BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berdasarkan kerangka teoritis yang telah diuraikan pada BAB II, maka pada bab ini akan membahas perlakuan akuntansi sewa pada PT FMA Finance. Metode pembahasan dilakukan dengan menilai apakah pelaksanaan akuntansi sewa telah sesuai dengan SAK ETAB tentang sewa. Sebelum membahas perlakuan akuntansi tersebut, akan melihat bagaimana PT. FMA Finance menganalisis permohonan pembiayaan yang diajukan oleh calon lessee. IV.1 Mekasnisme dan Prosedur Leasing IV.1.1 Prosedur Penerimaan Calon Konsumen Dalam rangka penerimaan calon konsumen PT. FMA Finance menerapkan analisis yang diperlukan untuk menentukan apakah calon lessee tersebut layak mendapatkan leasing dari perusahaan atau tidak. Analisis yang diterapkan PT. FMA Finance baik dari segi perusahaan maupun individu adalah sebagai berikut : Bagi Perusahaan Manajemen Ada beberapa faktor yang mempengaruhi manajemen dalam perusahaan antara lain: 1. Faktor pertama yang perlu mendapat perhatian adalah karakter dari lessee dan kesediaan lessee bekerja sana dengan lessor.
2. Faktor kedua adalah orientasi lesseee terhadap tujuan atau sasaran bisnis. Tujuan atau sasaran menunjukkan persepsi lessee tentang masa depan perusahaan di pasar dan langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapainya. 3. Faktor ketiga adalah latar belakang dan reputasi. Latar belakang lessee berhubungan dengan pengalaman manajemen bisnis secara umun dan industri yang sekarang secara khusus. Organisasi Erat kaitannya dengan manajemen adalah organisasi perusahaan. Adapun yang dimaksud dalam organisasi perusahaan disini adalah bentuk kerja sama yang dikembangkan oleh perusahaan dalam upaya mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Latar Belakang Dalam pemberian leasing penting sekali untuk mengetahui latar belakang dan sejarah perusahaan lessee yang akan dibiayai. Dengan mengetahui aspek ini dapat mengetahui perkembangan seperti : a. Perkembangan susunan pemegang saham, manajemen dan modal perusahaan. b. Perkembangan bisnis dari tahun ke tahun seperti kapasitas produksi, penjualan, profesionalisme pengelolaan dan lain- lain. Bentuk perusahaan merupakan aspek yang penting untuk diperhatikan, karena masing-masing bentuk perusahaan mempunyai letak tanggung jawab yang berbeda.
Bagi Individu 1. Kondisi tempat tinggal Dengan mengetahui kondisi tempat tinggal calon lessee, perusahaan dapat melihat bagaimana status dari rumah tinggal lessee tersebut. Apabila tempat tinggal masih berstatus kontrak atau sewa maka perusahaan tidak akan mengabulkan pengajuan kredit dari calon lessee tersebut. 2. Karakter dan Lingkungan Sosial Karakter yang baik dan hubungan dengan lingkungan sekitar baik akan memberikan nilai lebih dan mempermudah lessee untuk mendapatkan leasing. Analisis ini dapat menunjukkan apakah calon lessee tersebut bertanggung jawab dan mampu memenuhi kewajibannya sebagai lessee. 3. Deskripsi Pekerjaan Pekerjaan merupakan syarat yang paling penting dalam analisis kualitatif. Ini disebabkan apabila calon lessee tidak mempunyai pekerjaan tetap ataupun usaha tetap maka perusahaan tidak akan memberikan kreditnya karena apabila calon lessee tidak mempunyai pekerjaan ataupun usaha tetap bagaimana dia akan membayar angsuran kredit yang dibebankan kepadanya.
IV.1.2 Tahap-Tahap Perjanjian Leasing Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam leasing pada PT. FMA Finance yaitu: Tahap Negosiasi a. Calon lease melakukan negosiasi dengan dealer mengenai kendaraan yang dibutuhkan. Negosiasi ini meliputi harga, jenis kendaraan beserta seri atau tipenya, masalah garansi, perawatan, penyediaan suku cadang dan lain-lain. b. Kemudian dealer meminta agar lessor membuat suatu surat pesanan (Purchase Order) yan mana PT. FMA Finance adalah sebagai pemilik barang tersebut. Hak kepemilikan ini mulai dilimpahkan kepada PT. FMA Finance pada saat pembayaran telah dilakukan. c. Lessee melengkapi syarat-syarat yang diajukan oleh PT. FMA Finance seperti: Untuk Individu 1. KTP Suami & Istri yang masih berlaku. 2. Kartu Keluarga yang masih berlaku. 3. Rekening koran, tabungan, deposito 3 bulan terakhir. 4. Surat keterangan penghasilan atau slip gaji. 5. Kwitansi pembayaran PLN/PAM/PBB/Telepon. 6. SIUP dan NPWP (untuk pengusaha).
7. Surat izin praktek (untuk profesional). Untuk Perusahaan 1. KTP Pengurus (direksi dan komisaris) yang masih berlaku. 2. Akte pendirian perusahaan dan perubahannya (bila ada). 3. SIUP, NPWP, dan izin domisili. 4. Laporan keuangan (Neraca dan Laba/Rugi) 2 tahun terakhir. 5. Rekening koran 3 bulan terakhir. d. Credit marketing officer dari PT. FMA Finance mensurvey kelayakan lessee dengan cara mendatangi rumah calon lessee dan memutuskan apakah calon lessee tersebut layak mendapatkan kredit tersebut atau tidak berdasarkan analisa. e. Apabila syarat yang diajukan perusahaan sudah dapat dipenuhi oleh lessee dan perusahaan sudah menyetujui kredit tersebut maka dibuatlah kontrak leasing yang merupakan landasan hukum atas perjanjian leasing sesuai dengan yang disepakati bersama. f. Calon lessee membayar uang muka kepada PT. FMA Finance melalui dealer dan PT. FMA Finance membeli barang yang dibutuhkan dari dealer sesuai dengan yang dibutuhkan lessee.
g. Dealer mengirimkan barang yang dipesan kepada lessee dan PT. FMA Finance menahan BPKB dan diberikan kepada lessee pada saat lessee melunasi pembayaran. Tahap Administrasi Pada tahap pertama Credit marketing officer mengisi pengajuan kredit mobil dari konsumen disertai dengan melampirkan data pendukung yang dibutuhkan dan laporan analisis. Berkas ini lalu diberikan kepada credit marketing head. Credit marketing head memeriksa berkas tersebut dan melakukan interview dengan credit marketing officer. Setelah data yang diperiksa sudah lengkap dan sesuai maka credit marketing head menandatangani laporan analisis tersebut. Kemudian berkas ini dilimpahkan ke bagian credit analyst. Credit analyst memeriksa kembali data yang ada dan apabila sudah sesuai maka credit analysist menandatangani laporan analisis. Kepala cabang menerima berkas yang sudah ditandatangani credit analys dan memeriksa ulang berkas tersebut lalu menandatangani laporan analisis. Petugas data entry memasukan data yang ada lalu mencetak data pengajuan kredit dan juga mencetak order pembelian dan menyerahkan berkas ini kepada bagian legal. Bagian ini memastikan bahwa data yang sudah dibuat lengkap dan melimpahkan berkas yang sudah lengkap kepada Administration head kepala cabang. Administration head kepala cabang menandatangani data pengajuan kredit dan juga order pembelian. Administration head kepala cabang menyerahkan data yang sudah ditandatangani kepada administration head.
Administration head mengirim oreder pembelian ke dealer serta menghubungi pihak asuransi dan mengisi aplikasi pengajuan asuransi. Setelah semua berkas sudah lengkap, terakhir semua berkas ni diserahkan ke bagian finance yang menangani proses pembayaran dan penagihan kepada lessee sesuai dengan persyaratan yang diajukan. Tahap Dokumentasi Dalam menjalankan transaksi leasing terdapat beberapa dokumen yang biasa dipergunakan. Dokumen-dokumen ini ada yang merupakan dokumen pokok dan ada yang merupakan dokumen penunjang. Adapun dokumen yang dipergunakan adalah: a. Price list yaitu daftar harga yang telah dibuat oleh perusahaan yang diberikan kepada dealer yang telah menjalin kerjasama dengan PT. FMA Finance. Daftar harga ini sewaktu-waktu dapat berubah atas kehendak perusahaan. b. Surat pesanan yaitu surat yang ditujukan kepada dealer. Surat pemesanan ini dibuat oleh PT. FMA Finance, namum lessee juga memberikan pernyataan bahwa ia akan melakukan transaksi leasing atas barang yang dipesan tersebut. c. Surat pernyataan yaitu surat yang ditandatangani oleh lessee yang menyatakan bahwa lessee tidak akan memindahtangankan kendaraan tersebut dengan cara menjual, menggadaikan, atau mengoper kredit kepada
pihak lain selama masa angsuran belum selesai. Apabila lessee melakukan pemindahtanganan kendaraan tersebut maka lessee harus menyerahkan jaminan tambahan atau jaminan pengganti kepada PT. FMA Finance dengan nilai yang lebih besar dengan nilai kendaraan yang dijaminkan tersebut. Apabila lessee melalaikan penyataan diatas maka lessee akan dilaporkan kepada pihak yang berwajib sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia. d. Surat perjanjian Leasing ini merupakan dokumen resmi dari perjanjian leasing antara lessee dan lessor. Di dalam dokumen ini disebutkan secara terperinci, bentuk pasal-pasal mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kontrak leasing tersebut. e. Surat Kuasa yaitu surat yang diberikan oleh pihak ketiga yang menjamin leasing tersebut, surat jaminan ini bisa berupa personal guarantee (yang diberikan oleh perorangan), Bank guarantee (yang diberikan oleh Bank) atau Corporate guarantee (yang diberikan perusahaan). PT. FMA Finance disini bertindak sebagai penerima kuasa. Surat kuasa ini diberikan dan tidak dapat ditarik kembali serta tidak akan berakhir karena sebab-sebab apapun sesuai dengan undang-undang hukum perdata. f. Surat Penyerahan BPKB yaitu surat yang diberikan dealer kepada PT. FMA Finance dan kemudian diberikan kepada lessee.
g. Invoice merupakan sejenis surat tagihan yang dikirimkan kepada lessee setiap bulan, dimana surat itu ditulis besarnya lease yang harus dibayar dan juga tanggal jatuh temponya. h. Insurance Policy untuk kepentingan kedua belah pihak maka barang tersebut perlu siasuransikan di dalam kontrak biasnya disebut pihak lessee adalah yang bertanggung jawab atas biaya asuransi. Bentuk pertanggungan asuransi PT. FMA Finance adalah Asuransi Total Loss only. Penggantian klaim asuransi dibayar dalam bentuk uang bukan berupa mobil berdasarkan harga sesaat sebelum terjadinya kerusakan atau kehilangan maksimum sebesar harga pertanggungan. Tahap-tahap perjanjian leasing pada PT. FMA Finance sudah terstruktur dengan baik dan sitematis. Dimulai dari tahap negosiasi, tahap administrasi sampai tahap dokumentasi, semuanya tersusun dengan rapi. Semua pihak terkait dalam proses perjanjian leasing bekerja sesuai dengan tugas dan wewenang yang diberikan oleh perusahaan. Apabila semua tahap yang diterapkan oleh perusahaan diterapkan dengan baik dan mengikuti prosedur yang berlaku maka perusahaan dapat berjalan dengan efektif dan efisien. IV.2 Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Sewa pada PT. FMA finance Transaksi yang terjadi pada PT. FMA Finance termasuk dalam finance lease pembiayaan langsung. Pada finance lease pembiayaan langsung ini perusahaan pertama-tama membeli barang yang diperlukan oleh lessee kepada
supplier kemudian me-lease barang tersebut kepada lessee. Lessee membayar kewajibannya sesuai dengan kontrak leasing yang disepakati oleh kedua belah pihak. Angsuran yang dibayarkan oleh lessee kepada lessor terdiri dari unsur bunga dan pembayaran pokok. Pembayaran uang muka dilakukan pada awal perjanjian leasing, dimana pembayaran uang muka tersebut sudah termasuk biaya yang dibutuhkan seperti biaya administrasi dan biaya asuransi. Biaya ini sudah ditentukan oleh perusahaan. Pembayaran biaya administrasi dan biaya asuransi besarnya bervariasi berdasarkan rate yang ditentukan perusahaan. Berikut ini merupakan biaya administrasi, biaya asuransi dan persentase bunga dari mobil, yaitu : Tabel 4.1 Biaya administrasi, asuransi dan persentase bunga Uraian Periode Angsuran (Tahun) 1 2 3 Biaya Administrasi (Rp) 1.100.000 1.200.000 1.300.000 Biaya Asuransi (%) 1,5 3 4,25 Bunga (%) 9,3 10,5 11,8 Sumber : PT. FMA Finance
Bunga yang dikenakan atas barang sewaan tersebut bersifat suku bunga flat bukan suku bunga efektif dan besarnya bunga yang dikenakan atas barang yang dilease tergantung pada berapa lamanya periode angsuran yang diambil oleh lessee, jika lessee mengambil periode angsuran selama satu tahun maka besarnya bunga yang dikenakan adalah 9,3% per tahun, sementara jika lessee mengambil periode angsuran selama 2 tahun maka besarnya bunga yang dikenakan adalah 10,5% pertahun dan jika lessee mengambil periode angsuran selama 3 tahun maka besarnya angsuran yang dikenakan adalah 11,8% pertahun. Besarnya asuransi yang dikenakan atas barang yang dilease juga tergantung pada berapa lama periode angsuran yang diambil oleh lessee. Untuk menentukan besarnya cicilan yang dikenakan setiap bulannya, perhitungannya adalah sebagai berikut. Harga barang dari dealer ditambah dengan perlengkapan tambahan (bila ada) ditambah lagi dengan bunga yang dibebankan. Komposisi antara bunga dan pembayaran pokok tergantung jangka waktu pembayaran pada saat kontrak awal leasing. Hal-hal yang mengenai perlakuan akuntansi pada PT. FMA finance dimana PT. FMA finance bertindak sebagai lessor adalah : 1. Seluruh pembayaran sewa yang dilakukan lessee dicatat sebagai piutang sewa bagi PT. FMA finance.
2. Selisih antara piutang sewa dan uang muka dengan harga perolehan aset yang di sewakan dicatat sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan. 3. Pendapatan bunga yang ditangguhkan direalisasikan sebagai pendapatan selama jangka waktu kredit yang diamortisasi selama jangka waktu sewa. 4. Uang muka yang dibebankan sudah termasuk biaya administrasi dan biaya asuransi diakui sebagai pendapatan pasa saat kontrak disetujui. IV.3 Kasus Pembiayaan Sewa pada PT. FMA finance Adapun salah satu contoh dari transaksi leasing pada PT. FMA Finance yang terjadi pada bulan Januari 2011. Bapak Maman Imansyah mengajukan leasing mobil jenis APV GX Arena A/T pada tanggal 20 Januari 2011 pada PT FMA Finance dari dealer Mulia Sakti Motor. Harga mobil Rp 168.000.000 dalam kondisi OTR. Lama periode angsuran 3 tahun (36 bulan). Bunga yang dibebankan pertahun 11,8% flat. Total uang muka yang harus dibayarkan sebesar Rp 33.370.850, uang muka tersebut sudah termasuk angsuran pertama, biaya administrasi dan biaya asuransi sebesar 4,25% dari harga jual. Angsuran yang dibayarkan setiap bulannya sudah termasuk bunga yang dikenakan sesuai tarif yang telah ditetapkan perusahaan.
Perhitungan PT, FMA Finance Rincian Uang Muka Uang Muka (Netto) (25% x Rp 168.000.000) Rp 42.000.000 Biaya Administrasi Rp 1.300.000 Biaya Asuransi (4,25% x Rp 168.000.000) Rp 7.140.000 + Uang muka yang dibayarkan Rp 50.440.000 Rincian Pembiayaan Harga Mobil Rp 168.000.000 Perlengkapan Tambahan Rp - + Total Harga Rp 168.000.000 Uang Muka 25% Rp 42.000.000 - Pokok Hutang Rp 126.000.000 Pokok hutang perbulan (Rp 126.000.000 : 36 bulan = Rp 3.500.000 Bunga pertahun 11,8% (flat) ((11,8% x 3 tahun) x Rp 126.000.000 Rp 44.604.000 + Total Piutang Rp 170.604.000 Angsuran perbulan (Rp 170.604.000 : 36 bulan) Rp 4.739.000
Pencatatan Ayat Jurnal Akuntansi 1. Pada saat pembelian aset Pada tanggal 20 Januari 2012, PT. FMA Finance membeli sebuah motor untuk leasing seharga Rp 168.000.000 secara tunai. Aset untuk sewa Rp 168.000.000 Kas/Bank Rp 168.000.000 Pembelian mobil secara tunai ini akan menambah aset dan mengurangi ka dengan jumlah yang sama besar. 2. Penerimaan awal lease Kas/Bank Rp 50.440.000 Piutang Pembayaran Lease Rp 170.604.000 Aset untuk Sewa Rp 168.000.000 Pendapatan Bunga ditangguhkan Rp 44.604.000 Pendapatan Administrasi Rp 1.300.000 Utang Asuransi Rp 7.140.000 Aset yang terpengaruh adalah kas dan piutang lease yang bertambah disisi debit, dan aktiva yang disewakan berkurang disisi kredit serta akun pendapatan bertambah disisi kredit.
Pembayaran asuransi yang diterima PT. FMA finance dari konsumen, disalurkan kembali ke perusahaan asuransi maka jurnal yang terjadi: Utang Asuransi Rp 7.140.000 Kas Rp 7.140.000 3. Penerimaan Angsuran ke 1 Kas Rp 4.739.000 Piutang Pembayaran Lease Rp 4.739.000 Pendapatan Bunga Ditangguhkan Rp 1.239.000* Pendapatan Bunga Rp 1.239.000* *Pendapatan bunga yang diamortisasi setiap bulannya adalah Rp 44.604.000 : 36 = Rp 1.239.000 Jurnal untuk pembayaran angsuran kedua dan seterusnya sampai akhir masa sewa sama dengan jurnal penerimaan angsuran pertama. 4. Jurnal tanggal 31 Desember 2011 Pendapatan Bunga ditangguhkan Rp 439.645,161 Pendapatan Bunga Rp 439.645,161 *Bunga = 11/31 x Rp 1.239.000 = Rp 439.645,161
Jurnal penyesuaian ini dilakukan guna untuk menghitung pendapatan periode tersebut dengan tepat dan memperbaharui nilai sisa aset dan kewajiban, sehingga dapat ditampilkan nilai sisa yang tepat dalam laporan keuangan. 5. Jurnal Balik tanggal 1 Januari 2012 Pendapatan Bunga Rp 439.645,161 Pendapatan bunga ditangguhkan Rp 439.645,161 Jurnal ini digunakan untuk mempermudah periode selanjutnya. Untuk mempermudah dalam melihat bersarnya angsuran dari awal masa lease hingga selesai periode angsuran, berikut ini disajikan dalam tabel amortisasi dengan menggunakan suku bunga flat.
Tabel 4.2 Tabel Amortisasi (Suku bunga 11,8% pertahun flat) Angsuran ke Angsuran Pokok Angsuran Bunga Total Angsuran Sisa Pinjaman Pokok Sisa Pinjaman Bunga Rp 126.000.000 Rp 44.604.000 1 Rp 3.500.000 Rp 1.239.000 Rp 4.739.000 Rp 122.500.000 Rp 43.365.000 2 Rp 3.500.000 Rp 1.239.000 Rp 4.739.000 Rp 119.000.000 Rp 42.126.000 3 Rp 3.500.000 Rp 1.239.000 Rp 4.739.000 Rp 115.500.000 Rp 40.887.000 4 Rp 3.500.000 Rp 1.239.000 Rp 4.739.000 Rp 112.000.000 Rp 39.648.000 5 Rp 3.500.000 Rp 1.239.000 Rp 4.739.000 Rp 108.500.000 Rp 38.409.000 6 Rp 3.500.000 Rp 1.239.000 Rp 4.739.000 Rp 105.000.000 Rp 37.170.000 7 Rp 3.500.000 Rp 1.239.000 Rp 4.739.000 Rp 101.500.000 Rp 35.931.000 8 Rp 3.500.000 Rp 1.239.000 Rp 4.739.000 Rp 98.000.000 Rp 34.692.000 9 Rp 3.500.000 Rp 1.239.000 Rp 4.739.000 Rp 94.500.000 Rp 33.453.000 10 Rp 3.500.000 Rp 1.239.000 Rp 4.739.000 Rp 91.000.000 Rp 32.214.000 11 Rp 3.500.000 Rp 1.239.000 Rp 4.739.000 Rp 87.500.000 Rp 30.975.000 12 Rp 3.500.000 Rp 1.239.000 Rp 4.739.000 Rp 84.000.000 Rp 29.736.000 13 Rp 3.500.000 Rp 1.239.000 Rp 4.739.000 Rp 80.500.000 Rp 28.497.000 14 Rp 3.500.000 Rp 1.239.000 Rp 4.739.000 Rp 77.000.000 Rp 27.258.000 15 Rp 3.500.000 Rp 1.239.000 Rp 4.739.000 Rp 73.500.000 Rp 26.019.000 16 Rp 3.500.000 Rp 1.239.000 Rp 4.739.000 Rp 70.000.000 Rp 24.780.000 17 Rp 3.500.000 Rp 1.239.000 Rp 4.739.000 Rp 66.500.000 Rp 23.541.000 18 Rp 3.500.000 Rp 1.239.000 Rp 4.739.000 Rp 63.000.000 Rp 22.302.000 19 Rp 3.500.000 Rp 1.239.000 Rp 4.739.000 Rp 59.500.000 Rp 21.063.000 20 Rp 3.500.000 Rp 1.239.000 Rp 4.739.000 Rp 56.000.000 Rp 19.824.000 21 Rp 3.500.000 Rp 1.239.000 Rp 4.739.000 Rp 52.500.000 Rp 18.585.000 22 Rp 3.500.000 Rp 1.239.000 Rp 4.739.000 Rp 49.000.000 Rp 17.346.000 23 Rp 3.500.000 Rp 1.239.000 Rp 4.739.000 Rp 45.500.000 Rp 16.107.000 24 Rp 3.500.000 Rp 1.239.000 Rp 4.739.000 Rp 42.000.000 Rp 14.868.000 25 Rp 3.500.000 Rp 1.239.000 Rp 4.739.000 Rp 38.500.000 Rp 13.629.000 26 Rp 3.500.000 Rp 1.239.000 Rp 4.739.000 Rp 35.000.000 Rp 12.390.000 27 Rp 3.500.000 Rp 1.239.000 Rp 4.739.000 Rp 31.500.000 Rp 11.151.000 28 Rp 3.500.000 Rp 1.239.000 Rp 4.739.000 Rp 28.000.000 Rp 9.912.000 29 Rp 3.500.000 Rp 1.239.000 Rp 4.739.000 Rp 24.500.000 Rp 8.673.000 30 Rp 3.500.000 Rp 1.239.000 Rp 4.739.000 Rp 21.000.000 Rp 7.434.000 31 Rp 3.500.000 Rp 1.239.000 Rp 4.739.000 Rp 17.500.000 Rp 6.195.000 32 Rp 3.500.000 Rp 1.239.000 Rp 4.739.000 Rp 14.000.000 Rp 4.956.000 33 Rp 3.500.000 Rp 1.239.000 Rp 4.739.000 Rp 10.500.000 Rp 3.717.000 34 Rp 3.500.000 Rp 1.239.000 Rp 4.739.000 Rp 7.000.000 Rp 2.478.000 35 Rp 3.500.000 Rp 1.239.000 Rp 4.739.000 Rp 3.500.000 Rp 1.239.000 36 Rp 3.500.000 Rp 1.239.000 Rp 4.739.000 Rp - Rp - Sumber : PT. FMA Finance
Penyajian Transaksi Sewa Penyajian pembiayaan konsumen dalam laporan keuangan PT. FMA Finance adalah sebagai berikut : 1. Pendapatan bunga disajikan dalam Laporan Laba Rugi tanggal 31 Desember sebesar Rp 14.068.645,161 yang didapat dari Rp 1.239.000 dikali dengan 11 kali angsuran ditambah bunga yang diakui pada tanggal 31 Desember 2009. 2. Piutang pembayaran lease disajikan dalam Neraca per 31 Desember 2012 sebagai aset lancar sebesar Rp 118.475.000 3. Pendapatan bunga ditangguhkan disajikan dalam neraca per 31 desember 2012 sebagai kewajiban lancar sebesar Rp 30.535.354,840 yang didapat dari pendapatan bunga pada awal masa lease dikurangi pendapatan bungayang telah diterima per 31Desember 2012. Dalam proses transaksi lease akan menimbulkan keuntungan sekaligus kerugian. perusahaan akan mendapat kan penerimaan yang dapat menimbulkan keuntungan jika lessee membayarkan angsuran tepat waktu dan lancar. Tetapi akan mengalami kerugian jika lessee tidak membayar angsuran tepat waktu bahkan tidak sanggup untuk melunasi. Maka akan meningkatnya jumlah piutang tak tertagih di perusahaan. Jika dalam masa lease, lessee tidak sanggup untuk membayar angsuran berikutnya, perusahaan akan menarik kembali kendaraan tersebut. Perusahaan
memiliki hak untuk menjual kendaraan tersebut sesuai dengan harga pasar. Dalam transaksi tersebut akan menimbulkan keuntungan dan kerugian yang diakui dalam laporan laba rugi perusahaan. Keuntungan atau kerugian tersebut didapat dari selisih harga jual dengan sisa piutang lease. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang bergerak dibidang sewa/leasing ini senakin dituntut adanya ketegasan tentang perlakuan akuntansi sewa sehingga data keuangan yang disjikan dalam laporan keuangan dapat dianalisis dan ditafsirkan degan mudah oleh semua pihak yang berkepentingan.
Tabel 4.3 PT. FMA Finance NERACA Per 31 Desember 2011 ASET Kas dan Setara Kas Kas Rp 31.854.767.493 Bank : Pihak Ketiga Rp 19.929.302.265 Pihak yg mempunyai hubungan istimewa Rp 28.575.445.012 Setara Kas : Pihak Ketiga Rp 2.500.000.000 Jumlah Kas dan Setara Kas Rp 82.859.514.770 Piutang Pembiayaan Konsumen Piutang Pembiayaan Konsumen - setelah dikurangi bagian yang dibiayai bank pada akhir 2011 Rp 6.132.418.635.164 Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui Rp (1.552.954.959.737) Piutang Pembiayaan Konsumen Rp 4.579.463.675.427 Penyisihan Piutang ragu-ragu Rp (78.073.622.250) Piutang Bersih Rp 4.501.390.053.177 Aset tetap setelah dikurangi penyusutan Rp 30.330.198.261 Aset lain-lain Rp 39.776.902.310 Jumlah Aset Rp 4.654.356.668.518 Sumber : PT. FMA Finance
KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban Hutang Bank : Pihak Ketiga Rp 904.542.869.380 Pihak yang memakai hubungan istimewa Rp 103.415.685.684 Jumlah Hutang Bank Rp 1.007.958.555.064 Biaya yg masih harus dibayar : Pihak Ketiga Rp 34.450.381.465 Pihak yang memiliki hubungan istimewa Rp 57.829.018.537 Jumlah biaya yang masih harus dibayar Rp 92.279.400.002 Hutang lain-lain : Pihak Ketiga Rp 2.530.208.267.652 Pihak yang memiliki hubungan istimewa Rp 100.596.656.330 Jumlah hutang lain-lain Rp 2.630.804.923.982 Jumlah Kewajiban Rp 3.731.042.879.048 Ekuitas Modal saham Rp 200.000.000.000 Modal disetor lainnya Rp 510.413.490.419 Saldo Laba : Dicadangkan Rp 3.000.000.000 Belum dicadangkan Rp 209.900.299.051 Jumlah Ekuitas Rp 923.313.789.470 Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Rp 4.654.356.668.518 Sumber : PT. FMA Finance
Tabel 4.4 PT. FMA Finance Laporan Laba Rugi Per 31 Desember 2011 Pendapatan Usaha 2011 Pendapatan konsumen - bersih Rp 885.959.388.002 Bunga Rp 3.876.311.982 Lain-lain Rp 168.622.734.646 Jumlah Pendapatan Rp 1.058.458.434.630 Beban Usaha Beban Pinjaman Rp 505.911.551.503 Penyisihan Piutang Ragu-Ragu Rp 119.473.304.767 Umum dan Administrasi Rp 222.080.972.193 Gaji dan Tunjangan Karyawan Rp 65.720.147.095 Penyusutan Rp 13.246.328.934 Penyisihan Imbalan Pasca Kerja Rp 3.477.610.000 Lain-Lain Rp 6.652.324.220 Jumlah Beban Rp 936.562.238.712 Laba Rugi Rp 121.896.195.918 Sumber : PT. FMA Finance
IV.4 Analisis Perlakuan Akuntansi Leasing pada PT. FMA Finance Terhadap SAK ETAP Tentang Sewa Setelah melihat penerapan dan perlakuan akuntansi atas transaksi leasing yang terjadi pada PT FMA Finance. Berdasarkan contoh kasus diatas, maka dapat dianalisis mengenai perlakuan akuntansinya berdasarkan kesesuaiannya dengan SAK ETAP sebagai berikut : 1. PT. FMA Finance melakukan penyajian laporan keuangan dengan dasar akrual, kecuali untuk laporan arus kas. Dasar pengukuran laporan keuangannya adalah konsep biaya perolehan, kecuali untuk agunan yang diambil alih dinyatakan sebesai nilai realisasi bersih dan nilai wajar. 2. laporan keuangan yang disajikan PT. FMA Finance sesuai dengan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Untuk mempermudah melihat analisis yang dilakukan dapat dilihat pada tabel perbandingan perlakuan akuntansi PT. FMA Finance dengan SAK ETAP adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5 Perbandingan Perlakuan Akuntansi Leasing pada PT. FMA Finance dengan SAK ETAP Tentang Sewa Pencatatan (Pengakuan dan Pengukuran) No. Perlakuan Akuntansi pada PT. FMA Finance Perlakuan Akuntansi Menurut SAK ETAP Keterangan 1. PT. FMA Finance dalam Penanaman neto Pencatatan yang mencatat pembelian aset dalam aset yang dilakukan oleh PT yang diperoleh untuk lease disewakan harus FMA Finance dicatat sebesar harga diperlakukan sebagai pada saat perolehan dan diakui pada penanaman neto sewa. mengakui aset saat terjadinya pembelian telah sesuai aset. dengan SAK ETAP tentang sewa 2. Perhitungan biaya Dalam SAK langsung awal sebagai ETAP tentang bagian dari pengukuran sewa tidak piutang sewa pembiayaan dijelaskan secara dan mengurangi rinci. pendapatan yang diakui
selama masa sewa, tingkat bunga implicit dalam sewa ditentukan ssedemikian rupa sehingga biaya langsung awal secara otomatis sudah termasuk di dalam piutang sewa pembiayaan. 3. Bunga yang dikenakan kepada pelanggan dicatat sebagai bagian dari Dalam ETAP sewa SAK tentang tidak pendapatan bunga dijelaskan secara rinci bunga mengenai yang dibebankan. 4. Pendapatan pembiayaan Selisih antara piutang Pencatatan yang konsumen yang belum sewa ditambah nilai dilakukan oleh PT diakui, yang merupakan residu dengan harga FMA Finance selisih antara jumlah perolehan aset yang pada saat keseluruhan pembayaran disewakan diakui mengakui aset angsuran yang akan sebagai pendapatan telah sesuai diterima dari konsumen sewa yang belum dengan SAK
dengan jumlah pokok diakui. Pendapatan ETAP tentang pembiayan konsumen, sewa yang belum sewa. diakui sebagai pendapatan sesuai dengan jangka waktu kontrak pembiayaan diakui dialokasikan konsisten harus secara sebagai konsumen berdasarkan pendapatan tahun tingkat pengembalian berjalan berdasarkan berkala yang tetap dari suatu tingkat piutang konsumen. pembiayaan pengembalian berkala atas penanaman neto sewa 5. Selisih bersih antara Dalam SAK pendapatan administrasi ETAP tentang yang diperoleh dari sewa tidak konsumen pada saat pertama kali perjanjian dijelaskan secara rinci. kontrak leasing ditandatangani dan bebanbeban yang timbul ditangguhkan dan disajikan sebagai bagian dari pendapatan
pembiayaan konsumen bersih pada laporan laba rugi tahun berjalan. 6. Dasar menyusun laporan keuangan dengan dasar akrual. Dalam ETAP sewa SAK tentang tidak dijelaskan secara rinci 7. Piutang yang tak tertagih dihapuskan pada saat dinyatakan tidak tertagih Dalam ETAP sewa SAK tentang tidak oleh manajemen dijelaskan secara perusahaan. Penerimaan rinci mengenai dari piutang yang telah piutang tak dihapusbukukan diakui tertagih sebagai pendapatan lainlain pada saat terjadinya. 8. Pada saat aset sewa Jika aset yang Pencatatan yang dijual/diambil alih, agunan disewakan dijual dilakukan oleh PT yang diambil alih/dijual kepada lessee sebelum FMA Finance dicatat sebasar saldo berakhirnya masa pada saat
piutang yang tidak sewa, maka perbedaan mengakui aset tertagih. Selisih antara antara harga jual telah sesuai nilai realisasi bersih atas dengan penanaman dengan SAK agunan yang diambil alih neto sewa pada saat ETAP tentang dengan saldo piutang penjualan dilakukan sewa. pembiayaan konsumen harus diakui sebagai yang tidak tertagih diakui keuntungan atau sebagai keuntungan atau kerugian pada periode kerugian pada periode terjadinya. terjadinya dalam laporan laba rugi.