? a. Tidak Pernah ( 25%) b. Jarang ( 25% - 50% atau memeberikan solusi dan memfasilitasi proses pengajuan izin hanya beberapa kali) c. Kadang-kadang (51% - 89% atau memberikan solusi dan memfasilitasi setiap proses pengajuan izin yang diajukan oleh setiap investor baik PMA dan PMDN) d. Sering ( 90% atau memberikan solusi dan memfasilitasi setiap proses pengajuan izin yang diajukan setiap investor tanpa ada masalah) Note (Saran dan Komentar dalam pembangunan Portal)