BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan nasional merupakan kegiatan yang berlangsung terus-menerus

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan nasional merupakan kegiatan yang berlangsung terus-menerus dalam pembangunan nasional. Tujuan pembangunan nasional adalah menciptakan kesejahteraan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, yaitu pembangunan di segala bidang kehidupan seperti bidang ekonomi, sosial, budaya, politik, dan lain sebagainya. Untuk dapat menciptakan pembangunan ke segala arah yang lebih baik dibutuhkan adanya peran serta masyarakat pada umumnya dan pemerintah pada khususnya. Untuk itu dibutuhkan dana yang cukup untuk memperlancar pelaksanaan program-program yang telah direncanakan pemerintah. Sumber-sumber penerimaan negara diantaranya adalah berasal dari pajak, kekayaan alam, bea dan cukai, retribusi, iuran, sumbangan, laba dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan sumber-sumber lain. Salah satu unsur untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atas negara dalam pembiayaan pembangunan yaitu menggali sumber dana yang berasal dari masyarakat yaitu berupa pajak, oleh karena itu kesadaran membayar pajak harus terus ditingkatkan sesuai undang-undang yang berlaku sehingga pembangunan nasional dapat dilaksanakan dengan kemampuan sendiri berdasarkan prinsip kemandirian.

2 Tetapi pada kenyataannya masih banyak wajib pajak yang belum tahu akan hak dan kewajibannya di bidang perpajakan. Walaupun saat ini perpajakan di negara ini sedang mengalami kasus korupsi tetapi masyarakat harus bisa memisahkan antara kasus hukum yang melilit Direktorat Jenderal Pajak dengan kewajiban membayar pajak seperti yang diucapkan Direktur Jenderal Pajak Mochammad Tjiptardjo. Hal ini disebabkan kasus hukum akan diselesaikan secara tindak pidana. Selain itu penerimaan perpajakan dalam RAPBN- P 2010 ditargetkan sebesar Rp 733,2 triliun. Angka itu lebih rendah dari target penerimaan perpajakan dalam APBN 2010 yang sebesar Rp 742,7 triliun. Pemerintah terus meminta masyarakat sadar akan kewajiban membayar pajak karena pajak itu akan digunakan untuk menggerakkan negara ini. (Ramdhania El Hida - Detik Finance 2010) Pajak merupakan alat untuk kepentingan bersama yang menjadi tanggung jawab bersama seluruh rakyat Indonesia. Untuk meningkatkan penerimaan pajak pemerintah membuat kebijakan diantaranya dalam pemungutan pajak digunakan Self Assesment System, dimana sistem pemungutan pajak dipercayakan sepenuhnya kepada masyarakat untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang dan With Holding System, dimana pemerintah memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang. Dilihat dari jenis pajak yang dipungut, terdiri dari pajak pusat dan pajak daerah. Pajak pusat terdiri dari Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai

3 dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN & PPn BM), Bea Materai dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Pajak Penghasilan dikenakan terhadap subjek pajak, berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam tahun pajak. Dasar hukum pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 23 adalah UU No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No. 36 Tahun Dan mulai tahun 2009 pemotongan PPh Pasal 23 mengalami perubahan yang sangat signifikan. Perubahan tersebut adalah dengan menghilangkan istilah perkiraan penghasilan neto. Sebagai gantinya, ketentuan baru dalam Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2008 mengenalkan tarif baru 2% dari penghasilan bruto dan tidak termasuk PPN, yang juga diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 244/PMK.03/2008 tanggal 31 Desember Pajak penghasilan terdiri dari PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Pasal 24, PPh Pasal 25 dan PPh Pasal 26. PPh Pasal 23 merupakan kredit pajak bagi pajak penghasilan yang pembayarannya dilakukan dalam tahun berjalan dan dipotong dari penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap (BUT) yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau penyelenggara kegiatan selain yang telah dipotong PPh Pasal 21, yang dibayarkan atau terutang oleh badan pemerintah atau Subjek pajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya. Sebagai subjek pajak dalam negeri, Jasaindo Angka Prakarsa Konsultan Manajemen tentunya melaksanakan kewajiban di bidang perpajakan yakni diantaranya pengenaan atas Pajak Penghasilan Pasal 23. Dalam hal ini Jasaindo

4 Angka Prakarsa Konsultan Manajemen sebagai pihak yang dipotong atas setiap jasa konsultan dan manajemen yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang menggunakan jasanya. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk membahas lebih lanjut tentang pelaksanaan perhitungan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan atas Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 dengan mengadakan penelitian dan membahas masalah ini sebagai bahan untuk penyusunan Laporan Tugas Akhir dengan judul TINJAUAN ATAS PELAKSANAAN KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 ATAS JASA KONSULTAN DAN MANAJEMEN PADA JASAINDO ANGKA PRAKARSA BANDUNG PERIODE TAHUN Identifikasi Masalah Dari latar belakang pemilihan judul yang dikemukakan diatas, maka identifikasi masalah yang akan dibahas dalam Laporan Tugas Akhir ini sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan perhitungan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 23 atas Jasa Konsultan dan Manajemen pada Jasaindo Angka Prakarsa Bandung? 2. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan perhitungan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 23 atas Jasa Konsultan dan Manajemen pada Jasaindo Angka Prakarsa Bandung?

5 1.3 Maksud dan Tujuan Tugas Akhir Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh data serta informasi mengenai pelaksanaan pemungutan, penyetoran, dan pelaporan atas Pajak Penghasilan Pasal 23 khususnya atas jasa konsultan dan manajemen, yang dapat membantu penulis dalam menyusun Laporan Tugas Akhir yang merupakan salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang akhir Program Diploma III Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi Universitas Widyatama Bandung. Adapun tujuan Tugas Akhir ini adalah : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan perhitungan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 23 atas Jasa Konsultan dan Manajemen pada Jasaindo Angka Prakarsa Bandung. 2. Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan perhitungan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 23 atas Jasa Konsultan dan Manajemen pada Jasaindo Angka Prakarsa Bandung. 1.4 Kegunaan Laporan Tugas Akhir Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat : 1. Bagi penulis, hasil penelitian ini berguna dalam memberikan tambahan pengetahuan mengenai pelaksanaan perhitungan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 23.

6 2. Bagi Jasaindo Angka Prakarsa Bandung, sebagai bahan masukan terhadap kinerja yang ada, khususnya bagi perhitungan, pemotongan, penyetoran, dan pelaporan PPh Pasal Bagi pihak lain, dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi yang membutuhkan informasi tentang perpajakan, khususnya pelaksanaan perhitungan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan PPh Pasal Metodologi Tugas Akhir Metode penelitian yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data adalah metode deskriptif, yaitu suatu metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, menyajikan, serta menganalisis data sehingga diperoleh gambaran yang cukup jelas mengenai masalah yang dihadapi, kemudian ditarik sebuah kesimpulan. Penulis melakukan tinjauan penelitian pada Jasaindo Angka Prakarsa Konsultan Manajemen Bandung. Untuk memperoleh data yang diperlukan penulis menggunakan teknik pengumpulan data yang dipakai adalah: 1. Studi lapangan (Field Research) Yaitu mencari dan memperoleh data secara langsung dari perusahaan dengan maksud untuk memperoleh gambaran yang cukup jelas mengenai masalah yang dibahas, dengan menggunakan cara sebagai berikut :

7 a. Observasi Observasi adalah pengamatan secara langsung atas masalah yang diteliti, yang ada hubungannya dengan penelitian ini dan mengumpulkan data tertulis yang dibutuhkan. b. Wawancara Wawancara adalah melakukan Tanya jawab dengan pejabat yang berwenang atau bagian lain dengan meminta dan mempelajari dokumen perusahaan yang berhubungan langsung atau relevan dengan objek yang diteliti. 2. Studi pustaka (Library Research) Data laporan tugas akhir diperoleh dengan cara membaca serta mempelajari, meneliti dan menelaah buku-buku atau literatur-literatur yang berhubungan dan sesuai dengan pembahasan tugas akhir. Studi kepustakaan dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder dalam menunjang data primer yang telah diperoleh dari perusahaan secara langsung. 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini, penulis melakukan penelitian pada Jasaindo Angka Prakarsa Konsultan Manajemen Bandung yang bertempat di Jl. Babakan Jati No. 147 Bandung. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2010.