Abstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan.

dokumen-dokumen yang mirip
Nama : I Gusti Ayu Made Oktavia Utami Dewi NIM : Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pembangunan telah mengantarkan negara-negara sedang berkembang

Abstrak. Kata kunci: modal, tenaga kerja, lama usaha, jam kerja, dan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011

ABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali (2012:10) konsep dan definisi yang

Judul : Analisis Variabel Yang Mempengaruhi Pendapatan Pendagang Di Pasar Kreneng Kota Denpasar Nama : Hendra Irawan Nim : ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diberbagai daerah serta menciptakan kesempatan kerja. Sasaran

BAB I PENDAHULUAN. penduduk berpengaruh positif apabila perekonomian dapat menyerap tambahan

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu aspek penting dalam suatu kegiatan

Kata kunci: luas lahan, produksi, biaya usaha tani, pendapatan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. penduduk yang timbul akibat mortalitas, fertilitas, migrasi serta mobilitas social.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang.

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB I PENDAHULUAN. kerja harus terus diusahakan agar standar kehidupan yang layak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya yang terus

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan...

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013

Abstrak. Kata kunci: perempuan, bekerja, sektor publik, adat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang. dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), jumlah penduduk Indonesia akan

Judul : Analisis Pilihan Pekerjaan Setengah Penganggur bagi Angkatan Kerja di Kota Denpasar Nama : Putu Diah Arya Purnama Dewi NIM :

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012

Abstrak. Kata kunci: Tenaga Kerja, Modal, Bahan Baku, Produksi

HALAMAN PENGESAHAN...

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

Judul : Peran E-commerce Terhadap Penjualan Usaha pada Industri Pakain Jadi di Provinsi Bali Nama : I Gusti Ngurah Adi Setyawan Nim :

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. antar masing-masing daerah, antar golongan pendapatan dan di seluruh aspek. kehidupan sehingga membuat stuktur ekonomi tidak kokoh.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai orang, yang terdiri atas orang lakilaki

JURNAL ILMIAH. Disusun oleh : Yolan Cahyani JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakatnya. Untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera

BAB I PENDAHULUAN. mencapai jiwa (BPS, 2014). Menurut Jhingan (2003) jumlah penduduk

I. PENDAHULUAN. dengan besarnya jumlah penduduk yang ada. Banyaknya penduduk yang ada

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN IBU RUMAH TANGGA DI DESA TAJEN KABUPATEN TABANAN

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berdasarkan pada jenis kelamin tentunya terdiri atas laki-laki dan

Oleh: NI LUH PUTU HERIS MAYUNI NIM :

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu permasalahan pembangunan yang dihadapi Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

Abstrak. Kata kunci: Kinerja Keuangan, Dana Alokasi Umum, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Belanja Modal.

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu

PENGARUH JUMLAH BEBAN TANGGUNGAN KELUARGA, PENDAPATAN NON KERJA, DAN KEGIATAN ADAT TERHADAP ALOKASI WAKTU PEREMPUAN DI SEKTOR PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian dan perumahan tetapi juga non. (ketetapan-ketetapan MPR dan GBHN 1998).

BAB I PENDAHULUAN. GBHN, bahwa penduduk merupakan modal dasar pembangunan yang potensial. kualitas sumber daya manusia yang baik pula.

BAB I PENDAHULUAN. faktor terpenting bagi kehidupan manusia, karena memiliki tiga fungsi pokok yaitu :

Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Luas Lahan Dan Bantuan Pemerintah Terhadap Pendapatan Industri Rumah Tangga Pembuat Kembang Rampai

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran. Data kemiskinan yang baik dapat

Abstrak. Kata kunci: pemberdayaan, kesejahteraan, potensi, koperasi wanita

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan berlangsungnya proses demografis. Pada tahun 2004, di Jawa. 1,07 persen bila dibanding tahun 2003 (BPS, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan sila Pancasila

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2017

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan mengenai mikro ekonomi,sub sistem yang utama

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara

PRODUKTIVITAS PEKERJA WANITA PERAJIN TENUN IKAT DI KABUPATEN KLUNGKUNG SKRIPSI

ANALISIS PENDAPATAN ISTRI NELAYAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA DI DESA SERANGAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN IBU RUMAH TANGGA YANG BEKERJA PADA SEKTOR INFORMAL DI KELURAHAN DAUH PURI KAUH, DENPASAR BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 yang disempurnakan dengan UU No. 12 Tahun 2008 tentang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROV SUMSEL FEBRUARI 2016

BAB I PENDAHULUAN. suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu

PENGARUH PENDAPATAN SUAMI, TINGKAT PENDIDIKAN, UMUR DAN KESEMPATAN KERJA TERHADAP JUMLAH JAM KERJA BURUH WANITA PADA GUDANG TEMBAKAU GMIT JEMBER

Abstrak. Kata kunci : Tenaga Kerja, Bahan baku, Modal, Poduksi dan Pendapatan

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017

BAB III METODE PENELITIAN. Bangli, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Buleleng.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2011

: Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Upaya Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Badung Bali. : Tyasani Taras NIM :

ABSTRAK. Kata kunci: Anggaran, Budgetary Goal Characteristics, Self-Efficacy, Kinerja Manajerial. iii

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS 2016

Kata Kunci: PAD, Belanja Modal, DAU, IPM

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016

I. PENDAHULUAN. berkembang terutama di Indonesia, Pertumbuhan angkatan kerja saat ini lebih

BAB I PENDAHULUAN. menentukan maju tidaknya suatu negara. Menurut Adam Smith (2007) tidak ada masyarakat

I. PENDAHULUAN. pangan pokok saja, tetapi telah berkembang menjadi berbagai jenis bahan makanan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan potensi yang ada dalam memajukan program-program

Kata Kunci: Modal, Tingkat Upah, Penyerapan Tenaga Kerja, Produksi DAFTAR ISI...

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN AGUSTUS 2009

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,91 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017

BAB I PENDAHULUAN. berkembang maupun negara maju, meskipun telah terjadi perbaikan-perbaikan

Transkripsi:

Judul Nama : Pengaruh Umur, Tingkat Pendidikan, Pendapatan Suami, dan Jumlah Tanggungan Keluarga Terhadap Curahan Jam Kerja Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari : Made Puspita Mega Swari NIM : 1306105063 Abstrak Meningkatnya partisipasi wanita dalam kegiatan ekonomi disebabkan oleh adanya perubahan pandangan dan sikap masyarakat tentang pentingnya pendidikan bagi kaum wanita untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan, serta kemauan wanita untuk berusaha mendapat tambahan penghasilan untuk menanggung kebutuhan hidup keluarganya. Kaum wanita mencurahkan jam kerjanya selain untuk mendapatkan tambahan bagi keluarga, juga merupakan sebuah tindakan kesetaraan gender. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi curahan jam kerja wanita antara lain, umur, tingkat pendidikan, pendapatan suami, dan jumlah tanggungan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh umur, tingkat pendidikan, pendapatan suami, dan jumlah tanggungan keluarga terhadap curahan jam kerja pedagang wanita di Pasar Kumbasari. Penelitian ini dilakukan di Pasar Kumbasari Kota Denpasar, dengan sampel sebanyak 85 responden dari total populasi 568. Penentuan sampel dengan metode Simple Random Sampling. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linier berganda dengan curahan jam kerja pedagang wanita sebagai dependen variabel dan empat variabel independen yaitu umur, tingkat pendidikan, pendapatan suami, dan jumlah tanggungan keluarga. Teknik pelaksanaan penelitian menggunakan metode observasi dan wawancara dengan kuesioner. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa umur, tingkat pendidikan, pendapatan suami, dan jumlah tanggungan keluarga secara simultan berpengaruh signifikan terhadap curahan jam kerja pedagang wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar. Secara parsial hasil analisis dalam penelitian ini menyatakan bahwa umur dan jumlah tanggungan keluarga tidak berpengaruh terhadap curahan jam kerja pedagang wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar. Hasil analisis untuk pendidikan menyatakan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap curahan jam kerja pedagang wanita di Pasar Kumbasari sedangkan pendapatan suami berpengaruh negatif dan signifikan terhadap curahan jam kerja pedagang wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan. i

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman i ii iii iv vi vii x xii xiii BAB I BAB II BAB III PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah Penelitian... 13 1.3 Tujuan Penelitian... 14 1.4 Kegunaan Penelitian... 14 1.5 Sistematika Penulisan... 15 KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep... 17 2.1.1 Konsep Ketenagakerjaan... 17 2.1.2 Konsep Sektor Informal... 18 2.1.3 Konsep Umur... 23 2.1.4 Konsep Tingkat Pendidikan... 25 2.1.5 Konsep Jumlah Tanggungan Keluarga... 27 2.1.6 Teori Gender... 28 2.1.7 Teori Alokasi Waktu... 32 2.1.8 Pengaruh Umur terhadap Curahan Jam Kerja Pedagang Wanita... 35 2.1.9 Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Curahan Jam Kerja Pedagang Wanita... 36 2.1.10 Pengaruh Pendapatan Suami terhadap Curahan Jam Kerja Pedagang Wanita... 37 2.1.11 Pengaruh Jumlah Tanggungan Keluarga terhadap Curahan Jam Kerja Pedagang Wanita... 38 2.2 Hipotesis Penelitian... 39 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... 40 3.2 Lokasi Penelitian... 41 3.3 Objek dan Subjek Penelitian... 41 3.4 Identifikasi Variabel... 41 ii

3.5 Definisi Operasional Variabel... 42 3.6 Jenis dan Sumber Data... 43 3.6.1 Jenis Data... 43 3.6.2 Sumber Data... 44 3.7 Populasi dan Sampel... 45 3.7.1 Populasi... 45 3.7.2 Penentuan Sampel... 45 3.8 Metode Pengumpulan Data... 47 3.9 Teknik Analisis Data... 47 3.9.1 Uji Asumsi Klasik... 48 3.9.2 Uji Signifikansi Koefisien Regresi secara Serempak (Uji F)... 50 3.9.3 Uji Signifikansi Koefisien Regresi secara Parsial (Uji t)... 52 3.9.4 Koefisien Determinasi (R 2 )... 59 3.9.5 Variabel yang Berpengaruh Dominan... 60 BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 61 4.2 Karakteristik Responden... 62 4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur. 62 4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 63 4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Suami... 65 4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga... 66 4.2.5 Pendapatan Responden Pedagang Wanita... 68 4.2.6 Jenis Barang yang Diperdagangkan... 69 4.2.7 Alasan Responden Menekuni Usaha Dagang. 71 4.2.8 Curahan Jam Kerja Pedagang Wanita... 72 4.3 Analisis Regresi Linear Berganda... 73 4.3.1 Uji Asumsi Klasik... 73 4.3.2 Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F). 75 4.3.3 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)... 76 4.3.4 Interpretasi Koefisien... 82 4.3.5 Interpretasi Koefisien Determinasi (R 2 )... 83 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian... 84 4.4.1 Pengaruh Umur terhadap Curahan Jam Kerja Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar... 84 4.4.2 Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Curahan Jam Kerja Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar... 84 4.4.3 Pengaruh Pendapatan Suami terhadap Curahan Jam Kerja Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari iii

Kota Denpasar... 85 4.4.4 Pengaruh Jumlah Tanggungan Keluarga terhadap Curahan Jam Kerja Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar... 85 4.5 Variabel yang Berpengaruh Dominan... 86 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 88 5.2 Saran... 88 DAFTAR RUJUKAN... 91 LAMPIRAN-LAMPIRAN... 96 iv

DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 1.1 Jumlah Angkatan Kerja Wanita, Tingkat Pengangguran Terbuka, dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Wanita Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2013-2015... 4 1.2 Jumlah Penduduk yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja di Kota Denpasar Tahun 2013-2015... 7 1.3 Penduduk Wanita yang berusia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu di Kegiatan Informal Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama di Kota Denpasar Tahun 2010-2014 (jiwa)... 8 1.4 Pedagang di Pasar Tradisional Berdasarkan PD Pasar di Kota Denpasar Tahun 2016... 9 1.5 Jumlah Pedagang di Pasar Kumbasari berdasarkan Lokasi dan Jenis Kelamin (Jiwa) Tahun 2014... 10 3.1 Jumlah Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari Berdasarkan Lokasi Usaha Tahun 2014... 45 3.2 Sampel Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar.. 46 4.1 Jumlah Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari Menurut Kelompok Umur... 63 4.2 Jumlah Responden Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 65 4.3 Jumlah Responden Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar Berdasarkan Jumlah Pendapatan Suami... 66 4.4 Jumlah Responden Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga... 67 4.5 Pendapatan Responden Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar... 69 4.6 Jenis Barang Yang Diperdagangkan Responden Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar... 70 v

4.7 Curahan Jam Kerja Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar... 72 vi

DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 3.1 Model Analisis Regresi Pengaruh Umur, Tingkat Pendidikan, Pendapatan Suami, dan Jumlah Tanggungan Keluarga Terhadap Curahan Jam Kerja Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar... 40 3.2 Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan H0 dengan Uji F. 52 3.3 Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan H0 dengan Uji t Variabel Umur... 53 3.4 Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan H0 dengan Uji t Variabel Pendidikan... 55 3.5 Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan H0 dengan Uji t Variabel Pendapatan Suami... 57 3.6 Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan H0 dengan Uji t Variabel Jumlah Tanggungan Keluarga... 58 4.1 Jumlah Tanggungan Keluarga Responden Berdasarkan Umur 68 4.2 Grafik Jumlah Pendapatan Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar Berdasarkan Jenis Barang Dagangan... 71 4.3 Alasan Responden Pedagang Wanita Menekuni Usaha Dagang di Pasar Kumbasari Kota Denpasar... 71 4.4 Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan H0 dengan Uji F. 76 4.5 Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan H0 dengan Uji t Variabel Umur... 78 4.6 Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan H0 dengan Uji t Variabel Pendidikan... 79 4.7 Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan H0 dengan Uji t Variabel Pendapatan Suami... 80 4.8 Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan H0 dengan Uji t Variabel Jumlah Tanggungan Keluarga... 82 vii

DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman 1. Kuesioner Penelitian... 96 2. Tabulasi Data... 99 3. Uji Asumsi Klasik... 103 4. Uji Analisis Regresi Linear Berganda... 104 5. Tabel Distribusi F; α = 0,05... 105 6. Tabel Distribusi t... 106 viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan hidup yang layak dalam suatu keluarga semakin meningkat di perkembangan era yang semakin modern ini, kondisi tersebut tidak sebanding dengan peningkatan pendapatan laki-laki sebagai kepala keluarga, khususnya keluarga menengah kebawah yang tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarganya. Salah satu dampak dari kondisi tersebut adalah banyak kaum wanita yang saat ini ikut berperan dalam mencari tambahan pendapatan bagi keluarganya. Kaum wanita mencurahkan jam kerjanya selain untuk mendapatkan tambahan pendapatan bagi keluarga, juga merupakan sebuah bentuk tindakan kesetaraan gender. Kesetaraan gender muncul akibat sebagian masyarakat berpendapat bahwa wanita selalu diposisikan sebagai kelas dua. Hal ini kemungkinan diakibatkan karena tingkat pendidikan wanita yang cenderung lebih rendah dibandingkan dengan kaum laki-laki. Seiring berjalannya waktu, kesenjangan pendidikan tersebut mulai berubah, terbukti bahwa saat ini tingkat pendidikan wanita dapat dikatakan setara dengan tingkat pendidikan kaum laki-laki (Kusumastuti, 2012). Menurut Mulyo dan Jamhari (dalam Eliana dan Ratina, 2007) bahwa dalam kehidupan berkeluarga, wanita tidak hanya berperan sebagai ibu rumah tangga, tetapi juga sebagai individu yang mampu melakukan kegiatan produktif guna menambah penghasilan. Pekerja wanita dari keluarga berpenghasilan rendah 1

cenderung menggunakan waktunya untuk kegiatan produktif dibandingkan dengan pekerja wanita dari keluarga berpenghasilan tinggi. Meningkatnya partisipasi wanita dalam kegiatan ekonomi disebabkan adanya perubahan pandangan dan sikap masyarakat tentang pentingnya pendidikan bagi kaum wanita untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan, serta kemauan wanita untuk berusaha membiayai kebutuhan hidupnya dan menanggung kebutuhan hidup dari orang-orang yang menjadi tanggungannya dengan penghasilan sendiri (Alatas, 1990). Rendahnya pendapatan suami dan tekanan ekonomi merupakan dua faktor yang mempengaruhi seorang wanita untuk mencari tambahan pendapatan. Kaum wanita memberikan sumbangan yang besar bagi kelangsungan perekonomian dan kesejahteraan rumah tangga serta masyarakat. Dengan adanya wanita yang bekerja akan dapat mengangkat kesejahteraan keluarga karena mendapat tambahan pendapatan dari hasil kerja mereka (Susanti, 2014). Wanita juga mempunyai peran ganda baik tugasnya sebagai ibu rumah tangga (melahirkan, mengasuh anak, dan mengurus pekerjaan rumah tangga) sekaligus juga bekerja. Curahan jam kerja dapat diperinci dari berbagai hal, seperti: umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan suami, dan jumlah tanggungan keluarga. Provinsi Bali merupakan salah satu provinsi dengan tingkat penduduk yang cukup tinggi, yaitu mencapai 4.152.800 jiwa (tahun 2015) yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 2.091.000 jiwa dan penduduk wanita sebanyak 2.061.800 jiwa. Tabel 1.1 menjelaskan mengenai jumlah angkatan kerja wanita, 2

tingkat pengangguran terbuka, dan tingkat partisipasi angkatan kerja wanita menurut kabupaten/kota di Provinsi Bali tahun 2013-2015. Data pada Tabel 1.1 menunjukkan jumlah angkatan kerja wanita di setiap kabupaten/kota di Provinsi Bali mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jumlah angkatan kerja wanita tertinggi di Provinsi Bali tahun 2013-2015 secara berturutturut diduduki oleh Kota Denpasar, Kabupaten Buleleng, dan Kabupaten Badung yang merupakan tiga besar kabupaten/kota dengan jumlah angkatan kerja wanita terbanyak periode 2013-2015, sedangkan jumlah angkatan kerja wanita terendah diduduki oleh Kabupaten Klungkung, Kabupaten Jembrana, dan Kabupaten Bangli. Angkatan kerja wanita di Kota Denpasar dari tahun 2013-2015 mengalami pasang surut. Terjadi peningkatan jumlah angkatan kerja wanita di Kota Denpasar pada tahun 2014 dari tahun sebelumnya, yaitu sebesar 28.489 jiwa, sehingga menjadi 200.201 jiwa. Namun terjadi penurunan jumlah angkatan kerja wanita pada tahun 2015, penurunan tersebut diakibatkan semakin dominannya angkatan kerja lakilaki. Angkatan kerja laki-laki terjadi peningkatan dari tahun 2014 sebesar 57,59 persen menjadi 59,26 persen pada tahun 2015, sedangkan angkatan kerja wanita mengalami penurunan dari tahun 2014 sebesar 42,41 persen menjadi 40,74 persen pada tahun 2015. 3

Tabel 1.1 Jumlah Angkatan Kerja Wanita, Tingkat Pengangguran Terbuka, dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Wanita Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Bali Tahun 2013-2015 No. Kabupaten/ Kota Angkatan Kerja Wanita (orang) Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Wanita (%) Tahun Tahun Tahun 2013 2014 2015 Rata-rata 2013 2014 2015 Rata-rata 2013 2014 2015 Rata-rata 1 Jembrana 61.213 64.795 62.89 62.966 1,65 2,31 1,48 1,90 60,16 63,05 60,58 61,26 2 Tabanan 123.182 123.131 124.536 123.616 0,66 1,98 0,50 1,05 71,36 70,71 70,85 70,97 3 Badung 142.965 140.412 141.002 141.460 0,83 0,35 0,76 0,65 65,59 62,85 61,50 63,31 4 Gianyar 116.879 119.16 130.736 122.258 1,68 1,42 1,22 1,44 63,50 64,00 69,32 65,61 5 Klungkung 48.21 48.947 50.392 49.183 1,53 1,88 1,68 1,70 71,62 72,18 73,54 72,45 6 Bangli 64.914 68.628 66.103 66.548 0,76 0,41 1,18 0,78 79,75 83,60 79,73 81,03 7 Karangasem 121.887 119.048 122.697 121.211 1,13 1,42 1,48 1,34 81,64 79,05 80,67 80,45 8 Buleleng 163.17 155.843 159.62 159.544 1,80 1,72 1,24 1,59 68,83 65,13 66,00 66,65 9 Denpasar 171.712 200.201 197.868 189.927 2,04 2,21 4,21 2,82 54,84 62,54 60,46 59,28 TOTAL 1014.13 1040.165 1055.84 1036.712 12,08 13,70 13,75 13,18 617,29 623,11 622,65 621,02 Sumber : BPS Provinsi Bali (data diolah), 2016 4

Tabel 1.1 juga menunjukkan bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) wanita menurut kabupaten/kota di Provinsi Bali tahun 2013-2015. Pada tahun 2013, TPT wanita tertinggi diduduki oleh Kota Denpasar, Kabupaten Buleleng, dan Kabupaten Gianyar, sedangkan terendah diduduki oleh Kabupaten Tabanan, Kabupaten Bangli, dan Kabupaten Badung. Pada tahun 2014, TPT wanita tertinggi diduduki oleh Kabupaten Jembrana, Kota Denpasar, dan Kabupaten Tabanan, sedangkan terendah diduduki oleh Kabupaten Badung dan Kabupaten Bangli. Pada tahun 2015, TPT wanita tertinggi diduduki oleh Kota Denpasar, Kabupaten Klungkung, dan Kabupaten Karangasem, sedangkan terendah diduduki oleh Kabupaten Tabanan, Kabupaten Badung, dan Kabupaten Bangli. Dapat disimpulkan bahwa TPT wanita di Kota Denpasar tahun 2013-2015 mengalami kenaikan terus menerus dan merupakan kota dengan TPT wanita tertinggi diantara kabupaten lainnya. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) wanita di setiap kabupaten/kota di Bali tahun 2013-2015 pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwa TPAK wanita di Kota Denpasar paling rendah diantara kabupaten lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk yang berpotensi secara ekonomis untuk melakukan pekerjaan lebih sedikit di daerah perkotaan. Berdasarkan Tabel 1.1 dapat disimpulkan bahwa tingginya angka angkatan kerja wanita di Kota Denpasar, Kabupaten Buleleng, dan Kabupaten Badung ternyata tidak serta merta diiringi dengan rendahnya TPT wanita, selain itu jika dilihat dari TPAK wanita, Kota Denpasar terbilang paling rendah, sehingga dapat dijelaskan bahwa tingginya angkatan kerja di suatu daerah belum tentu memiliki TPAK yang tinggi, dan dapat menekan tingkat pengangguran. Angkatan kerja yang terdiri dari penduduk lima belas tahun ke atas baik pria maupun wanita dianggap perlu untuk bekerja pada usia yang produktif guna dapat meningkatkan perekonomian keluarga. Terdapat banyak kendala yang dialami oleh kaum wanita sebelum memasuki pasar kerja, yaitu adanya diskriminasi dalam aktivitas ekonomi, seperti dalam 5

penempatan posisi pekerjaan, penerimaan upah, dan anggapan bahwa tenaga kerja wanita sebagai pekerja cadangan (Handayani dan Yusuf, 2006). Menurut Eliana dan Ratina (2007) keterlibatan wanita dalam mencari pekerjaan, waktu yang dicurahkan dalam kegiatan rumah tangga berkurang dan diperlukan adanya pembagian kerja di antara seluruh anggota keluarga. Menurut Payaman (1985) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi curahan jam kerja seseorang selain upah yaitu variabel kependudukan meliputi jenis kelamin, umur dan tanggungan keluarga. Masing masing kelompok umur wanita mempunyai tingkat partisipasi yang berbeda-beda tergantung status perkawinan dan tingkat pendidikan. Tabel 1.2 merupakan tabel yang menunjukkan jumlah penduduk yang bekerja menurut jumlah jam kerja di Kota Denpasar tahun 2013-2015. Tabel 1.2 terlihat lebih rendahnya jam kerja perempuan dibandingkan jam kerja lakilaki. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan yang pada umumnya bekerja paruh waktu atau setengah menganggur lebih banyak daripada laki-laki. Terlihat dari banyaknya pekerja perempuan dengan jumlah jam kerja antara 1-34 jam dalam seminggu atau yang disebut dengan setengah menganggur yaitu sebanyak 20.260 pekerja pada tahun 2015 sedangkan laki-laki sebanyak 19.848 pekerja. Sebaliknya pada laki-laki lebih banyak yang bekerja dengan jumlah jam kerja 35 jam keatas dalam seminggu atau yang disebut dengan pekerja penuh yaitu 255.243 pekerja sedangkan perempuan hanya 164.292 pekerja pada tahun 2015. Hal tersebut kemungkinan bisa terjadi karena laki-laki masih dianggap sebagai sumber nafkah utama keluarga sehingga wajar apabila jam kerja laki-laki lebih tinggi dari perempuan, sedangkan perempuan dituntut untuk berperan ganda yaitu mengurus rumah tangga di samping bekerja, sehingga kemungkinan mempengaruhi jumlah jam kerja perempuan menjadi lebih sedikit, karena mengurus rumah tangga dalam konsep dan definisi tidak dianggap bekerja. Tabel 1.2 Jumlah Penduduk yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja di Kota Denpasar Tahun 2013-2015 (jiwa) Jam Kerja 2013 2014 2015 6

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Sementara tidak kerja 30.330 20.113 7.362 3.770 3.887 4.985 Setengah menganggur 39.164 36.274 28.437 31.938 19.848 20.260 Pekerja penuh 197.247 115.559 229.563 160.065 255.243 164.292 Sumber: Statistik Ketenagakerjaan Kota Denpasar, 2015 Salah satu lapangan usaha yang banyak menyerap tenaga kerja wanita adalah kegiatan informal, seperti pertanian, industi pengolahan, perdagangan, jasa masyarakat dan lain-lainnya. Tabel 1.3 merupakan tabel yang menjelaskan tentang penduduk wanita yang berusia 15 tahun ke atas yang bekerja di kegiatan informal berdasarkan lapangan pekerjaan utama. Berdasarkan Tabel 1.3 menunjukkan bahwa wanita yang berusia 15 tahun ke atas di Kota Denpasar yang bekerja di kegiatan informal tahun 2010-2014, sebagian besar penduduk wanita bekerja di bidang perdagangan besar, eceran, rumah makan dan jasa akomodasi. Tahun 2014 merupakan tahun yang paling banyak menyerap angkatan kerja wanita yang bekerja di bidang tersebut, yaitu sebesar 92.576 jiwa dan cenderung meningkat setiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena minat tenaga kerja wanita untuk menekuni usaha dagang lebih tinggi dibandingkan dengan sektor informal lainnya. Tabel 1.3 Penduduk Wanita yang berusia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu di Kegiatan Informal Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama di Kota Denpasar Tahun 2010-2014 (jiwa) Lapangan Pekerjaan Utama Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata 806 1.095 1.876 912 1.553 344.504 Industri Pengolahan 24.713 23.675 20.761 22.685 29.052 53.381 Perdagangan, Rumah Makan, dan Jasa Akomodasi 89.182 74.279 82.523 74.37 92.576 68.556 Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Perorangan 48.863 75.798 45.479 50.264 52.228 280.160 Jumlah 968.758 174.847 150.639 1059.319 175.409 505.794 Sumber: Keadaan Angkatan Kerja di Provinsi Bali, BPS Provinsi Bali, 2016 7

Salah satu media atau tempat yang merupakan pusat dari kegiatan informal, khususnya dalam bidang perdagangan besar dan eceran adalah pasar. Pasar adalah sebuah tempat dimana pembeli dan penjualberinteraksi untuk menentukan harga suatu produk atau sekumpulan produk. Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar (PD Pasar Kota Denpasar) telah mengelola 15 pasar tradisional yang tersebar di seluruh Kota Denpasar. Tabel 1.4 Jumlah Pedagang di Pasar Tradisional Berdasarkan PD Pasar di Kota Denpasar Tahun 2016 No Nama Pasar Jumlah Pedagang (orang) Kios Los Tanah Pelataran Total 1 Badung Pagi 194 995 - - 1189 2 Badung malam - - - 240 240 3 Kumbasari Pagi 495 464 - - 959 4 Kumbasari Malam - - 59 390 449 5 Lokitasari 64 - - - 64 6 Suci Sari Jaya 55 - - 15 70 7 Kereneng 181 808 26 64 1079 8 Asoka - - 519-519 9 Sanglah 122 215 30 168 535 10 Satrya 42 205 5 36 288 11 Pidada 47 210 9 5 271 12 Ketapian 64 154-83 301 13 Abiantimbul 33 88 4 82 207 14 Anyar Sari 400 168 1 13 582 15 Gunung Agung Utara 35 226 - - 261 Sumber: PD Pasar Kota Denpasar, 2016 Tabel 1.4 menunjukkan jumlah pedagang yang berada di beberapa pasar di Kota Denpasar. Pasar Badung merupakan pasar terbesar di Kota Denpasar dan mempunyai jumlah pedagang terbanyak yaitu 1.429 pedagang, namun pasca kebakaran Pasar Badung direlokasi sementara sehingga para pedagang yang berjualan di Pasar Badung tersebar ke beberapa pasar yang ada di Kota Denpasar karena tempat relokasi sementara tidak dapat menampung seluruh pedagang di Pasar Badung. Pasar Kumbasari juga merupakan pasar yang banyak menyerap tenaga kerja wanita, terbukti bahwa jumlah pedagang di Pasar Kumbasari menduduki posisi terbanyak kedua setelah Pasar Badung. 8

Pasar Kumbasari merupakan pasar yang dikelola langsung oleh Pemerintah Kota Denpasar dengan jumlah kios sekitar 495 dan los sebanyak 464, namun masih ada beberapa kios dan los yang kosong. Pedagang di Pasar Kumbasari dominan menjual barang-barang kerajinan seperti patung, lukisan, souvenir, pakaian Bali, hasil tenun kain endek dari berbagai daerah, dan berbagai macam hasil kerajinan yang dapat dijadikan oleh-oleh khas Bali. Selain barang kerajinan yang tersedia di Pasar Kumbasari, berbagai kebutuhan sehari-hari dan alat upacara juga dapat ditemui di Pasar Kumbasari. Pedagang di Pasar Kumbasari terdiri dari pedagang laki-laki dan pedagang wanita. Pedagang-pedagang tersebut dalam menjual barangnya, dengan membeli atau mengontrak lapak seperti kios, dan los yang sudah disediakan. Tabel 1.5 Jumlah Pedagang di Pasar Kumbasari berdasarkan Lokasi danjenis Kelamin (Jiwa) Tahun 2014 No Lokasi Laki-laki 9 Jumlah Pedagang Perempuan 1 Kios 274 221 2 Los 117 347 Jumlah 391 568 Sumber: PD Pasar Unit Kumbasari, 2014 Berdasarkan Tabel 1.5 menunjukkan bahwa pedagang wanita pada tahun 2014 lebih banyak dari pada pedagang laki-laki di Pasar Kumbasari, yaitu 391 pedagang laki-laki dan 568 pedagang wanita. Banyak wanita yang menjadi pedagang di Pasar Kumbasari menunjukkan bahwa wanita lebih memilih mencurahkan waktunya untuk mencari nafkah dari pada menjadi ibu rumah tangga saja. Tujuan pedagang-pedagang wanita tersebut bekerja adalah dapat membantu mencari nafkah bagi keluarganya, sehingga kehidupan perekonomian keluarga bisa terpenuhi. Pasar tradisional sebagai basis ekonomi rakyat memiliki potensi besar untuk membuka kesempatan usaha dan menyediakan lapangan kerja sehingga mampu menggerakkan roda perekonomian. Keberadaan Pasar Kumbasari yang terletak di ibukota Provinsi Bali akan menjadi pusat kegiatan perekonomian dan menjadi salah satu tujuan utama bagi masyarakat

Bali untuk mencari pekerjaan dan meningkatkan penghasilan, sehingga pedagang wanita yang berjualan di Pasar Kumbasari berasal dari berbagai wilayah. Gary Becker dengan teori A Theory of the Allocation of Time menyatakan bahwa semua orang memiliki waktu yang akan dialokasikan untuk bekerja ataupun untuk kegiatan lainnya. Tentu saja karena seluruh waktu tidak hanya dialokasikan untuk kegiatan makan, tidur, rekreasi, waktu lainnya sebaiknya dialokasikan untuk kegiatan memaksimumkan pendapatan. Penurunan pendapatan akan memperngaruhi penurunan waktu di kegiatan konsumsi karena waktu akan menjadi semakin mahal (Becker, 1965:498). Adapun variabel-variabel yang mempengaruhi curahan jam kerja pedagang wanita antara lain, umur, tingkat pendidikan, pendapatan suami, dan jumlah tanggungan keluarga pedagang wanita tersebut. Setiap pedagang wanita mempunyai curahan jam kerja masing-masing tergantung dari seberapa besar usaha yang dijalankan. Variabel umur adalah faktor yang mempengaruhi wanita dalam mencurahkan jam kerjanya, jika seorang wanita sudah berumur 15 tahun keatas, maka akan bertambah juga tanggung jawab yang harus diterima dan harus mencari pekerjaan agar bisa memenuhi kebutuhannya dan keluarganya. Umur responden mempunyai hubungan terhadap responsibilitas seseorang akan penawaran tenaga kerjanya. Semakin meningkat umur seseorang maka semakin besar penawaran tenaga kerja kerjanya. Selama masih dalam usia produktif, karena semakin tinggi usia seseorang semakin besar tanggung jawab yang harus ditanggung. Meskipun pada titik tertentu penawaran akan menurun seiring dengan usia yang makin bertambah, contohnya pedagang yang berusia 50 tahun akan memiliki jam kerja (curahan jam kerja) yang relatif lebih sedikit dibanding pedagang yang berusia 30 tahun dengan kondisi badan dan kesehatan yang relatif stabil (Sihol Situngkir, dkk, 1997). Pendidikan merupakan kebutuhan yang vital bagi kehidupan seseorang, khususnya bagi wanita. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang diraih oleh seseorang, semakin tinggi pula 10

jabatan dan pekerjaan didapatkan sehingga dapat meningkatkan curahan jam kerja wanita tersebut. Payaman J Simanjuntak (dalam Fitria, 2012) menyatakan bahwa tingkat pendidikan memiliki pengaruh positif terhadap keputusan seseorang untuk bekerja. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan menjadikan waktu yang dimiliki menjadi mahal, dan keinginan untuk bekerja akan semakin tinggi terutama bagi wanita yang memiliki pendidikan yang tinggi, mereka akan memilih untuk bekerja daripada hanya tinggal dirumah untuk mengurus anak dan keluarga. Pendapatan suami merupakan salah faktor yang mempengaruhi seorang wanita bekerja, jika pendapatan suami tidak mencukupi bagi kehidupan keluarganya, maka wanita tersebut akan memilih bekerja daripada menjadi ibu rumah tangga, sehingga keperluan keluarga terpenuhi. Menurut Kusumastuti (2012) pendapatan suami berpengaruh negatif terhadap curahan jam kerja wanita. Tetapi berlainan dengan Marhaeni (1992), pertambahan pendapatan suami tidak berpengaruh signifikan terhadap curahan jam kerja wanita. Payaman (1985) menjelaskan bahwa bagaimana suatu rumah tangga mengatur siapa yang bersekolah, bekerja, dan mengurus rumah tangga bergantung pada jumlah tanggungan keluarga. Jumlah tanggungan keluarga mempunyai hubungan positif terhadap curahan jam kerja wanita, artinya setiap penambahan jumlah tanggungan keluarga dalam keluarga, maka pekerja wanita tersebut akan menambah jam kerja dirinya, dikarenakan tingginya biaya keperluan keluarganya, seperti sekolah, makan, dan lain-lain. Kusumastuti (2012) juga mengatakan bahwa jumlah tanggungan rumah tangga berpengaruh positif dan signifikan terhadap curahan jam kerja pedagang wanita di Pasar, dengan asumsi semakin banyak tanggungan keluarga maka curahan jam kerja pedagang wanita akan semakin meningkat. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 11

1) Apakah umur, tingkat pendidikan, pendapatan suami, dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh secara simultan terhadap curahan jam kerja pedagang wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar? 2) Bagaimanakah pengaruh umur, tingkat pendidikan, pendapatan suami, dan jumlah tanggungan keluarga secara parsial terhadap curahan jam kerja pedagang wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar? 3) Variabel manakah yang berpengaruh dominan terhadap curahan jam kerja pedagang wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui pengaruh umur, tingkat pendidikan, pendapatan suami, dan jumlah tanggungan keluarga secara simultan terhadap curahan jam kerja pedagang wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar. 2) Untuk mengetahui pengaruh umur, tingkat pendidikan, pendapatan suami, dan jumlah tanggungan keluarga secara parsial terhadap curahan jam kerja pedagang wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar. 3) Untuk mengetahui variabel yang berpengaruh dominan terhadap curahan jam kerja pedagang wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar. 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan wawasan/referensi untuk mendukung penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengaruh umur, tingkat pendidikan, pendapatan suami, dan jumlah tanggungan keluarga terhadap curahan jam 12

kerja pedagang wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar kepada masyarakat dan pihak lain, atau sebagai bahan kepustakaan dan sumber pengetahuan. 2) Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan pemahaman mahasiswa mengenai pengaplikasian teori yang telah diperoleh selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi terutama mengenai angkatan kerja wanita serta pengaruh umur, tingkat pendidikan, pendapatan suami, dan jumlah tanggungan keluarga terhadap curahan jam kerja pedagang wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada skripsi ini dibagi menjadilima bab, yaitu: Bab I : Pendahuluan Pada bab ini menguraikan latar belakang masalah kemudian dirumuskan ke dalam beberapa rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penelitian. Bab II : Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian Pada bab ini akan menguraikan kajian pustaka yang digunakan. Dalam kajian pustaka diuraikan mengenai konsep dan teori yang digunakan. Adapun konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep ketenagakerjaan, konsep sektor informal, konsep umur, konsep tingkat pendidikan, konsep jumlah tanggungan keluarga, sedangkan teori yang digunakan yaitu teori gender dan teori alokasi waktu. Bab III : Metode Penelitian 13

Pada bab ini menguraikan desain penelitian, lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data. Bab IV : Hasil dan Pembahasan Pada bab ini diuraikan mengenai gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi variabel, dan pembahasan hasil penelitian. Bab V : Simpulan dan Saran Pada bab ini membahas simpulan mengenai hasil pembahasan dan saran-saran yang akan ditujukan sebagai masukan. 14