terbatasnya sumber daya yang ada. Reorientasi format modern yang terus modern semata, akan tetapi pada semua lini kegiatan ekonomi.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha pada Tahun * (Miliar Rupiah)

Skripsi. Oleh: Muhammad Harun Arrasid NIM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM IAIN KENDARI 2016

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2008 SINTESIS KONSORSIUM PENELITIAN: KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Relevan Komponen biaya terbesar usaha tipe maklon adalah biaya tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. Pemberian kompensasi finansial kepada karyawan, masih dirasakan

KINERJA DAN PERSPEKTIF KEGIATAN NON-PERTANIAN DALAM EKONOMI PEDESAAN *

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut:

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

KINERJA USAHA PENGGILINGAN PADI, STUDI KASUS PADA TIGA USAHA PENGGILINGAN PADI DI CIANJUR, JAWA BARAT

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

METODOLOGI. Waktu dan Tempat. Alat dan Bahan. Metode Penelitian

III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI MOBILE DI KECAMATAN PANTAI LABU DAN KECAMATAN PANTAI CERMIN

III KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. rumahtangga yang mengusahakan komoditas pertanian. Pendapatan rumahtangga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. terdapat di Indonesia, baik sebagai tanaman liar maupun sebagai tanaman di

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam waktu yang sama menuntut kewajiban ditunaikan. Hubungan hak dan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU

KEBIJAKAN HARGA INPUT-OUTPUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP KENAIKAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara agraris maka sebagian besar penduduknya. konsumsi untuk seluruh penduduk di Indonesia (Adiratma, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sehingga, hidup mereka dapat berjalan sebagaimana mestinya, dan mesin

VIII. DAMPAK PERUBAHAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alat Pengolahan Padi 1.2. Penggilingan Padi

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1984 Indonesia telah dapat berswaswembada beras. Namun, akhir-akhir ini

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

I. PENDAHULUAN. (Riyadi, 2002). Dalam komponen pengeluaran konsumsi masyarakat Indonesia

Laporan ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang ketenagakerjaan pertanian, rumah tangga pertanian dan kondisi pengelolaan lahan pertanian.

I. PENDAHULUAN. tanah yang mampu menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten

An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice.

BAB III UPAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi saat ini adalah berkaitan dengan kinerja karyawan. Dalam era globalisasi,

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

BAB I PENDAHULUAN. sektor pertanian antara lain: menyediakan pangan bagi seluruh penduduk,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah sangat luas. Selain itu

JUSTIFIKASI DAN RESIKO PENINGKATAN HARGA DASAR GABAH PEMBELIAN PEMERINTAH

VII. PEMECAHAN OPTIMAL MODEL INTEGRASI TANAMAN TERNAK

Universitas Sumatera Utara

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. cara yang haram. Artinya cara halal haruslah dituruti dan cara yang haram

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Dampak yang dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. Investasi menambah modal, teknologi yang dipergunakan menjadi. berkembang dan juga tenaga kerja akan bertambah sebagai akibat

DAFTAR ISI. BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Batasan Masalah...

Analisis Penyebab Kenaikan Harga Beras

VII. ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

ANALISIS TATANIAGA BERAS

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI GORONTALO (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai wilayah di Indonesia memiliki lahan pertanian yang dapat ditanami

IV. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

III. METODE PENELITIAN. langsung terhadap gejala dalam suatu masyarakat baik populasi besar atau kecil.

VI ALOKASI PRODUK. Tabel 23. Sebaran Petani Berdasarkan Cara Panen di Kabupaten Karawang Tahun Petani Padi Ladang Cara Panen

VI. PERILAKU PRODUKSI RUMAHTANGGA PETANI PADI DI SULAWESI TENGGARA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah daerah sekarang ini dihadapkan oleh banyaknya tuntutan baik dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1995 yang dimaksud usaha kecil adalah

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu aspek penting dalam pembangunan ekonomi di Indonesia saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. hukum dari rakyat. Hukum dan kekuasaan itu menjadi nyata jika dilaksanakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN

VII. ANALISIS PENDAPATAN

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan usaha yang semakin ketat membuat perusahaan diharapkan mampu

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya

PERAN AGROINDUSTRI PADI DALAM MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SUMBANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

KAJIAN KEMUNGKINAN KEMBALI KE KEBIJAKAN HARGA DASAR GABAH, KENAIKAN HARGA GABAH DAN TARIF TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada diri sendiri. Pembangunan ketenagakerjaan merupakan

IV. METODE PENELITIAN

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan penyebaran penduduk yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertanian modern atau pertanian anorganik merupakan pertanian yang

II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan

diterangkan oleh variabel lain di luar model. Adjusted R-squared yang bernilai 79,8%

ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMI RICE MILLING UNIT ONE PHASE (STUDI KASUS DI UD. BELEKE MAJU KABUPATEN LOMBOK BARAT NTB)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

RATA-RATA HARGA GABAH (GKP) DI PETANI NAIK 10,59 PERSEN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

UNJUK KERJA MESIN PENGGILING PADI TIPE SINGLE PASS 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

Rib,, PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITI PAD1. Oleh : JONATARULI P SIDABALOK L A280167

Rib,, PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITI PAD1. Oleh : JONATARULI P SIDABALOK L A280167

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena yang penting diberkati dalam setiap aktivitas ekonomi yang modern telah menjadi kajian yang komprehensif untuk menumbuhkembangkan kondisi yang ekonomis. Hal ini dipengaruhi oleh semakin terbatasnya sumber daya yang ada. Reorientasi format modern yang terus menggejala tidak saja pada proses produksi yang mempergunakan teknologi modern semata, akan tetapi pada semua lini kegiatan ekonomi. Produksi diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata atau fisik (barang-jasa) dengan masukan yang sebenarnya. Misalnya produksi adalah ukuran efisiensi, maka produksi adalah suatu perbandingan antara hasil dan keluaran atau output per-input. 1 Kecendrungan yang terjadi dewasa ini, para pemberi pekerjaan pengusaha majikan jarang memperhatikan kebutuhan pekerjanya. Lazimnya mereka selalu berhasrat untuk memperkaya diri sendiri di atas kesengsaraan orang lain (pekerjanya). Maka untuk menghindari kesewenang-wenangan dan penindasan serta dalam rangka menciptakan kesejahteraan masyarakat, negara (pemerintah) harus menciptakan kesejahteraan masyarakat, negara (pemerintah) harus memberikan perhatian terhadap upah minimum yang harus dibayarkan pemberi kerja kepada pekerjanya. Sebab kesejahteraan masyarakat sangat menentukan terhadap stabilitas sosial suatu negara. 2 Intervensi Pemerintah harus dilakukan, misalnya berupa penetapan upah minimum yang diterapkan. Standar yang dapat dijadikan acuan 1 Tinus Sere Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kakao (Skripsi Sarjana, Fakultas Pertanian UMK Kendari 2005) h 13 2 Suhrawi K. Lubis, Hukum ekonomi islam Jakarta Sinar Grafika 2004, h 156

menentukan upah adil dan dapat diterima masing- masing pihak. Adanya intervensi pemerintah ini berarti menolak keinginan masyarakat (pengusaha) yang menghendaki pasar persoalan-persoalan lain, pembentukan harga (upah) lebih diserahkan ke (mekanisme) pasar. 3 Persoalan upah ini disebut pokok dari sekian banyak persoalan pekerja banyak yang disebabkan persoalan ini. Bahkan langsung atau tidak langsung disebabkan atau dipicu persoalan upah. Secara kasar dapat disebut persoalan duit. Menjadi kata kunci bagi pihak-pihak dalam mengelola konflik kepentingan antara pengusaha, perkeja dan pemerintah. 4 Pertukaran dalam hal pembayaran upah dibarter dengan beras sebagai imbalan atas jasa produksi pengilingan. Kebiasaan ini telah lama terjadi dan ada di lingkungan warga Desa Poasaa Kelurahan Unaha Kecamatan Unaaha Kabupaten Konawe Dan terus berlangsung hingga kini. Menjadi daya tarik tersendiri yang ada di desa tersebut untuk di teliti dari aspek ekonomi islam, akad, hukum, pelaksanaanya dsb. Disisilain penulis ingin melihat sistem pengupahan pekerja pengilingan padi. Dari penjelasan di atas, maka penulis memiliki ketertarikan untuk meneliti masalah Barter Rupiah Ke Beras Sebagai Alat Pembayaran Pegilingan Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Pekerja Pengilingan Padi Di Kel. Unaha Kec. Unaaha Kabupaten Konawe) 3 Eggi Sudjana, Buruh Mengugat Perspektif Islam (Cet. 1; Jakarta : Pt Multazam Mitra Prima 2002 ), h. 7. 4 Ibid., h. 40

B. Fokus Penelitian Bertolak dari latar belakang, maka fokus permasalahan yang diteliti adalah Bater Rupiah Ke Beras Sebagai Alat Pembayaran Jasa Pengilingan Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Pengilingan Padi Di Kel. Unaaha Kec. Unaaha Kabupaten Konawe) C. Rumusan Masalah: Secara rinci rumusan masalah dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimana Sistem Pengupahan Pekerja Pengilingan Padi Di Kelurahan Unaha, Kecamatan Unaaha, Kabupaten Konawe? 2. Bagaimana Bentuk Barter Rupiah Ke Beras Sebagai Alat Pembayaran Pengilingan Dalam Perspektif Ekonomi Islam Di Kelurahan Unaha, Kecamatan Unaaha, Kabupaten Konawe? D. Tujuan Penelitian Tujuan yang secara spesifik hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui Sistem Pengupahan Pekerja Pengilingan di Kelurahan Unaaha, Kecamatan Unaaha, Kabupaten Konawe? 2. Mengetahui Bentuk Barter Rupiah Ke Beras Sebagai Alat Pembayaran Pengilingan Dalam Perpektif Ekonomi Islam?

E. Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara teoretis maupun praktis sebagai berikut. 1. Secara teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam, khususnya bidang Ekonomi Islam melalui pendekatan serta metode-metode yang digunakan terutama dalam upaya menggali pendekatan-pendekatan baru dalam aspek barter rupiah ke beras sebagai alat pembayaran jasa pengilingan 2. Secara Praktis a. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pelaksanaan pengambilan keputusan pembayaran upah pekerja pengilingan b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai temuan awal untuk melakukan penelitian lanjut tentang barter rupiah ke beras sebagai alat pembayaran jasa pengilingan. F. Definisi operasional Untuk menghindari kesimpangsiuran pemahaman (persepsi) pada penelitian ini, disusun definisi operasional sebagai berikut: 1. Barter Menurut KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia a. Perdagangan dengan saling bertukar barang b. Adalah kegiatan tukar-menukar barang c. Menukarkan barang yang dimilikinya dengan barang lain yang dibutuhkannya. 5 Barter yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pertukaran uang ke beras sebagai alat upah pekerja pengilingan. 2016 5 Ebta Setiawan, KBBI Online versi 1., Arti Kata Barter http://kbbi.web.id/barter 2012-

2. Alat tukar Upah Bertukar peroleh sesuatu dengan memberikan sesuatu, bergantian memberi sesuatu diganti dengan sesuatu yang lain, seperti seseorang memberikan sesuatu kepada seseorang lain yang memberikan sesuatu sebagai gantinya barang dengan uang, barang diganti dengan uang berubah dari atau menjadi yang lain 6 Alat tukar upah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah alat pembayaran berupa uang atau beras. 3. Upah Mengacu pada penghasilan tenaga kerja jumlah uang yang diperoleh seorang pekerja selama suatu jangka waktu sebulan, seminggu, atau sehari, mengacu pada upah nominal tenaga kerja. Upah sesungguhnya dari seorang pekerja tergantung pada berbagai faktor seperti jumlah upah berupa uang atau jumlah kebutuhan hidup yang sebenarnya diterima oleh seorang pekerja karena kerjanya. 7 6 Ibid, Arti Kata Tukar http://kbbi.web.id/tukar (27 Oktober 2015) 7 Muhammad Abdul Mannan, Ekonomi Islam Teori Dan Praktek (Dasar-Dasar Ekonomi Islam) Pt Intermasa Jakarta 1992 h 155

4. Pengilingan Gabah Arti Dari Penggiling Padi Adalah: a. Mesin pengolah padi yang dilengkapi dengan pemecah kulit padi, pemisah gabah, dan pemutih beras b. Proses, cara, perbuatan menggiling padi c. Tempat atau usaha menggiling melumatkan, mengupas padi. 8 5. Pekerja Buruh, worker, laborer, tenaga kerja atau karyawan pada dasarnya adalah manusia yang menggunakan tenaga dan kemampuannya untuk mendapatkan balasan berupa pendapatan baik berupa uang maupun bentuk lainya kepada Pemberi Kerja atau pengusaha atau majikan. 8 Menurut KBBI, Arti Kata Penggiling Padi, http://kamus.mentiko.com/satu-penggilingpadi/

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Relevan Komponen biaya terbesar usaha tipe maklon adalah biaya tenaga kerja sedangkan komponen penerimaan usaha terbesar berasal dari upah jasa penggilingan padi. Komponen biaya terbesar pada usaha penggilingan tipe non maklon dan gabungan adalah biaya pembelian gabah kering panen (GKP) yang mencapai 92,32 persen (non maklon) dan 91,87 persen pada (gabungan). Sedangkan komponen penerimaan utama pada kedua usaha tersebut berasal dari penjualan beras. 9 Ketiga usaha penggilingan padi memperoleh keuntungan dalam aktivitas produksinya. Namun, proporsi keuntungan terbesar usaha penggilingan padi tidak berasal dari penjualan beras (main product), akan tetapi berasal dari produk sampingan (side product), yaitu 66 persen pada usaha tipe non maklon dan 74 persen pada usaha tipe gabungan. 10 Berdasarkan analisis terhadap imbangan penerimaan dan biaya (rasio R/C) maka diketahui bahwa ketiga usaha penggilingan padi kasus telah efisisen. Namun, penggilingan padi tipe maklon lebih efisien dibandingkan kedua usaha lainnya. Diduga pemilihan tipe maklon oleh suatu usaha merupakan bentuk penghindaran resiko harga. Tipe usaha non maklon memiliki risiko yang tinggi dalam menghasilkan keuntungan yang besar karena sangat tergantung pada besar atau kecilnya harga input terutama harga gabah dan harga output yaitu beras 11 Usaha penggilingan padi yang hanya fokus pada aktivitas penggilingan gabah menjadi beras dan kemudian menjual beras yang dihasilkan akan 9 Rachmina Tursina, Dkk Kinerja Usaha Penggilingan Padi (Jurnal Agribisnis, Fakultas Ekonomi Dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor 2013) h. 151 10 Ibid., h. 151 11 Ibid., h. 152