Lampiran 2. Prosedur Analisis Logam Dalam Sedimen dengan metode USEPA 3050B (APHA, 1992)

dokumen-dokumen yang mirip
3. METODE PENELITIAN

Lampiran 2. Dosis pupuk NPKMg-TE untuk pemupukan bibit kelapa sawit Dura x Pisifera standar kebun

Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida

Lampiran 1. Spesifikasi bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

Tabel Lampiran 1. Deskripsi profil tanah Andosol dari hutan Dusun Arca Order tanah : Andosol

III. METODE PENELITIAN. Gambar 3.1. Lokasi Penelitian (Google Map, 2014)

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

METODE ANALISIS. ph H 2 O (1:5) Kemampuan Memegang Air (Water Holding Capacity)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

BAB IV METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

Lampiran 1. Prosedur pengukuran nitrogen dan fosfat dalam air.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

PENUNTUN PRAKTIKUM FISIKA TANAH

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

Pupuk super fosfat tunggal

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2010 hingga Oktober 2011.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar sekam padi setelah dihaluskan

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

III. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

Desikator Neraca analitik 4 desimal

mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml selanjutnya diamkan selama 30 menit

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

METODE PENELITIAN. 7. Tongkat berskala Mengukur kedalaman cm 8. Van Dorn Water Mengambil sampel air -

snl %ts Gara uii kadar abu, silika dan silikat dalam kayu dan PulP kayu snl Standar Nasional Indonesia rcs

Bab III Metodologi Penelitian

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

SNI Standar Nasional Indonesia. Lada hitam. Badan Standardisasi Nasional ICS

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

Lampiran 1. Prosedur Analisis

III. METODE PENELITIAN

BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

METODE PENGUJIAN PARTIKEL RINGAN DALAM AGREGAT

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian ini termasuk ke dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

Pulp Cara uji kadar selulosa alfa, beta dan gamma

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

3 Metodologi Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

Pupuk dolomit SNI

Temu Putih. Penyortiran Basah. Pencucian. Pengupasan. Timbang, ± 200 g. Pengeringan sesuai perlakuan

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

III. MATERI DAN METODE

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

Kadar air (basis kering) = b (c-a) x 100 % c-a

Lampiran 1. Gambar Sampel Sayur Sawi

Curah Hujan (mm) Intensitas Penyinaran (cal/cm 2 )

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksploratif, untuk mengetahui tingkat pencemaran

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Terminal Betan Subing Tebanggi Besar. Lampung Tengah, pada bulan September - Oktober 2012.

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

METODE. Materi. Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama bulan Juni Agustus 2014 di Laboratorium

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

III. BAHAN DAN METODE. Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4.

Transkripsi:

L A M P I R A N

Lampiran 1. Data Kualitas Perairan St. Lokasi Koordinat Kedalaman Temperatur Bujur Lintang (m) (0C) Salinitas 1 Muara Angke 106.7675-6.1035 3.1 27.6 2 2 Laut 106.744-6.0939 3.2 29.7 10 3 Sungai Kamal 106.7198-6.0877 0.93 30.8 9 4 Sungai Dadap 106.7258-6.0919 0.97 30.4 15 5 Sungai Ciliwung 106.8296-6.125 2.97 30.7 6 6 S. Blencong 106.9555-6.0997 2.84 31.2 25 7 Trs. Sunter 106.9068-6.1083 1.75 29.6 5 8 Kali Koja 106.8658-6.1194 1.68 29.4 6 9 Kalibaru 106.9401-6.0993 1.73 29.8 5 Lampiran 2. Prosedur Analisis Logam Dalam Sedimen dengan metode USEPA 3050B (APHA, 1992) 1. Timbang ± 1 gram contoh sedimen kering 2. Tambahkan 10 ml HNO3 (1:1) dan kocok secara perlahan, panaskan dengan alat pemanas pada suhu 95 0 C dan refluks selama 10 sampai 15 menit. 3. Sebanyak 5 ml HNO3 pekat ditambahkan ke dalam sampel dan panaskan kembali pada suhu 95 0 C ± 5 0 C kemudian refluks selama 30 menit. 4. Tambahkan kembali 5 ml HNO3 pekatkemudian dinginkan pada suhu ruang. 5. Panaskan kembali sampel pada suhu 95 0 C ± 5 0 C dan refluks selama 2 jam, setelah itu dinginkan kembali pada suhu ruang. 6. Tambahkan 2 ml air suling dan 3 ml H2O2 30% setetes demi setetes ke dalam sampel dan panaskan sampai gelembung-gelembung yang muncul berkurang. 7. Tambahkan H 2 O 2 30% kemudian dipanaskan kembali pada suhu 95 0 C ± 5 0 C dan refluks selama 2 jam. 8. Tambahkan 10 ml HCl pekat, panaskan, dan refluks selama 15 menit, dan setelah itu dinginkan kembali pada suhu ruang.

9. Setelah tahap destruksi selesai dilakukan, sampel disaring dengan menggunakan kertas saring Whatman No.41 dan memasukkan hasil saringan ke dalam labu ukur 50 ml. 10. Tepatkan volume menjadi 100 ml dengan menggunakan akuades. 11. Sampel yang telah disaring dan ditepatkan kemudian diukur dengan menggunakan FAAS. 12. Perhitungan konsentrasi logam berat pada fraksi total menggunakan perhitungan menurut Hutagalung (1997) sebagai berikut: Keterangan: A = Konsentrasi AAS (µg/ml) B = Volume penepatan (ml) C = Berat sedimen (g) D = Volume pengenceran (ml) Lampiran 3. Perhitungan konsentrasi logam berat total Cu dan Zn Zn total Cu Total Stasiun AAS Berat Konsentrasi Berat Konsentrasi AAS (g) (µg/g) (g) (µg/g) 0.653 1.3269 492.260 1.248 1.3269 94.044 1 0.659 1.3269 496.616 1.265 1.3269 95.332 0.653 1.3269 492.260 1.265 1.3269 95.332 Rata-rata 493.712 94.902 SD 2.515 0.744 0.413 1.3136 314.628 0.932 1.3136 70.921 2 0.413 1.3136 314.628 0.949 1.3136 72.223 0.413 1.3136 314.628 0.915 1.3136 69.620 Rata-rata 314.628 70.921 SD 0.000 1.301

1.150 1.3199 871.497 1.769 1.3199 134.043 3 1.142 1.3199 864.928 1.803 1.3199 136.633 1.139 1.3199 862.738 1.812 1.3199 137.281 Rata-rata 866.388 135.985 SD 4.558 1.713 4 3.309 1.337 2475.130 4.974 1.337 372.054 3.332 1.337 2492.423 5.026 1.337 375.889 Rata-rata 2483.777 373.972 SD 12.228 2.712 1.130 1.343 841.443 2.803 1.343 208.743 5 1.145 1.343 852.203 2.752 1.343 204.925 1.150 1.343 856.507 2.709 1.343 201.742 Rata-rata 850.051 205.137 SD 7.759 3.505 0.408 1.3053 312.200 0.615 1.3053 47.145 6 0.396 1.3053 303.343 0.607 1.3053 46.490 0.408 1.3053 312.200 0.615 1.3053 47.145 Rata-rata 309.248 46.927 SD 5.113 0.378 0.624 1.355 460.721 1.444 1.355 106.601 7 0.618 1.355 456.455 1.496 1.355 110.386 0.624 1.355 460.721 1.521 1.355 112.278 Rata-rata 459.299 109.755 SD 2.463 2.891 1.980 1.3213 1498.349 3.701 1.3213 280.092 8 1.971 1.3213 1491.787 3.530 1.3213 267.155 1.983 1.3213 1500.537 3.581 1.3213 271.036 Rata-rata 1496.891 272.761 SD 4.553 6.639 0.202 1.3676 147.932 0.291 1.3676 21.249 9 0.191 1.3676 139.479 0.291 1.3676 21.249 0.188 1.3676 137.366 0.282 1.3676 20.624 Rata-rata 141.592 21.040 SD 5.591 0.361 Keterangan: Volume penepatan Volume pengenceran (Zn) = 100 ml = 10 ml

Lampiran 4. Perhitungan konsentrasi fraksi labil Cu dan Zn Zn Labil Cu Labil Stasiun Berat Kadar Berat Kadar AAS AAS (g) (µg/g) (g) (µg/g) 1.596 1.1201 284.985 3.621 1.1201 64.649 1 1.584 1.1201 282.786 3.629 1.1201 64.803 1.599 1.1201 285.425 3.629 1.1201 64.803 Rata-rata 284.399 64.752 SD 1.414 0.089 1.202 1.1041 217.729 2.250 1.1041 40.757 2 1.224 1.1041 221.744 2.241 1.1041 40.601 1.204 1.1041 218.175 2.259 1.1041 40.913 Rata-rata 219.216 40.757 SD 2.201 0.156 2.411 1.1028 437.310 4.871 1.1028 88.333 3 2.404 1.1028 435.970 4.853 1.1028 88.020 2.406 1.1028 436.417 4.828 1.1028 87.551 Rata-rata 436.566 87.968 SD 0.682 0.393 3.337 1.1176 597.251 12.319 1.1176 220.454 4 3.337 1.1176 597.251 12.362 1.1176 221.225 3.337 1.1176 597.251 12.362 1.1176 221.225 Rata-rata 597.251 220.968 SD 0.000 0.445 2.372 1.1108 427.065 7.621 1.1108 137.211 5 2.360 1.1108 424.848 7.681 1.1108 138.297 2.362 1.1108 425.291 7.526 1.1108 135.503 Rata-rata 425.735 137.004 SD 1.173 1.408 1.204 1.1466 210.088 1.534 1.1466 26.766 6 1.190 1.1466 207.510 1.543 1.1466 26.916 1.190 1.1466 207.510 1.543 1.1466 26.916 Rata-rata 208.369 26.866 SD 1.488 0.087 1.611 1.1239 286.651 4.181 1.1239 74.402 7 1.633 1.1239 290.596 4.190 1.1239 74.556 1.606 1.1239 285.775 4.190 1.1239 74.556 Rata-rata 287.674 74.505 SD 2.568 0.089

2.672 1.1076 482.559 9.914 1.1076 179.014 8 2.667 1.1076 481.670 9.879 1.1076 178.391 2.667 1.1076 481.670 9.922 1.1076 179.170 Ratarata 481.966 178.858 SD 0.514 0.412 0.665 1.1317 117.527 0.560 1.1317 9.903 9 0.660 1.1317 116.656 0.560 1.1317 9.903 0.658 1.1317 116.221 0.560 1.1317 9.903 Ratarata 116.801 9.903 SD 0.665 0.000 Keterangan: Volume penepatan = 20 ml Volume pengenceran (Zn) = 10 ml Lampiran 5. Prosedur Analisis Ukuran Butiran Sedimen (Sudjadi et al., 1971 in Eviati dan Sulaeman, 2009) 1. Timbang 10 gr contoh tanah < 2mm, masukkan ke dalam gelas piala 800 ml dan tambahkan 50 ml H 2 O 2 10% kemudian biarkan semalam. 2. Tambahkan 25 ml H 2 O 2 30% dan panaskan hingga tidak berbusa. 3. Tambahkan 180 ml air bebas ion dan 20 ml HCl 2 N, didihkan selama ± 10 menit dan diamkan sampai dingin kembali. 4. Encerkan dengan air bebas ion menjadi 700 ml. 5. Cuci dengan air bebaas ion menggunakan penyaring Berkefield atau diendap tuangkan sampai bebas asam, kemudian tambahkan 10 ml larutan peptisator Na 4 P 2 O 7 4 %. 6. Pada pemisahan pasir, tanah yang telah diberi peptisator diayak dengan ayakan 50 mikron sambil dicuci dengan air bebas ion. Setelah itu filtrat ditampung dalam silinder 500 ml untuk pemisahan debu dan liat. Butiran yang tertahan ayakan dikeringkan pada suhu 105 0 C dan timbang (berat pasir = A g). 7. Pada pemisahan debu dan liat, filtrate dalam silinder diencerkan menjadi 500 ml, aduk selama 1 menit dan segera pipet sebanyak 20 ml ke dalam pinggan aluminium.

Keringkan filtrat pada suhu 105 0 C dan timbang (berat debu + liat + peptisator = B gr). 8. Pada pemisahan liat, aduk lagi filtrate selama 1 menit dan biarkan selama 3 jam 30 menit pada suhu kamar. Suspensi liat dipipet sebanyak 20 ml pada kedalaman 5,2 cm dari permukaan cairan dan masukkan ke dalam pinggan aluminium. Keringkan pada suhu 105 0 C dan timbang (berat liat + peptisator = C gr). 9. Bobot peptisator pada pemipetan 20 ml adalah 0.0095 g. Angka 25 adalah factor yang dikonversikan dalam 500 ml dari pemipetan 20 ml. Lampiran 6. Perhitungan Kandungan Bahan Organik Total Berat Cawan Berat Cawan Berat Stasiun kosong (g) kosong (g) cawan + Berat cawan+ Pemanasan Pemanasan Sampel Sampel 105 C 600 C basah kering 105C 1 17.3466 17.3464 18.57 17.8021 2 18.524 18.5238 19.6383 18.9178 3 17.889 17.8888 19.0673 18.2003 4 17.4499 17.4498 18.8985 17.8931 5 16.0502 16.05 17.3295 16.3478 6 25.9421 25.9385 27.472 26.4729 7 26.4377 26.4372 27.69 26.8216 8 27.6593 27.659 28.8498 27.9406 9 26.446 26.4449 27.8856 27.3782 Sedimen Sedimen Berat cawan+ Kering Kering 105 0 C/ 600 0 C/ %LOI Sampel kering 600C 24 jam 1jam 17.7189 0.4555 0.3725 8.30% 18.8664 0.3938 0.3426 5.12% 18.146 0.3113 0.2572 5.41% 17.8035 0.4432 0.3537 8.95% 16.2812 0.2976 0.2312 6.64% 26.408 0.5308 0.4695 6.13% 26.7382 0.3839 0.301 8.29% 27.8588 0.2813 0.1998 8.15% 27.3386 0.9322 0.8937 3.85%