Judul : Mekanisme Penerapan PP Nomor 46 atas Omzet pada CV. X ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pajak, baik pajak pusat maupun pajak daerah, ini terbukti pada tahun 2014

ABSTRAK. Kata Kunci : PPh Pasal 23, Tatacara Perhitungan, Pemotongan, Penyetoran, Pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. Negara untuk membiayai pembangunan, sebaliknya semakin kecil. penerimaan pajak yang diperoleh maka semakin kecil juga kemampuan

ABSTRAK. : Pajak Penghasilan, Laporan Keuangan Komersial, Laporan Keuangan Fiskal, Rekonsiliasi Fiskal.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN KOREKSI FISKAL DAN PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA CV. A TAHUN PAJAK 2016

ABSTRAK Kata Kunci :

ABSTRAK. Kata Kunci : pengenaan, pemotongan pajak penghasilan pasal 23

Judul : Tata Cara Pengajuan Tax Amnesty Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri Nama : Gusti Ayu Dwi Antari NIM : ABSTRAK

Judul : Evaluasi Kewajiban Perpajakan Pasal 21 PT ABC Studi Kasus di Kantor Sopindo Consulting Nama : Juniar Tigva Boru NIM : ABSTRAK

PENERAPAN KOREKSI FISKAL DAN PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA CV. X TAHUN PAJAK 2014

ANALISA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG WAJIB PAJAK BADAN PADA PT XYZ BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 46 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar kekuasaan belaka. Begitu pula dengan kewenangan negara untuk

Judul : Tata Cara Perhitungan, Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 21 atas Pegawai Tetap pada CV. X Nama : Ida Ayu Mirah Sunari NIM :

Kata Kunci: Perhitungan, penyetoran, dan pelaporan

DAFTAR ISI. JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR...

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci:pph Final Pasal 4 ayat (2) atas Sewa Tanah dan Bangunan, Tata CaraPerhitungan, Penyetoran dan Pelaporan serta Pemungutan

BAB 1 PENDAHULUAN. negara Indonesia. Penerimaan negara Indonesia berasal dari penerimaan dari

ABSTRAK. Kata Kunci : Tata Cara Perhitungan, Pemotongan, dan Pelaporan PPh Pasal 21 atas Gaji Karyawan Tetap dengan Penghasilan Bulanan

PERTEMUAN 13: PPh Pasal 25 (Umum /Perhitungan)

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Kewajiban perpajakan yang dilakukan oleh koperasi KPRI Gotong

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PEMUNGUTAN PPN TERUTANG ATAS JASA KONSTRUKSI DAN PENYEDIAAN BAHAN BANGUNAN PADA PT X DI DENPASAR TAHUN 2015

: Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan, Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 23 atas Jasa Sewa Kendaraan pada PT. Amico ABSTRAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang harus dicapai baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Perbedaan pelakuan pajak penghasilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terusmenerus

Judul : Analisis Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 pada Pegawai Tetap dengan Menerapkan Metode Gross-Up sebagai Upaya Perencanaan Pajak.

PROSEDUR AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 PADA PT COCA COLA AMATIL INDONESIA BALINUSA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Judul : TATA CARA PERHITUNGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT. L (Studi kasus pada klien CV. Sukartha Karya Sejahtera)

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi ketergantungan Negara kita terhadap hutang luar negeri. Sektor pajak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. hidup rakyat, dan untuk memajukan bangsa. Pengeluaran-pengeluaran negara

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah Rp ,00 (Laporan Keuangan Pemerintah Pusat

BAB I PENDAHULUAN. semakin menurun, sehingga pendapatan perkapita masyarakat juga semakin kecil. Hal

ANALISA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN DOKTER X (KASUS TENAGA AHLI DAN USAHA APOTEK) TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, maka

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan Negara. Dari sudut pandang ekonomi, pajak merupakan Penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat adanya dua fungsi yang melekat pada pajak (budgetair dan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara yang berdasarkan Undang-

BAB IV PEMBAHASAN. Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pajak merupakan sumber pendapatan terbesar bagi Anggaran

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

: Perhitungan, Penyetoran, dan Pelaporan PPN

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pajak dan tidak menjalankan kewajibannya sebagai wajib pajak.

TATA CARA PERHITUNGAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN DAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 ATAS WAJIB PAJAK ORANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. pembangunannya. Bisa dikatakan, hampir semua sektor-sektor yang ada di Indonesia

TATACARA PERHITUNGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PPH PASAL 4 AYAT 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan UUD 1945 alinea 4 yaitu, memajukan kesejahteraan umum. Agar tujuan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam kehidupan masyarakat seiring dengan perkembangan dan. untuk membiayai pembangunan negara dan juga merupakan sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan

3) Penundaan atau Perpanjangan Penyampaian SPT

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan nasional merupakan kegiatan yang berlangsung terus-menerus

Ruang Lingkup Jasa Konstruksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Penghitungan Pajak yang Dilakukan oleh PT Semar Jaya Indah Tahun

TATA CARA PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI. Oleh : APRILLYANI SAKA RUDIN RAHMAWATI NIM :

TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 ATAS JASA CLEANING SERVICE PADA PT. TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG JEMBER

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Pelaporan Kewajiban Perpajakan yang Selama Ini Dilakukan Tuan X atas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Oleh : I WAYAN EGA ADI PUTRA

Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Bagi Dokter

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pajak langsung, dan pajak tidak langsung. Contoh pajak langsung adalah

ANALISIS PERBEDAAN PPH PASAL 21 TERUTANG MENGGUNAKAN PTKP TAHUN 2013 DENGAN PTKP TAHUN 2015 PADA CV.x

ANALISIS PERHITUNGAN PPH PASAL 25/29 DAN PERALIHAN KE PPH PASAL 4 AYAT 2 (Studi Kasus Tuan X)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan defenisi dari laporan keuangan yaitu catatan informasi

ANALISIS PPh 23 YANG DIPOTONG PT. X DAN TATA CARA PERHITUNGAN, PENYETORAN, SERTA PELAPORANNYA TAHUN 2015

Nama :... (1) NPWP :... (2) Alamat :... (3) Daftar Jumlah Penghasilan dan Pembayaran PPh Pasal 25. Peredaran Usaha (Perdagangan) Alamat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 522/KMK.04/2000 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan infrastruktur, program pendidikan, kesehatan, dan lain-lain, disusun

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka penulis membuat simpulan dari seluruh pembahasan yaitu sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara berasal dari dana publik yang harus dikelola

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi daya beli (purchasing power) atau kemampuan belanja

Abstrak. Kata-kata kunci: PPh Pasal 21, gross up, PPh terutang. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan perekonomian Indonesia diikuti pula perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM ) bebas yang menyeluruh (global). Negara Indonesia berusaha segiat-giatnya

Judul : Tata Cara Pengukuhan Wajib Pajak menjadi Pengusaha Kena Pajak ABSTRAK

21 PEGAWAI TIDAK TETAP PADA PT. XYZ (STUDI KASUS PADA SALAH SATU KLIEN CV. SUKARTHA KARYA SEJAHTERA)

PELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL

Saat menerima. Penghasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan sektor terpenting dalam pembangunan dan

BAB I PENDAHULUAN. Politik Universitas Sumatera Utara. Karena sifatnya untuk memberikan dan belajar keahlian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sesuai dengan yang kita ketahui bahwa penerimaan negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kontraprestasi yang diterima pembayar pajak bersifat tidak langsung, sebab pajak

Bab 1. Pendahuluan. Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar. Semakin besarnya

BAB I PENDAHULUAN. Era Globalisasi dapat memengaruhi pola pikir dan tindakan masyarakat,

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

Transkripsi:

Judul : Mekanisme Penerapan PP Nomor 46 atas Omzet pada CV. X Denpasar Timur Tahun 2016 Nama : Nurul Dyah Ayu Ningtyas Nim : 1406043062 ABSTRAK Peraturan Pemerintah Nomor 46 yang dikenakanan dalam perusahaan Jasa Klinik Kecantikan adalah Peraturan Pemerintah yang dikenakan atas pendapatan kotor dalam perusahaan tersebut. Pajak Penghasilan atau yang sering disebut dengan PPh adalah pajak yang dikenakan terhadap Subjek Pajak Penghasilan atas Penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui penerapan PP No. 46 Tahun 2013 pada CV. X. Dalam penulisan ini menggunakan data kuantitatif dan data kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder. Semua data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi non partisipan. Dalam penelitian ini menggambarkan, menjelaskan dan memperhitungkan Penerapan PP No. 46 Tahun 2013 pada CV. X. Berdasarkan penulisan yang dilakukan, perhitungan peredaran bruto CV. X pada tahun 2016 menurut Pasal 31E Undang-Undang pajak penghasilan sebesar Rp. 1.444.550.809, serta perhitungan pajak terutang menurut Peraturan Pemerintah No 46 Tahun 2013 yang harus dibayarkan adalah sebesar yaitu sebesar Rp. 14.445.508. Dapat diketahui Penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak dengan peredaran bruto (omzet) yang tidak melebihi Rp 4,8 miliar dalam 1 tahun pajak dan omzet kotor peredaran bruto yang totalnya sebesar Rp. 1.444.550.809 di potong 1% yang dibayarkan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013. Kata Kunci: Pajak Penghasilan Badan, PP No 46 Tahun 2013 vi

DAFTAR ISI Halaman LEMBAR JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Tujuan Penulisan... 3 1.3 Kegunaan Penulisan... 3 1.4 Sistematika Penulisan... 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA... 7 2.1 Landasan Teori... 7 2.1.1 Pengertian Pajak... 7 2.1.2 Fungsi Pajak... 9 2.1.3 Pengelompokan Pajak... 10 2.1.4 Sistem Pemungutan Pajak... 11 2.1.5 Pengertian Pajak Penghasilan... 12 2.1.6 Pengertian PP Nomor 46 Tahun 2013... 13 2.1.7 Maksud dan Tujuan Kebijakan PEmerintah terkait dengan Pemberlakuan PP Nomor 46 Tahun 2013. 14 2.1.8 Dasar Hukum dar PP Nomor 46 Tahun 2013... 14 2.1.9 Subjek dan Non Subjek Pajak PP Nomor 46 Tahun 2013... 15 2.1.10 Objek dan Non Objek Pajak PP Nomor 46 Tahun 2013... 16 2.1.11 Tarif Pajak PP Nomor 46 Tahun 2013... 17 2.1.12 Cara Menghitung dan Melaporkan Pajak berdasarkan PP Nomor 46 Tahun 2013... 17 BAB III METODE PENELITIAN... 19 3.1 Lokasi Penelitian... 19 3.2 Objek Penelitian... 19 vii

3.3 Identifikasi Variabel... 19 3.4 Defisini Operasional Variabel... 19 3.5 Jenis dan Sumber Data... 20 3.6 Metode Pengumpulan Data... 21 3.7 Teknik Analisis Data... 21 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN... 22 4.1 Gambaran Umum Daerah/ Deskripsi Hasil Penelitian... 22 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian... 24 4.2.1 Penerapan Self Assessment System... 24 4.2.2 Mekanisme Perhitungan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013... 25 4.2.3 Penyetoran dan Pelaporan Pajak CV. X Berdasarkan PP 46 Tahun 2016... 30 BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 32 5.1 Simpulan... 32 5.2 Saran... 32 DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN viii

DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 1. Tabel 4.1 Laporan Laba Rugi CV. X selama periode 1 Januari s/d 1 Desember 2016... 25 2. Tabel 4.2 Laporan Neraca Keuangan CV. X selama periode 1 Januari s/d 1 Desember 2016... 26 3. Tabel 4.3 Rekapan Peredaran Bruto yang wajib dipotong 1% oleh CV. X... 29 4. Tabel 4.4 Tanggal Penyetoran PPh Final 1% atas Peredaran Bruto CV. X... 30 ix

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Laporan Keuangan Lampiran 2 SPT Tahunan Lampiran 3 ID Billing x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak Penghasilan atau yang sering disebut dengan PPh adalah pajak yang dikenakan terhadap Subjek Pajak Penghasilan atas Penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Pajak Penghasilan Final (PPh Final) adalah pajak yang dikenakan dengan tarif dan dasar pengenaan pajak tertentu atas penghasilan yang diterima atau diperoleh selama tahun berjalan. Pembayaran, pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilan Final (PPh Final) yang dipotong pihak lain maupun yang disetor sendiri bukan merupakan pembayaran dimuka atas PPh terutang akan tetapi merupakan pelunasan PPh terutang atas penghasilan tersebut, sehingga wajib pajak dianggap telah melakukan pelunasan kewajiban pajaknya. Menurut Pasal 17 dan Pasal 31E ayat (1) Undang-Undang Pajak Penghasilan adalah penghasilan yang diterima atau diperoleh dari kegiatan usaha sebelum dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, meliputi : 1) Penghasilan yang dikenai Pajak Penghasilan bersifat final; 2) Penghasilan yang dikenai Pajak Penghasilan tidak bersifat final; dan 3) Penghasilan yang dikecualikan dari objek pajak. 1

Konsep dasar PP Nomor 46 adalah pajak atas penghasilan yang bersifat final. Jadi penghasilan yang merupakan kelompok penghasilan yang dikenakan pajak final sesuai undang-undang pajak penghasilan tidak lagi dikenakan PP Nomor 46. Konsep dasar yang kedua dari PP Nomor 46 ini tidak mengenal adanya rugi usaha. Hal ini sama halnya dengan perhitungan penghasilan neto dengan menggunakan norma. Mengingat kedua hal ini memiliki syarat yang sama, yaitu dikenakan pada penghasilan yang peredaran bruto setahun kurang dari Rp 4.800.000.000,00. Pada sisi lain, terdapat juga perbedaan yang mendasar mengenai konsep perhitungan norma dan PP Nomor 46. Kita melihat dari konsep norma dahulu yang jelas tampak masih diberlakukannya pengurang penghasilan. Hal ini mengakibatkan pajak dihitung dari laba kena pajak. Sedangkan pada PP Nomor 46 sama sekali tidak mengenal laba kena pajak, karena pajak dihitung langsung dari peredaran bruto usaha. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 ini mulai berlaku efektif tanggal 1 Juli 2013, PP ini mengatur tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha Yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak Yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui penerapan PP Nomor 46 Tahun 2013 pada CV. X Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data deskriptif kuantitatif. Dalam penelitian ini menggambarkan, menjelaskan dan memperhitungkan mekanisme pengenaan PP Nomor 46 Tahun 2013 pada CV. X. Disini dibutuhkan kejelian untuk mengerjakan mekanisme penerapan transaksi yang tersebut. Jadi penulis tertarik untuk mengerjakan Mekanisme 2

Penerapan PP Nomor 46 atas Omzet pada CV. X? dan bagaimana cara Perhitungan, Penyetoran dan Pelaporan PP Nomor 46 tersebut? 1.2 Tujuan dan Kegunaan Penulisan 1.2.1 Tujuan dari penelitian ini berdasarkan latar belakang di atas yaitu: 1) Mengetahui transaksi yang dipotong PP Nomor 46 oleh CV. X sesuai/tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku. 2) Mengetahui cara perhitungan transaksi yang dipotong PP Nomor 46 oleh CV. X sesuai/tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku. 1.2.2 Kegunaan dari penelitian ini yaitu : 1) Segi Teoretis Kegunaan penelitian ini dilihat dari segi teoritis yaitu diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk menyumbangkan pemikiran dalam pengetahuan terutama pengetahuan tentang perpajakan pada umumnya, dan PP Nomor 46 pada khususnya. 2) Segi Praktis Kegunaan penelitian ini dilihat dari segi praktis yaitu : a. Bagi Mahasiswa 3

Menambah wawasan mahasiswa, terutama mahasiswa jurusan Perpajakan dalam hal perpajakan pada umumnya dan PP Nomor 46 pada khususnya. b. Bagi Fakultas Sebagai bahan masukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana pada umumnya dan program Diploma III pada khususnya. c. Bagi CV. X Diharapkan Penelitian ini dapat menjadi acuan CV. X untuk lebih meningkatkan kualitas perusahaannya dalam memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku. 1.3 Sistematika Penulisan Agar lebih mudah dalam pembahasan materi Laporan Tugas Akhir Studi ini, maka sistematika penulisan laporan ini disajikan sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan Bab I Pendahulan, menguraikan tentang latar belakang masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II : Kajian Pustaka Bab II Kajian Pustaka, menguraikan tentang landasan teori, yaitu konsep/teori yang relevan dari penelitian yang terkait. Dalam laporan ini yaitu terdapat Pengertian Pajak, Jenis Pajak, Pengertian Pajak Penghasilan, Pengertian PP Nomor 46, Pemotong dan Penerima Penghasilan yang dipotong PP Nomor 46, Tarif dan Objek PP Nomor 46, dan Perhitungan PP Nomor 46. 4

Bab III : Metode Penelitian Bab III Metode Penelitian, menguraikan tentang lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data. Bab IV : Pembahasan Hasil Penelitian Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian, menguraikan tentang deskripsi hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian. Bab V : Kesimpulan dan Saran Bab V Kesimpulan dan Saran, menguraikan tentang bagian akhir laporan yang berisi kesimpulan dan saran. 5

vi