BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan QL prinsip TANDUR lebih baik daripada pembelajaran tradisional. Sehingga penelitiannya berupa kuasi eksperimen yaitu penelitian yang dilakukan melihat hubungan sebab akibat. Perlakukan yang kita lakukan terhadap variabel bebas dapat kita lihat hasilnya pada variabel terikat. Pada peneliti kuasi ini, sampel penelitian yang akan dibandingkan sudah ada, maka peneliti tinggal mengambil dua kelompok untuk dijadikan sampel. (Ruseffendi,2005) Berdasarkan metode yang diambil maka penelitian ini ditujukkan untuk melihat hubungan sebab akibat antara pembelajaran yang menggunkan model QL dengan kemampuan komunikasi matematis pada siswa SMP. Variabel pada penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas dan variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya yaitu model QL dan variabel terikatnya yaitu kemampuan komunikasi matematis pada siswa SMP. Desain penelitian ini adalah desain kelompok control non-ekivalen (Arikunto,2010) sebagai berikut: E : O 1 X 1 O 2 K : O1 X 2 O 2 Keterangan: E : Kelompok Eksperimen K : Kelompok Kontrol O 1 : Pretes O 2 : Postest X 1 : Pembelajaran Matematika dengan menggunakan model QL X 2 : Pembelajaran Matematika dengan tradisonal 19

2 A. Populasi dan Sampel Penelitian Subjek populasi adalah siswa SMP Negeri 2 Lembang Bandung kelas VIII. Populasi ini dipilih karena beberapa pertimbangan salah satunya adalah siswa kelas VIII berada pada masa peralihan dari berfikir konkret ke masa berfikir abstrak. Sehingga kemampuan komunikasi siswa berpotensi untuk ditingkatkan. Pada penelitian ini sendiri akan diambil sampel dua kelas yang terdiri dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen merupakan kelas yang mendapatkan pembelajaran model QL yaitu VIIIA sedangkan kelas kontrol merupakan kelas yang mendapatkan pembelajaran tradisional metode ekspositori (ekspo) yaitu VIIIB. B. Bahan Ajar 1. Silabus Dalam KTSP, silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian hasil belajar. Silabus disusun berdasarkan Standar Isi yang di dalamnya berisikan identitas Mata Pelajaran, Standar Kompetensi (SK), dan Kompetensi Dasar (KD), Materi Pokok Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Indikator, Penilaian, Alokasi Waktu, dan Sumber Belajar. Silabus yang disusun dalam penelitian ini ada dua diantaranya silabus untuk kelas eksperimen mengarah pada model QL dan silabus kelas kontrol mengarah pada indikator seperti biasa pada umumnya. 2. RPP RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP yang disusun pada penelitian ini ada dua diantaranya RPP untuk kelas eksperimen mengarah pada model QL dan RPP kelas kontrol mengarah pada indikator seperti biasa pada umumnya. 20

3 Rpp terdiri atas kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup. Dimana dalam kegiatan awal terdiri atas orientasi dan pengungkapan. Dalam kegiatan inti terdiri atas langkah-langkah prinsip TANDUR dalam model QL, sedangkan dalam kegiatan penutup/akhir yaitu evaluasi. 3. LKS LKS Lembar kegiatan siswa (student work sheet) merupakan lembaranlembaran berisi tugas yang harus dikerjakan siswa. Lembar kegiatan tersebut berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas yang dapat berupa teori dan atau praktik. LKS yang disusun pada penelitian ini ada dua diantaranya LKS untuk kelas eksperimen mengarah pada model QL dan LKS kelas kontrol mengarah pada indikaor seperti biasa pada umumnya. C. Instrumen Peneletian Pada dasarnya instrument yang dibuat bertujuan untuk mengetahui kemampuan komunikasi siswa pada masing-masing kelas juga untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan model QL. Adapun beberapa instrumen yang digunakan untuk memperoleh data selama penelitian diantaranya: 1. Instrument Tes Tes tulis yang dibuat adalah tipe uraian yang diberikan diawal dan diakhir pembelajaran matematika yang disebut dengan pretest untuk tes awal dan posttest untuk tes akhir. Soal yang dibuat ditujukkan untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa. Adapun kemampuan komunikasi yang diteliti adalah kemampuan komunikasi tertulis yang diungkapkan melalui representasi sebagaimana yang diungkapkan Cai, Lane, Jacabsin (Ansari, 2003) yaitu aspek drawing, aspek mathematical expression dan aspek written texts. Berikut adalah indikator yang hendak dicapai: a. Aspek written texts (menulis), yaitu memberikan jawaban dengan menggunakan bahasa sendiri, membuat, model situasi/persoalan menggunakan bahasa lisan, tulisan, konkret, grafik dan aljabar. Menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari, 21

4 mendengarkan, mendiskusikan dan menulis tentang matematika, membuat konjektur, menyusun argumen dan generalisasi. b. Aspek drawing (menggambar) yaitu merefleksikan benda-benda nyata, gambar dan diagram ke dalam ide-ide matematis. Atau sebaliknya, dari ideide matematis ke dalam gambar dan diagram. c. Aspek mathematical expression (ekspresi matematis) yaitu mengekspresikan konsep matematis dengan menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematis. Pemberian skor untuk tes kemampuan komunikasi matematis berpedoman pada kriteria yang dikemukakan oleh Cai, Lane dan Jacabsin (Ansari, 2003) yang telah diadaptasi seperti pada Tabel 3.1 di bawah ini. Tabel 3.1 Kriteria Skor Kemampuan Komunikasi Matematis Respon Siswa Skor Tidak ada jawaban/salah menginterpretasikan 0 Hanya sedikit dari penjelasan yang benar. Hanya sedikit model 1 matematis yang benar Penjelasan secara matematis masuk akal, namun hanya sebagian 2 yang lengkap dan benar Penjelasan secara matematis masuk akal, meskipun tidak tersusun 3 secara logis dan ada sedikit kesalahan Penjelasan secara matematis masuk akal dan benar dan tersusun 4 secara logis 2. Lembar Observasi Lembar observasi adalah rambu-rambu tertulis yang dipakai untuk mengamati suatu aktifitas guru atau siswa dalam pembelajarannya sehingga pelaksanaan observasi terarah pada aspek yang direncanakan sebelumnya. Peristiwa pembelajaran yang dapat diobservasi pada penelitian ini diantaranya 22

5 adalah proses- proses pembelajaran sesuai dengan model QL yang mendukung terhadap peningkatan kemampuan komunikasi matematis pada siswa. Data ini bersifat relatif karena dapat dipengaruhi oleh keadaan dan subjektifitas pengamat. Pada penelitian ini lembar observasi diisi oleh observer diluar peneliti dan diisi ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung. 3. Angket Angket merupakan instrumen non-tes yang digunakan untuk mengukur sikap serta tanggapan siswa terhadap model pembelajaran yang digunakan. Pengisian angket dilakukan pada saat akhir penelitian yaitu setelah siswa melakukan posttes (dilakukan pada hari yang sama). Angket yang dibuat adalah angket tertutup yang disususn untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran QL dimana perhitungannya menggunakan skala Likert. 4. Jurnal Harian Siswa Jurnal adalah karangan siswa tentang pelaksanaan pembelajaran yang diikutinya. Karangan ini sifatnya subjektif yang berisi tentang potret pelaksanaan pembelajaran, kesan dan pesan siswa kepada guru. Jurnal dapat dipergunakan untuk koreksi dan revisi pelaksanaan pembelajaran, sehingga makin menuju ke arah peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Pada penelitian, jurnal diberikan pada siswa diakhir setelah pembelajaran matematika menggunakan model QL. D. Uji Coba Instrumen Menurut Suherman dan Sukjaya (1990), untuk mendapatkan hasil evaluasi yang baik diperlukan alat evaluasi yang kualitasnya baik pula. Untuk mendapatkan hasil evaluasi yang kualitasnya baik perlu diperhatikan beberapa kriteria yang harus dipenuhi. Alat evaluasi yang baik perlu ditinjau dari hal-hal berikut: 1. Validitas Soal Suatu alat evaluasi disebut valid (absah atau sahih) apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Oleh karena itu 23

6 keabsahannya tergantung pada sejauh mana ketepatan alat evaluasi itu dalam melaksanakan fungsinya, dengan demikian suatu alat evaluasi disebut valid jika ia dapat mengevaluasi disebut valid jika ia dapat mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang dievaluasi itu. Untuk mengetahui validitas butir soal dari suatu tes dapat menggunakan teknik kolerasi product momen. Besarnya koefisien kolerasi tersebut dapat ditentukan dengan rumus (Suherman dan Sukjaya, 1990) r xy N XY X Y N X X N Y Y Keterangan : r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan X = skor tiap butir soal Y = skor total tiap siswa N = jumlah siswa Pada penelitian ini, nilai( ) diartikan sebagai koefisien validitas sehingga kriterianya dapat ditunjukkan dalam tabel berikut ini (Suherman dan Sukjaya, 1990). 2 Tabel 3.2 Klasifikasi Validitas Butir Soal Nilai r xy 0,81 r 11 1,00 0,61 r 11 0,80 0,41 r 11 0,60 0,21 r 11 0,40 0,00 r 11 0,20 Kriteria sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah sangat rendah 2. Reliabilitas Soal Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka, pengertian reliabilitas tes berhubungan dengan masalah 24

7 ketetapan tes. Nilai reliabilitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien reliabilitas. Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas adalah dengan menggunakan rumus (Suherman dan Sukjaya, 1990) Keterangan: ( ) r 11 = koefisien reliabilitas perangkat tes n = banyak butir soal (item) Dengan rumus varians: Keterangan : Guilford (Suherman dan Sukjaya, 1990) menyatakan bahwa kriteria untuk menginterpretasikan koefisien reliabilitas adalah Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas r 11 0,8 < r 11 1,00 0,6 < r 11 0,80 0,4 < r 11 0,60 0,2< r 11 0,40 0,00 r 11 0,20 Kriteria reliabilitas sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah sangat rendah 25

8 3. Daya pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2010). Seluruh pengikut tes dikelompokan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok pandai atau kelompok atas (upper group) dan kelompok bawah (lower group). Untuk kelompok kecil, seluruh pengikut tes dibagi dua sama besar, 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah. Sedangkan untuk kelompok besar, diambil 27% dari kelompok atas dan 27% dari kelompok bawah. Kemudian hitung daya pembeda dengan menggunakan rumus (dalam Suherman dan Sukjaya, 1990) DP = DP : daya pembeda satu butir soal tertentu : rata-rata skor peserta kelompok atas : rata-rata skor peserta kelompok bawah SM : skor maksimal ideal Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan daya pembeda adalah seperti pada (Suhermandan Sukjaya, 1990). Tabel 3.4 Interpretasi Daya Pembeda Nilai DP Interpretasi 0,00 < DP 0,20 Jelek 0,20 < DP 0,40 Cukup 0,40 < DP 0,70 Baik 0,70 < DP,00 Sangat baik 4. Tingkat Kesukaran 26

9 Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran (Arikunto, 2010). Tingkat kesukaran suatu soal dapat dihitung dengan rumus (Suherman dan Sukjaya, 1990) IK = Keterangan: IK = Indeks Kesukaran = rata-rata skor tiap soal SMI= skor maksimal ideal Untuk menginterpretasikan indeks kesukaran, digunakan kriteria sebagai berikut (Suherman dan Sukjaya, 1990). Tabel 3.5 Interpretasi Tingkat Kesukaran Nilai IK Interpretasi 0,00 < IK 0,30 Sukar 0,30 < IK 0,70 Sedang 0,70 < IK 1,00 Mudah = 1,00 Terlalu mudah Untuk memudahkan perhitungan, maka evaluasi butir soal dihitung dengan menggunakan program komputer ANATES. Adapun hasil evaluasi yang lain disajikan pada tabel berikut. Tabel 3.6 Evaluasi Butir Soal No. Soal 1a 1b Validitas 0,603 0,673 0,640 0,868 0,836 Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Daya pemeda 0,24 0,40 0,29 0,95 0,57 Cukup Baik Cukup Sangat Baik Baik 27

10 Indeks Kesukaran Keterangan 0,54 0,22 0,85 0,52 0,32 Sedang Sukar Sangat Mudah Sedang Sedang Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Selain hasil evaluasi pada tabel 3.6 adapun koefesien reliabilitasnya sama dengan 0,77. Hal ini menunjukkan bahwa soal yang dibuat koefesien reliabilitasnya tinggi. E. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan Pada tahap ini dilakukan beberapa kegiatan seperti menyusun rancangan proposal penelitian, mengkaji teori pendukung, penentuan strategi dan desain penelitian, membuat instrument penelitian, melakukan pengujian instrument dan melakukan perizinan penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan Pada tahap ini dilakukan pengajaran berbeda pada dua kelas, satu kelas mendapatkan pembelajaran matematika menggunakan model QL dan kelas lain menggunakan model tradisional. Dilakukan pengujian tes tulis, yakni pretes dan postes, pengisian lembar observasi oleh observer dan pengisian jurnal harian siswa setelah pembelajaran menggunakan model QL setiap harinya dan terakhir siswa diberikan angket sebagai bahan evaluasi pembelajaran matematika menggunakan model QL. 3. Tahap Penyusunan Laporan Pada tahap ini, semua data yang didapat dari pelaksanaan penelitian diolah dan dianalisis dengan strategi yang telah ditentukan sebelumnya dan kemudian diujikan, sehingga diketahui hasil dari penelitiannya. F. Teknik Analisis Data 1. Analisis Data Pretest Dalam menguji data hasil pretes dilakukan langkah sebagai berikut: 28

11 a) Uji Normalitas Uji normalitas data hasil pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan merupakan data yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam hal ini pengujian dilakukan dengan menggunakan sofwtare SPSS versi Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Shaprio-Wilk dengan taraf signifikan 5% (Uyanto, 2009). Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji normalitas data pretes adalah sebagai berikut: H 0 : Data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi normal. H 1 : Data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang tidak normal. Dengan menggunakan taraf signifikan 0,05 maka kriteria pengujianna (Uyanto, 2009) adalah: 1. Jika nilai signifikan pengujiannya lebih besar atau sama dengan 0,05 maka H 0 diterima. 2. Jika nilai signifikan pengujiannya lebih kecil dari 0,05 maka H 0 ditolak. Jika data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji homogenitas. Jika data tidak berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji non parametrik. b) Uji Homogenitas Uji kesamaan dua varians dimaksudkan untuk mengetahui apakah kedua kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang sama atau tidak. Dalam hal ini pengujian dilakukan dengan menggunakan sofwtare SPSS versi Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Levene dengan taraf signifikan 5% (Uyanto, 2009). Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji homogenitas data pretes adalah sebagai berikut: 29

12 H 0 : Tidak terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. H 1 : Terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Dengan menggunakan taraf signifikan 0,05 maka kriteria pengujiannya (Uyanto, 2009) adalah: 1. Jika nilai signifikansi pengujiannya lebih besar atau sama dengan 0,05 maka H 0 diterima. 2. Jika nilai signifikansi pengujiannya lebih kecil dari 0,05 maka H 0 ditolak. Pada uji homogenitas ini, data homogen atau tidak homogen akan sama-sama dilanjtukan pada uji perbedaan dua rata-rata. c) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Uji kesamaan dua rata-rata bertujuan untuk mengetahui bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam keadaan awal yang sama dimana ratarata kemmapuan komunikasi matematika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sama pada awalnya. Jika datanya homogen maka dilakukan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan uji t. Sedangkan jika data tidak homogen maka dilakukan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan uji t. Perumusan hipotrsis yang digunakan pada uji perbedaan dua rata-rata data pretes adalah sebagai berikut: H 0 : Tidak terdapat perbedaan dua rata-rata kemampuan awal yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. H 1 : Terdapat perbedaan dua rata-rata kemampuan awal yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Dengan menggunakan taraf signifikan 0,05 maka kriteria pengujianna (Uyanto, 2009) adalah: 1. Jika nilai signifikan pengujiannya lebih besar atau sama dengan 0,05 maka H 0 diterima. 30

13 2. Jika nilai signifikan pengujiannya lebih kecil dari 0,05 maka H 0 ditolak. 2. Analisis Data Postest Dalam pengujiannya data hasil postes dilakukan langkah sebagai berikut: a Uji Normalitas Uji normalitas data hasil postes kelas eksperimen dan kelas control digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan merupakan data yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam hal ini pengujian dilakukan dengan menggunakan sofwtare SPSS versi Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Shaprio-Wilk dengan taraf signnifikan 5% (Uyanto, 2009). Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji normalitas data pretes adalah sebagai berikut: H 0 : Data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi normal. H 1 : Data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang tidak normal. Dengan menggunakan taraf signifikan 0,05 maka kriteria pengujianna (Uyanto, 2009) adalah: 1. Jika nilai signifikan pengujiannya lebih besar atau sama dengan 0,05 maka H 0 diterima. 2. Jika nilai signifikan pengujiannya lebih kecil dari 0,05 maka H 0 ditolak. Jika data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji homogenitas. Jika data tidak berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji non parametrik. 31

14 b Uji Homogenitas Uji kesamaan dua varians dimaksudkan untuk mengetahui apakah kedua kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang sama atau tidak. Dalam hal ini pengujian dilakukan dengan menggunakan sofwtare SPSS versi Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Levene dengan taraf signifikan 5% (Uyanto, 2009). Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji homogenitas data pretes adalah sebagai berikut: H 0 : Tidak terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. H 1 : Terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Dengan meggunakan taraf signifikan 0,05 maka kriteria pengujiannya (Uyanto, 2009) adalah: 1. Jika nilai signifikansi pengujiannya lebih besar atau sama dengan 0,05 maka H 0 diterima. 2. Jika nilai signifikansi pengujiannya lebih kecil dari 0,05 maka H 0 ditolak. Pada uji homogenitas ini, data homogen atau tidak homogen akan samasama dilanjtukan pada uji perbedaan dua rata-rata. c Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Uji perbedaan dua rata-rata pada data postes bertujuan untuk membandingkan pencapaian kemampuan komunikasi matematika siswa pada kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Jika datanya homogen maka dilakukan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan uji t. Sedangkan jika data tidak homogen maka dilakukan uji kesamaan dua rata-rata dengan menggunakan uji t. Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji perbedaan dua rata-rata data pretes adalah sebagai berikut: 32

15 H 0 : Rata-rata kemampuan komunikasi matematika kelas eksperimen tidak lebih baik dari kelas kontrol. H 1 : Rata-rata kemampuan komunikasi matematika kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol Dengan menggunakan taraf signifikan 0,05 maka kriteria pengujianna (Uyanto, 2009) adalah: 1. Jika setengah dari nilai signifikan pengujiannya lebih besar atau sama dengan 0,05 maka H 0 diterima. 3. Jika setengah dari nilai signifikan pengujiannya lebih kecil dari 0,05 maka H 0 ditolak. 3) Analisis Data Indeks Gain Jika data pretes kelas kontrol dan kelas eksperimen sama maka data yang diambil adalah data postes. Sedangkan jika data pretes kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak sama maka data yang diambil adalah data pretes dan data postes dengan menggunakan Indeks Gains. Indeks gains adalah gain ternomalisasi yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Indeks gains = Dimana indeks gains digunakan untuk mengetahui kulaitas peningkatan kemampuan komunikasi siswa setelah mendapatkan pembelajaran matematika menggunakan model QL. Kriteria indeks gain menurut Hake (Maryati,2007) adalah sebagai berikut: Tabel 3.7 Kriteria Indeks Gains Indeks gains Kriteria G Tinggi 0,30 Sedang 33

16 G Rendah Sama halnya dengan data pretes dan data postes, data indeks gain ini juga harus diuji, dimana pengujiannya meliputi: a. Uji Normalitas Uji normalitas data hasil indeks gains kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan merupakan data yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam hal ini pengujian dilakukan dengan menggunakan sofwtare SPSS versi Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Shaprio-Wilk dengan taraf signnifikan 5% (Uyanto, 2009). Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji normalitas data pretes adalah sebagai berikut: H 0 : Data Indeks Gain kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. H 1 : Data Indeks Gain kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Dengan menggunakan taraf signifikan 0,05 maka kriteria pengujianna (Uyanto, 2009) adalah: 1 Jika nilai signifikan pengujiannya lebih besar atau sama dengan 0,05 maka H 0 diterima. 2 Jika nilai signifikan pengujiannya lebih kecil dari 0,05 maka H 0 ditolak. Jika data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji homogenitas. Jika data tidak berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji non parametrik. d Uji Homogenitas 34

17 Uji kesamaan dua varians dimaksudkan untuk mengetahui apakah kedua kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang sama atau tidak. Dalam hal ini pengujian dilakukan dengan menggunakan sofwtare SPSS versi Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Levene dengan taraf signifikan 5% (Uyanto, 2009). Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji homogenitas data pretes adalah sebagai berikut: H 0 : Tidak terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. H 1 : Terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Dengan meggunakan taraf signifikan 0,05 maka kriteria pengujiannya (Uyanto, 2009) adalah: 1 Jika nilai signifikansi pengujiannya lebih besar atau sama dengan 0,05 maka H 0 diterima. 2 Jika nilai signifikansi pengujiannya lebih kecil dari 0,05 maka H 0 ditolak. Pada uji homogenitas ini, data homogen atau tidak homogen akan sama-sama dilanjtukan pada uji perbedaan dua rata-rata. e Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Uji perbedaan dua rata-rata pada data indeks gain bertujuan untuk membandingkan pencapaian kemampuan komunikasi matematika siswa pada kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Jika datanya homogen maka dilakukan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan uji t. Sedangkan jika data tidak homogen maka dilakukan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan uji t. Perumusan hipotrsis yang digunakan pada uji perbedaan dua rata-rata data pretes adalah sebagai berikut: H 0 : Rata-rata kemampuan komunikasi matematika kelas eksperimen tidak lebih baik secara signifikan dari kelas kontrol. 35

18 H 1 : Rata-rata kemampuan komunikasi matematika kelas eksperimen lebih baik secara signifikan dari kelas kontrol Dengan menggunakan taraf signifikan 0,05 maka kriteria pengujianna (Uyanto, 2009) adalah: 1 Jika setengah dari nilai signifikan pengujiannya lebih besar atau sama dengan 0,05 maka H 0 diterima. 2 Jika setengah dari nilai signifikan pengujiannya lebih kecil dari 0,05 maka H 0 ditolak. 4) Tabel Teknik Analisis Data Dari uraian di atas teknik analisis data pretes, postest dan indeks gain dapat dirinci sebagai berikut: Tabel 3.8 Teknik Analisis Data Data Pretest Data Postest Indeks Gain Uji normalitas Uji Normalitas Uji Normalitas Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal Uji homogenitas Uji non parametrik Uji homogenitas Uji non parametrik Uji homogenitas Uji non parametrik Uji kesamaan dua rata-rata Uji perbedaan dua rata-rata Uji perbedaan dua rata-rata Data homogen Uji t Data tidak homogen Uji t Data homogen Uji t Data tidak homogen Uji t Data homogen Uji t Data tidak homogen Uji t 36

19 5) Analisis Peningkatan Setiap Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis Peningkatan setiap indikator kemampuan komunikasi matematis dikategorikan rendah, sedang atau tinggi melalui rata-rata indeks gain setiap soal. Kemudian dijelaskan secara deduktif. 6) Analisis Data Angket Data angket akan ditulis dalam tabel dengan data yang diubah menjadi data kuantitatif dengan menggunakan skala Likert. Adapun menurut Suherman dan Sukjaya (1990) pembobotan yang paling sering dipakai dalam mentransfer skala kulitatif kedalam skala kuantitatif adalah Tabel 3.9 Bobot Untuk Pengamatan Favorable (Positif) Pernyataan Bobot Sangat Setuju 5 Setuju 4 Tidak Setuju 2 Sangat Tidak setuju 1 Selain pembobotan dilakukan pada pernyataan positif pembobotan juga dilakukan pada pernyataan negatif (unfavorable) Tabel 3.10 Bobot Untuk Pernyataan Unfavorable (negatif) Pernyataan Bobot Sangat Setuju 1 Setuju 2 Tidak Setuju 4 Sangat Tidak setuju 5 Untuk pengolahan skor dan penafsirannya yaitu dengan menghitung rerata skor tersebut untuk setiap siswa pada setiap aspek dan rerata setiap aspek. Adapun kriteria penilaian menurut Suherman dan Sukjaya (1990:237) adalah jika rerata di atas tiga kriterianya positif dan jika rerata di bawah tiga maka kriterianya negatif. 37

20 7) Analisis Data Lembar Observasi Kriteria untuk penilaian hasil observasi hanya dilihat dari terpenuhi atau tidaknya hal-hal yang harus terlaksana selama pembelajaran matematika menggunakan model QL. Dilakukan rekapitulasi data keterlaksanaan setiap tahapan pembelajaran pada setiap pertemuan. Kemudian dijelaskan secara deduktif. 8) Analisis Data Jurnal Harian Dengan mengelompokkan pernyataan siswa pada respon positif dan negatif untuk setiap pertemuan. Kemudian dihitung banyak siswa yang respon positif dan negatif juga yang tidak merespon. Kemudian membuat persentasi respon setiap pertemuan. 38

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah pembelajaran model generatif dengan strategi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen (experimental research). Menurut Ruseffendi (2005) menyatakan bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Terpilihnya metode kuasi eksperimen karena peneliti tidak memilih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengembangan bahan ajar matematika berkarakter yang dapat meningkatkan kemampuan koneksi dan disposisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Metode penelitian kuasi eksperimen adalah metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. matematik siswa dengan menerapkan pendekatan Model Eliciting Activities

BAB III METODE PENELITIAN. matematik siswa dengan menerapkan pendekatan Model Eliciting Activities 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa dengan menerapkan pendekatan Model Eliciting Activities (MEAs)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis-jenis penelitian dapat dikelompokan menurut bidang, tujuan, metode, tingkat eksplanasi, dan waktu. Dari segi metode penelitian dapat dibedakan menjadi:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. matematika berdasarkan strategi Rotating Trio Exchange dalam meningkatkan

BAB III METODE PENELITIAN. matematika berdasarkan strategi Rotating Trio Exchange dalam meningkatkan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan pembelajaran matematika berdasarkan strategi Rotating Trio Exchange dalam meningkatkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Menurut Ruseffendi (Mahuda, 2012) Penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian yang benar-benar untuk melihat hubungan sebab akibat. Maka dari

Lebih terperinci

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS), 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen. Dikarenakan subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi menerima keadaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, sebab penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara perlakuan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen kelompok kontrol pretes-postes. Berdasarkan Ruseffendi (1994, hlm. 36) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuasi eksperimen atau percobaan karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. kuasi eksperimen atau percobaan karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimen atau percobaan karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui

Lebih terperinci

Dimana, O : Pretes atau postes. X : Perlakuan berupa pembelajaran kontekstual dengan teknik mind map. : Subjek tidak dipilih secara acak.

Dimana, O : Pretes atau postes. X : Perlakuan berupa pembelajaran kontekstual dengan teknik mind map. : Subjek tidak dipilih secara acak. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasieksperimen, sebab dalam penelitian ini peneliti tidak memilih siswa secara acak untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa melalui pembelajaran aktif (active learning)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Sebagai upaya untuk memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan dalam penelitian ini, diperlukan langkah-langkah penyelidikan yang tepat dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pendekatan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan menggunakan penelitian eksperimen diharapkan, setelah menganalisis hasilnya kita dapat melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan dalam penelitian yang dilakukan. Perencanaan tersebut meliputi metode penelitian, desain penelitian,

Lebih terperinci

Keterangan: O : Pretes, Postes X : Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing

Keterangan: O : Pretes, Postes X : Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan generalisasi matematis siswa setelah menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing.

Lebih terperinci

Keterangan: O : Pretes dan postes X : Pembelajaran dengan pendekatan MEAs : Sampel penelitian tidak dipilih secara acak (Ruseffendi, 1994)

Keterangan: O : Pretes dan postes X : Pembelajaran dengan pendekatan MEAs : Sampel penelitian tidak dipilih secara acak (Ruseffendi, 1994) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi. Menurut Arifin (2011: 74), Metode eksperimen kuasi disebut juga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen adalah melakukan pengukuran sebagai hasil eksperimen terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen adalah melakukan pengukuran sebagai hasil eksperimen terhadap BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Hal ini disebabkan tujuan penelitian adalah melihat hubungan sebab akibat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menggunakan Pendekatan dalam pembelajaran matematika.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini diuji suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini diuji suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini diuji suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan antara perlakuan dengan aspek tertentu yang diukur, maka metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen (percobaan). Dimana penelitian akan dibagi kedalam dua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Perlakuan pada penelitian ini yakni metode Active Learning, diatur

BAB III METODE PENELITIAN. Perlakuan pada penelitian ini yakni metode Active Learning, diatur BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Perlakuan pada penelitian ini yakni metode Active Learning, diatur secara sengaja sehingga terdapat suatu kondisi yang dimanipulasi. Menurut Ruseffendi (2005

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan diuraikan mengenai subjek populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian, metode dan desain penelitian, juga instrumen penelitian baik tes maupun non tes.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang sudah terdaftar dengan kelasnya masing-masing, sehingga tidak

BAB III METODE PENELITIAN. yang sudah terdaftar dengan kelasnya masing-masing, sehingga tidak BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, subjek yang akan diteliti merupakan siswa-siswa yang sudah terdaftar dengan kelasnya masing-masing, sehingga tidak dimungkinkan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu objek, yang di

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu objek, yang di BAB III METODE PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan penalaran adaptif siswa setelah mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan Problem Centered Learning.

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN BAB III DESAIN PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui model bahan ajar matematika berkarakter yang dikembangkan berdasarkan learning obstacle siswa dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODE PENELITIAN O X O BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP. Pembelajaran yang dilakukan menggunakan model reciprocal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Ruseffendi (2010, hlm. 35) mengemukakan, Penelitian eksperimen atau percobaan adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Ruseffendi (2005: 32) penelitian eksperimen atau percobaan (experimental

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Arifin (2011: 68), metode eksperimen merupakan cara praktis untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut tidak dipilih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut tidak dipilih BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini melibatkan dua kelompok siswa yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut tidak dipilih secara acak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Pada saat pelaksanaan penelitian, dipilih dua kelas sebagai sampel, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kedua kelas tersebut diupayakan memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan sebab akibat. Perlakuan yang dilakukan terhadap variabel bebas pada penelitian ini adalah pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian eksperimen atau percobaan (experimental research) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian eksperimen atau percobaan (experimental research) adalah 24 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN Penelitian eksperimen atau percobaan (experimental research) adalah penelitian yang benar-benar untuk melihat hubungan sebab akibat. Perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dari uraian metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang 28 BAB III Metodologi Penelitian 3.1. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan pemahaman matematis siswa SMA IPS melalui pembelajaran dengan pendekatan Contextual

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara atau langkah-langkah yang digunakan untuk mengumpulkan, menyusun dan menganalisis serta menginterpretasikan arti data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Ruseffendi (2005: 3) menyatakan bahwa penelitian adalah salah satu cara pencarian kebenaran atau yang dianggap benar untuk memecahkan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan sebab-akibat dengan perlakuan terhadap variabel bebas untuk melihat hasilnya pada variabel terikat dengan pengambilan sampel tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini tidak dilakukan dilakukan pengacakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuasi eksperimen, dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif yang bertujuan untuk menyelidiki hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, sebab dalam penelitian ini diberikan suatu perlakuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan yaitu metode penelitian eksperimen dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan yaitu metode penelitian eksperimen dengan desain BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan yaitu metode penelitian eksperimen dengan desain penelitian berbentuk Pretest-Postest Control Group Design atau desain kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ekperimen. Menurut Ruseffendi (2010, hlm. 35), Penelitian eksperimen adalah penelitian yang benar-benar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Strategi think-talk-write dan pembelajaran konvensional sebagai variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran CIRC terhadap peningkatan kemampuan

Lebih terperinci

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan penalaran dan komunikasi matematis, serta mengetahui kemandirian belajar matematis siswa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. pemilihan metode ini dilandasi oleh keinginan peneliti untuk melihat hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan self confidence siswa melalui pembelajaran dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, karena penelitian yang digunakan adalah hubungan sebab akibat yang didalamnya ada dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Disain Penelitian Tujuan penelitian ini adalah membandingkan peningkatan kemampuan koneksi matematis antara siswa SMA yang memperoleh pembelajaran matematika Knisley

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, maka metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen sebagai salah satu metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah metode eksperimen, yaitu metode yang menuntut peneliti memanipulasi dan mengendalikan satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengelompokkan secara acak. Pembentukan kelas baru hanya akan menyebabkan

BAB III METODE PENELITIAN. pengelompokkan secara acak. Pembentukan kelas baru hanya akan menyebabkan 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi kuasi eksperimen. Pada kuasi eksperimen ini subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan dalam penelitian yang akan dilakukan. Perencanaan tersebut meliputi metode penelitian, desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran dengan metode Genius Learning sedangkan kelompok yang lainnya

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran dengan metode Genius Learning sedangkan kelompok yang lainnya 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan desain kuasieksperimen karena subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, sebab

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, sebab 18 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, sebab penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara perlakuan yang

Lebih terperinci

Keterangan: 0 = Tes awal (pre test) / Tes Akhir (post test) X = pembelajaran dengan Metode Inkuiri Model Alberta

Keterangan: 0 = Tes awal (pre test) / Tes Akhir (post test) X = pembelajaran dengan Metode Inkuiri Model Alberta BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pembelajaran Inkuiri Model Alberta dalam meningkatkan kemampuan penalaran matematik siswa SMP.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan desain penelitian berbentuk pretest-posttest

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain kelompok kontrol non-ekivalen. Dalam penelitian ini kelas eksperimen maupun kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan masalah yang dikembangkan, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaaan metode eksperimen ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan desain kelompok kontrol non-ekivalen. Ruseffendi (2010) mengungkapkan bahwa desain kelompok kontrol

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimen, sebab penelitian ini adalah dilakukan untuk mengetahui hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. antara perlakuan tersebut dengan aspek tertentu yang akan diukur. Ruseffendi

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. antara perlakuan tersebut dengan aspek tertentu yang akan diukur. Ruseffendi BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, sebab dalam penelitian ini diberikan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Iptek menyiasati meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu yang erat kaitannya dengan kemajuan bangsa adalah matematika. Dalam lingkup pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah metode kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini sampel penelitian yang akan dibandingkan sudah ada,

Lebih terperinci

0 X

0 X BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Menurut Russefendi (2010: 35), seperti halnya metode eksperimen, metode kuasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest- BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest- Posttest Control Group Design, sehingga digunakan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Ruseffendi (2010, hlm. 35) mengemukakan, Penelitian eksperimen atau percobaan (eksperimental

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, karena penelitian yang digunakan adalah hubungan sebab akibat yang didalamnya ada dua unsur yang dimanipulasikan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen dan analisis korelasional. Russeffendi (2010, hlm. 35) menyatakan bahwa Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Dan Desain Penelitian Penelitian ini melibatkan dua kelompok kelas yaitu kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol. Kedua kelas tersebut mendapat perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2015/2016, dengan pokok bahasan Lingkaran. eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

BAB III METODE PENELITIAN. 2015/2016, dengan pokok bahasan Lingkaran. eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted BAB III METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Blado, Batang Jawa Tengah. Penelitian difokuskan pada kelas VIII Semester genap tahun ajaran 2015/2016,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. benar-benar untuk melihat hubungan sebab-akibat dimana perlakuan yang

BAB III METODE PENELITIAN. benar-benar untuk melihat hubungan sebab-akibat dimana perlakuan yang BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Russeffendi (2005:35) menyatakan bahwa Penelitian eksperimen atau percobaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Ruseffendi (2005, hlm. 35), penelitian eksperimen atau percobaan (eksperimental

Lebih terperinci

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN BAB III METEDOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen.pemilihan metode ini dilandasi oleh keinginan peneliti untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. masalah (problem solving) matematis siswa dengan menerapkan model

BAB III METODE PENELITIAN. masalah (problem solving) matematis siswa dengan menerapkan model BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah (problem solving) matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berangkat dari rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya,

BAB III METODE PENELITIAN. Berangkat dari rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Berangkat dari rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan peningkatan kemampuan pemahaman

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Di dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode dan desain penelitian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Di dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode dan desain penelitian, BAB III METODOLOGI PENELITIAN Di dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode dan desain penelitian, variabel penelitian, subjek populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian, juga instrumen penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimen, karena penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah penelitian 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang benar-benar untuk melihat hubungan

Lebih terperinci

Kelas Eksperimen : O X O

Kelas Eksperimen : O X O 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, penelitian ini merupakan penelitian Quasi-Eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, karena penelitian yang digunakan adalah hubungan sebab akibat yang didalamnya ada dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Tujuan penelitian ini menguji pendekatan Brain-Based Learning dan pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan koneksi dan komunikasi matematis serta motivasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan berbentuk pretes dan postes kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan berbentuk pretes dan postes kelompok 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan berbentuk pretes dan postes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pretes dan postes menjadi standar yang dipakai untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. maka disusun suatu metode penelitian dan desain penelitian, sehingga apa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. maka disusun suatu metode penelitian dan desain penelitian, sehingga apa BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Melihat kepada latar belakang dan rumusan masalah yang diajukan, maka disusun suatu metode penelitian dan desain penelitian, sehingga apa yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA kelas 11 jurusan IPA SMA BPI Bandung tahun ajaran 2012/2013, sedangkan sampelnya adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Russeffendi (2005, hlm. 35) menyatakan bahwa Penelitian eksperimen atau percobaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitian ini ada dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok dipilih secara acak, walaupun hanya menurut kelas. Kelompok

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Nonequivalent Groups Pretest-Posttets

Gambar 3.1. Nonequivalent Groups Pretest-Posttets 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan desain eksperimen kuasi, karena penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen melalui pendekatan kuantitatif dengan Quasi Experimental Design. Adapun desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 27 Bandung. Adapun pertimbangan dan alasan dilakukan penelitian

Lebih terperinci