BAB IV METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. optimal pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jumlah keseluruhan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Dua parameter penting yang selalu menjadi fokus perhatian dalam kegiatan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

BAB 3 METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei

BAB IV PEMBAHASAN. dengan yang digunakan untuk menghitung IHSG yaitu berdasarkan indeks yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM INDEKS KOMPAS 100 DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja reksa dana syariah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang

BAB IV ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data

I. PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Maka wajar apabila

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO SAHAM DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

(Sanusi, 2004). Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah Proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat explanatory research terhadap sampel yang telah ditentukan

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1

RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO PORTFOLIO ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANDRI HELMI M, SE., MM.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan LQ 45 dari bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Januari 2016.

BAB III PORTOFOLIO OPTIMAL. Capital assets pricing model dipelopori oleh Treynor, Sharpe, Lintner

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... I DAFTAR ISI... IV DAFTAR GAMBAR... VI DAFTAR TABEL... VIII DAFTAR LAMPIRAN... X

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi. berkembangnya perekonomian, karena para investor dan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. membeli Dolar. Situasi tersebut menimbulkan lebih banyak tekanan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN. untuk melangsungkan usahanya. Peran pasar modal sebagai alternatif investor

DAFTAR ISI. Abstrak... i. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian...

MODEL INDEKS TUNGGAL. M.Andryzal Fajar

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM SAHAM INDEK LQ-45 DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEKS TUNGGAL DI BEI PERIODE 2006 SAMPAI 2010 SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data. Dalam pengolahan data menggunakan program Microsoft Excel

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih peneliti untuk penelitian adalah di Pojok BEI UIN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. (Jogiyanto, 2007). Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan kesejahteraan di masa datang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk

Abstract. Keywords: Single Index Model, Sharpe Measure, Treynor Measure, Jensen Measure,

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi yang diserahkan oleh investor sedangkan risiko adalah

Retno Dwi Sulistiani Topowijono Maria Gorreti Wi Endang NP Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Total Ekuitas Nilai buku per lbr saham = Jumlah Saham Beredar

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas Obyek atau Subyek

ANALISIS PEMILIHAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM SYARIAH DENGAN SINGLE-INDEX MODEL

DAFTAR PUSTAKA. Darmadji, T dan Fakhrudin M.H Pasar Modal di Indonesia Pendekatan. Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat.

ANALISIS KINERJA PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM-SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIODE Fitriaty Tona Aurora Lubis, Pungki Rekno Asih

I. PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal dalam hal ini Bursa Efek Indonesi (BEI) memberikan

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL PADA PERUSAHAAN LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA

Judul : Kinerja Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal (Studi pada Perusahaan Sektor Basic Industry and Chemicals

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian hypotheses testing yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu (Hartono, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa Dana Saham Dan

BAB I PENDAHULUAN. pendek maupun jangka panjang. 3 Investor yang rasional akan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK.. i KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

III. METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Study ini menganalisis portofolio ke tiga aset yaitu saham, emas, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki

Analisis Tingkat Pengembalian Dan Risiko Pembentukan. Perusahaan Sektor Perbankan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bunga atau yang sering disebut Net Interest Margin (NIM), selain itu

ABSTRAK. Kata Kunci: Model Indeks Tunggal, portofolio optimal, expected return, excess return to beta, cut off rate, risk. viii

Daftar lsi BAB 2 MEMPERSIAPKAN DATA... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperdagangkan di Bursa Efek dan Pasar Uang, dengan tujuan menyebarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka waktu yang relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini membuktikan semakin berkembangnya dunia investasi yang kemudian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penentuan tempat pada penelitian ini ditentukan dengan sengaja

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan.

Keywords : optimal portfolio, single index method, Kompas 100, IHSG. viii

BAB 1 PENDAHULUAN. telah memperlihatkan kemajuan seiring dengan perkembangan ekonomi

JSAB I (1) (2017) JURNAL SEKRETARIS & ADMINISTRASI BISNIS. Jurnal homepage:

Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Metode Single Indeks Saham. Presented By : Slamet Hidayatulloh

Transkripsi:

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian/Design Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian lebih bersifat deskriptif analitis untuk menggambarkan sekuritas-sekuritas yang dapat membentuk portofolio optimal beserta kinerja yang dihasilkannya. Horison waktu pembentukan portofolio optimal adalah 1 bulan, 2 bulan, dan 3 bulan selama periode Febuari 2010 - Januari 2015, dengan menggunakan model indeks tunggal. Selanjutnya portofolio optimal yang terbentuk akan diuji kinerjanya sesuai dengan horison waktu pembentukan portofolio sebelumnya. Periode pengamatan kinerja portofolio dilakukan selama periode Maret 2010 - April 2015. Secara garis besar tahapan penelitian dimulai dari persiapan perangkat pengolahan dan perhitungan data (konstruksi model), pengumpulan data, pengolahan data, pembentukan portofolio optimal dari masing-masing kelompok horison waktu (1 bulan, 2 bulan, dan 3 bulan ), pengamatan imbal hasil aktual dari portofolio yang sudah terbentuk, analisis kinerja portofolio, pengujian hipotesis terhadap perbandingan rata-rata kinerja ketiga kelompok portofolio (One-Way ANOVA), dan pada ahirnya menghasilkan suatu kesimpulan dan rekomendasi. Tahapan-tahapan penelitian tersebut dilakukan dengan mengikuti alur seperti tergambar dalam diagram alir pada Gambar 4.1 berikut ini: 65

66 (1) KONSTRUKSI MODEL PORTOFOLIO OPTIMAL Model: Model Indeks Tunggal Program pengolahan data: Excel (2) PENGUMPULAN DATA SEKUNDER Sumber: www.idx.co.id, finace.yahoo.com, dan www.bi.go.id Periode: Febuari 2010~Januari 2015 Data: 1. Harga penutupan saham LQ45 2. Indeks pasar IHSG 3. Suku bunga berjangka Bank Indonesia (4) PEMBENTUKAN PORTOPOLIO OPTIMAL Saham emiten: LQ45 BEI Jumlah portofolio: 3 kelompok ( portofolio 1 bulan, 2 bulan, dan 3 bulan) Penghitungan: 1. Pemilihan kandidat portopolio optimal - Excess Return to Beta (ERB) saham individual - Nilai C i saham individual dan cut-off point (C*) 2. Penentuan portofolio optimal - ERB i C* untuk setiap saham individual - Proporsi dana untuk setiap saham individual dalam portofolio optimal 3. Membuat list saham untuk setiap periode pembentukan portofolio optimal. (3) PENGOLAHAN DATA Penghitungan: 1. Parameter imbal hasil realisasi - Imbal hasil harian indeks pasar dan saham individual - Imbal hasil harian bebas risiko 2. Parameter imbal hasil ekspektasi - Imbal hasil ekspektasi indeks pasar dan saham individual 3. Parameter Risiko - Varian dan standar deviasi imbal hasil indeks pasar dan saham individual - Covarian imbal hasil pasar dan saham individual -,dan saham individual -Varian residual error saham individual Jumlah data (n) : sesuai dengan horison waktu pembentukan portofolio 1 bulan, 2 bulan, dan 3 bulan. (5) PENGAMATAN HASIL INVESTASI PORTOPOLIO OPTIMAL Jumlah portofolio: 3 kelompok (portofolio 1 bulan, 2 bulan, dan 3 bulan) Periode: - Kel. 1-bulan : 60 periode (Mar '10~Feb '15) - Kel. 2 bulan : 30 periode (May '10~Mar '15) - Kel. 3 bulan : 20 periode (Jul '10~Apr '15) Penghitungan: 1. Imbal hasil realisasi /aktual portofolio optimal per periode untuk masing-masing kelompok (1-bulan, 2-bulan, dan 3-bulan) 2. Imbal hasil realisasi/aktual pasar (IHSG) pada periode yang sama sebagai pembanding. (6) ANALISIS KINERJA PORTOFOLIO OPTIMAL (8) KESIMPULAN DAN SARAN (7) UJI BEDA Tools: One-Way ANOVA Perbandingan kinerja: 1. Indeks Sharpe portofolio kel.1-bln, 2-bln dan 3-bln 2. Indeks Treynor portofolio kel.1-bln, 2-bln dan 3-bln Penghitungan: 1. Nilai rata-rata imbal hasil portofolio optimal (R p ) dan bebas risiko (R BS ) seluruh periode pengamatan. 2. Parameter risiko portofolio optimal Standar deviasi ( p ) dan beta ( p ) portofolio optimal dari seluruh periode pengamatan. 3. Kinerja portofolio optimal RVAR (Indeks Sharpe) dan RVOL (Indeks Treynor) Sumber: Pemikiran Penulis (2016) Gambar 4.1. Diagram Alir Tahapan Penelitian

67 4.2. Variabel Penelitian Definisi operasional dan pengukuran variabel yang berkaitan dengan analisis kinerja portofolio optimal yang menggunakan model indeks tunggal dapat dijelaskan sebagai berikut: 4.2.1. Tahapan Pengolahan Data 1) Imbal Hasil Hasil Aktual Saham (Rit) Imbal hasil aktual saham adalah perbandingan (prosentase) selisih harga awal dan harga ahir saham yang terealisasi pada periode waktu tertentu terhadap harga awal saham. Secara matematis dapat dituliskan: R it = (4.1) Rit Pt Pt-1 = imbal hasil aktual saham ke-i pada peiode waktu ke-t = harga penutupan saham ke-i yang terealisasi pada waktu ke-t = harga penutupan saham ke-i pada waktu ke-t-1 2) Imbal Hasil Hasil Ekspektasi Saham (E(Ri)) Imbal hasil ekspektasi saham individual adalah rata-rata imbal hasil harian saham ke-i yang terealsisasi selama selang waktu n-hari. Secara matematis, persamaan adalah: E(R i) = (4.2)

68 E(Ri) Rit n = ekspektasi imbal hasil saham individual ke-i = imbal hasil realisasi saham individual ke-i pada hari ke-t = jumlah hari observasi terhadap imbal hasil realisasi saham individual ke-i 3) Imbal Hasil Hasil Aktual Pasar (Rmt) Imbal hasil aktual pasar adalah perbandingan (prosentase) selisih nilai awal dan nilai ahir indeks harga saham gabungan (IHSG) yang terealisasi pada periode waktu tertentu terhadap nilai awal IHSG. Secara matematis dapat dituliskan: R mt = (4.3) Rmt IHSGt IHSGt-1 = imbal hasil realisasi pasar pada periode waktu ke-t = indeks harga saham gabungan pada waktu ke-t = indeks harga saham gabungan pada waktu ke-t-1 4) Imbal Hasil Hasil Ekspektasi Pasar (E(Rm)) Imbal hasil ekspektasi pasar adalah rata-rata imbal hasil harian IHSG yang terealsisasi selama selang waktu n-hari. Secara matematis, persamaan adalah: E(R m) = (4.4) E(Rm) = ekspektasi imbal hasil pasar

69 Rmt n = imbal hasil realisasi pasar pada hari ke-t = jumlah hari observasi terhadap imbal hasil realisasi pasar 5) Standard Deviasi () dan Variance ( ) Standard deviasi dan variance adalah parameter untuk melihat seberapa jauh penympangan data individual terhadap nilai reratanya. Kedua parameter ini digunakan untuk mengukur risiko ekspektasi imbal hasil saham dan imbal hasil pasar. Persamaan yang digunakan adalah: x = (4.5) dan 2 x = (4.6) x x 2 E(Rxt) Rxt n = satandar deviasi imbal hasil ekspektasi saham atau pasar = varian imbal hasil saham atau pasar = ekspektasi imbal hasil saham atau pasar = imbal hasil realisasi saham atau pasar = jumlah data pengamatan 6) Kovarian Saham Individul dengan Indeks Pasar (im) Kovarian antara saham individual ke-i dengan pasar adalah parameter yang digunakan untuk melihat sejauh mana imbal hasil saham individual ke-i dan imbal hasil pasar mempunyai kecendrungan untuk bergerak bersama-sama.

70 Selanjutnya parameter ini akan menjadi masukkan untuk menghitung koefisien beta saham individula ke-i (Persamaan yang digunakan adalah: im = (4.7) im E(Ri) Rit E(Rm) Rmt n = kovarian antara imbal hasil saham individual ke-i dengan pasar = ekspektasi imbal hasil saham individual ke-i = imbal hasil realisasi saham individual ke-i pada hari ke-t = ekspektasi imbal hasil pasar = imbal hasil realisasi pasar pada hari ke-t = jumlah data pengamatan 7) Koefisien Beta Saham Individual (i) Koefisien beta saham individual ke-i merupakan faktor risiko sitemik (pasar) yang direspon oleh masing-masing saham individual ke-i. Koefisien beta dihitung dengan menggunakan persamaan: i = im / m 2 (4.8) i im m 2 = koefisien beta saham ke-i = kovarian antara imbal hasil saham ke-i dan imbal hasil pasar = varian imbal hasil pasar 8) Varian Residual Error Saham Individual (ei 2 )

71 Varian residual error dari masing-masing saham individual ke-i adalah risiko unik saham individual ke-i, yang juga merupakan faktor non-sistemik. Persamaan yang digunakan adalah: ei2 = i 2 - i2 m 2 (4.9) ei 2 i m 2 = varian residual error dari masing-masing saham individual ke-i = koefisien beta saham ke-i = varian imbal hasil pasa 9) Alpa Saham Individual (i) Alpa saham individual ke-i adalah nilai ekspektasi dari imbal hasil saham individual ke-i yang independen terhadap imbal hasil pasar yang dihitung dengan menggunakan persamaan: i = E(R i)- ie(r m) (4.10) i i E(Ri) E(Rm) = nilai alpa saham individual ke-i = koefisien beta saham ke-i = ekspektasi imbal hasil saham individual ke-i = ekspektasi imbal hasil pasar 4.2.2. Pembentukan Portofolio Optimal 1) Excess Return to Beta Saham Individual (ERBi)

72 Excess Return to Beta Saham Individual ke-i adalah nilai rasio kelebihan imbal hasil (excess return) saham ke-i relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan (beta). Nilai ERB akan digunakan untuk memilih kandidat saham yang akan masuk dalam portofolio optimal. Persamaan yang digunakan adalah: ERB i = [ E(R i)- R BR ]/ i (4.11) ERBi RBR = excess return to beta saham individual ke-i = imbal hasil sekuritas bebas risiko yang diperoleh dari harga suku bunga simpanan berjangka rupiah dari Bank Indonesia i = beta saham individual ke-i. 2) Nilai pembatas (Ci) Nilai pembatas (Ci) yaitu nilai C untuk sekuritas ke-i yang dihitung dari kumulasi nilai-nilai A1 sampai dengan Ai dan nilai-nilai B1 sampai dengan Bi, dimana nilai Ai dan Bi dimulai dari nilai ERB positif terbesar. Persamaan yang digunakan adalah: C i = (4.12) dengan: A i = (4.13) dan

73 B i = (4.14) Ci m 2 E(Ri) RBR i = Nilai pembatas C untuk saham individual ke-i = varian imbal hasil pasar = ekspektasi imbal hasil saham individual ke-i = imbal hasil sekuritas bebas risiko = beta saham ke-i. ei 2 i = varian residual error dari masing-masing saham individual ke-i = peringkat ERBi dari semua ERB saham yang telah diurutkan. 3) Nilai Cut-off Point (C*) Cut-off point (C*) adalah nilai Ci dimana nilai ERB terahir kali dalam urutan list masih lebih besar dari nilai Ci. 4) Proporsi Saham Dalam Portofolio Optimal (wi) Besarnya proporsi untuk saham individual ke-i dalam portofolio optimal yang dihitung dengan menggunakan persamaan: w i = (4.15) dengan Z i = (ERBi - C*) (4.16)

74 wi i = proporsi saham individual ke-i dalam portofolio optimal = beta saham ke-i. ei 2 ERBi = varian residual error dari masing-masing saham individual ke-i = excess return to beta saham individual ke-i C* = nilai Cut-off Point k = jumlah saham individual yang membentuk portofolio optimal 4.2.3. Pengamatan Kinerja Portofolio Optimal 1) Imbal hasil aktual portofolio (Rp) Imbal hasil aktual portofolio adalah rata-rata tertimbang dari imbal hasil realisasi masing-masing aset (saham) tunggal di dalam portofolio tersebut. Persamaan yang digunakan adalah: R p = (4.17) Rp Ri wi n = imbal hasil realisasi portofolio = imbal hasil realisasi saham ke-i = proporsi saham individual ke-i dalam portofolio optimal = jumlah saham tunggal dalam portofolio optimal 2) Standard Deviasi Portofolio (p) Standard deviasi portofolio adalah besarnya nilai penyimpangan imbal hasil realisasi portofolio dari nilai reratanya. Parameter ini digunakan utuk melihat risiko variabelitas portofolio selama periode pengamatan. Selanjutnya

75 parameter ini akan menjadi masukan untuk memperoleh nilai Indeks Sharpe. Persamaan yang digunakan adalah: p = (4.18) p Rpt Rp n = satandar deviasi imbal hasil realisasi portopolio = imbal hasil realisasi portofolio pada periode ke-t = rata-rata imbal hasil realisasi portofolio seluruh periode = jumlah data pengamatan 3) Beta Portofolio (p) Beta portofolio merupakan faktor risiko sitemik (pasar) yang direspon oleh portofolio selama periode pengamatan. Selanjutnya parameter ini akan menjadi masukan untuk memperoleh nilai Indeks Treynor. Koefisien beta portofolio dihitung dengan menggunakan persamaan: p = pm / m 2 (4.19) p im m 2 = koefisien beta portofolio selama perode pengamatan = kovarian antara imbal hasil realisasi portofolio dan pasar = varian imbal hasil pasar

76 4) RVAR (Indeks Sharpe) RVAR (Indeks Sharpe) adalah indeks yang digunakan untuk melihat tingkat kinerja portofolio berdasarkan perhitungan yang dikemukakan oleh Sharpe (1966), yaitu dengan membagi excess return portofolio dengan variabilitasnya. Semakin besar nilai RVAR maka semakin tinggi kinerja suatu portofolio. Persamaannya adalah: RVAR x = (4.20) RVARx = reward to variability (Indeks Sharpe) portofolio ke-x. = rata-rata imbal hasil total portofolio ke-x dari periode awal hingga periode ahir pengamatan. = rata-rata imbal hasil sekuritas bebas risiko dari periode awal hingga periode ahir pengamatan. px = variabilitas yang diukur dengan standar deviasi imbal hasil portofolio ke-x dari periode awal hingga periode ahir pengamatan. x = horison waktu pembentukan portofolio optimal (1, 2, dan 3 bulan). 5) RVOL (Indeks Treynor) RVOL (Indeks Treynor) adalah indeks yang digunakan untuk melihat tingkat kinerja portofolio berdasarkan perhitungan yang dikemukakan oleh Treynor (1966), yaitu dengan membagi excess return portofolio dengan volatilitasnya.

77 Semakin besar nilai RVOL maka semakin tinggi kinerja suatu portofolio. Persamaannya adalah: RVOL x = (4.21) RVOLx = reward to volatility (Indeks Treynor) portofolio ke-x. = rata-rata imbal hasil total portofolio ke-x dari periode awal hingga periode ahir pengamatan. = rata-rata imbal hasil sekuritas bebas risiko dari periode awal hingga periode ahir pengamatan. px = volatilitas yang diukur dengan beta portofolio ke-x dari periode awal hingga periode ahir pengamatan. x = horison waktu pembentukan portofolio optimal (1, 2, dan 3 bulan). 4.3. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh saham-saham perusahaan yang terdaftar dalam kelompok indeks LQ45 Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode Febuari 2010 - Januari 2015. LQ45 merupakan kelompok saham yang paling liquid dengan jumlah transaksi (kapitalisasi pasar) terbesar di BEI saat ini, sehingga dipilihnya LQ45 sebagai objek pengamatan diharapkan dapat memberikan input harga saham harian yang lebih berfluktuasi dikaitkan dengan faktor risiko (variability). Sedangkan dipilihnya periode pengamatan selama 5 tahun diharapkan

78 dapat mewakili semua kejadian yang berhubungan dengan gejolak pasar (faktor sistemik) akibat kebijakan pemerintah yang berdampak pada ekonomi makro. Karena Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan evaluasi dan pergantian terhadap 45 saham emiten yang masuk dalam keriteria LQ45 setiap 6 bulan sekali, maka setiap periode evaluasi akan ada saham emiten yang baru untuk menggantikan posisi saham emiten yang lama yang dianggap sudah tidak masuk keriteria LQ45 lagi pada periode evaluasi tersebut. Saham-saham yang baru masuk dalam daftar LQ45 tersebut akan diikutsertakan sebagai sampel dalam penelitian ini. Demikian pula halnya dengan saham-saham yang keluar dari daftar LQ45 pada periode yang baru, tetap akan diambil datanya guna mengevaluasi kinerja portofolio yang dibentuk pada periode sebelumnya. Dengan demikian, maka dalam penelitian ini tidak menggunakan metode purposive sampling, artinya tidak ada pembatasan sampel berdasarkan kriteria tertentu selama periode penilitian. Hal ini dimaksudkan agar penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan kesimpulan tentang pembentukan portofolio optimal dan evaluasi kinerjanya yang lebih objektif sesuai dengan kondisi risiko aktual yang terjadi di pasar modal. 4.4. Jenis dan Sumber Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari data yang tersedia di Bursa Efek Indonesia, yaitu berupa data sekunder harga saham harian dari seluruh emiten yang masuk dalam kelompok indeks LQ45 pada periode Febuari 2010 sampai dengan Januari 2015 beserta data indeks harga saham gabungan (IHSG) pada periode tersebut. Kedau jenis data tersebut dapat diakses melalui www.idx.co.id dan finace.yahoo.com. Sedangkan data risk free return diperoleh dari

79 harga suku bunga simpanan berjangka rupiah yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia melalui www.bi.go.id. 4.5. Teknik Pengumpulan Data Metode Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik dokumentasi, yaitu melakukan pengumpulan data dengan cara menelaah dan mengkaji data historis harga saham seluruh emiten yang masuk dalam kelompok indeks LQ45 selama 5 tahun, yaitu pada periode Febuari 2010 sampai dengan Januari 2015. Bursa Efek Indonesia melakukan evaluasi dan menerbitkan daftar 45 saham emiten yang masuk dalam indeks LQ45 setiap 6 bulan sekali. Dengan demikian, selama periode Febuari 2010 - Januari 2015, BEI telah mereview dan merilis daftar emiten yang masuk indeks LQ45 sebanyak 10 kali. Selama periode tersebut, tercatat ada 88 emiten yang masuk dalam daftar indeks LQ45. Dari 88 emiten tersebut, Ada 22 emiten yang tidak pernah pernah keluar dari daftar indeks LQ45 selama 10 periode evaluasi berturut-turut. Sedangkan sisanya 66 emiten, masuk dalam daftar LQ45 bervariasi dari hanya 1 periode sampai dengan 9 periode saja. Penelitian ini tidak menggunakan metode purposive sampling, maka semua 88 saham yang terdaftar dalam indeks LQ45 di atas akan dijadikan sampel dalam penelitian ini. Hanya saja, apabila terjadi aktivitas splitting saham di dalam kurun waktu 1 periode tertentu dari pengamatan kinerja portofolio, maka saham tersebut tidak diikut sertakan dalam proses pembentukan portofolio pada 1 periode tersebut dan akan diikutsertakan kembali pada periode berikutnya. Hal ini dilakukan untuk

80 menghindari terjadinya salah perhitungan dalam menilai kinerja portofolio pada periode terjadinya splitting saham tersebut. 4.6. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menggunakan model indeks tunggal untuk menentukan set portofolio yang optimal, sedangkan perhitungannya dilakukan dengan menggunakan program excel. Keseluruhan analisis data dilakukan pada tiap-tiap horison waktu pembentukan portofolio optimal, yaitu setiap 1 bulan, 2 bulan, dan 3 bulan terhadap data historis imbal hasil 45 saham emiten yang terdaftar dalam kelompok LQ45 setiap periode evaluasi BEI. Pembentukan portofolio optimal dilakukan secara berulang selama 5 tahun, yaitu selama periode Febuari 2010 sampai dengan Januari 2015. Portofolio optimal yang terbentuk untuk setiap horison waktu pembentukan portofolio 1 bulan, 2 bulan dan 3 bulan akan diamati imbal hasil aktualnya setelah 1 bulan, 2 bulan dan 3 bulan kemudian, sesuai dengan lamanya horison waktu pembentukan portofolio sebelumnya. Selanjutnya imbal hasil aktual yang dihasilkan portofolio optimal akan dibandingkan dengan imbal hasil aktual pasar (IHSG), serta diukur kinerjanya dengan menggunkan Indeks Sharpe dan dan Indeks Treynor. Untuk melihat apakah secara statistik ada perbedaan kinerja portofolio optimal yang dihasilkan selama horison waktu investasi 1 bulan, 2 bulan, dan 3 bulan, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan One-Way ANOVA diantara ketiganya untuk semua data pengamatan kinerja portofolio dari periode Maret 2010 sampai dengan April 2015.

81 4.6.1. Tahapan Pengolahan Data Sebagai tahapan awal, melakukan penghitungan parameter-parameter yang telah terdefinisi dan dirumuskan cara menghitungnya pada sub bab 4.2.1. Secara berurutan langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut: 1) Menghitung parameter-parameter yang berkaitan dengan saham individual, yaitu imbal hasil aktual harian (Rit), imbal hasil ekspektasi (E(Ri)) dan standar deviasi (i) dan variance (i 2 ). 2) Menghitung parameter-parameter yang berkaitan dengan indeks pasar (IHSG), yaitu imbal hasil aktual harian (Rmt), imbal hasil ekspektasi (E(Rm)), standar deviasi (m) dan variance (m 2 ). 3) Menghitung kovarian saham individul dengan indeks pasar (im). 4) Menghitung koefisien beta saham individual (i). 5) Menghitung varian Residual Error saham individual (ei 2 ). 4.6.2. Pembentukan Portofolio Optimal Pada tahapan ini, melakukan penghitungan parameter-parameter yang telah terdefinisi dan dirumuskan cara menghitungnya pada sub bab 4.2.2. Secara berurutan langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut: 1) Menghitung Excess Return to Beta (ERB) masing-masing saham individual. 2) Menyusun peringkat saham berdasarkan nilai ERB dari peringkat yang tertinggi ke yang terendah. 3) Menghitung nilai Ci yang memiliki nilai ERB positif.

82 4) Menentukan Cut-off Point (C*), yaitu nilai Ci dimana nilai ERB terahir kali dalam urutan list masih lebih besar dari nilai Ci. 5) Membentuk portofolio optimal yang terdiri dari saham-saham individual yang memiliki nilai ERBi C*. 6) Menghitung proporsi masing-masing saham dalam portofolio optimal (wi). 4.6.3. Pengamatan Imbal Hasil Aktual Portofolio Optimal Setelah dilakukan pembentukan portofolio pada periode Pt, maka dilakukan pengamatan terhadap imbal hasil aktual portofolio yang terjadi pada periode berikutnya, yaitu pada periode Pt+1 = It. Diasumsikan bahwa pada hari terahir periode pembentukan portofolio optimal (Pt = It-1), dilakukan pembelian terhadap saham-saham emiten yang menjadi pembentuk portofolio optimal tersebut, proporsional dengan nilai tertimbang (weighted value) masing-masing saham. Selanjutnya, saham-saham tersebut ditahan selama periode waktu tertentu sesuai dengan lamanyanya horison waktu pembentukaan portofolio optimal sebelumnya (1-bulan, 2-bulan, dan 3-bulan), lalu dilakukan penjualan pada hari terahir periode pengamatan (It). Secara matematis dapat dituliskan: R pt = (4.22) R it = (4.23) Rpt = imbal hasil realisasi portofolio pada periode pengamatan ke-t wit = proporsi saham ke-i dalam portofolio pada periode pengamatan ke-t

83 Rit = imbal hasil realisasi saham ke-i pada peiode pengamatan ke-t It = harga penutupan saham ke-i pada periode pengamatan ke-t It-1 = harga penutupan saham ke-i pada periode pengamatan ke-t-1 t = horison waktu pengamatan portofolio (1 bulan, 2 bulan, dan 3 bulan) Untuk menyederhanakan dalam perhitungan, nilai investasi awal diasumsikan bernilai 1, sehingga perhitungan imbal hasil aktual portofolio dapat dilakukan hanya dengan menghitung prosentase kenaikan harga saham-saham individual yang membentuk portofolio optimal pada setiap periodenya. Tabel 4.1 berikut ini menunjukkan hubungan periode waktu pembentukan portofolio optimal dan periode waktu pengamatan imbal hasil aktual. Tabel 4.1. Periode Waktu Pembentukan Portofolio Optimal dan Pengamatan Imbal Hasil Aktual Kelompok Aktivitas Periode Waktu Portofolio 1-bulan (n= 60) Pembentukan Portofolio Pengamatan Investasi P1 P2 P3 Feb 2010 Mar 2010 Apr 2010 Jan 2015 I1 I2 Mar 2010 Apr 2010 Jan 2015 Feb 2015 Pn In-1 In Portofolio 2-bulan (n= 30) Pembentukan Portofolio Pengamatan Investasi P1 P2 P3 Feb 2010 ~ Mar 2010 Apr 2010 ~ May 2010 I1 Apr 2010 ~ May 2010 Jun 2010 ~ Jul 2010 I2 Jun 2010 ~ Jul 2010 Pn Des 2014 ~ Jan 2015 In-1 Des 2014 ~ Jan 2015 In Feb 2015 ~ Mar 2015 Portofolio 3-bulan (n= 20) Pembentukan Portofolio Pengamatan Investasi P1 P2 P3 Feb 2010 ~ Apr 2010 May 2010 ~ Jul 2010 I1 May 2010 ~ Jul 2010 Aug 2010 ~ Oct 2010 I2 Aug 2010 ~ Oct 2010 Pn Nov 2014 ~ Jan 2015 In-1 Nov 2014 ~ Jan 2015 In Feb 2015 ~ Apr 2015 Sumber: Metode Pengamatan Penelitian (2016)

84 4.6.4. Analisis Imbal Hasil dan Kinerja Portofolio Optimal Imbal hasil realisasi (aktual) yang dihasilkan portofolio optimal kelompok 1-bulan, 2-bulan, dan 3-bulan dari periode awal hingga periode ahir pengamatan (Maret 2010 ~ April 2015) selanjutnya dibandingkan dengan dengan imbal hasil pasar (IHSG) untuk melihat seberapa besar konsistensinya diatas imbal hasil pasar. Konsistensi dalam konteks ini adalah berapa periode dari total seluruh periode pengamatan masing-masing kelompok portofolio optimal menghasilkan imbal hasil yang melebihi imbal hasil pasar (IHSG). Evaluasi kinerja portofolio optimal dilakukan dengan menggunakan Indeks Sharpe (RVAR) dan Indeks Treynor (RVOL). Adapun definisi dan rumus perhitungannya telah jabarkan pada sub bab 4.2.3. Langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Menghitung RVAR (Indeks Sharpe) untuk masing-masing periode pengamatan untuk ketiga kelompok portofolio 1-bulan, 2-bulan, dan 3-bulan. 2) Menghitung RVOL (Indeks Treynor) untuk masing-masing periode pengamatan untuk ketiga kelompok portofolio 1-bulan, 2-bulan, dan 3-bulan. 4.6.5. Uji Perbandingan Kinerja Portofolio Optimal Perbandingan kinerja portofolio optimal diuji dengan cara melakukan perbandingan rata-rata (mean comparison) dengan menggunakan program aplikasi SPSS-21 mode One-Way ANOVA untuk melihat apakah ada perbedaan kinerja (Indeks Sharpe dan Indeks Treynor) yang signifikan (= 0.05) diantara ketiga kelompok portofolio optimal 1-bulan, 2-bulan, dan 3-bulan secara statistik.