PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MATERI PERBANDINGAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Muldia Amelsi* ), Sefna Rismen** ), Husna** ) * ) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat ** ) Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT Students that cannot find the concept with their own ability in daily life are one of the reasons to develop LKS. Effective lesson materials that cannot yet facilitate students in learn. Purpose of this research is developing lesson materials such as valid and practical LKS on ratio material in SMPN 1 Sutera. Development model in this research is by using development model of Instructional Development Institute (IDI) that consists of 3 steps, they are: define step, develop step, and evaluate step. Validation was done by 1 mathematics lecturer, 1 mathematics teacher and 1 Indonesian teacher SMPN 1 Sutera. Validity test was done by poll and practicality test was done by poll and interview. Analysis data with percentage technique and done descriptively. Result of validity test LKS basis constructivism by validator shows that LKS basis constructivism for very valid criteria has average is 83,72%, meanwhile practicality test by students shows that LKS basis problem in very practical category is 90,89%. Key Words: Development, Student Worksheet (LKS), Contructivism, Ratio. PENDAHULUAN Pembelajaran matematika masih berfokus pada buku teks, buku teks tersebut secara umum berisikan uraian materi, contoh soal dan latihan. Buku teks yang digunakan sudah menyajikan materi secara lengkap, tetapi belum memfasilitasi siswa untuk menemukan konsep dari materi yang diajarkan. Sedangkan berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas VII, bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami buku teks dan LKS yang digunakan. Penyajian materi dalam buku teks dan LKS masih belum dapat memotivasi siswa melihat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan nyata. Selain itu siswa juga belum mampu mengkontruksikan pengetahuan
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Salah satu bahan ajar yang dapat dikembangkan untuk mengkontruksi pengetahuan pada materi perbandingan adalah LKS berbasis kontruktivisme. LKS merupakan salah satu bahan ajar cetak. LKS adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan penyelidikan atau pemecahan masalah, selain itu LKS dapat juga berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi. LKS yang dikembangkan berbasis kontruktivisme lebih menarik bagi siswa, karena LKS tersebut dikembangkan dengan materi-materi dan latihan-latihan yang sesuai dengan kehidupan nyata serta dapat membantu siswa membangun sebuah konsep. Implementasi dari kontruktivisme yaitu guru bernegosiasi dengan siswa tetapi bukan memberikan jawaban akhir yang telah jadi. Negosiasi yang dimaksud adalah berupa pengajuan pertanyaan-pertanyaan kembali atau pernyataan-penyataan yang menantang siswa untuk berfikir lebih lanjut yang dapat mendorong mereka sehingga penguasaan konsepnya semakin kuat. Peran guru dalam pembelajaran kontruktivisme ini adalah sebagai pengarah dan pembimbing. Berdasarkan uraian di atas rumusan masalah dari penelitian ini adalah Bagaimana mengembangkan LKS berbasis kontruktivisme yang valid dan praktis pada materi perbandingan di SMPN 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan, sehingga penelitian bertujuan untuk mengembangkan LKS berbasis kontruktivisme yang valid dan praktis pada materi perbandingan di SMPN 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan. Penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian yang dilakukan oleh Syahdi (2014) dengan judul Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Kontruktivisme Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Kelas VIII SMPN 23 Padang. Perbedaan yang akan dilakukan
dengan penelitian yang sebelumnya yaitu pada penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan yaitu IDI (Instructional Develop Institute) pada materi perbandingan, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan prosedur pengembangan 4-D pada materi Bangun Ruang Sisi Datar. Menurut Prastowo (2011:16) Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran. Hamdani (2011:218) Bahan ajar yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun tak tertulis. Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan oleh guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Menurut Nurhadi, dkk (2004:33) Kontruktivisme (contructivism) merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran kontektual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyongkonyong (tiba-tiba). LKS yang dibuat mengandung unsur-unsur dari kontruktivisme yang dikemukan oleh Suparno (1997:69) yaitu: orientasi, elicitasi, restrukturisasi, penggunaan ide dalam banyak situasi, dan review. LKS dengan pendekatan kontruktivisme adalah LKS yang dikembangkan dengan menggunakan pendekatan kontruktivisme, dilengkapi dengan uraian materi, contoh soal dan latihan yang harus dikerjakan siswa. Materi dan kegiatan pembelajaran yang membantu siswa mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan seharihari, sehingga dapat mendorong siswa untuk belajar secara aktif dan menemukan sendiri konsep-konsep yang ada. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (research and development) dengan model IDI (Instructional Development Institute) yang terdiri dari tiga tahap, diantaranya: Pertama pada tahap define yang dilakukan adalah wawancara dengan siswa dan guru kelas VII, analisis silabus, analisis
buku teks, dan menelaah literatur yang berkaitan dengan LKS berbasis kontruktivisme. Kedua yaitu tahap develop. Hasil yang didapat setelah melakukan analisis kebutuhan, hendaknya dapat digunakan untuk merancang prototipe LKS berbasis kontruktivisme. LKS berbasis kontruktivisme terdiri dari 3 kegiatan belajar yaitu: kegiatan belajar 1. Pengertian perbandingan dan gambar berskala, kegiatan belajar 2 menyelesaikan masalah proporsi dan jenis-jenis perbandingan dan kegiatan belajar 3 penerapan konsep perbandingan dalam pemecahan masalah dan perbandingan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dilakukan untuk memudahkan proses penyusunan produk, juga diharapkan dapat membantu siswa memahami konsep perbandingan satu persatu. Selanjutnya kegiatan yang dilakukan pada tahap evaluate. Setelah prototipe dirancang kemudian dilakukan tahap validasi dan praktikalitas produk dengan cara produk diuji-cobakan pada enam orang siswa yang telah belajar materi perbandingan di SMPN 1 Sutera. Instrumen yang digunakan adalah lembar validasi, angket, dan pedoman wawancara. Lembar validasi digunakan untuk memvalidasi produk yang dilakukan oleh validator. Validator dalam penelitian ini adalah satu orang dosen Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat, satu orang guru Matematika SMPN 1 Sutera dan satu orang guru Bahasa Indonesia SMPN 1 Sutera. Sedangkan angket dan pedoman wawancara digunakan untuk melakukan praktikalitas produk. Praktikalitas produk bertujuan untuk melihat keterpakaian produk yang telah disusun, dengan melakukan ujicoba produk secara terbatas pada enam orang siswa dan satu orang guru Matematika SMPN 1 Sutera. Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil lembar validasi dan angket praktikalitas sedangkan hasil wawancara dengan siswa dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif. Data uji validitas dan uji praktikalitas dianalisis dengan menggunakan rumus yang
dikemukakan oleh Riduwan (2012: 89). HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan penetian diperoleh LKS berbasis Kontekstual pada materi perbandingan yang sangat valid dan sangat praktis. Berdasarkan produk yang telah disusun diperoleh hasil validasi secara keseluruhan dari tiga orang validator adalah 83.27% dengan kategori sangat valid. Hal ini menunjukkan bahwa LKS berbasis kontruktivisme untuk materi perbandingan sudah valid. Hasil penilaian dari validator dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. LKS berbasis kontruktivisme memiliki kesesuaian materi dengan kompetensi dasar yang akan dicapai siswa. 2. Penyajian materi dalam LKS menggunakan karakteristik pendekatan kontruktivisme secara sistematis sehingga memudahkan siswa untuk membangun konsep. 3. Penggunaan bahasa dan keterbacaan pada LKS terlihat dari kalimat dan kata-kata yang mudah dipahami serta komunikatif. Struktur kalimat dalam LKS telah sesuai dengan kaidah EYD. Hasil praktikalitas yang diujicobakan terhadap siswa diperoleh kriteria 90.89%, sedangkan hasil praktikalitas dari guru diperoleh kriteria 85.42%. Praktikalitas juga dilakukan dengan wawancara siswa yang telah melakukan uji-coba. Hasil wawancara secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa siswa merasa senang menggunakan LKS yang disusun, waktu penyelesaina LKS sesuai dengan jam pelajaran, LKS juga dapat dijadikan sebagai pendamping bahan ajar lain dalam proses pembelajaran, serta LKS dapat menuntun siswa dalam menemukan konsep materi pelajaran. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian dan analisis data yang dilakukan, dapat disimpulkan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis kontruktivisme telah valid dan praktis. Artinya LKS berbasis kontruktivisme pada materi perbandingan telah layak digunakan. LKS mudah digunakan karena
terdapat petunjuk belajar yang jelas, uraian materi berupa ilustrasi serta pertanyaan pendukung yang dekat dengan pengalaman siswa, contoh soal dan latihan-latihan yang dapat membimbing siswa untuk belajar aktif dalam menemukan konsepkonsep pelajaran matematika. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, saran yang dapat dikemukakan diantaranya sebagai berikut: 1. LKS yang diujicobakan sebaiknya diujicobakan di sekolah lain. 2. LKS berbasis konstruktivisme yang valid dan praktis dapat dijadikan sebagai bahan ajar bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran pada materi perbandingan di kelas VII SMP/MTs. 3. LKS berbasis konstruktivisme dapat dijadikan contoh bagi peneliti lainnya dalam mengembangkan LKS lainnya. Perbaikan terus dilakukan asal tetap memperhatikan prinsip pembelajaran berbasis konstruktivisme. DAFTAR PUSTAKA Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia. Nurhadi, dkk. (2004). Pembelajaran Konstektual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang. Prastowo, Andi. (2011). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inofatif. Diva Pres: Jakarta. Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan Dan Penulis Pemula. Bandung: Alfabeta. Suparno, Paul (1997). Filsafat Kontruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.