PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA N 01 MUKOMUKO Witri Agusta, Siska Nerita, Lince Meriko Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat Email : witriamrin29@gmail.com ABSTRACT Based on background less of interaction between student and teacher in learning process, especially on material of growth system, students consider the material difficult to understood, so that it had impacted to result students learning in class XI of senior high school N 01 Mukomuko on material of growth system that did not attain KKM was 75. The aim of research was to find out the influence of asembling in classroom cooperative types Group Investigation (GI) technique through pictures to result of biology learning to the elevent grade students of senior high school 01 of Mukomuko. Kinds of this research was experiment to using plan Randomized Control- Group Postest Only Design. The population of this study was the elevent grade student of senior high school N 01 Mukomuko in academic year of 2016/2017. It was chosen through purposive sampling tecnique so it was chosen for experiment class was XI IPA 3 and control class was XI IPA 1. The data were collected on cognitive domain through written test, whereas affective domain and psicomotor domain through attitute and skill. The writer analyzed the data through t-test. Based on result of study in cognitive domain was gotten scores result study biology. The average for experiment class was 71,33 and the average for control class 79,43. The result s analysis hypothesis was found t-test (-5,15) < t-table (1,7) the alternative hypotesis (H 0 ) was rejected. Affective domain was student s attitude to predicate of experiment class was B (3,45) and predicate of control class was A (3,70), psicomotor domain was gotten value of skill on predicate o experiment class was A (3,79) and on predicate of control class was A (3,76). It could be conluded that assembling in classroom cooperative types group investigation (GI) technique through pictures were not influence to result of biology learning to elevent grade students of senior high school 01 of Mukomuko on material of growth system. Key Word : Group Invesigation (GI), Result of study, Media Image. PENDAHULUAN Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan interaktif yang bernilai edukatif. Interaksi edukatif ini terjadi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa serta siswa dengan lingkungannya. Sedangkan pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, dan belajar dilakukan oleh siswa. Proses pembelajaran pada intinya tertumpu bagaimana guru memberi kemungkinan agar terjadi proses pembelajaran yang efektif atau dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis yang telah dilakukan pada tanggal 03 Mei 2016 dengan salah seorang guru biologi terhadap hasil belajar siswa di kelas XI SMA N 01 Mukomuko, ternyata masih banyak nilai siswa yang masih rendah atau berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa yaitu kurangnya interaksi antara siswa dan guru dalam proses
pembelajaran, siswa menganggap bahwa materi biologi itu sulit untuk dipahami, guru jarang menggunakan model pembelajaran dalam mengajar serta cara penyampaian materi oleh guru dalam mengajar kurang bervariasi karena guru cenderung selalu menggunakan metode yang sama dalam mengajar yaitu dengan menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab sehingga keaktifan dan motivasi siswa dalam belajar menjadi kurang. Selain itu penggunaan media yang kurang bervariasi juga menjadi salah satu penyebab kurangnya minat siswa dalam belajar. Materi yang sulit oleh siswa adalah materi jaringan tumbuhan karena materi jaringan tumbuhan mempelajari struktur organ pada tumbuhan di mana struktur organ pada tumbuhan tidak dapat dilihat secara langsung oleh siswa. Sehingga siswa sulit dalam memahami materi tersebut, maka dari itu digunakan media gambar agar dapat mempermudah siswa dalam memahami struktur-struktur organ yang ada pada tumbuhan. Menurut Sadiman (2012:17) adanya kegunaan media dalam proses belajar mengajar seperti, memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas, mengatasi keterbatasan ruang. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperaif tipe Group Investigation (GI). Menurut Istarani (2014:86) model pembelajaran Group Investagition (GI) adalah model pembelajaran yang bertujuan untuk memadukan antara siswa yang berbeda kemampuan melalui kelompok yang heterogen, dan melatih siswa untuk meningkatkan kerjasama dalam kelompok, melatih siswa untuk bertanggung jawab serta melatih siswa untuk menemukan ide dan gagasan baru. Penelitian terdahulu yang dilaksanakan oleh Astuti (2015) penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar. Siswa menjadi lebih aktif dan termotivasi untuk belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar biologi pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor siswa kelas XI SMA N 01 Mukomuko. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian yaitu Randomized Control-Group Postest Only Desain yang didasari adanya kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 01 Mukomuko kelas XI semester 1 pada bulan September tahun 2016. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI yang terdaftar pada tahun pelajaran 2016/2017. Teknik pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling. Untuk penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan cara random dengan melakukan undian, yang terambil pertama ditetapkan sebagai kelas eksperimen dan yang terambil kedua sebagai kelas kontrol. Prosedur penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Instrumen dalam penelitian ini adalah penilaian pada ranah kognitif melalui tes hasil belajar berupa nilai akhir, ranah afektif melalui lembar observasi sikap (bertanggung jawab, mampu bekerja sama dan santun berkomuikasi dalam belajar), dan psikomotor diperoleh dari hasil karya siswa berupa laporan hasil diskusi. Teknik analisis data dalam pengujian hipotesis menggunakan uji-t. sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Hasil Kognitif Penilaian pada ranah kognitif dilakukan pada akhir penelitian. Pada ranah kognitif ini, didapatkan hasil analisis normalitas kelas eksperimen L 0 0,0435 < L tabel 0,161, hasil analisis normalitas kelas kontrol L 0 0,0046 < L tabel 0,161, sedangkan hasil uji homogenitas F hitung 2,34 > F tabel 1,86. Sehingga didapatkan t- hitung -5,15 < t- tabel 1,7 dengan demikian hipotesis ditolak. Rata-rata pada penilaian ranah kognitif disajikan pada Gambar 1 di bawah ini.
Rata-rata Modus Rata - rata nilai hasil belajar 80 60 71,33 79,43 Eksperimen 40 20 Kontrol 0 Eksperimen Sampel Kontrol Gambar 1. Diagram Rata-rata nilai hasil belajar 2. Ranah Afektif Penilaian sikap siswa berupa lembar observasi yang bertujuan untuk melihat sikap dan minat siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Data hasil penilaian afektif siswa di sajikan pada Gambar 2 di bawah ini. 4 3,38 3,25 3,48 3,37 3,35 3,65 2 Eksperimen 0 Tanggung Jawab Mampu Bekerja Sama Indikator Santun Berkomunikasi Dalam Belajar Kontrol 3. Ranah Psikomotor Penilaian psikomotor dilakukan setelah proses pembelajaran dan yang dinilai dari penilaian ini Gambar 2. Diagram Rata-rata modus untuk kelas eksperimen dan kontrol adalah berupa laporan akhir. Data hasil penilaian psikomotor siswa dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini.
Rata-Rata Capaian Optimum 4 3 3,54 3,56 2,97 3,08 3,29 3,16 2 1 0 Kelengkapan Materi Laporan Kerapian dan Kebersihan Laporan Tata Bahasa Penulisan Laporan Eksperimen Kontrol Indikator Gambar 3. Diagram Rata-rata capaian optimum B. PEMBAHASAN 1. Penilaian Kognitif Berdasarkan nilai rata-rata hasil belajar biologi siswa yang di sajikan pada Gambar 2, setelah dilakukan uji t diketahui bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) disertai media gambar tidak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA 3 SMAN 01 Mukomuko. Dari rata rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yaitu 71,33 dari 28 siswa yang nilainya mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum sebanyak 11 orang dengan persentase 39,3% sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 17 orang dengan persentase 60,7%. Rendahnya persentase ketuntasan pada kelas eksperimen dengan penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) disebabkan oleh dari kebiasaan belajar siswa di mana berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan selama proses pembelajaran berlangsung siswa dalam melakukan investigasi terhadap media gambar yang telah diberikan oleh guru kurang membantu siswa dalam melakukan investigasi tersebut. Hal ini dibuktikan dengan hasil investigasi yang dilakukan oleh siswa tersebut belum mewakili tujuan pembelajaran yang ada. Pada pertemuan pertama hanya 25% hasil investigasi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, pertemuan kedua 23,1%, pertemuan ketiga 25%, dan pertemuan keempat 20%. Dari empat pertemuan didapatkan rata-rata keseluruhan ketercapaian hasil investigasi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran adalah 23,3 %. Hal ini menggambarkan bahwa tahap investigasi tidak terlaksana dengan baik, padahal tahap investigasi adalah tahap yang melatih siswa untuk mengumpulkan informasi dan menganalisis data. Berdasarkan petikan wawancara langsung yang dilakukan pada siswa kelas XI IPA 3 SMA N 01 Mukomuko setelah penelitian, media gambar yang digunakan dalam proses pembelajaran pada materi jaringan tumbuhan belum bisa membantu siswa dalam proses belajar mengajar, karena siswa merasa kesulitan menemukan atau menafsirkan gambaran dari materi yang ada pada media yang ditampilkan. Hal ini di sebabkan oleh media gambar yang diberikan dalam proses pembelajaran tidak memperjelas masalah sebenarnya yang harus diselesaikan oleh siswa dan tidak mereka temukan pada buku sumber yang mereka baca. Menurut Sadiman (2012:17) adanya kegunaan media dalam proses belajar mengajar seperti, memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas, mengatasi keterbatasan ruang.
Faktor lain yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa yaitu guru yang tidak mampu mengelola kelas dengan baik. Seperti saat diskusi masih ada siswa yang tidak bisa mengontrol diri mereka masing-masing sehingga terjadi keributan, meskipun sudah ditegur oleh guru masih ada sebagian siswa yang tidak mengindahkan teguran tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah dan Zain (2012:194) gagalnya seorang guru dalam mencapai tujuan pengajaran sejalan dengan ketidakmampuan guru dalam mengelola kelas. Indikator dari kegagalan itu adalah prestasi belajar siswa rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan. Karena itu, pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru yang sangat penting dikuasai oleh guru dalam kerangka keberhasilan proses belajar mengajar. Dari kegiatan tersebut rendahnya persentasi ketuntasan belajar siswa bukan disebabkan dari model pembelajaran yang di gunakan. Karena menurut pendapat Mafune dalam Rusman (2012 : 222 ) model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat dipakai guru untuk mengembangkan kreativitas siswa, baik secara perorangan maupun kelompok. Model pembelajaran kooperatif dirancang untuk membantu terjadinya pembagian tanggung jawab ketika siswa mengikuti pembelajaran dan berorientasi menuju pembentukan manusia sosial. Pada kelas kontrol yang menggunakan metode diskusi dan ceramah, memiliki nilai rata-rata 79,43 dari 28 siswa, yang nilainya mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebanyak 22 orang dengan persentase 78,5% dan 6 orang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dengan persentase 21,4%. Persentase siswa kelas kontrol menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan tersebut termasuk dalam kriteria baik sekali / optimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah (2012:107), apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 76% sd 99% saja yang dikuasai oleh siswa. Tingginya persentase ketuntasan pada kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi disebabkan oleh kebiasaan belajar siswa di mana siswa telah terbiasa belajar hanya mendengar, merekam dan mencatat materi yang diberikan oleh guru. Tetapi selama proses pembelajaran guru juga tidak melihat apakah yang dijelaskan oleh guru dapat diterima dengan baik atau tidak oleh siswa karena kesiapan siswa dalam proses pembelajaran juga tidak baik. Hal ini dapat dilihat dari proses pembelajaran berlangsung, masih ada siswa yang tidak memperhatikan guru ketika guru sedang menjelaskan materi pelajaran. Faktor kesiapan siswa dalam menerima materi yang akan dipelajari juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Menurut Slameto (2013:59) kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau berinteraksi. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik. Dilihat dari hasil kognitif kedua kelas sampel (kelas eksperimen dan kelas kontrol) dapat disimpulkan bahwa rendahnya persentase Kriteria Ketutasan Minimum (KKM) di kelas eksperimen bukan disebabkan oleh penerapan model kooperatif tipe Group Investigation (GI). Hal ini dikarenakan input siswa kelas eksperimen itu sendiri. Hal tersebut bukan berarti penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) tidak bisa digunakan dalam proses pembelajaran. 2. Penilaian Afektif Penilaian sikap pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terdiri dari 3 indikator pencapaian sikap yaitu bertanggung jawab, mampu bekerja sama, dan santun berkomunikasi saat belajar. Hasil penelitian menunjukkan secara umum bahwa sikap siswa selama pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dimana ratarata penilaian sikap eksperimen yaitu
3,45 dengan predikat B dan rata-rata kelas kontrol 3,40 dengan predikat B. Pada penilaian sikap per indikator yang terlihat pada lampiran 19 dan lampiran 20 dimana kelas eksperimen pada indikator tanggung jawab yaitu 3,38 dengan predikat B sedangkan kelas kontrol 3,25 dengan predikat B. Tingginya nilai rata-rata sikap tanggung jawab disebabkan karena kelas eksperimen di terapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dimana pada proses pembelajaran kooperatif siswa di tuntut untuk bertanggung jawab atas tugas yang telah di berikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Rusman (2012 : 222-223) model pembelajaran kooperatif dipandang sebagai proses pembelajaran yang aktif, sebab siswa akan lebih banyak belajar melalui proses pembentukan (contructing) dan penciptaan, kerja dalam kelompok dan berbagi pengetahuan serta tanggung jawab individu tetap merupakan kunci keberhasilan pembelajaran. Sedangkan untuk siswa kelas kontrol sikap bertanggung jawabnya sudah baik karena siswa sudah melakukan tugasnya masing-masing dengan baik. Pada penilaian sikap kerja sama dalam kelompok pada kelas eksperimen yaitu 3,48 dengan predikat B sedangkan kelas kontrol 3,37 dengan predikat B. Tingginya nilai rata-rata sikap kerja sama disebabkan karena siswa eksperimen dan kontrol saling membantu satu dengan yang lainnya dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru seperti dalam berdiskusi dan menyelesaikan laporan akhir. Pada penilaian sikap santun berkomunikasi pada saat belajar di kelas eksperimen dan kontrol yaitu 3,35 dengan predikat B sedangkan kontrol 3,65 dengan predikat B. Tingginya nilai rata-rata sikap santun berkomunikasi disebabkan karena siswa kelas eksperimen dan kontrol baik dalam bertanya kepada teman yang lain dan dalam menanggapi pernyataan dari kelompok lain. 3. Penilaian Psikomotor Penilaian keterampilan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berupa kelengkapan laporan, kebersihan laporan dan tata bahasa laporan. Penilaian ranah psikomotor pada kelas eksperimen dengan predikat A - (3,79) dan penilaian ranah psikomotor pada kelas kontrol dengan predikat A - (3,76). Hal ini menunjukkan bahwa pencapaian ratarata optimum pada kelas eksperimen dan kelas kontrol cukup tinggi. Penilaian psikomotor pada indikator kelengkapan laporan dikelas eksperimen 3,54 (A - ) dan kelas kontrol 3,56 (A - ). Tingginya rata-rata penilaian indikator kelengkapan laporan pada kelas kontrol disebabkan siswa mampu membuat laporan berdasarkan tujuan pembelajaran yang ada, sedangkan untuk kelas eksperimen dalam membuat laporan ada beberapa tujuan pembelajaran yang tidak terwakilkan. Penilaian pada indikator kebersihan dan kerapian laporan dikelas eksperimen 2,97 (B) dan kelas kontrol 3,08 (B). Tingginya rata-rata penilaian indikator kebersihan dan kerapian laporan kelas kontrol disebabkan siswa dalam membuat laporan sedikit coretan dan bersih. Sedangkan dikelas eksperimen siswa dalam membuat laporan banyak coretan dan sedikit tidak bersih. Penilaian pada indikator tata bahasa laporan dikelas eksperimen 3,29 (B + ) dan kelas kontrol 3,16 (B). Tingginya rata-rata penilaian indikator tata bahasa laporan kelas eksperimen disebabkan siswa sudah menggunakan bahasa yang dapat dimengerti dalam membuat kesimpulan pada laporan hasil diskusi. Menurut Jufri (2013:68) ranah psikomotorik yang berkenaan dengan hasil belajar yang diekspresikan dalam bentuk keterampilan menyelesaikan tugas-tugas manual dan gerakan fisik atau kemampuan bertidak. Sedangkan dikelas kontrol beberapa kelompok membuat laporan dengan tata bahasa yang agak sulit dimengerti dalam membuat laporan.
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Invesigation (GI) disertai media gambar tidak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA 3 SMAN 01 Mukomuko. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka disarankan pada guru untuk memakai model pembelajaran kooperatif selain tipe Group Investigation (GI). Dan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) harus benar-benar diperhatikan kesiapan pembelajaran, kebiasaan belajar siswa, karateristik materi dan karateristik siswa itu sendiri agar dapat meningkatkan hasil belajar seperti yang diinginkan. DAFTAR PUSTAKA Astuti, Sri Fuji. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Melalui Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa XI SMA N 1 Batang Kapas Pesisir Selatan. Skripsi. Padang: STKIP PGRI Sumatera Barat. Djamarah, Syaiful Bahri & Zain, Aswan. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Istarani & Ridwan Muhammad. 2014. 50 Tipe Pembelajaran Kooperatif. Medan: Media Persada. Jufri, Wahab. 2013. Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Reka Cipta Rusman. 2011. Model Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grapindo Persada. Sadiman, Arief, dkk. 2007. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grapindo Persada. Slameto. 2013. Belajar dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.