4.1. Hasil Analisa Kuantitatif spora Rhizopus oligosporus, Rhizopus oryzae, dan Rhizopus oligosporus serta Rhizopus oryzae (2:1) (2:1)

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI BEBERAPA INOKULUM TEMPE UNTUK PEMBUATAN TEMPE KACANG TUNGGAK DITINJAU KARAKTERISTIK FISIKOKIMIAWI DAN SENSORIS

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

3.1. Produk Biskuit Brokoli dan Jambu Biji Fresh dan Bubuk B1 B2 B3 B4

THE INFLUENCE OF SOYBEAN (Glycine max) SUBSTITUTION WITH MUNGBEAN (Phaseolus radiatus) ON PHYSICOCHEMICAL AND SENSORY CHARACTERISTICS IN OKARA

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

PEMANFAATAN AMPAS DARI BERBAGAI JENIS KACANG - KACANGAN PADA PEMBUATAN TEMPE GEMBUS SKRIPSI. Disusun Oleh : SISWANTI BINTARATIH NPM.

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penggunaan Tepung Tempe, Tepung Kedelai dan Campurannya. sebagai Media Usar Tempe

STUDI PEMBUATAN TEMPE GUDE DENGAN BERBAGAI KONSERTASI RAGI DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK DAN SIFAT KIMIA

BAB I PENDAHULUAN. komposisi senyawanya terdiri dari 40% protein, 18% lemak, dan 17%

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

8.1 Lampiran 1. Tabel SNI Tempe Kedelai

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus Sp. Menurut Astawan

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

3. HASIL PENELITIAN 3.1. Analisa Sensori Rating Sikhye

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. antara kacang-kacangan tersebut, kedelai paling banyak digunakan sebagai bahan

7. LAMPIRAN Lampiran 1. Syarat Mutu Tempe Kedelai (SNI :2009)

BAB V PEMBAHASAN. Cempedak Terhadap Kualitas Fisik Dan Organoleptik. Proses fermentasi tempe dimulai dari fase pertumbuhan cepat (0-30 jam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, harus memenuhi kebutuhan akan pangan. 1. mengalami penguraian, sehingga nilai gizi dan kelezatannya akan

KUALITAS TEPUNG BERAS SEBAGAI BAHAN BAKU CAMPURAN RAGI TEMPE (Rhizopus oligosporus) DILIHAT DARI HASIL PRODUKSI TEMPE KEDELAI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

PENGARUH VARIASI WAKTU PERENDAMAN DAN PENAMBAHAN SODA KUE (NaHCO 3 ) TERHADAP KADAR ASAM SIANIDA TEMPE KORO BENGUK

I PENDAHULUAN. khas serta berwarna putih atau sedikit keabu-abuan. Tempe dibuat dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Turi (Sesbania grandiflora) merupakan tanaman asli Indonesia,yang

EVALUASI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN, KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA, DAN SENSORIS PADA TEMPE KACANG KEDELAI (Glycine max)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

Gambar 12.(a) Persentase Responden yang Memilih Makanan Ringan dan Makanan Berat, (b) Persentase Produk Makanan Ringan

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. difermentasikan menggunakan kapang rhizopus ( ragi tempe ). Selain itu

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS... ABSTRAK... HALAMAN PENGESAHAN... RIWAYAT HIDUP PENULIS... vi KATA PENGANTAR...

PENGARUH KONSENTRASI INOKULUM DAN WAKTU FERMENTASI TERHADAP BEBERAPA. TEMPE KACANG TUNGGAK ( V1gna unguiculata) SKRIPSI. OlE H :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SUBSTITUSI TEPUNG TEMPE UNTUK PEMBUATAN KUE LUMPUR COKLAT DENGAN PENAMBAHAN VARIASI GULA PASIR JURNAL PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan Parameter

Konsentrasi Asidulan (%) ,12 ± 0,18 bc

KADAR PROTEIN DAN KUALITAS TEMPE KOMPOSISI KORO BENGUK DAN BEKATUL PADA VARIASI DAUN PEMBUNGKUS

Pertumbuhan Kapang Tempe pada Fermentasi Tempe Bergaram (Growth of Tempe Moulds in Salt Tempe Fermentation)

APLIKASI TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata) PADA NUGGET JAMUR TIRAM UNTUK MEMENUHI KECUKUPAN ZAT BESI

PEMANFAATAN BIJI TURI SEBAGAI PENGGANTI KEDELAI DALAM BAHAN BAKU PEMBUATAN KECAP SECARA HIDROLISIS DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK PEPAYA DAN NANAS

PEMANFAATAN TEPUNG UMBI GARUT (Maranta arundinaceae L.) DALAM PEMBUATAN BUBUR INSTAN DENGAN PENCAMPURAN TEPUNG TEMPE SKRIPSI

KARAKTERISTIK FISIKOKIMIAWI DAN SENSORI PADA BAKSO AYAM YANG DISUBSTITUSI DENGAN TEMPE KORO PEDANG (Canavalia ensiformis)

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan tetapi sebagian besar biasanya diperoleh dari karbohidrat dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.

PENGOLAHAN KEDELAI MENJADI TEMPE KEJO SECARA SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan bahan utama dalam pembuatan tempe. Tempe. karbohidrat dan mineral (Cahyadi, 2006).

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH TEMPERATUR ROASTING DAN ALKALISASI TERHADAP JENIS WARNA DAN MUTU BUBUK KAKAO *) Justus E.Loppies, Ruslan M.Yunus,Imran Thamrin,Yulius Sattu

BAB I PENDAHULUAN. Kacang tolo adalah salah satu jenis kacang-kacangan yang sudah

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Purata Kadar Protein Tempe ( mg / ml ± SE) pada Perlakuan Variasi Penambahan Inokulum Tempe dan Tepung Belut

BAB I PENDAHULUAN. memfermentasi kedelai (Nakajima et al., 2005); tempe yang biasa dikenal oleh

BAB I PENDAHULUAN. Beras adalah salah satu bagian paling penting di dunia untuk konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. bahan makanan sayuran, 4. bahan makanan buah-buahan, 5. susu dan telur

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu masalah gizi di Indonesi adalah gizi kurang yang disebabkan

LEMBAR PENILAIAN. Kode Penampakan Aroma Tekstur Warna

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

7. LAMPIRAN Lampiran 1. SNI Bakso Daging Sapi

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEMPE YANG TAHAN DISIMPAN. Disusun Oleh :

PENGARUH LAMA FERMENTASI Rhizopus oligosporus TERHADAP KADAR OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG TEMPE KEDELAI (Glycine max)

BAB I PENDAHULUAN. Keju merupakan salah satu hasil olahan susu yang dikenal oleh masyarakat

I. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang

I PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tempe merupakan makanan tradisional khas Indonesia, sebagian besar

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2017 di

NASKAH PUBLIKASI. KUALITAS BISKUIT DENGAN KOMBINASI TEPUNG PISANG KEPOK PUTIH (Musa paradisiaca forma typica) DAN TEPUNG TEMPE

TINJAUAN PUSTAKA. kacang-kacangan lainnya yang dibuat secara tradisional dengan bantuan jamur

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Lama Waktu Perendaman Biji Kedelai dan Lama Waktu. Fermentasi Terhadap Kualitas Fisik Tempe Kedelai

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kadar Air (%) Tempe Dengan Penambahan Tepung Belut dan Variasi Konsentrasi Usar Tempe

BAB III METODE PENELITIAN

UJI PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK PADA TEMPE DENGAN BAHAN DASAR JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata)

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

JURNAL PUBLIKASI. KUALITAS BISKUIT DENGAN KOMBINASI TEPUNG SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) DAN TEPUNG TEMPE

BAB I PENDAHULUAN. ditambahkan dengan starter Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan

APLIKASI TEPUNG KEDELAI

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2016 Mei 2017 di

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A

BAB I PENDAHULUAN. pada 2002, konsumsi kalsium di kalangan masyarakat baru mencapai rata-rata

7. LAMPIRAN. Kurva Standar Total Fenol

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat banyak mengonsumsi mi sebagai makanan alternatif

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

PERBANDINGAN BERAT KACANG KEDELAI TERGERMINASI DAN BIJI NANGKA DAN KONSENTRASI RAGI PADA PEMBUATAN TEMPE SKRIPSI. Oleh:

PEMANFAATAN KARAGENAN DAN ASAM SITRAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS TAHU

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI RHIZOPUS OLIGOSPORUS PADA BEBERAPA INOKULUM TEMPE

DAYA TERIMA DAN KUALITAS PROTEIN IN VITRO TEMPE KEDELAI HITAM (Glycine soja) YANG DIOLAH PADA SUHU TINGGI. Abstrak

BAB III METODE PELAKSANAAN

Tekstur biasanya digunakan untuk menilai kualitas baik tidaknya produk cookies.

KUALITAS MIE BASAH DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BIJI KLUWIH (Artocarpus communis G.Forst)

UJI KADAR SERAT, PROTEIN DAN SIFAT ORGANOLEPTIK PADA TEMPE DARI BAHAN DASAR KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris L) DENGAN PENAMBAHAN JAGUNG DAN BEKATUL

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

PENGARUH SUBSTITUSI OAT BRAN PADA SOSIS TEMPE TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK, KIMIA, DAN SENSORIS

UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. macam komoditi pangan pertanian, tetapi kemampuan produksi pangan di

3.1. Nata Komersial Hasil pengujian nata de coco dapat dilihat pada Tabel 1. merupakan nata yang difermentasikan menggunakan media air kelapa.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan merupakan hasil olahan dari kacang kedelai yang kaya akan

Transkripsi:

28 4. HASIL PENELITIAN 4.1. Hasil Analisa Kuantitatif spora Rhizopus oligosporus, Rhizopus oryzae, dan Rhizopus oligosporus serta Rhizopus oryzae (2:1) Hasil analisa kuantitatif spora Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae menggunakan haemacytometers dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil analisa kuantitatif spora Rhizopus oligosporus, Rhizopus oryzae, Rhizopus oligosporus serta Rhizopus oryzae (2:1) Jenis Ragi Konsentrasi Ragi Jumlah spora / ml (g) Rhizopus oligosporus 0,1 67,84 x 10 8 0,2 81,6 x 10 8 0,5 169 x 10 8 0,7 450,56 x 10 8 1 1327,52 x 10 8 Rhizopus oryzae 0,1 43,84 x 10 8 0,2 77,28 x 10 8 0,5 148,32 x 10 8 0,7 249,44 x 10 8 1 1067,52 x 10 8 Rhizopus oligosporus: Rhizopus oryzae 0,1 56,8 x 10 8 (2:1) 0,2 79,84 x 10 8 0,5 156,48 x 10 8 0,7 391,52 x 10 8 1 1187,52 x 10 8 Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa jumlah spora /ml yang digunakan dalam pembuatan tempe kacang tunggak. Jumlah spora untuk ragi Rhizopus oligosporus dengan berbagai konsentrasi ragi (0,1g; 0,2g; 0,5g; 0,7g; 1g) adalah 67,84x10 8 ; 81,6x10 8 ; 169,44x10 8 ; 450,56x10 8 ; dan 1327,52x10 8. Untuk jumlah spora ragi Rhizopus oryzae dengan berbagai konsentrasi ragi (0,1g; 0,2g; 0,5g; 0,7g; 1g) adalah 43,84x10 8 ; 77,28x10 8 ; 148,32x10 8 ; 249,44x10 8 ; dan 1067,52x10 8. Sedangkan jumlah spora ragi Rhizopus oligosporus serta Rhizopus oryzae (2:1) dengan berbagai konsentrasi ragi (0,1g; 0,2g; 0,5g; 0,7g; 1g) adalah 56,8x10 8 ; 79,84x10 8 ; 156,48x10 8 ; 391,52x10 8 ; dan 1187,52x10 8. 28

29 Hasil analisa kuantitatif pada Tabel 4 memiliki jumlah spora yang berbeda berdasarkan konsentrasi ragi yang akan ditambahkan pada kacang tunggak. Pada konsentrasi ragi 0,1 g dan 0,2 g didapatkan jumlah spora yang sedikit. Hal itu membuat tempe tidak tertutup rapat oleh miselia kapang. Sedangkan konsentrasi ragi 0,5g; 0,7g; dan 1g didapatkan jumlah spora yang mencukupi untuk pertumbuhan miselia kapang untuk menutup rapat kepingan biji dan hal tersebut akan berpengaruh pada penilaian analisa sensoris.. 4.2. Hasil Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan tempe kacang tunggak yang awalnya terdiri atas lima jenis ragi yaitu Rhizopus oligosporus, Rhizopus oryzae, ragi tempe, ragi instant Raprima dan pencampuran Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae 2:1; konsentrasi ragi yang digunakan adalah 0.1 g, 0.2 g, 0.5 g, 0.7 g, dan 1 g. Hasil penelitian pendahuluan tempe kacang tunggak dapat dilihat pada Tabel 5 dan Lampiran 1. Tabel 5. Hasil penelitian pendahuluan tempe kacang tunggak (per 100g) dengan berbagai jenis ragi dan konsentrasi ragi. Jenis Ragi Konsentrasi Ragi (g) Tempe (1:18) 0,1 0,2 0,5* 0,7** 1* Rhizopus oligosporus 0,1 0,2 0,5** 0,7* 1* Raprima 0,1* 0,2* 0,5* 0,7* 1* Rhizopus oryzae 0,1 0,2 0,5* 0,7** 1* Rhizopus oryzae : Rhizopus oligozporus = 1:2 0,1 0,2 0,5* 0,7** 1* Keterangan : * tempe yang bisa dikonsumsi ** tempe yang dihasilkan paling disukai panelis Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa formulasi tempe yang tidak ada tanda bintang merupakan tempe yang tidak jadi. Sehingga tidak digunakan untuk penelitian utama. Tempe yang diberi tanda satu bintang mampu menghasilkan tempe yang bisa dikonsumsi adalah tempe yang seluruh permukaannya tertutup miselia. Hal ini sesuai dengan Rusmin & Djien (1974), yang mengatakan bahwa fermentasi dapat dikatakan lengkap jika kedelai terbungkus rata dengan miselia berwarna putih. Sedangkan tempe yang diberi tanda dua bintang adalah tempe paling disukai oleh panelis. 29

30 Untuk pemilihan jenis ragi yang digunakan pada penelitian utama, maka dipilih ragi tempe, ragi instant raprima, dan pencampuran Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae 2:1. Berdasarkan penelitian yang dilaporkan oleh Sarwono (1996) dan Rahman (1992), pencampuran ragi R. oligosporus dan R. oryzae 2:1 akan menghasilkan tempe yang lebih baik. Selain itu hasil dari rata-rata skor sensoris, tempe yang menggunakan pencampuran ragi R. oligosporus dan R. oryzae 2:1 rata-rata skornya lebih tinggi dibandingkan tempe yang menggunakan satu macam ragi saja (R. oligosporus dan R. oryzae). Sedangkan untuk konsentrasi ragi dipilih 0,5g dan 0,7g karena panelis lebih menyukai tempe yang menggunakan konsterasi ragi tersebut. Sedangkan untuk tempe yang menggunakan konsentrasi ragi 1g, panelis tidak terlalu menyukainya karena aroma dan rasa yang tidak normal. Sehingga untuk penelitian utama akan menggunakan 3 jenis ragi yaitu pencampuran ragi R.oligosporus dan R. oryzae 2:1; ragi tempe; dan ragi instant raprima dengan masing-masing konsentrasinya 0,5 g dan 0,7 g. Hasil analisa sensoris untuk hasil pendahuluan dapat dilihat pada Lampiran 1. 4.3. Hasil Penelitian Utama Hasil penelitian uji fisikokimiawi, sensoris, dan mikrobiologi yang sudah dilakukan di Laboratorium Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Soegijapranta dapat dilihat pada Tabel 5, 6, 7, dan 8. 4.3.1. Hasil Penelitian Analisa Tekstur (Hardness) Analisa tekstur dilakukan setelah tempe tersebut jadi dengan menggunakan alat Texture Analyzer. Hasil analisa tekstur dapat dilihat pada Tabel 6. 30

31 Tabel 6. Hasil analisa tekstur (hardness) tempe dengan menggunakan berbagai jenis ragi dan konsentrasi Jenis ragi Konsentrasi ragi (g) Hardness (gf) Raprima 0,5 1678,787 ± 116,390 d 0,7 2478,575 ± 185,492 e Kombinasi 0,5 762,270 ± 31,466 b,c 0,7 762,270 ± 20,846 c Tempe 0,5 500,979 ± 63,534 a 0,7 688,933 ± 19,142 b Keterangan: Semua nilai merupakan nilai mean ± standar deviasi Pada masing-masing baris, nilai dengan superscript yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan nyata antar perlakuan (p<0,05) berdasarkan Anova satu arah Untuk jenis ragi kombinasi merupakan tempe yang menggunakan ragi R. oligosporus dan R. oryzae 2:1 yang konsentrasinya 0,5 g dan 0,7 g Berdasarkan Tabel 6, didapatkan hasil bahwa hardness tempe tertinggi adalah tempe yang menggunakan ragi raprima sebanyak 0,7 g yaitu 2478,575 ± 185,492 sedangkan untuk hardness terendah pada tempe yang menggunakan ragi tempe sebanyak 0,5 g (500,979 ± 63,534). Hardness tempe yang menggunakan ragi tempe 0,5 g pada tingkat kepercayaan 95% berbeda nyata dengan semua jenis ragi. Sedangkan untuk tempe yang menggunakan pencampuran antara R.oligosporus dan R. oryzae 2:1 sebanyak 0,5 g pada tingkat kepercayaan 95% tidak berbeda nyata dengan ragi tempe (0,7 g) dan R.oligosporus dan R. oryzae 2:1 (0,7 g). 4.4. Hasil Penelitian Analisa Kimia Komposisi gizi dari tempe kacang tunggak yang menggunakan berbagai jenis ragi (R.oligosporus dan R. oryzae 2:1; ragi tempe, dan ragi instant raprima) dan konsentrasi (0,5 g dan 0,7 g) memiliki komposisi gizi yang berbeda. Data hasil analisa kimia tempe berupa kadar air, kadar abu, kadar protein, kalsium, fosfor dapat dilihat pada Tabel 7. 31

32 Tabel 7. Hasil analisa kimia tempe berupa kadar air, kadar abu, kadar protein, kalsium, dan fosfor dengan menggunakan berbagai jenis ragi dan konsentrasi Konsentrasi Jenis Ragi (g) Kadar Air (%) Kadar Abu (%) Kadar Protein (%) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Raprima 0,5 59,44 ± 1,00 a 0,89 ± 0,27 a 20,66 ± 0,35 a 4,25 ± 1,18 c 453,83 ± 4,80 b 0,7 63,17 ± 1,03 c 2,06 ± 0,25 c 21,55 ± 1,29 a 2,04 ± 0,22 a 479,34 ± 8,48 c Kombinasi 0,5 62,89 ± 0,50 c 1,61 ± 0,25 b 21,03 ± 0,67 a 3,82 ± 0,60 bc 482,53 ± 6,59 c 0,7 61,00 ± 0,67 b 2,00 ± 0,37 c 24,82 ± 2,69 b 3,27 ± 0,52 b 497,51 ± 5,84 d Tempe 0,5 61,00 ± 0,47 b 2,33 ± 0,47 c 22,19 ± 0,94 a 1,77 ± 0,40 a 437,99 ± 6,25 a 0,7 63,11 ± 0,81 c 2,17 ± 0,18 c 22,04 ± 1,55 a 2,02 ± 0,21 a 453,89 ± 8,41 b Keterangan: Semua nilai merupakan nilai mean ± standar deviasi Pada masing-masing baris, nilai dengan superscript yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan nyata antar perlakuan (p<0,05) berdasarkan Anova satu arah Untuk jenis ragi kombinasi merupakan tempe yang menggunakan ragi R. oligosporus dan R. oryzae 2:1 yang konsentrasinya 0,5 g dan 0,7 g Berdasarkan Tabel 7 khususnya kadar air, dapat diketahui bahwa tempe yang mengunakan ragi raprima 0,7 g memiliki kadar air yang paling tinggi (63,17%). Sedangkan tempe yang menggunakan ragi raprima 0,5 g memiliki kadar air yang paling rendah. Hal ini menunjukkan perbedaan jenis ragi dan konsentrasi yang berbeda memberikan pengaruh terhadap kadar air pada tempe walaupun perbedaannya tidak terlalu signifikan. Untuk tempe yang menggunakan ragi raprima (0,5 g) pada tingkat kepercayaan 95% berbeda nyata dengan semua jenis ragi. Untuk tempe yang menggunakan R. oligosporus dan R. oryzae 2:1 (0,7 g) tidak berbeda nyata dengan tempe yang menggunakan ragi tempe (0,5 g) tetapi berbeda nyata dengan yang lainnya. Sedangkan untuk tempe yang menggunakan ragi raprima (0,7 g) tidak berbeda nyata dengan tempe yang menggunakan ragi R.oligosporus dan R. oryzae 2:1 (0,5 g) dan ragi tempe (0,7 g), tetapi berbeda nyata dengan yang lainnya. 32

33 Pada Tabel 7 khusus kadar abu, dapat diketahui bahwa tempe yang mengunakan ragi raprima 0,5 g memiliki kadar abu yang paling rendah dan berdasarkan tingkat kepercayaan 95% berbeda nyata dengan semua jenis ragi. Sedangkan tempe yang menggunakan ragi tempe 0,5 g memiliki kadar abu yang paling tinggi dan berdasarkan tingkat kepercayaan 95% tidak berbeda nyata dengan tempe yang menggunakan ragi tempe 0.7g dan berbeda nyata dengan yang lainnya. Untuk tempe yang menggunakan ragi R. oligosporus dan R. oryzae 2:1 (0,5 g) tidak berbeda nyata dengan tempe yang menggunakan ragi R. oligosporus dan R. oryzae 2:1 (0,7 g). Dan untuk tempe yang menggunakan ragi raprima 0,7 g berdasarkan tingkat kepercayaan 95% memiliki beda nyata dengan semua ragi. Untuk Tabel 7 khusus kadar protein, dapat diketahui bahwa tempe yang mengunakan ragi R. oligosporus dan R. oryzae 2:1 (0,7 g) memiliki kadar protein yang paling tinggi (24,82%) sedangkan tempe yang menggunakan ragi instant Raprima (0,5 g) memiliki kadar protein yang paling rendah (20,66%). Berdasarkan tingkat kepercayaan 95%, tempe yang menggunakan ragi R. oligosporus dan R. oryzae 2:1 (0,7 g) beda nyata dengan semua jenis ragi dan konsentrasi ragi lainnya. Selain itu pada Tabel 7 khusus kalsium, dapat diketahui bahwa tempe yang mengunakan ragi raprima 0,5 g memiliki kasium yang paling tinggi (4,25 ± 1,18) sedangkan tempe yang menggunakan ragi tempe 0,5 g memiliki kalsium yang rendah (1,77 ± 0,40). Berdasarkan tingkat kepercayaan 95% tempe yang menggunakan ragi raprima 0,7 g tidak beda nyata dengan tempe yang menggunakan ragi tempe 0,5 g dan 0,7 g. Sedangkan tempe yang menggunakan ragi R. oligosporus dan R. oryzae 2:1 (0,5 g) tidak berbeda nyata dengan tenpe yang menggunakan R. oligosporus dan R. oryzae 2:1 (0,7 g). Dan untuk tempe yang menggunakan raprima 0,5 g berbeda nyata dengan semua jenis ragi. 33

34 Sedangkan Tabel 7 khusus fosfor, dapat diketahui bahwa tempe yang mengunakan ragi tempe 0,5 g memiliki nilai fosfor yang paling rendah sedangkan yang paling tinggi adalah tempe yang menggunakan ragi R. oligosporus dan R. oryzae 2:1 (0,7 g) yaitu 497,509 ± 5,846. Berdasarkan tingkat kepercayaan 95%, tempe yang menggunakan ragi raprima 0,7 g tidak berbeda nyata dengan tempe yang menggunakan ragi R. oligosporus dan R. oryzae 2:1 (0,5 g). Tempe yang menggunakan ragi raprima 0,5 g juga tidak berbeda nyata dengan tempe yang menggunakan ragi tempe 0,7 g. Sedangkan untuk tempe yang menggunakan ragi tempe 0,7 g dan ragi R. oligosporus dan R. oryzae 2:1 (0,7 g) memiliki beda nyata dengan jenis ragi lainnya. 4.5. Analisa Sensoris Tempe Pengujian sensoris digunakan untuk mengetahui penerimaan konsumen terhadap suatu bahan pangan berupa tempe. Data tingkat penerimaan konsumen diuji dengan menggunakan panelis yaitu mahasiswa berasal dari Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Soegijapranata sejumlah 50 orang terhadap tempe kacang tunggak. Analisa sensoris ini dilakukan dengan memberikan rating hedonik terhadap sampel tempe (Resurreccion, 1998). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8 dan Gambar 8. 34

35 Tabel 8. Hasil analisa sensoris tempe kacang tunggak dengan menggunakan berbagai jenis ragi dan konsentrasi Parameter Kode Skor Rata-rata Sampel 1 2 3 4 5 6 Skor Aroma R 0.5 1 10 10 10 12 7 3,86 R 0.7 3 4 11 11 11 10 4,06 K 0.5 1 12 8 17 5 7 3,68 K 0.7 2 6 13 13 12 4 3,78 T 0.5 1 6 15 13 13 2 3,74 T 0.7 3 7 11 6 27 6 4,08 Warna R 0.5 4 5 11 10 12 8 3,9 R 0.7 1 7 6 15 17 4 4,04 K 0.5 3 2 4 10 26 5 4,38 K 0.7 0 5 4 24 13 4 4,14 T 0.5 0 3 8 6 22 11 4,6 T 0.7 2 2 10 9 17 10 4,34 Tekstur R 0.5 1 7 4 7 16 5 3,9 R 0.7 1 4 10 15 12 8 4,14 K 0.5 5 6 11 13 11 4 3,62 K 0.7 0 3 8 18 12 9 4,32 T 0.5 0 3 5 20 11 11 4,44 T 0.7 3 7 7 12 11 10 4,02 Rasa R 0.5 2 11 17 9 8 3 3,38 R 0.7 0 11 11 8 14 6 3,86 K 0.5 3 9 8 14 12 4 3,7 K 0.7 0 7 9 13 15 6 4,08 T 0.5 3 3 10 14 16 4 3,98 T 0.7 4 10 7 11 11 7 3,72 Overall R 0.5 4 9 9 15 6 7 3,62 R 0.7 3 3 13 6 18 7 4,08 K 0.5 3 3 4 16 22 2 4,14 K 0.7 0 1 14 13 14 8 4,28 T 0.5 1 1 10 17 13 8 4,28 T 0.7 0 5 9 14 13 9 4,24 Kode Sampel: R 0.5 : Tempe dengan ragi instant Raprima sebanyak 0,5 g R 0.7 : Tempe dengan ragi instant Raprima sebanyak 0,7 g K 0.5 : Tempe dengan ragi Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae (2:1) sebanyak 0,5 g K 0.7 : Tempe dengan ragi Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae (2:1)sebanyak 0,7 g T 0.5 : Tempe dengan ragi tempe sebanyak 0,5 g T 0.7 : Tempe dengan ragi tempe sebanyak 0,7 g Keterangan Skor: 1 : Sangat tidak dapat diterima 2 : Tidak dapat diterima 3 : Agak dapat diterima 4 : Cukup dapat diterima 5 : Dapat diterima 6 : Sangat dapat diterima 35

36 5 skor 4 3 2 1 0 Aroma Warna Tekstur Rasa Overall R 0.5 R 0.7 K 0.5 K 0.7 T 0.5 T 0.7 parameter Gambar 8. Hasil analisa sensoris tempe pada berbagai parameter Keterangan: R 0.5 : Tempe yang menggunakan ragi instant Raprima 0,5g R 0.7 : Tempe yang menggunakan ragi instant Raprima 0,7g K 0.5 : Tempe yang menggunakan ragi R.oligosporus dan R. oryzae 2:1 (0,5g) K 0.7 : Tempe yang menggunakan ragi R.oligosporus dan R. oryzae 2:1 (0,7g) T 0.5 : Tempe yang menggunakan ragi tempe 0,5g T 0.7 : Tempe yang menggunakan ragi tempe 0,7g Gambar 8 menyajikan mengenai penerimaan panelis terhadap produk tempe yang berbahan dasar kacang tunggak. Jika dilihat pada semua parameter (yaitu aroma, warna, tekstur, rasa, dan overall) yang ada tampak bahwa rata-rata skor penilaan berkisar antara 3,38 hingga 4,44. Hal ini menunjukkan bahwa sampel tempe tersebut cukup dapat diterima. Secara keseluruhan, rata-rata skor tertinggi adalah tempe yang menggunakan ragi tempe sebanyak 0,5 g. Sedangkan skor terendah adalah tempe yang menggunakan ragi instant Raprima sebanyak 0,5 g. 36

37 4.6. Hasil Analisa Penelitian Mikrobiologi Penelitian mikrobiologi digunakan untuk mengetahui jenis kapang yang ada pada produk tersebut. Penggunaan mikroskop multimedia BX41 untuk mengetahui jenis mikroorganisme yang terdapat pada ragi instant Raprima dari LIPI dan ragi tempe. Untuk lebih jelasnya jenis kapang pada ragi instant Raprima dan ragi tempe dapat dilihat pada Gambar 9. Kapang yang tumbuh pada ragi instant Raprima dan ragi tempe yang digunakan untuk pembuatan tempe adalah sama yaitu kapang jenis Rhizopus. 1 2 3 Gambar 9. Kapang Rhizopus pada ragi instant Raprima dan ragi tempe Keterangan: 1 : Sporangium 2 : Sporangiophore 3 : Rhizoid 37