MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2015 DAN UNDANG- UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2004 TENTANG TENTARA NASIONAL INDONESIA TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 ACARA PERBAIKAN PERMOHONAN (II) J A K A R T A SENIN, 16 MARET 2015
MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-XIII/2015 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015 [Pasal 4 ayat (11), Pasal 5 ayat (7), Pasal 6, Pasal 8 ayat (5), Pasal 12, Pasal 17 ayat (3), dan Pasal 18 ayat (4) dan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia [Pasal 13 ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), ayat (6), ayat (7), ayat (8), dan ayat (9)] terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 PEMOHON 1. Aji Sofyan Effendi 2. Hasanuddin Rahman Daeng Naja ACARA Perbaikan Permohonan (II) Senin, 16 Maret 2015 Pukul 13.30 13.40 WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Aswanto (Ketua) 2) I Dewa Gede Palguna (Anggota) 3) Suhartoyo (Anggota) Mardian Wibowo Panitera Pengganti i
Pihak yang Hadir: A. Pemohon: 1. Aji Sofyan Effendi 2. Hasanuddin Rahman Daeng Naja ii
SIDANG DIBUKA PUKUL 13.30 WIB 1. KETUA: ASWANTO Bismillahirrahmaanirrahiim. Sidang Dalam Perkara Nomor 23/PUU- XIII/2015 dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum. Saudara Pemohon, silakan... walaupun kita sudah kenal, silakan perkenalkan diri siapa yang hadir pada kesempatan ini. 2. PEMOHON: HASANUDDIN RAHMAN DAENG NAJA Terima kasih, Yang Mulia. Nama saya Hasanuddin Rahman Daeng Naja. Terima kasih. 3. PEMOHON: AJI SOFYAN EFFENDI Bismillahirrahmaanirrahiim. Assalamualaikum wr. wb. Saya Dr. Aji Sofyan Effendi, S.E., M.Si. 4. KETUA: ASWANTO KETUK PALU 3X Baik, terima kasih, Pak. Agenda kita pada hari ini adalah perbaikan permohonan sekalipun perbaikan permohonannya sudah masuk, ya, sudah kami terima tapi kami tetap memberi kesempatan kepada Saudara untuk menyampaikan pokok-pokok permohonan, terutama apa yang telah dilakukan perubahan atau perbaikan, sebagaimana yang disarankan pada sidang sebelumnya. Silakan. 5. PEMOHON: HASANUDDIN RAHMAN DAENG NAJA Terima kasih, Yang Mulia. Assalamualaikum wr. wb. Bahwa sehubungan dengan permohonan uji materiil yang kami lakukan... yang kami ajukan, semula adalah menyangkut Pasal 4 ayat (11) sampai dengan Pasal 12 dan Pasal 17, kemudian Pasal 18. Kemudian dalam perbaikan ini yang kami ajukan adalah Pasal 10 ayat (3), sebagaimana nasihat dari Yang Mulia. Baik, kami bacakan mulai dari pokok-pokok permohonan. Pertama. Bahwa hal-hal yang telah dikemukakan Pemohon dalam kewenangan Mahkamah Konstitusi serta kedudukan Pemohon, sebagaimana yang diuraikan di atas adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pokok permohonan ini. 1
Kedua. Bahwa permohonan uji materiil adalah mengenai ketentuan Pasal 10 ayat (3) yang menyatakan, DAU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dialokasikan sebesar 27,7% dari pendapatan dalam negeri netto atau direncakan sebesar Rp352.887.848.528.000,00. Tiga. Bahwa permohonan uji materiil ketentuan Pasal 10 ayat (3) Undang-Undang APBN 2015 tersebut belum pernah dilakukan sebelumnya serta belum ada putusan Mahkamah Konstitusi berkenaan dengan apa yang dimohonkan, sehingga pemeriksaan atas permohonan uji materiil ini tetap dapat dilanjutkan. Keempat. Permohonan uji materiil ketentuan Pasal 10 ayat (3) Undang-Undang APBN 2015 yang diajukan Pemohon adalah menyangkut tidak diuraikannya rasionalitas atas angka persentase dan tidak diuraikannya perincian distribusi angka nominal rupiah yang tertuang... yang tertuang di dalam Pasal 10 ayat (3) Undang-Undang APBN 2015 tersebut. Karena dengan ketentuan dan bunyi Pasal 10 ayat (3) Undang- Undang APBN 2015 tersebut, berarti angka persentase dan angka nominal rupiah yang tertuang dalam ketentuan tersebut adalah tidak berdasar dan tidak ditetapkan secara terbuka dan bertanggung jawab, dan dengan demikian ketentuan Pasal 10 ayat (3) Undang-Undang APBN 2015 tersebut telah bertentangan dengan Pasal 23 Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang menentukan anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk kemakmuran... untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Lima. Bahwa dengan tidak diuraikannya rasionalitas dan angka... atas angka persentase dan tidak diuraikannya perincian distribusi angka nominal rupiah yang tertuang di dalam Pasal 10 ayat (3) Undang- Undang APBN 2015 tersebut, maka angka persentase dan angka nominal rupiah yang tertuang dalam ketentuan tersebut akan menimbulkan kesalahan dan/atau penyimpangan dalam distribusinya kepada daerahdaerah yang berhak menerimanya. Sebagaimana ternyata dan terbukti terdapat empat daerah termasuk Provinsi Kalimantan Timur yang tidak memperoleh dana alokasi umum atau alokasi dasar. Yang dengan demikian telah merugikan hak-hak konstitusional warga dan penduduk Provinsi Kalimantan Timur dan dengan demikian Pasal 10 ayat (3) Undang-Undang APBN 2015 tersebut telah bertentangan dengan Pasal 28D ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Dasar Tahun 1945, yang menentukan ayat (1), Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum. Ayat (2), Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil, dan layak dalam hubungan kerja. 2
Bahwa dengan tidak diperolehnya dana alokasi umum atau alokasi dasar bagi Provinsi Kalimantan Timur, maka akan berakibat terhambat dan tidak terbangunnya infrastruktur di daerah Provinsi Kalimantan Timur yang masih sangat minim dan terkebelakang yang tentu saja merugikan warga dan penduduk Kaltim (Kalimantan Timur) termasuk Pemohon. Dan dengan demikian, ketentuan Pasal 10 ayat (3) Undang- Undang APBN Tahun 2015 tersebut telah bertentangan dengan Pasal 23 Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang menentukan anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara, ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang, dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. Keenam. Bahwa dengan berlakunya ketentuan Pasal 10 ayat (3) Undang-Undang APBN Tahun 2015 tersebut telah merugikan hak konstitusi Pemohon. Kerugian mana bersifat spesifik dan aktual atau setidak-tidaknya potensial yang menurut penalaran yang wajar dan dapat dipastikan akan terjadi dan terdapat hubungan sebab-akibat antara kerugian hak konstitusional dengan berlakunya ketentuan Pasal 10 ayat (3) Undang-Undang APBN tersebut. Dan Pemohon yakin bahwa dengan dikabulkannya permohonan Pemohon ini, maka kerugian konstitusional tersebut tidak akan terjadi lagi. Petitum. Berdasarkan uraian tersebut, maka kiranya Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi memutuskan: 1. Mengabulkan permohonan Pemohon tersebut untuk seluruhnya. 1.1. Menyatakan Pasal 10 ayat (3) Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2015 bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tidak mempunyai kekuatan mengikat. 1.2. Menyatakan setiap daerah provinsi dan kabupaten/kota harus mendapatkan alokasi dasar dalam dana alokasi umum dari anggaran pendapatan dan belanja negara yang dihitung dari total gaji pegawai negeri sipil masing-masing daerah yang bersangkutan. 2. Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam berita negara Republik Indonesia sebagaimana mestinya. Apabila Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia berpendapat lain, maka mohon putusan yang seadil-adilnya. Terima kasih, wassalamualaikum wr. wb. 3
6. KETUA: ASWANTO Baik, saya ingin menegaskan kembali, ya. Kalau pada permohonan awal ada tujuh pasal yang diminta untuk diuji, lalu dalam perbaikan ini fokus kepada satu pasal, yaitu Pasal 10 ayat (3), ya? 7. PEMOHON: HASANUDDIN RAHMAN DAENG NAJA Ya. 8. KETUA: ASWANTO Baik, ada tambahan? Baik. Nah, masih ada yang Saudara ingin kemukakan? 9. PEMOHON: HASANUDDIN RAHMAN DAENG NAJA Cukup. 10. KETUA: ASWANTO Cukup, baik. Apa yang sudah dimasukkan atau apa yang sudah kami terima ini Panel akan melaporkan ke RPH atau Rapat Permusyawaratan Hakim bagaimana tindak lanjut dari kasus Saudara ini, nanti kita akan sampaikan secara resmi. Nah, dengan demikian... ada lagi? Nah, Pemohon juga sudah memasukkan bukti, ya. P-1 sampai P- 4? Betul, ya? 11. PEMOHON: HASANUDDIN RAHMAN DAENG NAJA Betul. 12. KETUA: ASWANTO Baik, P-1 sampai P-4 kita sahkan sebagai bukti untuk diperiksa. KETUK PALU 1X Masih ada yang ingin disampaikan? Cukup, baik. Kalau cukup, maka sidang pada hari ini selesai dan untuk sidang berikutnya Saudara tinggal menunggu pemberitahuan resmi dari Mahkamah Konstitusi. 4
Sidang kita tutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL 13.40 WIB Jakarta, 16 Maret 2015 Kepala Sub Bagian Risalah, Rudy Heryanto NIP. 19730601 200604 1 004 Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya. 5