BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian di Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) wilayah Pati. Waktu penelitian adalah Desember 2009 - April 2010. C. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah tersangka penderita TB paru yang didiagnosis dengan pemeriksaan foto rongent dan kultur bakteri Mycobacterium tuberculosis dari sampel sputum sewaktu-pagi-sewaktu (S-P-S) yang memeriksakan diri di Balai Kesehatan Paru Mastarakat (BKPM) Pati pada bulan Februari - April 2010. Sampel penelitian ini adalah tersangka penderita TB paru yang mengalami peningkatan kadar SGPT dari batas normal yang diperiksa dengan menggunakan metode pemeriksaan sampel start dengan menggunakan reagen merk Dyasis, yang kemudian diberikan tablet Curcuma xanthorhizae sebanyak 27 penderita yang diambil pada bulan Februari April 2010, dimana tersangka penderita TB paru mengkonsumsi tablet Curcuma xanthorhizae 2 X 1/hari selama 20 hari. 21
D. Pengumpulan data Data yang diambil meliputi : data primer merupakan data yang diperoleh berdasarkan hasil pemeriksaan kadar SGPT dan pengisian quesioner oleh tersangka TB paru yang menjadi objek penelitian. data sekunder merupakan data yang diperoleh berdasarkan hasil rekam medis pemeriksaan kadar SGPT yang dilakukan di BKPM Pati. E. Alat dan Bahan Bahan yang digunakan adalah serum, reagen SGPT merk Diasys dengan nomor katalog 1 2701 99 83 021. Alat yang digunakan adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet mikro (100µl, 1000 µl), centrifuge, waterbath, photometer 5010, spuit, yellowtip, bluetip dan tourniquet. F. Prosedur 1. Pengambilan darah vena Pengambilan darah ini diambil dari salah satu daerah vena dalam fosa cubiti, dengan cara: 1. Memasang tourniquet pada lengan atas. 2. Jari tangan mengepal dan membuka jari tangannya agar vena dapat terlihat jelas. 3. Membersihkan tempat yang akan diambil darahnya dengan alkohol 70% dan dibiarkan kering. 4. Kemudian menusuk kulit dengan jarum sampai masuk ke dalam lumen vena (jarak jarum dengan kulit membentuk 45 o ). 22
5. Menarik penghisap secara perlahan-lahan sampai jumlah darah yang diinginkan lalu melepas pembendung. 6. Mencabut jarum dengan menaruh kapas yang telah dibasahi alkohol 70%. 7. Menekan beberapa menit bekas tusukan dengan menggunakan kapas alkohol 70%. 8. Melepaskan jarum dari spuit dan mengalirkan darah yang ada di dalamnya ke dalam tabung reaksi melalui dinding tabung. 2. Pembuatan serum Mendiamkan tabung yang berisi darah selama 5 20 menit pada suhu ruang (27-28 C) sampai darah membeku, kemudian dilakukan centrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm untuk memisahkan serum dengan sel-sel darah. 3. Persiapan reagen Komposisi reagen Botol 1) (R 1) TRIS (ph 7, 15) 150 mmol/l L- Alanin 700 mmol/l LDH (lactate dehydrogenase) 2300 U/l Botol 2) (R 2) 2 Oxoglutarat (ph 9,6) 100 mmol/l NADH 1 mmol/l 23
Pembuatan monoreagen (Sampel start) Mencampur satu bagian dari R 1 dengan 4 bagian dari R2 yang kemudian larutan dihomogenkan, campuran reagen tersebut disebut dengan Monoreagent. 4. Cara pemeriksaan Pemeriksaan SGPT dilakukan secara enzimatik yaitu: Panjang gelombang : Hg 340 nm Suhu : 37ºC Factor : 1745 Blangko : Udara Prosedur kerja (Sampel Start) : Pipet dalam tabung Sampel (37 0 C) Sampel Monoreagent 100 µl 1000µl Mencampur dan menginkubasi selama satu menit, dan mulai menyalakan stop watch, kemudian baca absorbansi sampel setelah tepat 1, 2 dan 3 menit. G. Analisa Data Dalam penelitian ini analisa data yang digunakan adalah analisa bivariat. 24
H. Definisi operasional a. Penderita TBC Penderita TBC adalah tersangka penderita TB paru yang memeriksakan diri di Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Pati yang dinyatakan positif dengan parameter pemeriksaan foto rontgen dan kultur bakteri BTA dari sampel sputum Sewaktu-Pagi-Sewaktu (S-P-S) dimana pemeriksaan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. b. Curcuma xanthorrhizae Curcuma xanthorrhizae adalah ekstrak dari tanaman curcuma yang dibuat tablet dengan dosis 200 mg yang diproduksi oleh pabrik obat soho yang kemudian diberikan oleh BKPM Pati kepada tersangka penderita TB paru. c. Pemberian tablet Curcuma xanthorrhizae Pemberian tablet Curcuma xanthorrhizae adalah pemberian tablet curcuma kepada tersangka penderita TB paru, yang mengalami peningkatan kadar SGPT dari batas normal sebelum diberikan terapi OAT. Pemberian tablet Curcuma xanthorrhizae dilakukan 2 X 1/ hari selama 20 hari. d. SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) adalah suatu enzim yang mengkatalisir reversible gugus alfa amino, alanin untuk menjadi asam glutamate dan asam piruvat. Harga normal untuk laki-laki < 41 U/l dan perempuan < 31 U/l e. Pemeriksaan SGPT Pemeriksaan SGPT adalah pemeriksaan yang digunakan untuk mengukur kadar SGPT dalam serum tersangka penderita TB paru, dengan menggunakan 25
photometer 5010 dengan menggunakan reagen merk Dyasis dengan nomor katalog 1 2701 99 83 021. f. Penurunan kadar SGPT Penurunan kadar SGPT adalah penurunan nilai SGPT setelah diberikan tablet curcuma yang dibandingkan dengan kadar SGPT sebelum diberikan tablet curcuma. 26