Penentuan Alternatif Lokasi Terminal Bongkar Muat dengan Mempertimbangkan Kondisi Lalu Lintas dan Content Analysis

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Pemindahan Moda Angkutan Barang di Jalan Raya Pantura Pulau Jawa (Studi kasus: Koridor Surabaya Jakarta)

JURNAL ANALISIS KINERJA RUAS JALAN STUDI KASUS : JALAN WATURENGGONG DI KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Data Hotel Malioboro. yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan. B. Data Geometri Jalan

Kata Kunci : Kinerja Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan, Tingkat Pelayanan, Sistem Satu Arah

ANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN

RENCANA JALAN TOL TENGAH DI JL. AHMAD YANI SURABAYA BUKAN MERUPAKAN SOLUSI UNTUK PENGURANGAN KEMACETAN LALU-LINTAS

III. PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA A. JENIS KENDARAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR SINGOSARI KABUPATEN MALANG

ANALISA DAMPAK HAMBATAN SAMPING DAN U-TURN TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN (STUDI KASUS DEPAN PASAR FLAMBOYAN JALAN GAJAH MADA KOTA PONTIANAK)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Permasalahan. Survei Pendahuluan. Pengambilan data. Analisis Data. Perubahan Kinerja

MANAJEMEN LALU LINTAS DI PUSAT KOTA JAYAPURA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENATAAN PARKIR

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

STUDI PERBANDINGAN ARUS LALU LINTAS SATU ARAH DAN DUA ARAH PADA RUAS JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

KINERJA LALU LINTAS JALAN DIPONEGORO JALAN PASAR KEMBANG TERHADAP PEMBANGUNAN JEMBATAN FLY OVER PASAR KEMBANG SURABAYA

ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN. Adhi Muhtadi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RINGKASAN SKRIPSI ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN SISINGAMANGARAJA (KOTA PALANGKA RAYA)

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KECEPATAN DAN KAPASITAS JALAN H.E.A MOKODOMPIT KOTA KENDARI

ABSTRAK. Kata Kunci: Evaluasi, pola pergerakan, efektivitas, ZoSS. iii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Indikator pengukuran kinerja jalan perkotaan

DERAJAT KEJENUHAN JALAN DUA ARAH DENGAN MAUPUN TANPA MEDIAN DI KOTA BOGOR. Syaiful 1, Budiman 2

Studi Kemacetan Lalu Lintas Di Pusat Kota Ratahan ABSTRAK

STUDI KAPASITAS, KECEPATAN, DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG

BAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN

PENGARUH PARKIR ON-STREET TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ARIEF RAHMAN HAKIM KOTA MALANG

2015, No ruang wilayah Kabupaten Manggarai Barat sebagaimana yang direkomedasikan oleh Bupati Manggarai Barat melalui surat Nomor BU.005/74/IV

Pengaruh Keberadaan Apartemen Terhadap Kinerja Jalan Arief Rahman Hakim Surabaya

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas

ANALISIS KINERJARUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN JATI - PADANG

Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (29-36) ISSN:

Studi Pemindahan Lokasi Parkir dari On-street parking menjadi Off-street parking (Studi Kasus Jalan Dhoho Kediri)

BAB III LANDASAN TEORI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 4 (Empat)

KAJIAN ARUS JENUH PADA SIMPANG BERSINYAL DI KOTA MALANG BAGIAN SELATAN

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

Kata kunci : Kinerja ruas jalan, Derajat kejenuhan, On street parking

Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN DAN SIMPANG UNTUK PERSIAPAN BUS RAPID TRANSIT (BRT) KORIDOR TIMUR - BARAT

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

DAMPAK PUSAT PERBELANJAAN SAKURA MART TERHADAP KINERJA RUAS JALAN TRANS SULAWESI DI KOTA AMURANG

PENGARUH PERGERAKAN ANGKUTAN UMUM TERHADAP KELANCARAN ARUS LALU LINTAS (Studi Kasus : Ruas Jalan Rusli Romli Kota Pangkalpinang)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu Penelitian yaitu pada jam-jam sibuk sekitar jam 06:00 sampai jam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data hasil pengamatan dari studi kasus Jalan Ngasem Yogyakarta

Pengaruh Variasi Nilai emp Sepeda Motor Terhadap Kinerja Ruas Jalan Raya Cilember-Raya Cibabat, Cimahi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KINERJA JALAN KOTA METRO BERDASARKAN NILAI DERAJAT KEJENUHAN JALAN

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PINGGIR JALAN (ON STREET PARKING) DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA JALAN (STUDI KASUS: JALAN LEGIAN)

Analisa Kapasitas Pada Ruas Jalan Jenderal Sudirman di Kota Martapura Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TERMINAL. Mata Kuliah : Topik Khusus Transportasi Pengajar : Ir. Longdong Jefferson, MA / Ir. A. L. E. Rumayar, M.Eng

Kajian Kapasitas Jalan dan Derajat Kejenuhan Lalu-Lintas di Jalan Ahmad Yani Surabaya

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS PENGARUH PELEBARAN RUAS JALAN TERHADAP KINERJA JALAN

PENGARUH KEBERADAAN PARKIR DAN PEDAGANG KAKI LIMA TERHADAP BIAYA KEMACETAN DAN POLUSI UDARA DI JALAN KOLONEL SUGIONO MALANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS LALU LINTAS AKIBAT PARKIR DI BADAN JALAN (STUDI KASUS DI JALAN JENDERAL SUDIRMAN AMBARAWA) TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU

BAB III LANDASAN TEORI. Pengolongan jenis kendaraan sebagai berikut : Indeks untuk kendaraan bermotor dengan 4 roda (mobil penumpang)

Pesawat Polonia

BAB I PENDAHULUAN. barang atau orang yang dapat mendukung dinamika pembangunan daerah.

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR DAN RUKO LAWANG KABUPATEN MALANG

BAB III LANDASAN TEORI. karakteristik arus jalan, dan aktivitas samping jalan.

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL TIPE C KENDUNG BENOWO SURABAYA

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR DAMPAK LALULINTAS AKIBAT AKTIVITAS MALIOBORO MALL DAN RENCANA PEMBANGUNAN HOTEL MALIOBORO YOGYAKARTA

EVALUASI TINGKAT PELAYANAN RAMP SIMPANG SUSUN BAROS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN APARTEMEN BALI KUTA RESIDENCE (BKR) Di KUTA, BALI

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR 31 TAHUN 1995 TENTANG TERMINAL TRANSPORTASI JALAN

Studi Pemindahan Lokasi Parkir dari On-street Parking Menjadi Offstreet. (Studi Kasus Jalan Dhoho Kediri)

Analisis Parkir Kendaraan Mobil Di Ruas Jalan Walikota Mustajab Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. oleh Negara Negara yang telah maju maupun oleh Negara yang sedang

ANALISA HUBUNGAN ANTARA VOLUME LALU LINTAS DAN PRESENTASE PENGGUNAAN LAHAN PADA RUAS JALAN A. A. MARAMIS KOTA MANADO

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH

KAJIAN PELAYANAN FUNGSI JALAN KOTA BOGOR SELATAN (Studi Kasus Ruas Jalan Bogor Selatan Zona B)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PARKIR BADAN JALAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ( Studi Kasus Jalan Brigjen Katamso Tanjung Karang Pusat )

BAB I Pendahuluan I-1

PENGARUH TARIKAN MANADO TOWN SQUARE TERHADAP LALU LINTAS DI RUAS JALAN BOULEVARD MANADO

BAB II TINJAUAN TEORI

MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS PERSIMPANGAN SEPANJANG Jl. A. YANI SISI BARAT AKIBAT PEMBANGUNAN FRONTAGE ROAD

STUDI PENANGANAN JALAN RUAS BUNDER LEGUNDI AKIBAT PEKEMBANGAN LALU - LINTAS

KAJIAN KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL DI KAWASAN PASAR TANAH MERAH BANGKALAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN RENCANA SIMPANG TAK SEBIDANG

PERBANDINGAN PENILAIAN TINGKAT PELAYANAN JALAN MENURUT PM 96/2015 DAN KM 14/2006

ANALISIS KINERJA JALAN KOMYOS SUDARSO PONTIANAK

PENGARUH BANGKITAN PERJALANAN PASAR BLAHKIUH TERHADAP KINERJA RUAS JALAN RAYA BLAHKIUH KABUPATEN BADUNG

ABSTRAK. : Biaya Perjalanan, Tundaan.

ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN SAM RATULANGI DENGAN METODE MKJI 1997 DAN PKJI 2014

KAJIAN LAJUR KHUSUS SEPEDA MOTOR PADA JALAN JEND. AHMAD YANI PONTIANAK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. maka pemerintah harus menyediakan sarana dan prasarana kota untuk menunjang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. biasanya orang yang mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai atau

Transkripsi:

Petunjuk Sitasi: Sumatri, Y., Agustin, I. W., & Nindyarini, C. (2017). Penentuan Alternatif Lokasi Terminal Bongkar Muat dengan Mempertimbangkan Kondisi Lalu Lintas dan Content Analysis. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. H126-130). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya. Penentuan Alternatif Lokasi Terminal Bongkar Muat dengan Mempertimbangkan Kondisi Lalu Lintas dan Content Analysis Yeni Sumantri (1), Imma Widyawati Agustin (2), Chintya Nindyarini (3) (1) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya (2) Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 (1) yeni@ub.ac.id ABSTRAK Kota Malang merupakan salah satu kota besar di Provinsi Jawa Timur. Tingginya intensitas pengiriman barang baik dengan menggunakan kendaraan berat maupun ringan membuat pergerakan lalu lintas dari jasa pengiriman barang di kota Malang bertambah setiap tahunnya. Besar dan banyaknya angkutan barang seringkali tidak diimbangi oleh sarana penunjang seperti tempat parkir untuk bongkar muat sehingga penelitian ini bertujuan untuk menentukan lokasi terminal bongkar muat berdasarkan variabel yang ada pada peraturan terkait penentuan lokasi terminal bongkar muat. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kinerja lalu lintas dan content analysis. Analisis kinerja lalu lintas digunakan untuk mengetahui tingkat pelayanan jalan atau Level of Service (LoS) pada ruas jalan lokasi. Selanjutnya dilakukan analisis lokasi dengan menggunakan content analysis yakni membandingkan kondisi eksisting dengan kebijakan yang terkait. Hasilnya diperoleh bahwa lokasi ke dua merupakan lokasi terbaik karena lokasi tersebut saat ini memiliki guna lahan persawahan dengan luas lahan yang tersedia sebesar lebih dari 5 Ha, merupakan jalan dengan hierarki arteri sekunder dan dengan kondisi lalu lintas yang masih layak untuk dilewati. Kata kunci penentuan lokasi, terminal bongkar muat, kondisi lalu lintas I. LATAR BELAKANG PENELITIAN Transportasi merupakan salah satu jasa yang dibutuhkan dalam pembangunan ekonomi suatu negara yang dilengkapi sarana pendukung (Kadir, Abdul. 2006). Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Republik Indonesia (2015) dan Lubis et al. (2005), menyebutkan bahwa transportasi barang yang menggunakan jalan darat diperkirakan mencapai 91,25% angka tersebut merupakan angkat tertinggi dibandingkan dengan moda laut, transportasi kereta api, maupun udara. Pergerakan moda melalui jalan darat lebih diminati masyarakat untuk melalui perpindahan karena biasanya memiliki biaya yang lebih murah. Seperti halnya perusahaan jasa pengiriman barang yang menggunakan jalan darat sebagai pilihan utama. Eko P. Ardyah et al. (2013) menyebutkan bahwa jalan-jalan di Pulau Jawa telah mencapai pada kondisi titik jenuh. Menurut Dirut PT. KAI, Ignasius Jonan, kepadatan arus distribusi kontainer dijalan raya seluruh Jawa mencapai 30 ribu unit truk kontainer Guslina (2011). Pergerakan angkutan barang yang semakin meningkat seiring dengan makin meningkatnya kebutuhan masyarakat tanpa didukung oleh infrastruktur dan regulasi membuat biaya dalam pengiriman barang semakin tinggi. Permasalahan pergerakan angkutan barang di Indonesia adalah karena buruknya infrastruktur, wilayah geografis yang berbukit-bukit dan adanya pembatasan ruang gerak jika menggunakan kendaraan besar. Menurut pernyataan dari Lukman Hakim Kepala LIPI menyebutkan bahwa pergerakan angkutan barang di Indonesia telah menelan biaya logistik yang paling tinggi diantara negaranegara di Asia Tenggara, yakni berkisar antara 25% - 30% dari produk domestik bruto (Trianto, 2012). Selain itu, total biaya pengiriman dan angkutan darat dalam negeri mencapai > 40% dari total biaya logistik, Hal tersebut sangat menurunkan daya saing dalam perekonomian Indonesia. Dapat dilihat dari perbandingan biaya yang berasal dari Warsawa ke Hamburg dengan jarak 750 H-126

J Penentuan Alternatif Lokasi Terminal Bongkar Muat dengan Mempertimbangkan Kondisi Lalu Lintas dan Content Analysis km, biayanya adalah setengah dari ongkos pengiriman barang dari Makassar ke Enrekang di Sulawesi yang hanya berjarak 240 kilometer (Carana, 2004). Kota Malang sebagai Pusat Kegiatan Nasional (RTRW Provinsi Jatim 2011-2031) dan juga disebut sebagai Kota Pendidikan setiap tahunnya menyerap penduduk dari berbagai luar daerah khususnya mahasiswa baru perguruan tinggi di Kota Malang berpindah. Perpindahan tersebut membuat masyarakat harus mengirimkan barang-barang melalui jasa pengiriman barang. Tingginya intensitas pengiriman barang tersebut membuat pergerakan lalu lintas juga bertambah. Sehingga seringkali angkutan barang yang bergerak keluar masuk Kota Malang sering menimbulkan kemacetan terutama pada jam-jam sibuk mahasiswa dan pekerja. Pada beberapa kota yang tersebar di negara-negara Asia telah menerapkan beberapa kebijakan yang menyangkut angkutan barang. Herzog (2010) menyebutkan bahwa beberapa negara di Asia sudah menerapkan kebijakan seperti pada beberapa kota di Jepang dan Korea Selatan yang telah menerbitkan larangan untuk menyalakan mesin ketika sedang berhenti. Kota lainnya juga memiliki kebijakan seperti di Bangkok, Seoul, Osaka dan Tokyo yang telah memiliki terminal bongkar muat dan kebijakan lain berupa penyediaan ruang parkir khusus truk dan larangan pergerakan truk dalam jam puncak untuk mengurangi kemacetan. Pemecahan masalah kemacetan yang disebabkan aktivitas logistik pada ruas jalan tertentu di Kota Malang sebagai kota pendidikan dan PKN dapat diatasi dengan melihat beberapa kebijakan yang sudah diterapkan pada beberapa kota di Asia sebagai acuannya seperti larangan untuk menyalakan mesin ketika sedang berhenti, pembangunan terminal bongkar muat dan kebijakan lain berupa penyediaan ruang parkir khusus truk dan larangan pergerakan truk dalam jam puncak untuk mengurangi kemacetan. Oleh karena itu penelitian ini memiliki tujuan untuk menentukan alternatif lokasi terminal bongkar muat untuk meminimalisasi dampak lalu lintas yang diakibatkan oleh angkutan barang. II. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian terletak di Kota Malang dimana Kota Malang memiliki fungsi sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Kota Pendidikan dan merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan rumusan masalah penelitian ini terbagi menjadi beberapa tahapan Tahap pertama adalah mengidentifikasi aktivitas transportasi dan distribusi di Kota Malang. Pengumpulan data dilakukan dengan survei primer yakni menggunakan form survei. Setelah mendapatkan data, dilakukan skoring untuk memilih lokasi yang akan dievaluasi. Tahap kedua adalah melakukan evaluasi berdasarkan data sekunder berupa dokumen tata ruang dan data primer berupa pencacahan lalu lintas untuk mengetahui tingkat pelayanan jalan yang berada di sekitar lokasi distribusi. Untuk mengetahui tingkat pelayanan jalan dibutuhkan data berupa kapasitas jalan (persamaan 1) dan volume lalu lintas yang dikonversikan dalam satuan mobil penumpang (smp), sehingga didapatkan derajat kejenuhan (DS (persamaan 2)). Berikut ini adalah persamaan dalam menentukan tingkat pelayanan jalan. C = Co x FCw x FCsp x Fsf x FCcs (smp/jam) (1) Keterangan: C = Kapasitas jalan Co = Kapasitas dasar jalan FCw = Faktor penyesuaian lebar jalan FCsp = Faktor penyesuaian pemisah arah FCsf = Faktor penyesuaian hambatan samping FCcs = Faktor penyesuaian kota DS = Q/C (2) Dengan: Ds = Degree of Saturation Q = Volume arus lalu lintas (smp/jam) C = Kapasitas jalan (smp/jam) H-127

Sumantri, Agustin, dan Nindyarini Tingkat pelayanan jalan ditentukan dalam skala interval yang terdiri dari 6 tingkatan yakni A, B, C, D, E, dan F. semakin tinggi perbandingan antara volume lalu lintas dengan kapasitas jalan maka nilainya akan tinggi atau dapat diinterpretasikan pada huruf F. Tahap selanjutnya adalah menilai kondisi eksisting terminal bongkar muat dengan lokasi alternatif dengan menggunakan content analysis. Pihak yang dilibatkan dalam keputusan ini meliputi pemerintah, praktisi dan akademisi. Pemerintah terdiri dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah; Dinas Perhubungan; dan Dinas Pekerjaan Umum. Praktisi terdiri dari perusahaan yang terlibat dalam aktivitas bongkar muat sedangkan akademisi terdiri dari staf akademik yang terkait dengan pengembangan lalu lintas di Kota Malang. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Evaluasi Lokasi Bongkar Muat Evaluasi yang dilakukan pada lokasi pusat distribusi eksisting ini dilakukan dengan cara membandingkan peraturan terkait penentuan lokasi terminal bongkar muat dan lokasi eksisting. Peraturan terkait dengan penentuan lokasi bongkar muat itu sendiri mencakup beberapa pertimbangan dan syarat, yakni: 1. Rencana umum tata ruang; Kesesuaian penggunaan lahan dengan lokasi eksisting perlu ditinjau.dalam hal ini penggunaan lahan yang dimaksud adalah guna lahan perdagangan dan jasa atau industri dan pergudangan. Selain itu, berdasarkan (KM Perhub No.31 Thn 1995) disebutkan bahwa lokasi bongkar muat adalah terletak di jalan arteri dengan kelas jalan minimal IIIA. 2. Kepadatan lalu lintas dan kapasitas jalan di sekitar terminal; Kepadatan lalu lintas dapat dilihat melalui tingkat pelayanan jalan.jalan arteri sendiri memiliki tingkat pelayanan jalan minimun, yakni minimal B untuk jalan arteri primer, dan minimal C untuk jalan arteri sekunder. 3. Keterpaduan intra moda transportasi; Keterpaduan intra moda yang dimaksud adalah dengan melihat pada suatu perusahaan tersebut apakah dalam pendistribusian barang melakukan suatu pergantian moda. Hasil dari evaluasi tersebut diketahui bahwa kondisi eksisting saat ini tidak sesuai untuk dijadikan terminal bongkar muat. Berikut rekap hasil evaluasi pihak yang terlibat. Sebanyak 90% ahli menyatakan tidak sesuai sedangkan sisanya menyatakan tidak sesuai tetapi masih bisa ditolerir mengingat dampaknya yang masih belum menimbulkan masalah lebih lanjut. B. Alternatif Lokasi Bongkar Muat Pemilihan lokasi alternatif berdasarkan empat kriteria sesuai dengan variabel yang sudah ditentukan pada Keputusan Menteri Perhubungan No.31 Tahun 1995 tentang Terminal Transportasi Jalan dan biaya angkut yang diadopsi dari teori lokasi Weber. Lokasi Alternatif dipilih berdasarkan kriteria Rencana Umum Tata Ruang terlebih dahulu dengan melihat rencana jalur angkutan barang yang ada di Kota Malang beserta hierarki jalan dan kelas jalan. Kemudian pada jalan yang memiliki kondisi sesuai, yakni memiliki hierarki jalan arteri dicari guna lahan yang dapat dijadikan sebagai lokasi alternatif terminal bongkar muat. Selanjutnya dilakukan pengukuran jarak antara lokasi dengan simpul-simpul transportasi yang juga dijadikan sebagai salah satu transportasi angkutan barang seperti bandara, terminal dan pelabuhan yang terdapat di Kota Malang. Sehingga didapatkan lokasi alternatif pada (Gambar 1). H-128

Gambar 1 Peta Rencana Alternatif Lokasi Terminal Bongkar Muat Penentuan lokasi alternatif ditentukan dengan menggunakan kriteria rencana umum tata ruang (RUTR), kondisi lalu lintas, keterpaduan moda, dan biaya angkut (jarak). Penilaian kriteria dilakukan dengan menghitung bobot yang telah para ahli berikan pada kuisoner. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa alternatif lokasi terminal bongkar muat untuk di Kota Malang memiliki alternatif prioritas yang pertama pada lokasi 2 dengan nilai 0,404 atau 40,4%, alternatif prioritas kedua pada lokasi 3 dengan nilai sebesar 0,328 atau 32,8% dan alternatif prioritas ketiga pada lokasi 1 dengan nilai 26,8%. Lokasi 2 memiliki nilai yang paling tinggi sebab lokasi 2 pada saat ini merupakan lokasi yang paling ideal karena lokasinya sesuai dengan kriteria dalam menentukan lokasi terminal bongkar muat, dimana pada lokasi tersebut memiliki guna lahan saat ini adalah persawahan yang merupakan jalan dengan hierarki arteri sekunder dengan kondisi lalu lintas yang masih layak untuk dilewati, karena volume lalu lintas yang sangat tinggi hanya ada pada beberapa jam saja. IV. PENUTUP Kondisi lokasi bongkar muat yang ada di Kota Malang memiliki kondisi yang tidak sesuai jika dievaluasi dengan menggunakan peraturan yang diadopsi dari Keputusan Menteri Perhubungan No.31 Tahun 1995 tentang Terminal Transportasi Jalan. Berdasarkan kondisi tersebut ditentukan pemilihan alternatif lokasi bongkar muat di Kota Malang. Lokasi yang diunggulkan dalam hal ini adalah lokasi 2 dengan guna lahan saat ini adalah persawahan dengan luas lahan yang tersedia sebesar 5 Ha. Area tersebut termasuk jalan dengan hierarki arteri sekunder dengan kondisi lalu lintas yang masih layak untuk dilewati.

DAFTAR PUSTAKA Carana, 2004, Impact of Transport and Logistics on Indonesia s Trade Competitiveness. United States: United States Agency for International Development as part of The Trade Enhancement for the Services Sector (TESS) Project. Eko, P. A., dan Firmanto, H., 2013, Analisis Pemindahan Moda Angkutan Barang di Jalan Raya Pantura Pulau Jawa (Studi kasus: Koridor Surabaya Jakarta). Jurnal Teknik POMITS Vol. 2, No.1. Guslina, Ira.,2011, PT KAI Segera Bangun Double Track Pekalongan-Surabaya. Tempo[online]: https://bisnis.tempo.co/read/news/2011/03/09/090318775/pt-kai-segera-bangun-double-trackpekalongan-surabaya Herzog, B. O., 2010, Angkutan Barang Perkotaan di Kota-kota Negara Berkembang, diterjemahkan oleh: Harya Setyaka (2013). Eschborn: GTZ Transport Policy Advisory Services Kadir, Abdul.,2006, Peran dan Dampaknya dalam Pertumbuhan Ekonomi Nasional. Medan: Universitas Sumatera utara, Wahana Hijau Vol.1 No.30. Lubis, H,A., Isnaeni, M., Sjafruddin, A., and Dharmowijoyo, D., 2005, Multimodal transport in Indonesia: recent profile and strategy development. Proceedings of the Eastern Asia Society for Transportation Studies. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), 1997 Republik Indonesia. Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 Tahun 1995 Tentang Terminal Transportasi Jalan. Sekertariat Kementrian Perhubungan. Jakarta. Sudjana, B., Hergesell, Alexa., dan McCulloch, Neil.,2008, Biaya Transportasi Barang (Angkutan, Regulasi dan Pungutan Jalan di Indonesia). Jakarta: The Asia Foundation. Trianto, Hery. 2012, Biaya Logistik Tinggi: Bank Dunia Usulkan Efisiensi Dwell Time di Indonesia. Bisnis [online]: ttp://industri.bisnis.com/read/20120508/98/76117/biaya-logistik-tinggi-bank-dunia-usulkanefisiensi-dwell-time-di-indonesia H-130