Parameter Satuan Alat Sumber Fisika : Suhu

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Perhitungan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Koi Pada Penelitian Pendahuluan.

Lampiran 1. Tata Letak Wadah Penelitian

Lampiran 1. Tata Letak Wadah Penelitian

Lampiran 1. Fase Perkembangan Embrio Telur Ikan Nilem

Lampiran 1. Tata Letak Wadah Penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Molase Perhitungan untuk molase adalah sebagai berikut :

Tata letak percobaan secara acak selama penelitian adalah sebagai berikut : D2 B1 D3 B3 B2 E3 C2 C3 A2 D1 A3 E2

Lampiran 1. Alat dan Bahan yang Digunakan Selama Penelitian. Timbangan Duduk

Lampiran 1. Tata Letak Akuarium

r = =

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian

Keterangan : A = Berat Cawan Alumunium B = Berat cawan alumunium + sampel sebelum dioven C = Berat cawan alumunium + sampel setelah dioven

Lampiran 1. Prosedur Pengambilan Sampel dan Data. kemudian dipanaskan dalam oven pada suhu 105 o C selama 12 jam untuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

BAB III BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Proses Kultur Cair Bacillus sp. yang Akan Digunakan Dalam Pakan. Alat dan Bahan yang Digunakan. Proses Pengambilan Bakteri

BAB III METODE PENELITIAN

UJI F Tabel transformasi arcsin data kelangsungan hidup larva ikan nilem. Perlakuan Ulangan Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP) =

Lampiran 1. Tata Letak Wadah Perlakuan

BAB III BAHAN DAN METODE

OLEH : WIJAYA. FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009

M 1 P 0.1 M 1 P 2.3 M 0 P 3.2 M 1 P 1.3 M 1 P 3.1

Lampiran 1. Bagan Alir Uji Fitokimia. a. Uji Alkaloid

II. METODOLOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Tahap Penelitian 2.3 Alat dan Bahan Alat dan Bahan untuk Penentuan Kemampuan Puasa Ikan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Maret - 25 April 2012 di Laboratorium

BAB III BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Proses Fermentasi Substrat Padat Tepung Kulit Ubi Kayu

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang menjadi percobaan yaitu puyuh jepang (Coturnix-coturnix

3. METODE PENELITIAN

Pengacakan dan Tata Letak

Lampiran 1a. Pengenceran konsentrasi bakteri dalam biakan murni dengan teknik pengenceran berseri

Lampiran 1. Analisis pengaruh peningkatan kepadatan terhadap tingkat kelangsungan hidup (survival rate) benih ikan nilem

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PERANCANGAN PERCOBAAN

Lampiran 1. Prosedur Kerja Mesin AAS

Lampiran 1. Pengukuran Konsentrasi Logam Sebenarnya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli hingga Agustus 2011 yang bertempat di

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 6 bulan dimulai bulan April

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Jenis nutrien Kandungan (%) 2.2 Metode Penelitian Rancangan Penelitian

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dileksanakan dari bulan Juni sampai September 2013, lahan

II. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di

III. MATERI DAN METODE

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dari kawasan Universitas Padjadjaran sebanyak 100 kg bahan kering dan untuk

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015,

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian

III. MATERI DAN METODE. Hortikultura yang beralamat di Jl. Kaharudin Nasution KM 10, Padang Marpoyan

Percobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL

III. MATERI DAN METODE. Pelaksanaan pembuatan silase dilakukan di Desa Tuah Karya Ujung Kecamatan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. diperoleh dari sawah dengan spesies Pomacea canaliculata Lamarck. Keong mas

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas

PERANCANGAN PERCOBAAN

PERANCANGAN PERCOBAAN

BAB 4. METODE PENELITIAN

Contoh RAK Faktorial

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga September 2013 bertempat di

II. BAHAN DAN METODE

III BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian, yaitu 20 ekor Domba Priangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian dilakaukan selama ± 4 bulan dimulai

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Pelaksanaan Penelitian Penentuan stasiun

Tij FK = = = = p.r 3 x 6 18 JK(G) = JK(T) JK(P) = ,50 = ,50

BAB III BAHAN DAN METODE

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ayam broiler berumur hari dengan bobot badan 1,0-1,3 kg. berasal dari pedagang sayur pasar Cileunyi.

Gambar 3. Skema akuarium dengan sistem kanal (a) akuarium berkanal (b) akuarium tanpa sekat

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE

MATERI DAN METODE di Laboratorium Teknologi Pasca Panen, Ilmu Nutrisi dan Kimia Fakultas

II. METODOLOGI 2.1 Persiapan Wadah dan Ikan Uji 2.2 Persiapan Pakan Uji

III BAHAN DAN METODE. dan masing-masing unit percobaan adalah lima ekor puyuh betina fase produksi.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - Desember 2009, di Balai Besar

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan 2.2 Prosedur Kerja Persiapan Wadah Ukuran dan Padat Tebar

III. MATERI DAN METODE. No. 155 KM. 15 Simpang Baru Panam Kecamatan Tampan Pekanbaru, dari bulan

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian

METODE PENELITIAN. : Nilai pengamatan perlakuan ke-i, ulangan ke-j : Rata-rata umum : Pengaruh perlakuan ke-i. τ i

BAHAN DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu 1.2. Bahan dan Alat 1.3. Metode Penelitian

III. MATERI DAN METODE. Agronomi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian adalah biji sorgum

BAB III PERANCANGAN APLIKASI DAN PERCOBAAN METODA RESPONS PERMUKAAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Jamur yang terletak di Jalan Garuda Sakti KM. 2 Jalan Perumahan UNRI. Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru.

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam yang digunakan adalah broiler strain cobb sebanyak 200 ekor yang

Lampiran 1. Tingkat Kelangsungan Hidup (SR) Data SR Setiap Perlakuan Selama Pemeliharaan

Transkripsi:

LAMPIRAN 59

60 Lampiran 1. Metode Pengukuran Kualitas Air Parameter Satuan Alat Sumber Fisika : Suhu o C Termometer/Pemuaian SNI 06-6989.23-2005 Kimia: Amonia mg/l Ammonia test kit SNI 06-6989.30-2005 ph - ph-meter SNI 06-6989.11-2004 Oksigen Terlarut mg/l DO-meter SNI 06-6989.14-2004 Nitrat mg/l Spektrofotometer SNI 06-2480-199 1 Posfat mg/l Colorimeter SNI 06-6989.31-2005 Sumber : SNI 06-6989.23-2005

61 Lampiran 2. Prosedur Pengukuran Kualitas Air Pengukuran Suhu Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan termometer maksimum minimum yang disimpan pada wadah perlakuan. Hal ini untu mengetahui perubahan suhu yang berpengaruh terhadap pertumbuhan benih lele sangkuriang. Pengukuran ph Pengukuran ph dilakukan dengan menggunakan ph meter untu mengetahui tingka keasaman media budidaya. Alat tersebut sebelumnya dikalibrasi terlebih dahulu, selanjutnya dimasukan ke dalam wadah pemeliharaan sampai keluar angka yang menunjukkan nilai ph tersebut. Pengukuran Oksigen Terlarut Pengukuran Oksigen Terlarut menggunakan suatu alat yaitu DO Meter yang sebelumnya sudah dikalibrasi terlebih dahulu. Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui kandungan oksigen terlarut dalam media budidaya. Pengukuran ammonia Dilakukan dengan menggunakan amonium test kit yang terdiri dari 3 reagent, dengan prosedur sebagai berikut : Bilas botol vial dengan menggunakan air yang akan diuji, lalu masukan 10 ml air tersebut. Tambahkan 6 tetes reagent 1 ke dalam botol vial kemudian kocok hingga merata Tambahkan 6 tetea reagent 2 kedalam botol vial kemudian kocok hingga merata. Tambahkan 6 tetes reagent 3 kedalam botol vial kemudian kocok hingga merata Bandingkan warna setelah 5 menit dengan indikator warna yang menunjukkan besarnya nilai amonia. Pengukuran Nitrat Dilakukan dengan menggunakan Nitrate test yng terdiri dari 4 reagent, dengan prosedur sebagai berikut : Masukanair kedalam botol vial sebanyak 5 ml Tambahkan reagent 1 sebanyak 14 tetes kedalam botol vial kemudian kocok hingga merata. Tambahkan reagent 2 sebanyak 7 tetes kemudian kocook hingga merata Masukan reagent serbuk sesuai sendok takaran kemudian kocok hingga merata Tutup botol vial kemudian kocok hingga merata selama 20 detik Terakhir masukan reagent 3 sebanyak 7 tetes kemudian kocok hingga merata sampai 10 menit kemudian bandingkan dengan indikator warna nilai Nitrat. Pengukuran posfat Dilakukan dengan menggunakan posfat test kit yang terdiri dari 3 reagent, dengan prosedur sebagai berikut Bilas botol vial dengan menggunakan air yang akan diuji, lalu masukan 10 ml air tersebut. Tambahkan 6 tetes reagent 1 kedalam botol vial kemudian kocok hingga merata Tambahkan 6 tetes reagent 2 kedalam botol vial kemudian kocok hingga merata Masukan reagent 3 berupa serbuk sebanyak takaran kemudian tutup botol untuk dikocok secara merata Bandingkan warna setelah 5 menit dengan indikator warna yang menunjukkan besarnya nilai posfat.

62 Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian Wadah Pemeliharaan Ikan Media Tanam Penimbangan Bobot Penimbangan Pakan Pengukuran Kualitas Air Benih Lele Sangkuriang

63 Bak Fiber Keranjang (Media Tanam ) Timbangan analitik Penggaris DO Meter ph Meter Nitrat Test Posfat Test Amonium Test

64 Lampiran 4. Data Kualitas Air Selama Penelitian Perlakuan Padat Parameter Kualitas Air Tebar (ekor/m 2 ) DO (mg/l) ph Suhu ( 0 C) Amonia (mg/l) Nitrat (mg/l) Posfat (mg/l) A (50 DK) 6,0-8,0 6,9-7,5 24,1-26,0 0,01-0,17 19-35 0,3-2,0 B (50 TK) 6,0-8,0 6,9-8,0 24,2-25,6 0,01-0,27 20-40 2,0-4,0 C (100 DK) 5,7-7,4 7,0-7,5 23,7-27,2 0,01-0,53 18-40 0,5-2,0 D (100 TK) 6,0-8,0 6,9-8,0 23,8-26,2 0,03-0,75 20-40 2,0-4,0 E (150 DK) 5,7-7,1 6,9-8,0 23,6-25,5 0,03-0,75 18-33 2,0 F (150 TK) 5,2-7,29 7,0-8,0 24,1-26,2 0,03-0,75 20-40 2,0-4,0 Optimal * >4 6,5-8,5 25,0-30,0 <1 Keterangan : DK (Dengan ), TK (Tanpa ), *SNI (2000)

65 Data Rata-rata suhu ( o C) Suhu ( o C) Perlakuan Ulangan Periode (Minggu ke-) 0 1 2 3 4 5 1 25,0 25,8 24,8 23,8 25,6 26,7 A 2 24,9 25,6 24,6 24,0 25,4 26,4 3 25,0 25,4 24,2 24,5 25,7 25,0 Jumlah 74,9 76,8 73,6 72,3 76,7 78,1 Rata-rata 25,0 25,6 24,5 24,1 25,6 26,0 1 24,8 25,0 24,8 24,2 24,8 25,7 B 2 24,9 25,0 24,5 24,2 24,7 25,6 3 25 25,6 24,8 24,3 24,9 25,6 Jumlah 74,7 75,6 74,1 72,7 74,4 76,9 Rata-rata 24,9 25,2 24,7 24,2 24,8 25,6 1 25,7 27,3 26,7 23,8 24,6 25,8 C 2 25,5 27,0 26,5 24,0 25,6 26,4 3 25,3 27,3 26,0 23,4 24,7 25,6 Jumlah 76,5 81,6 79,2 71,2 74,9 77,8 Rata-rata 25,5 27,2 26,4 23,7 25,0 25,9 1 25,5 26,3 25,7 24,3 25,7 26,0 D 2 25,3 26,0 25,0 23,4 24,6 25,5 3 25,4 26,3 25,2 23,8 24,6 25,4 Jumlah 76,2 78,6 75,9 71,5 74,9 76,9 Rata-rata 25,4 26,2 25,3 23,8 25,0 25,6 1 24,9 25,3 24,5 23,8 24,6 25,5 E 2 24,5 25,3 24,7 23,2 24,6 25,8 3 24,9 25,0 24,6 23,9 24,5 25,5 Jumlah 74,3 75,6 73,8 70,9 73,7 51,0 Rata-rata 24,8 25,2 24,6 23,6 24,6 25,5 1 25,3 26,0 26,0 23,9 24,6 25,5 2 25,6 26,4 25,7 24,5 25,4 26,3 F 3 25,5 26,3 25,8 23,9 24,6 25,3 Jumlah 76,4 78,7 77,5 72,3 74,6 77,1 Rata-rata 25,5 26,2 25,83 24,1 24,87 25,7

66 Data Rata-rata ph Derajat Keasaman (ph) Perlakuan Periode (Minggu ke-) Ulangan 0 1 2 3 4 5 1 6,8 7,3 7,0 7,5 7,0 7,5 A 2 7,0 7,0 6,8 7,5 7,0 7,5 3 7,0 6,9 6,9 7,5 7,5 7,5 Jumlah 20,8 21,2 20,7 22,5 21,5 22,5 Rata-rata 6,9 7,1 6,9 7,5 7,2 7,5 1 7,0 7,2 7,0 8,0 7,5 8,0 B 2 6,8 7,0 7,0 8,0 7,0 8,0 3 7,0 7,2 7,1 8,0 7,5 8,0 Jumlah 20,8 21,4 21,1 24,0 22,0 24,0 Rata-rata 6,9 7,1 7,0 8,0 7,3 8,0 1 7,0 7,4 7,1 7,5 7,0 7,5 C 2 7,1 7,3 7,0 7,5 7,0 7,5 3 7,0 7,2 6,9 7,5 7,0 7,5 Jumlah 21,1 21,9 21,0 22,5 21,0 22,5 Rata-rata 7,0 7,3 7,0 7,5 7,0 7,5 1 7,0 7,2 7,0 7,5 7,5 8,0 D 2 6,8 7,0 7,1 7,5 7,0 8,0 3 7,0 6,9 7,0 7,5 7,5 8,0 Jumlah 20,8 21,1 21,1 22,5 22,0 24,0 Rata-rata 6,93 7,03 7,03 7,5 7,33 8,0 1 6,8 7,0 7,1 8,0 7,5 8,0 E 2 7,0 7,2 6,9 8,0 7,5 8,0 3 7,1 7,3 7,1 8,0 8,0 8,0 Jumlah 20,9 21,5 21,1 24,0 23,0 24,0 Rata-rata 6,9 7,2 7,03 8,0 7,6 8,0 1 7,0 7,0 6,8 8,0 7,5 8,0 F 2 7,1 7,3 7,0 8,0 7,5 8,0 3 7,0 7,2 7,1 8,0 7,0 8,0 Jumlah 21,1 21,5 20,9 24,0 22,0 24,0 Rata-rata 7,0 7,2 7,0 8,0 7,3 8,0

67 Data Rata-rata DO (mg/l) Dissolved Oksigen (DO) (mg/l) Perlakuan Ulangan Periode (Minggu ke-) 0 1 2 3 4 5 1 7,0 6,0 7,0 7,8 7,0 6,5 A 2 7,0 6,0 7,0 7,1 7,0 6,4 3 7,0 6,0 7,0 8,3 7,0 6,1 Jumlah 21,0 18,0 21,0 23,0 21,0 19,0 Rata-rata 7,0 6,0 7,0 8,0 7,0 6,3 1 7,0 8,0 7,0 7,7 7,0 5,7 B 2 7,0 8,0 7,0 7,5 7,1 6,3 3 7,0 8,0 7,0 8,1 7,0 6,0 Jumlah 21,0 24,0 21,0 23,2 21,1 18 Rata-rata 7,0 8,0 7,0 8,0 7,0 6,0 1 7,5 5,7 6,3 7,0 7,1 6,5 C 2 7,4 5,7 6,3 7,0 7,0 6,3 3 7,4 5,7 6,3 7,0 7,1 6,0 Jumlah 22,3 17,1 18,9 21,0 21,2 18,8 Rata-rata 7,4 5,7 6,3 7,0 7,1 6,3 1 7,1 8,0 7,0 7,2 6,8 6,3 D 2 7,2 8,0 7,0 7,2 6,7 6,0 3 7,0 8,0 7,0 7,2 6,6 6,3 Jumlah 21,3 24,0 21,0 21,6 20,1 18,6 Rata-rata 7,0 8,0 7,0 7,0 7,0 6,0 1 6,9 5,7 6,3 6,8 7,0 6,7 E 2 6,8 5,7 6,3 7,3 7,3 7,0 3 7,4 5,7 6,3 7,2 6,9 6,4 Jumlah 21,1 17,1 18,9 21,3 21,2 20,1 Rata-rata 7,0 5,7 6,3 7,1 7,1 6,7 1 7,0 6,3 5,6 7,2 6,0 5,0 F 2 7,1 6,3 5,6 7,4 6,7 5,0 3 7,2 6,3 5,6 7,3 6,5 5,6 Jumlah 21,3 18,9 16,8 21,9 19,2 15,6 Rata-rata 7,1 6,3 5,6 7,3 6,4 5,2

68 Kondisi Kandungan Oksigen terlarut (mg/l) Selama 24 Jam Pengamatan Pukul Padat tebar Padat tebar Padat tebar Padat tebar Padat tebar Padat tebar 50 DK 50 TK 100 DK 100 TK 150 DK 150 TK 17.00 5,7 5,0 5,8 5,1 6,0 5,6 23.00 4,0 4,5 3,9 4,4 3,9 4,3 05.00 6,0 5,5 6,3 5,4 6,1 5,6 11.00 7,7 6,7 7,5 7,0 7,4 6,8 17.00 5,4 5,0 5,3 5,0 5,3 5,2

69 Data Rata-rata Amonia (mg/l) Amonia (mg/l) Perlakuan Ulangan Periode (Minggu ke-) 0 1 2 3 4 5 1 0,01 0,03 0,03 0,09 0,09 0,17 A 2 0,01 0,03 0,03 0,09 0,09 0,17 3 0,01 0,03 0,03 0,09 0,09 0,17 Jumlah 0,03 0,09 0,09 0,27 0,27 0,51 Rata-rata 0,01 0,03 0,03 0,09 0,09 0,17 1 0,01 0,03 0,17 0,27 0,27 0,27 B 2 0,01 0,03 0,17 0,27 0,27 0,27 3 0,01 0,03 0,17 0,27 0,27 0,27 Jumlah 0,03 0,09 0,51 0,81 0,81 0,81 Rata-rata 0,01 0,03 0,17 0,27 0,27 0,27 1 0,01 0,03 0,27 0,27 0,53 0,53 C 2 0,01 0,03 0,27 0,27 0,53 0,53 3 0,01 0,03 0,27 0,27 0,53 0,53 Jumlah 0,03 0,09 0,81 0,81 1,59 1,59 Rata-rata 0,01 0,03 0,27 0,27 0,53 0,53 1 0,03 0,06 0,27 0,53 0,75 0,75 D 2 0,03 0,06 0,27 0,53 0,75 0,75 3 0,03 0,06 0,27 0,53 0,75 0,75 Jumlah 0,09 0,18 0,81 1,59 2,25 2,25 Rata-rata 0,03 0,06 0,27 0,53 0,75 0,75 1 0,03 0,06 0,53 0,50 0,75 0,53 E 2 0,03 0,06 0,53 0,50 0,75 0,53 3 0,03 0,06 0,53 0,50 0,75 0,53 Jumlah 0,09 0,18 1,59 1,59 2,25 1,59 Rata-rata 0,03 0,06 0,53 0,53 0,75 0,53 1 0,03 0,06 0,53 0,53 0,75 0,75 2 0,03 0,06 0,53 0,53 0,75 0,75 F 3 0,03 0,06 0,53 0,53 0,75 0,75 Jumlah 0,09 0,18 1,59 1,59 2,25 2,25 Rata-rata 0,03 0,06 0,53 0,53 0,75 0,75

70 Data Rata-rata Nitrat (mg/l) Nitrat (mg/l) Perlakuan Ulangan Periode (Minggu ke-) 0 1 2 3 4 5 1 0 19 19 30 35 40 A 2 0 19 19 30 35 40 3 0 19 19 30 35 40 Jumlah 0 57 57 60 105 120 Rata-rata 0 19 19 30 35 20 1 0 20 20 35 40 40 B 2 0 20 20 35 40 40 3 0 20 20 35 40 40 Jumlah 0 60 60 105 120 120 Rata-rata 0 20 20 35 40 40 1 0 18 20 20 29 40 C 2 0 18 20 20 29 40 3 0 18 20 20 29 40 Jumlah 0 54 60 60 87 120 Rata-rata 0 18 20 20 29 40 1 0 20 20 37 40 40 D 2 0 20 20 37 40 40 3 0 20 20 37 40 40 Jumlah 0 60 60 111 120 120 Rata-rata 0 20 20 37 40 40 1 0 18 18 20 20 40 E 2 0 18 18 20 20 40 3 0 18 18 20 20 20 Jumlah 0 54 54 60 60 100 Rata-rata 0 18 18 20 20 33 1 0 20 20 38 40 40 F 2 0 20 20 38 40 40 3 0 20 20 38 40 40 Jumlah 0 60 60 114 120 120 Rata-rata 0 20 20 38 40 40

71 Data Rata-rata Posfat (mg/l) Posfat (mg/l) Perlakuan Ulangan Periode (Minggu ke-) 0 1 2 3 4 5 1 2,0 2,0 2,0 0,3 2,0 2,0 A 2 2,0 2,0 2,0 0,3 2,0 2,0 3 2,0 2,0 2,0 0,3 2,0 2,0 Jumlah 6,0 6,0 6,0 0,8 6,0 6,0 Rata-rata 2,0 2,0 2,0 0,3 2,0 2,0 1 2,0 2,0 2,0 4,0 4,0 4,0 B 2 2,0 2,0 2,0 4,0 4,0 4,0 3 2,0 2,0 2,0 4,0 4,0 4,0 Jumlah 6,0 6,0 6,0 12,0 12,0 12,0 Rata-rata 2,0 2,0 2,0 4,0 4,0 4,0 1 2,0 2,0 1,0 0,5 2,0 2,0 C 2 2,0 2,0 1,0 0,5 2,0 2,0 3 2,0 2,0 1,0 0,5 2,0 2,0 Jumlah 6,0 6,0 3,0 1,5 6,0 6,0 Rata-rata 2,0 2,0 1,0 0,5 2,0 2,0 1 2,0 2,0 2,0 4,0 4,0 4,0 D 2 2,0 2,0 2,0 4,0 4,0 4,0 3 2,0 2,0 2,0 4,0 4,0 4,0 Jumlah 6,0 6,0 6,0 12,0 12,0 12,0 Rata-rata 2,0 2,0 2,0 4,0 4,0 4,0 1 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 E 2 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 3 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 Jumlah 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 Rata-rata 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 1 2,0 2,0 4,0 4,0 4,0 4,0 F 2 2,0 2,0 4,0 4,0 4,0 4,0 3 2,0 2,0 4,0 4,0 4,0 4,0 Jumlah 6,0 6,0 12,0 12,0 12,0 12,0 Rata-rata 2,0 2,0 4,0 4,0 4,0 4,0

72 Lampiran 5. Rata-rata bobot ikan (gr) Perlakuan Ulangan Periode (Minggu ke-) 0 1 2 3 4 5 1 3,28 3,47 2,92 5,46 7,57 8,56 A 2 3,17 2,86 3,42 5,03 6,55 7,51 3 2,86 3,95 4,21 4,45 6,56 7,56 Rata-rata 3,10 3,43 3,52 4,98 6,89 7,88 1 3,13 3,99 4,74 6,73 7,40 8,45 B 2 3,33 3,92 4,89 4,68 6,02 7,32 3 2,95 3,35 4,25 5,51 7,03 7,89 Rata-rata 3,14 3,75 4,63 5,64 6,82 7,89 1 3,22 3,54 4,34 4,91 5,02 6,81 C 2 3,01 4,05 4,77 5,05 6,37 6,91 3 3,03 3,18 3,25 4,00 5,08 6,01 Rata-rata 3,09 3,59 4,12 4,65 5,49 6,58 1 3,18 3,74 4,42 6,17 6,89 7,04 D 2 3,75 4,02 6,63 6,90 7,03 7,83 3 3,00 3,21 4,39 5,23 5,90 6,34 Rata-rata 3,31 3,66 5,15 6,10 6,61 7,07 1 2,89 2,80 3,17 4,35 4,89 5,51 E 2 3,03 3,48 2,56 3,90 4,03 4,80 3 2,68 3,15 3,20 3,97 4,30 4,53 Rata-rata 2,87 3,14 2,98 4,07 4,41 4,95 1 3,01 3,65 3,89 6,03 6,70 6,90 2 3,12 3,18 3,98 4,00 4,87 5,11 F 3 2,60 3,13 3,65 4,48 4,92 5,12 Rata-rata 2,91 3,32 3,84 4,84 5,50 5,71

73 Lampiran 6. Laju Pertumbuhan Ikan (gram) t Growth Perlakuan Ulangan Wo (g) Wt (g) ln Wo Ln Wt (hari) (g) 1 3,28 8,56 1,19 2,15 30 3,20 A 2 3,17 7,51 1,15 2,02 30 2,88 3 2,86 7,56 1,05 2,02 30 3,24 Rata-rata 3,10 7,88 1,13 2,06 30 3,10 1 3,13 8,45 1,14 2,13 30 3,31 B 2 3,33 7,32 1,20 1,99 30 2,63 3 2,95 7,89 1,08 2,07 30 3,28 Rata-rata 3,14 7,89 1,14 2,06 30 3,07 1 3,22 6,81 1,17 1,92 30 2,50 C 2 3,01 6,91 1,10 1,93 30 2,77 3 3,03 6,01 1,11 1,79 30 2,28 Rata-rata 3,09 6,58 1,13 1,88 30 2,52 1 3,18 7,04 1,16 1,95 30 2,65 D 2 3,75 7,83 1,32 2,06 30 2,45 3 3,00 6,34 1,10 1,85 30 2,49 Rata-rata 3,31 7,07 1,19 1,95 30 2,53 1 2,89 5,51 1,06 1,71 30 2,15 E 2 3,03 4,80 1,11 1,57 30 1,53 3 2,68 4,53 0,99 1,51 30 1,75 Rata-rata 2,87 4,95 1,05 1,60 30 1,81 1 3,01 6,90 1,10 1,90 30 2,77 2 3,12 5,11 1,14 1,60 30 1,64 F 3 2,60 5,12 0,96 1,60 30 2,26 Rata-rata 2,91 5,70 1,10 1,70 30 2,22

74 Lampiran 7. Rata-rata Panjang Ikan (cm) Perlakuan A B C D E F Periode (Minggu ke-) Ulangan 0 1 2 3 4 5 1 7,00 7,23 6,97 7,53 8,56 9,34 2 6,05 6,36 6,62 7,26 8,34 8,93 3 6,15 7,14 6,66 7,16 8,54 9,07 Rata-rata 6,4 6,91 6,75 7,32 8,48 9,11 1 6,51 6,87 6,65 8,27 9,03 9,37 2 6,62 6,73 6,80 7,39 8,54 9,02 3 6,11 6,82 6,97 7,76 8,51 9,01 Rata-rata 6,41 6,81 6,81 7,81 8,69 9,13 1 6,36 6,66 6,94 7,31 8,01 8,34 2 6,53 7,16 7,22 7,62 8,03 8,55 3 6,34 6,62 6,94 7,33 8,01 8,84 Rata-rata 6,41 6,81 7,03 7,42 8,01 8,57 1 6,48 6,61 7,74 8,54 9,05 9,28 2 6,53 6,62 7,86 8,52 9,03 9,51 3 6,21 6,42 6,64 7,81 8,81 9,01 Rata-rata 6,40 6,55 7,41 8,29 8,96 9,27 1 6,29 6,30 5,81 6,03 6,71 6,83 2 6,16 6,86 5,86 6,91 7,35 7,84 3 6,03 6,69 6,24 7,27 7,84 8,01 Rata-rata 6,16 6,62 5,97 6,74 7,30 7,56 1 6,16 6,75 6,77 7,87 7,99 8,03 2 6,16 6,65 7,20 7,35 7,85 7,99 3 4,22 4,53 4,79 5,89 6,01 6,27 Rata-rata 5,58 5,98 6,25 7,03 7,28 7,43

75 Lampiran 8. Produktivitas Air Rata-rata bobot kangkung (gram) A B C Rata-rata D E F Rata-rata G H I rata-rata 36,18 37,12 37,83 37,04 36,06 36,26 38,37 36,90 38,37 36,50 36,02 36,96 39,40 40,85 41,08 40,44 40,03 42,32 42,23 41,53 42,23 39,53 37,48 39,74 42,31 43,72 45,03 43,69 44,06 46,31 44,71 45,03 44,71 42,71 41,04 42,82 44,21 45,86 47,71 45,93 48,31 49,32 46,17 47,93 46,17 45,86 44,06 45,36 47,31 48,37 49,91 48,53 52,81 53,33 48,13 51,42 48,13 47,83 46,31 47,42 50,10 50,81 52,03 50,98 55,71 57,01 50,15 54,29 50,15 50,21 48,14 49,50 43,25 44,46 45,60 46,16 47,43 44,96 44,96 43,77 42,18 Rata-rata panjang kangkung (cm) A B C Rata-rata D E F Rata-rata G H I 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 16,36 13,92 17,06 15,78 17,09 15,64 16,03 16,25 15,08 16,02 16,02 15,71 19,34 16,33 21,00 18,89 22,05 18,01 20,31 20,12 18,34 19,03 19,03 18,8 21,33 19,36 25,00 21,90 26,40 22,01 23,71 24,04 21,34 23,01 22,04 22,13 24,30 22,61 28,02 24,98 30,02 26,84 26,71 27,86 24,03 27,16 27,00 26,06 28,15 25,71 32,01 28,62 34,01 30,01 29,67 31,23 27,32 31,34 30,56 29,74 rata-rata Rata-rata jumlah daun (helai) pada tiap perlakuan A B C Rata-rata D E F Rata-rata G H I rata-rata 70 60 63 64,3 65 60 65 63.3 60 67 67 64,7 70 63 60 64,3 65 65 60 63.3 65 60 65 63,3 75 75 66 72,0 85 80 85 83.3 75 72 70 72,3 80 80 86 82,0 80 90 80 83.3 80 80 86 82,0 82 80 85 82,3 110 95 100 101.6 85 80 85 83.3 85 85 100 90,0 110 105 95 103.3 106 102 100 102,7

76 Lampiran 9. Analisis Statistik RAL Faktorial Analisis pengaruh padat penebaran dan keberadaan kangkung terhadap pertumbuhan benih ikan lele sangkuriang Model percobaan ini adalah: dimana: Y ijk = bobot benih ikan lele pada perlakuan padat penebaran ke-i, keberadaan kangkung ke-j, dan ulangan ke-k u = rata-rata bobot ikan lele yang sesungguhnya α i = pengaruh aditif dari padat penebaran ke-i β j = pengaruh aditif dari keberadaan kangkung ke-j (αβ) ij = pengaruh interaksi padat penebaran ke-i dan keberadaan kangkung ke-j ij = pengaruh galat percobaan yang timbul pada padat penebaran ke-i, keberadaan kangkung ke-j dan ulangan ke-k Tabel analisis sidik ragam laju pertumbuhan harian benih lele sangkuriang No Perlakuan Pertumbuhan pada ulangan ke Total Rata-rata 1 2 3 1 A1B1 3,20 2,88 3,24 9,32 3,11 2 A1B2 3,31 2,63 3,28 9,22 3,07 3 A2B1 2,50 2,77 2,88 8,15 2,72 4 A2B2 2,65 254 2,49 7,68 2,56 5 A3B1 2,15 1,00 1,75 4,90 1,63 6 A3B2 2,77 1,74 2,66 7,17 2,39 Total 16,58 13,56 16,3 46,44 Perhitungan Analisis Ragam: ( )

77 ( ) ( )

78 Tabel Analisis Ragam Sumber Ragam db JK KT Fhit Ftab Perlakuan 5 4,416 0,883 Kepadatan 2 3,519 1,760 11,83 3,89 1 0,161 0,161 1,08 4,75 Interaksi Kep- Kang 2 0,737 0,368 2,48 3,89 Galat 12 1,784 0,149 17 6,201 Hasil Analisis sidik ragam terlihat bahwa pengaruh padat penebaran (faktor A) berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan, sedangkan pengaruh keberadaan kangkung (faktor B) dan interaksi antara padat penebaran dan keberadaan kangkung tidak signifikan terhadap pertumbuhan. Artinya perbedaan padat penebaran berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan lele sedangkan ada atau tidak adanya kangkung tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan lele. Model percobaan yang baru ini adalah: dimana: Y ij = bobot benih ikan lele pada padat penebaran ke-i dan ulangan ke-j u = rata-rata bobot benih ikan lele yang sesungguhnya α i = pengaruh aditif dari padat penebaran ke-i ij = pengaruh galat percobaan yang timbul pada padat penebaran ke-i dan ulangan ke-j

79 Pada model yang baru unit-unit percobaan yang ditanami kangkung disamakan dengan yang tidak ditanami kangkung dan menjadi ulangan dari perlakuan (padat penebaran). Komponen faktor keberadaan kangkung dan interaksi hilang dan termuat di dalam komonen galat. Pertumbuhan pada ulangan ke Total Ratarata 1 2 3 4 5 6 3,20 3,31 2,88 2,63 3,24 3,28 18,54 3,09 2,50 2,65 2,77 2,54 2,88 2,49 15,83 2,64 2,15 2,77 1,00 1,74 1,75 2,66 12,07 2,01 7,85 8,73 6,65 6,91 7,87 8,43 46,44 Perhitungan analisis ragam: ( )

80 Tabel Analisis Ragam Sumber Ragam db JK KT Fhit Ftab Kepadatan 2 3,519 1,760 9,84 3,68 Galat 15 2,682 0,179 Total 17 Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%: KTG = 0,179 LSR = S x SSR 2 3 SSR 3,01 3,16 LSR 0,520 0,545 Tabel Perbandingan Antara Perlakuan Perlakuan Selisih LSR Tanda (X-C) (X-B) C 2,01 - - b B 2,64 0,63-0,52 a A 3,09 1,08 0,45 0,545 a Tabel Hasil Uji Lanjutan dengan Uji Jarak Berganda Duncan Padat Tebar Bobot A (50) 3.09a B (100) 2.64a C (150) 2.01b Menurut uji jarak berganda Duncan padat penebaran benih 150 ekor/m 2 menghasilkan pertumbuhan benih ikan lele yang nyata lebih rendah dibanding padat penebaran 100 ekor/m 2 dan 50 ekor/m 2. Sementara padat penebaran 50 ekor/m 2 dan 100 ekor/m 2 menghasilkan pertumbuhan benih yang tidak berbeda nyata. Jadi, padat penebaran 50 ekor/m 2 dan 100 ekor/m 2 menghasilkan pertumbuhan benih ikan lele paling tinggi. Namun, dalam sistem budidaya intensif, efisiensi tempat budidaya adalah pertimbangan yang sangat penting. Oleh

81 karenanya, padat penebaran yang lebih tinggi adalah lebih baik dibanding padat penebaran yang lebih rendah. Disimpulkan bahwa dalam penelitian padat penebaran 100 ekor/m 2 adalah padat penebaran yang optimum. Perlakuan Jumlah Ikan Panjang pada ulangan ke Total Ratarata 1 2 3 4 5 6 A 50 2,36 2,88 2,92 2,86 2,4 2,9 16,32 2,72 B 100 1,98 2,02 2,5 2,8 2,98 2,8 15,08 2,51 C 150 0,54 1,68 1,98 1,87 1,83 2,05 9,95 1,66 jumlah 4,88 6,58 7,4 7,53 7,21 7,75 41,35 Perhitungan analisis ragam: ( )

82 Tabel Analisis Sidik ragam Sumber ragam db JK KT Fhit Ftab Kepadatan 2 3,801 1,900 10,03 3.68 Galat 15 2,842 0,189 Total 17 6,643 Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%: KTG = 0,179 LSR = S x SSR 2 3 SSR 3,01 3,16 LSR 0,535 0,561 Tabel Perbandingan Antara Perlakuan Perlakuan Selisih LSR Tanda (X-C) (X-B) C 1,65 - - b B 2,51 0,85-0,53 a A 2,72 1,06 0,20 0,56 a Tabel Hasil Uji Lanjutan dengan Uji Jarak Berganda Duncan Padat Tebar Bobot A (50) 2,72a B (100) 2,51a C (150) 1.66b

83 Menurut uji jarak berganda Duncan padat penebaran benih 150 ekor/m 2 menghasilkan pertambuhan panjang benih ikan lele yang nyata lebih rendah dibanding padat penebaran 100 ekor/m 2 dan 50 ekor/m 2. Sementara padat penebaran 50 ekor/m 2 dan 100 ekor/m 2 menghasilkan pertambahan panjang benih yang tidak berbeda nyata. Jadi, padat penebaran 50 ekor/m 2 dan 100 ekor/m 2 menghasilkan pertambahan panjang benih ikan lele paling tinggi. Namun, dalam sistem budidaya intensif, efisiensi tempat budidaya adalah pertimbangan yang sangat penting. Oleh karenanya, padat penebaran yang lebih tinggi adalah lebih baik dibanding padat penebaran yang lebih rendah. Disimpulkan bahwa dalam penelitian padat penebaran 100 ekor/m 2 adalah padat penebaran yang optimum.

84 Lampiran 10. Analisis Regresi Pengaruh Padat Penebaran Benih Lele Dumbo Terhadap Bobot Akhir. Regresi Linier Sederhana Model Persamaan : Y = a + bx No X Y X2 X3 X4 Y2 XY X2Y xi yi xiyi 1 50 50,10 2500 125000 6250000 2510,01 2505 125250-50 -1,81 90,33 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah Ratarata 50 50,81 2500 125000 6250000 2581,76 2540,50 127025-50 -1,09 54,83 50 52,03 2500 125000 6250000 2707,12 2601,50 130075-50 0,12-6,27 100 55,71 10000 1000000 100000000 3103,60 5571 557100 0 3,80 0 100 57,01 10000 1000000 100000000 3250,14 5701 570100 0 5,10 0 100 53,00 10000 1000000 100000000 2809 5300 530000 0 1,09 0 150 50,15 22500 3375000 506250000 2515,02 7522,50 1128375 50-1,75-87,83 150 50,21 22500 3375000 506250000 2521,04 7531,50 1129725 50-1,69-84,83 150 48,14 22500 3375000 506250000 2317,56 7221 1083150 50-3,76-188,33 900 467,16 105000 13500000 1837500000 24315,06 46494 5380800 0 7,10543E-15-222 100 51,91 11666,76 1500000 204166666.7 2701,67 5166 597866,67 0 7,89492E-16-24,76 b 1 = = -0,015 b 0 = Y b 1 X = 53,609 Persamaan regresi linier Y atas X adalah: Untuk mengetahui apakah model regresi linier sederhana di atas ini tepat dan bisa digunakan maka harus diuji dengan Analisis Ketepatan Model. Analisis Ketepatan Model 1. Faktor Koreksi (FK) = = = 24248,718

85 2. Jumlah Kuadrat Total (JKT) = Y ij 2 FK = 24315,057 24248,718 = 66,339 3. Jumlah Kuadrat Regresi (JKR) = b 1 xiyi = -0,0148x -222 = 3,2856 4. Jumlah Kuadrat Galat = JKT JKR = 66,339-3,286 = 63,053 5. Jumlah Kuadrat Galat murni (JKGm) Pada pengulangan t (-50) = (Y1 2 + Y2 2 + Y3 2 ) (Y1+Y2+Y3) 2 /3 =1,906 Pada pengulangan t (0) = (Y4 2 + Y5 2 + Y6 2 ) (Y4+Y5+Y6) 2 /3= 8,371 Pada pengulangan t (50) = (Y7 2 + Y8 2 + Y9 2 ) (Y7+Y8+Y9) 2 /3= 2,776 6. DBG murni = 6 JKG murni = 13,053 7. JKsdm = JKG JKGm = 63,053 13,053 = 50,000 8. DBsdm = 1 Tabel Analisis Ragam Untuk Model Regresi Linier Sederhana Sumber Ragam DB JK KT Fh Ftabel 0,05% R (b1 b0) 1 3,286 3,286 0,364 5,591 Galat 7 63,053 9,008 SDM 1 50 50 22,983* 5,987 Galat murni 6 13,053 2,176 Total 8 66,339 *) Keterangan : Fh regresi<f tabel dan Fh sdm > F tabel (pada taraf 0,05), maka analisis regresi linier tidak tepat untuk menyatakan hubungan padat tebar dengan pertambahan bobot kangkung. Analisis regresi dilanjutkan dengan metode KUADRATIK (Lengkung).

86 Regresi Kuadratik Model Persamaan : Y = a + bx + cx 2 Y = an + b X + c X 2 467,160 = 9a + 900b + 105000c... (1) XY = a X + b X 2 + c X 3 46494 = 900a + 105000b + 14000000c... (2) X 2 Y = a X 2 + b X 3 + c X 4 5380800 = 105000a + 14000000b + 660000000000c. (3) Setelah diselesaikan dengan menggunakan metode subtitusi dan eliminasi, diperoleh nilai : a =36,720; b = 0,385 ; c = -0,002 *) Persamaan regresi kuadratik Y atas X adalah ; Y =36,72+ 0,385x 0,002x 2 *) Nilai padat tebar optimum yang menghasilkan bobot kangkung tertinggi diperoleh dari turunan di atas, yaitu : X = b + 2cX Y 0 = 0,385 + 2 (-0,002)X X = 96 ekor /m 2 (Nilai padat tebar optimum) Y = 36,72 + 0,385 (96) 0,002 (96) 2 Y = 36,72 + 39,96 18,432 Y = 58,248 gram (Bobot maksimum kangkung) Perhitungan Analisis Sidik Ragam 1. Faktor Koreksi (FK) = = = 24248,718 2. Jumlah Kuadrat Total (JKT) = Y ij 2 FK = 24315,057 24248,718 = 66,339

87 3. Jumlah Kuadrat Regresi (b 1,b 2,b 3 ) = a Y + b XY + c X 2 Y FK = (36,72)(467,160) + (0,385)( 46494) + (-0,002)(5380800) 24248,718 = 53,286 4. Jumlah Kuadrat Galat (JKG) = JKT JKR = 66,339 53,286 = 13,053 5. Jumlah Kuadrat Galat murni (JKGm) Pada pengulangan t (-50) = (Y1 2 + Y2 2 + Y3 2 ) (Y1+Y2+Y3) 2 /3 = 1,906 Pada pengulangan t (0) = (Y4 2 + Y5 2 + Y6 2 ) (Y4+Y5+Y6) 2 /3= 8,371 Pada pengulangan t (50) = (Y7 2 + Y8 2 + Y9 2 ) (Y7+Y8+Y9) 2 /3= 2,776 JKG murni = 13,053 6. DBG murni = 6 7. JKsdm = JKG JKGm = 13,053-13,053 = 0 8. DBsdm = 0 Tabel Analisis Ragam Untuk Model Regresi Kuadratik Sumber Ragam DB JK KT Fh Ftabel 0,05% R (b 1,b 2,b 3 ) 2 53,286 26,286 12,246 5,143 Galat 6 13,053 2,176 SDM 0 0 Galat murni 6 13,053 2,176 Total 8 66,339 *) Keterangan : Fh regresi>f tabel dan tidak ada simpangan model, maka analisis regresi kuadratik tepat untuk menyatakan hubungan berbagai padat penebaran benih lele sangkuriang dengan bobot kangkung. Tidak adanya simpangan dari model (SDM) ini lebih baik daripada Fh SDM<F tabel. Koefisien determinasi (R 2 ) = JKR JKT = 53,286 66,339 = 0,8032 * Pengaruh Padat Penebaran terhadap Bobot Akhir adalah 80,32 %