DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK... ABSTRACT... i ii iii v viii ix xi xii xiii xiv BAB I Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian... 4 1.4 Manfaat Penelitian... 5 BAB II Tinjauan Pustaka... 6 2.1 Jaminan Kesehatan Nasional... 6 2.2 Sistem INA-CBGs (Indonesian Case Base Groups)... 7 2.3 Relative Value Unit... 11 2.4 Rumah Sakit... 11 2.5 Sectio Caesaria... 12 v
2.5.1 Jenis-Jenis Sectio Caesaria... 12 2.5.2 Indikasi Sectio Caesaria... 14 2.5.3 Pelaksanaan Tindakan Sectio Caesaria... 14 2.5.4 Umur Pasien Sectio Caesaria... 15 2.5.5 Lama Hari Rawat Pasien Sectio Caesaria... 15 2.5.6 Tarif Tindakan Sectio Caesaria... 16 BAB III Metode Penelitian... 18 3.1 Rancangan Penelitian... 18 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian... 18 3.3 Subjek Penelitian... 18 3.4 Alat Penelitian... 19 3.5 Variabel Penelitian... 19 3.6 Batasan Operasional Penelitian... 20 3.7 Prosedur Penelitian... 20 3.7.1 Pengumpulan Data... 20 3.7.2 Analisis Data... 20 3.8 Alur Penelitian... 23 BAB IV Hasil dan Pembahasan... 24 4.1 Gambaran Kasus Persalinan di Rumah Sakit Aricanti, Gianyar Tahun 2016... 24 4.2 Perbandingan Selisih Tarif INA-CBGs dengan RVU... 25 4.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perbedaan Selisih Tarif INA-CBGs dengan RVU Pasien JKN Sectio Caesaria... 28 vi
4.3.1 Kelas Kamar... 28 4.3.2 Lama Hari Rawat... 30 4.3.3 Obat... 31 4.3.4 Akomodasi... 34 4.3.5 Visite Dokter... 35 4.3.6 Perawatan... 37 4.3.7 Tindakan Operasi... 38 4.4 Faktor yang Paling Berpengaruh Terhadap Perbedaan Selisih Tarif INA-CBGs dengan RVU Pasien JKN Sectio Caesaria... 39 BAB V Kesimpulan dan Saran... 44 5.1 Kesimpulan... 44 5.2 Saran... 44 DAFTAR PUSTAKA... 45 LAMPIRAN. 48 vii
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH BPJS CMG Cost Effectiveness DRG Elektif Gemelli ICD INA-CBGs JKN Koding RS RVU SC SJSN Tarif Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Casemix Main Groups Membandingkan output yang dihasilkan dari berbagai kombinasi input, sehingga bisa diperkirakan kombinasi biaya terendah yang menghasilkan output yang diharapkan. Disease Related Group Direncanakan Kelahiran Kembar International Classification of Diseases Indonesian Case Based Groups Jaminan Kesehatan Nasional Proses pengklasifikasian data (diagnosis) dan penentuan kode berdasarkan CMG, tipe kasus, CBG, dan penyulit/penyerta. Rumah sakit Relative Value Unit Sectio Caesaria Sistem Jaminan Sosial Nasional Biaya yang harus dibayar viii
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pembayaran Prospektif 8 Tabel 4.1 Uji Statistik Data Selisih Tarif INA-CBGs dengan Tarif RVU Pasien JKN Kasus Sectio Caesaria di RS Aricanti Tahun 2016.... 25 Tabel 4.2 Jumlah Perbandingan Selisih Tarif INA-CBGs dengan Tarif RVU Pasien JKN Kasus Sectio Caesaria di RS Aricanti Tahun 2016... 26 Tabel 4.3 Data Variabel Kelas Kamar Pasien JKN Kasus Sectio Caesaria di RS Aricanti Tahun 2016... 29 Tabel 4.4 Data Variabel Lama Hari Rawat Pasien JKN Kasus Sectio Caesaria di RS Aricanti Tahun 2016... 30 Tabel 4.5 Data Variabel Obat Pasien JKN Kasus Sectio Caesaria di RS Aricanti Tahun 2016... 33 Tabel 4.6 Data Variabel Akomodasi Pasien JKN Kasus Sectio Caesaria di RS Aricanti Tahun 2016... 34 Tabel 4.7 Data Variabel Visite Dokter Pasien JKN Kasus Sectio Caesaria di RS Aricanti Tahun 2016... 36 Tabel 4.8 Data Variabel Perawatan Pasien JKN Kasus Sectio Caesaria di RS Aricanti Tahun 2016... 37 Tabel 4.9 Data Variabel Tindakan Operasi Pasien JKN Kasus Sectio Caesaria di RS Aricanti Tahun 2016... 39 ix
Tabel 4.10 Hasil 1. Analisis Multivariat Pasien JKN Kasus Sectio Caesaria di RS Aricanti Tahun 2016... 40 Tabel 4.11 Hasil 2. Analisis Multivariat Pasien JKN Kasus Sectio Caesaria di RS Aricanti Tahun 2016... 41 Tabel 4.12 Model 5 Hasil Analisis Multivariat Pasien JKN Kasus Sectio Caesaria di RS Aricanti Tahun 2016... 42 x
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Alur INA-CBGs di Rumah Sakit... 8 Gambar 2.2 Struktur Kode INA-CBGs... 10 Gambar 3.1 Alur Penelitian... 23 xi
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian... 48 Lampiran 2. Hasil Analisis Data Dengan Uji Statistik... 49 Lampiran 3. Lembar Pengumpul Data... 66 xii
` ABSTRAK Undang-Undang No 40 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), mengamanatkan adanya jaminan sosial wajib bagi seluruh penduduk dengan diberlakukannya sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui suatu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Kebijakan pemerintah dalam penerapan paket tarif INA-CBGs untuk pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mengakibatkan adanya selisih antara tarif INA-CBGs dan tarif rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan selisih tarif RVU dengan INA-CBGs serta untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat desktiptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Data yang diambil adalah seluruh pasien sectio caesaria tahun 2016 yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi, yang dianalisis dengan analisis bivariat serta multivariat. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan dengan nilai p value 0,00 antara jumlah tarif INA-CBGs dengan tarif RVU pada tindakan sectio caesaria di Rumah Sakit Aricanti, Gianyar tahun 2016 sebesar Rp 1.247.013.255 (31,3%) dengan rata-rata selisih Rp 4.814.722. Selisih tarif di pengaruhi oleh tujuh faktor (kelas kamar, lama hari rawat, obat, akomodasi, visite dokter, perawatan, tindakan operasi) dengan nilai p value 0,00, dan faktor yang paling berpengaruh adalah akomodasi. Kata kunci Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Tarif, Sectio Caesaria, RS. Aricanti, RVU, INA-CBGs xiii
xiv ABSTRACT Undang-Undang No. 40 regarding National Social Security System (SJSN), stated that social insurance is mandatory for every citizens with the introduction of the National Health Insurance (NHI) by means of Social Security Provider (BPJS). Government policy in the application of INA-CBG tariff package for the patient's National Health Insurance (NHI) results in differences between INA-CBGs and hospital tariffs. The aim of the present study was to determine the difference in RVU and INA-CBGs tariffs and to understand the most influencing factor. This study was a quantitative descriptive analysis using cross-sectional approach. Data was taken from all sectio caesaria patients treated in 2016, in accordance to inclusion and exclusion criteria, analyzed using bivariate and multivariate analysis. Results showed a significant difference with p value 0,00 between INA- CBGs and RVU tariffs in the amount of Rp 1.247.013.255 (31,3%) on sectio caesaria procedure in Aricanti Hospital, Gianyar in 2016, with the average difference of Rp 4.814.722. Difference in tariff was influenced by seven factors (room type, days of admission, medication, accommodation, doctor on visit, treatment, operation procedure) with p value 0,00 and, the most influencing factor was accommodation. Keyword National Health Insurance (NHI), Tariff, Sectio Caesaria, Aricanti Hospital, RVU, INA-CBGs xiv
` BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang No. 40 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), yang mengamanatkan adanya jaminan sosial wajib bagi seluruh penduduk melalui suatu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). JKN adalah suatu program masyarakat dengan tujuan memberikan kepastian jaminan yang menyeluruh bagi setiap rakyat Indonesia agar penduduk Indonesia dapat hidup sehat, produktif dan sejahtera yang sesuai dengan prinsip asuransi sosial dan prinsip equitas yang terdapat dalam Undang-undang No.40 Tahun 2004 pasal 19 ayat 1 (Hasibuan, 2003). Pembayaran biaya kesehatan dengan diberlakukannya sistem JKN adalah dengan tarif INA-CBGs (Indonesian Case Based Groups). Tarif INA-CBGs merupakan tarif paket pada sistem pembayaran prospektif yang akan diberlakukan di rumah sakit di era JKN. Menurut Komaryani (2012) Case Base Groups atau CBGs merupakan cara pembayaran perawatan pasien berdasarkan diagnosisdiagnosis atau kasus-kasus yang relatif sama. Besaran Tarif INA-CBGs yang diterima rumah sakit disesuaikan dengan kelas dan regional rumah sakit yang diatur dalam Permenkes Nomor 59 Tahun 2014 tentang standar tarif pelayanan kesehatan dalam penyelenggaraan program jaminan kesehatan (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014a). 1
2 Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 59 tahun 2014 tarif INA-CBGs ditentukan berdasarkan regional, kelas rumah sakit, kategori penyakit dan kelas pertanggungan. Regional terdiri dari regional 1 daerah Jawa dan Bali, regional 2 daerah Sumatera, regional 3 daerah Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara Barat (NTB) dan regional 4 daerah Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat. Rumah sakit terdiri dari rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta dengan tipe A, B, C dan D. Sedangkan kategori penyakit terdiri dari penyakit ringan, sedang, besar dan kelas pertanggungan terdiri dari kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014a). Dalam pembayaran menggunakan sistem INA- CBGs, baik rumah sakit maupun pihak pembayar tidak merinci tagihan berdasarkan rincian pelayanan yang diberikan, melainkan hanya dengan menyampaikan diagnosis pasien dan kode Disease Related Group (DRG). Menurut penelitian Ardianty (2012) menunjukkan bahwa pelaksanaan Implementasi Program Jamkesmas di Rumah Sakit PMI Bogor masih belum maksimal serta banyak kekurangan dari segi pelaksanaannya, seperti keterlambatan pengajuan klaim tagihan, tidak sesuainya nilai tarif INA-CBGs dengan nilai tarif rumah sakit, serta kurangnya komitmen rumah sakit dalam melaksanakan program. Penelitian lain yang dilakukan oleh Dhea dkk., (2013) mengenai Analisa Perbedaan Biaya Riil Rumah Sakit Dengan Tarif INA-CBGs untuk Kasus Persalinan dengan Sectio Caesaria pada Pasien di RSUD Tugurejo Semarang Triwulan I Tahun 2014, menunjukkan bahwa terjadi selisih biaya riil rumah sakit /
3 RVU melebihi INA-CBGs sebesar 61% dengan total selisih biaya keseluruhan mencapai Rp 68.774.173,00. Alur dari pelayanan JKN dimulai dari fasilitas pelayanan kesehatan tingkat bawah, atau dimulai dengan pemeriksaan yang dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat 1 yaitu puskesmas, apabila penyakit pasien tidak dapat ditangani di puskesmas maka akan dirujuk ke rumah sakit yang merupakan fasilitas kesehatan tingkat 2. Rujukan yang dilakukan pun berjenjang mulai dari rumah sakit bertipe C, B, dan selanjutnya kerumah sakit bertipe A apabila penyakit seorang pasien tidak bisa sembuh atau tertangani (Hasbullah, 2014). Tindakan sectio caesaria dapat dilakukan ketika pasien di rujuk dari fasilitas kesehatan tingkat 1 ke fasilitas kesehatan tingkat 2 yaitu dirumah sakit tipe C. Rumah Sakit (RS) Aricanti merupakan rumah sakit swasta tipe C dan berada pada regional 1 untuk daerah Bali. Mulai bulan Desember tahun 2014, RS Aricanti bergabung dengan layanan JKN yang melayani semua tanggungan BPJS baik rawat jalan maupun rawat inap. Berdasarkan laporan keuangan tahun 2015 terdapat selisih pembayaran pada RVU dan INA-CBGs beberapa kasus, salah satunya pada kasus sectio caesaria, dengan jumlah pasien sebanyak 642. Selama ini belum ada evaluasi tentang analisis perbedaan tarif RVU dan INA-CBGs dan faktor yang paling berpengaruh terhadap perbedaan tarif tersebut di RS Aricanti. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan selisih perbedaan kompenen biaya di RS Aricanti antara lain kelas kamar, lama hari rawat, akomodasi dan tindakan perawatan (Jauharin, 2014).
4 Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap perbedaan tarif tindakan sectio caesaria berdasarkan RVU dengan tarif paket INA-CBGs di Rumah Sakit Aricanti, Gianyar. Penelitian ini penting untuk dilakukan karena besarnya manfaat untuk menjadi masukan bagi pihak manajemen rumah sakit dalam pengambilan kebijakan berkaitan dengan efisiensi dan efektivitas serta peningkatan kualitas pelayanan pasien operasi sectio caesaria, khususnya pada pasien peserta JKN dan diharapkan menjadi acuan bagi rumah sakit dalam menerapkan tarif pelayanan yang lebih rasional. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut 1.2.1 Berapa perbandingan selisih tarif RVU dengan tarif INA-CBGs pada tindakan sectio caesaria di rumah sakit Aricanti tahun 2016? 1.2.2 Apakah faktor yang paling berpengaruh terhadap perbedaan selisih tarif RVU dengan INA-CBGs pada tindakan sectio caesaria di rumah sakit Aricanti tahun 2016? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Untuk mengetahui perbandingan tarif berdasarkan RVU dengan INA-CBGs pada tindakan sectio caesaria di rumah sakit Aricanti tahun 2016.
5 1.3.2 Untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap perbedaan tarif RVU dengan INA-CBGs pada tindakan sectio caesaria di rumah sakit Aricanti tahun 2016. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak manajemen rumah sakit dalam pengambilan kebijakan berkaitan dengan efisiensi dan efektivitas serta peningkatan kualitas pelayanan pasien operasi sectio caesaria, khususnya pada pasien peserta JKN dan diharapkan menjadi acuan bagi rumah sakit dalam menerapkan tarif pelayanan yang lebih rasional. 1.4.2 Penelitian ini dapat menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman yang berharga khususnya dalam bidang penelitian dan dalam melakukan analisa perbandingan tarif dan meningkatkan kemampuan peneliti dalam menganalisa permasalahan.