PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA SMP KELAS VII

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI STRATEGI THINK-TALK-WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP 1 KARAWANG TIMUR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TPS BERBASIS RME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS XI DI MAN RENGASDENGKLOK

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA SISWA SMP

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

PENERAPAN PENDEKATAN METAPHORICAL THINKING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

PENCAPAIAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL PROBLEM-BASED LEARNING (PBL)

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Gerak di Kelas X SMA Negeri 6 Sigi

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 TELUKJAMBE TIMUR

EFEKTIFITAS PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS MATEMATIS SISWA SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA SMP

PENGARUH METODE BERBASIS PROYEK MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SMP

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

MATERI STATISTIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA MTS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 2 PAKISJAYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sebagai dasar dalam pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan. Hasil

BAB III METODE PENELITIAN. kuasi eksperimen atau percobaan karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu

Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penalaran matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya, peneliti

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan

Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume I Nomor 1, Desember 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

[JURNAL PENDIDIKAN UNSIKA] ISSN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. April 2017 sampai dengan Senin, 22 Mei 2017 di SMP Negeri 1 Manisrenggo.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERAN TEORI CONDITIONING-REINFORCEMENT- SCAFFOLDING BERBANTUAN BAHAN AJAR MASTERY LEARNING PADA KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIS

PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA MTS KELAS VIII

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa dan siswi kelas X SMA Negeri 13

Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika UNSIKA, 1 Dosen Prodi Pendidikan Matematika UNSIKA,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TPS BERBASIS PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN Kumpulrejo 01 Salatiga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Belajar Pretest Kelas Van Hiele dan Bruner

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dikatakan kuasi eksperimen karena subjek penelitian tidak diacak sepenuhnya.

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS PADA SISWA SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang diperoleh selama pelaksanaan pembelajaran matematika dengan

PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP SIKAP PADA MATEMATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS SISWA IX SMP PANGUDI LUHUR SALATIGA

PENCAPAIAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL PENEMUAN TERBIMBING

MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN ANALISIS WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MTs

ASEP GUNAWAN. Program Studi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Yogyakarta

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERBANDINGAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 PRINGSEWU. STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMK DI KOTA CIMAHI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SMP KELAS VIII

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VISUALIZATION AUDITORY KINESTHETIC (VAK)TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA KELAS VIII MTS AL-I ANAH KOSAMBI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung. Populasi yang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Implementasi Model Project Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

BAB III METODE PENELITIAN

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI DENGAN MEDIA SLIDE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 15 BANJARMASIN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Pembelajaran, hal. 579-584 PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA SMP KELAS VII ROBIAH ADAWIYAH¹, DAYAT HIDAYAT², RIKA MULYATI MS³ ¹ Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP Unsika Karawang, robiahadawiyah49@gmail.com ² Dosen FKIP Unsika Karawang, dayathidayat194@yahoo.com ³ Dosen FKIP Unsika Karawang, mrizki.fathoni82@gmail.com Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peningkatan kemampuan komunikasi matematis antara siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning dengan siswa yang yang belajar dengan menggunakan pembelajaran langsung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah nonequivalent control group design. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 4 Klari-Karawang pada kelas VII semester genap tahun ajaran 2016-2017 dengan populasi sebanyak 13 kelas dan sampel 2 kelas yang terpilih dengan menggunakan teknik sampling cluster random sampling. Pengumpulan data kemampuan komunikasi matematis dengan menggunakan instrumen pretest sebelum perlakuan dan posttest setelah perlakuan. Kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran problem based learning dan kelas kontrol menggunakan pembelajaran langsung. Hasil penelitian nilai rata-rata posttest antara kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran problem based learning dan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran langsung memiliki perbedaan yang signifikan yaitu 30,5 untuk kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran problem based learning dan 13,68 untuk kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran langsung. Serta nilai rata-rata n-gain antara kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran problem based learning lebih tinggi daripada kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran langsung, yaitu 0,62 untuk kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran problem based learning dan 0,206 untuk kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran langsung. Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematis pada siswa yang memperoleh model pembelajaran problem based learning dengan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung. Kata Kunci: Problem Based Learning, Kemampuan Komunikasi Mastematis. 1. Pendahuluan Salah satu kemampuan yang harus dimiliki siswa dalam pembelajaran matematika adalah kemampuan komunikasi matematis. Sumarmo (Alam I. B., 2012 :155) kemampuan komunikasi dalam matematika merupakan kemampuan yang dapat menyertakan dan memuat berbagai kesempatan untuk berkomunikasi dalam bentuk : a) merefleksikan benda-benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematika; b) membuat model situasi atau persoalan menggunakan metode lisan, tertulis, konkrit, grafik, dan aljabar; c) menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika; d) mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika; e) membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi, dan generalisasi; f) menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari; g) mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraf matematika dalam bahasa sendiri. 579

580 Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Siswa Pentingnya pemilikan komunikasi antara lain dikemukakan Barrody dan Yonandi (Hendriana dan Sumarmo, 2014: 30) yang menyatakan dengan rasional: 1. Matematika adalah bahasa esensial yang tidak hanya sebagai alat berpikir, menemukan rumus, menyelesaikan masalah, atau menyimpulkan saja, namun matematika juga memiliki nilai yang tak terbatas untuk menyatakan beragam ide secara jelas, teliti dan tepat. 2. Matematika dan belajar matematika adalah jantungnya kegiatan sosial manusia. Misalnya dalam pembelajaran matematika interaksi antara guru dan siswa, antara siswa dan siswa, antara bahan pembelajaran dan siswa adalah faktor-faktor penting dalam memajukan potensi siswa. Namun, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri 4 Klari-Karawang diperoleh informasi, saat belajar terlihat bahwa siswa jarang melakukan diskusi kelompok karena guru masih aktif dalam menyampaikan materi kepada siswa. Penulis juga memperoleh informasi selama melaksanakan PLP disekolah tersebut, bahwa rata-rata kemampuan komunikasi siswa rendah, dikarenakan saat pembelajaran berlangsung siswa kurang aktif dalam berdiskusi. Salah satu bukti lain rendahnya kemampuan komunikasi matematis siswa dilihat dari hasil jawaban siswa dari sebuah soal perbandingan yang diberikan sebagian besar (lebih dari 50 persen) menjawab salah. Pernyataan tersebut terlihat dari nilai ulangan harian siswa yang sebagian besar dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 76. Dari analisa soal ulangan harian, siswa belum terampil menyampaikan situasi kedalam model matematika dan menyatakan/menjelaskan model matematika kedalam tulisan/menulis, yang semua itu merupakan indikator kemampuan komunikasi matematis. Dalam kelas Eksperimen tahapan-tahapan dalam kegiatan pembelajaran dengan Problem Based Learning menurut Mohamad Nur (Rusmono. Ir. Dr, 2016: 81) diantaranya: 1) Orientasi siswa pada masalah, 2) Mengorganisasikan siswa untuk belajar, 3) Membimbing penyelidikan Individual atau kelompok, 4) Mengembangkan dan penyajian hasil karya/tugas, 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Dan kelas kontrol tahapan-tahapan pembelajaran langsung Menurut Bruce dan Weil (Lestari dan Yudhanegara., 2015: 37) mengemukakan lima fase/tahapan pembelajaran dalam direct instruction, yaitu orientasi, presentase/demonstrasi, latihan terstruktur, latihan terbimbing dan latihan mandiri. Model Problem Based Learning memiliki kelebihan yaitu siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata, siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri memalui aktivitas belajar, pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubungannya tidak perlu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi beban siswa dengan menghafal atau menyimpan informasi, terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok, siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka (Shoimin, 2014:133). Hipotesis yang digunakan adalah apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran problem based learning dengan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung. Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai tujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran problem based learning dengan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung. 2. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah nonequivalent control group design. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 4 Klari-Karawang pada kelas VII semester genap tahun ajaran 2016-2017 dengan populasi sebanyak 13 kelas dan sampel 2 kelas yang terpilih dengan menggunakan teknik sampling cluster random sampling. Pengumpulan data kemampuan komunikasi matematis dengan menggunakan instrumen pretest sebelum perlakuan dan posttest setelah perlakuan. Kelas eksperimen menggunakan

ROBIAH ADAWIYAH, DAYAT HIDAYAT DAN RIKA MULYATI MS model pembelajaran problem based learning dan kelas kontrol menggunakan pembelajaran langsung. Materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi bangun datar segitiga dan segiempat. Analisis skor pretes mengguanakan uji normalitas, homogenitas dan uji kesamaan rata-rata, untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki oleh kedua kelas apakah sama atau berbeda. Setelah itu dilakukan analisis skor n-gain kedua kelas tersebut apakah adal perbedaan dari kedua peningkatan kemampuan komunikasi antara siswa yang memperoleh model pembelajaran problem based learning dengan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung. Analisis yang di gunakan adalah uji normalitas skor n-gain, uji homogenitas skor n-gain dan uji perbedaan dua rata-rata skor n-gain. 3. Hasil dan Pembahasan Pada bagian ini disampaikan beberapa pembahasan penelitian yang diperoleh oleh peneliti selama penelitian. Hasil penelitian yang di bahas berkenaan dengan peningkatan kemampuan komunikasi matematis, antara siswa yang memperoleh model pembelajaran problem based learning sebagai kelas eksperimen dan pembelajaran langsung sebagai kelas kontrol. Berdasarkan analisis hasil penelitian kemampuan komunikasi matematis siswa pada data pretes menggambarkan bahwa kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama. Hal ini dilihat dari rata-rata skor pretes yang didapatkan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda. Hasil tersebut menjadikan petunjuk bagi peneliti mengenai karakteristik siswa pada masing-masing kelas, yaitu kedua kelas mempunyai kemampuan komunikasi matematis yang sama, halnya ini sesuai dengan uji normalitas dan homogenitas yang dilakukan pada data pretes keduanya berasal dari populasi yan berdistribusi normal dan homogen. Tabel 3.1 Hasil Statistik Deskriptif Data Hasil Pretes Kemampuan Komunikasi Matematis Skor Skor Kelas N Rata-rata Simpangan Baku Maksimum Minumum Eksperimen 38 6.50 4,45 17 0 Kontrol 38 5.50 3,57 12 0 SMI 45 Dari Tabel 3.1 terlihat bahwa rataan skor pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol berturut-turut adalah 6,50 dan 5,50 dengan standar deviasi masing-masing 4,45 dan 3,57. Dari deskripsi data tersebut terlihat bahwa rata-rata kelas eksperimen tidak jauh berbeda dengan ratarata kelas kontrol. Namun demikian untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kemampuan awal dari kemampuan komunikasi matematis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka perlu dilakukan uji perbedaan dua rata-rata dengan terlebih dahulu melihat apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan homogen pada kelas eksperimen dan kontrol. Tabel 3.2 Hasil Uji Normalitas Pretes Hasil Kelas Shapiro-Wilk Kesimpulan Pretes Eksperimen 0,115 Berdistribusi normal Kontrol 0,070 Berdistribusi normal 581

582 Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Siswa Uji normalitas skor pretes dihitung dengan uji shapiro-wilk.dari Tabel 3.2 diperoleh bahwa skor Pretes untuk kelas eksperimen dan kontrol adalah 0,115 dan 0,070. Oleh karena nilai kedua kelompok tersebut lebih dari 0,05, maka H0 diterima. Hal ini dapat disimpulkan secara signifikan data kemampuan awal kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan pengujian homogenitas dengan mengguanakan uji Levene. Tabel 3.3 Hasil Uji Homogenitas Pretes Levene Statistic Sig. Kesimpulan 2,197 0,143 Homogen Dari hasil uji homogenitas varians dengan uji Levene Statistic pada Tabel 3.3 di atas diperoleh nilai signifikan sebesar 0,143. Nilai signifikan yang diperoleh ini lebih dari 0,05, sehingga H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa secara signifikan varians data kedua kelas tersebut adalah homogen. Selanjutnya akan dilakukan pengujian uji perbedaan dua rata-rata skor pretes menggunakan uji parametrik. Tabel 3.4 Hasil Uji-t Pretes t-test for Equality of Means Sig. (2-failed) Equal variance assumed 0,284 Equal variance not assumed 0,284 Berdasarkan hasil uji-t seperti terlihat pada Tabel 3.4, diperoleh nilai signifikan sebesar 0,284. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05, sehingga H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan secara signifikan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan awal komunikasi matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung. Setelah dilakukan analisis data pretes, maka selanjutnya dilakukan untuk analisis data n- gain. Analisis data n-gain dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis yang terjadi pada siswa yang memperoleh model pembelajaran problem based learning dengan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung. Tabel 3.5 Hasil Statistik Deskriptif Data Hasil N-Gain Kelas N Rata-rata Simpangan Baku Skor Skor Maksimum Minumum Eksperimen 38 0,621 0,167 1,00 0,31 Kontrol 38 0,206 0,206 0,46 0,03 SMI 45 Berdasarkan Tabel 3.5, diperoleh rata-rata skor gain ternormalisasi kelas yang memperoleh pembelajaran Problem Based Learning sebesar 0,62 dengan standar deviasi sebesar 0,16. Untuk kelas yang memperoleh pembelajaran langsung, rata-rata skor gain ternormalisasi sebesar 0,20 dengan standar deviasi sebesar 0,03. Dari deskripsi data diatas menunjukan bahwa rata-rata gain ternormalisasi kemampuan komunikasi matematis kelas yang memperoleh pembelajaran Problem Based Learning lebih tinggi dari pada rata-rata gain

ROBIAH ADAWIYAH, DAYAT HIDAYAT DAN RIKA MULYATI MS ternormalisasi kelas yang memperoleh pembelajaran langsung. Seperti pada data pretes, untuk data n-gain dilakukan pengujian sebagai berikut: Tabel 3.6 Hasil Uji Normalitas Skor N-Gain Hasil Kelas Shapiro-Wilk Kesimpulan Eksperimen 0,409 Berdistribusi normal Pretes Kontrol 0,058 Berdistribusi normal Uji normalitas skor n-gain dihitung dengan uji shapiro-wilk. Dari Tabel 3.6 diperoleh bahwa skor Pretes untuk kelas eksperimen dan kontrol adalah 0,409 dan 0,058. Oleh karena nilai kedua kelompok tersebut lebih dari 0,05, maka H0 diterima. Hal ini dapat disimpulkan data skor gain ternormalisasi kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan pengujian homogenitas dengan menggunakan uji Levene. Tabel 3.7 Hasil Uji Homogenitas N-Gain Levene Statistic Sig. Kesimpulan 3,166 0,079 Homogen Dari hasil uji homogenitas varians dengan uji Levene Statistic pada Tabel 3.7 di atas diperoleh nilai signifikan sebesar 0,079. Nilai signifikan yang diperoleh ini lebih dari 0,05, sehingga H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa secara signifikan varians data kedua kelas tersebut adalah homogen. Selanjutnya akan dilakukan pengujian uji perbedaan dua rata-rata skor n-gain menggunakan uji parametrik. N-Gain Tabel 3.8 Hasil Uji-t N-Gain Signifikan Kesimpulan 0,000 H0 ditolak Pada tabel 3.8 diatas terlihat bahwa nilai signifikan dua pihaknya (sig. 2 taild) untuk equal variances assumed kedua kelas sama yaitu 0,000. Nilai signifikan tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga berdasarkan kriteria pengambilan keputusan H 0 ditolak, artinya secara signifikan terdapat perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematis antara siswa yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Larning (PBL) dengan pembelajaran langsung. Berdasarkan analisis data n-gain,rata-rata n-gain pada kelas yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah 0,62 dan pada kelas yang mengguanakan pembelajaran langsung adalah 0,20. Dengan demikian kualitas kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas yang mendapatkan model Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran langsung. Sehingga dapat disimpulkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Dari pembahasan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran matematika mengunakan model pembelajaran problem based learning dengan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung. 583

584 Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Siswa 4. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis dapat ditarik kesimpulan bahwa: Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajaranya mengunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan model pembelajaran langsung. Referensi [1] Alam I. B.,2012. Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematika Siswa SD Melalui Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME). Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Yogyakarta, 10 November 2012, 150-164. [2] Hendriana dan Soemarmo. (2014). Penilaian Pembelajaran Matematika. Bandung: PT Refika Aditama. [3] Lestari dan Yudhanegara. (2015). Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: PT Refika Aditama. [4] Rusman. (2014). Model-model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. [5] Rusmono. (2014). Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu perlu. Bogor: Ghalia Indonesia.