PERBEDAAN GAYA BELAJAR SISWA KELAS UNGGUL DENGAN KELAS REGULER DI SMP N 12 PADANG Oleh: Rani Okta Tiara * Drs. Afrizal Sano, M.Pd., Kons** Rila Rahma Mulyani, M.Psi., Psikolog** Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK This research of bacground by conditions encountered in the field that related to the learning styles between the two groups of students that students excel with regular students. This study aimed to describe: 1) the student's learning style excels 2) regular students' learning styles and, 3) The difference in the student's learning style is superior to regular students. This study is a comparative descriptive study, the study population as many as 256 students of class VIII. Samples were taken through two sampling technique that total sampling technique and simple random sampling as many as 32 students excel and 48 regular students. The instrument used was a questionnaire, data analysis techniques used and the percentage of program SPSS version 20. The results are 1) a superior student's learning style as very good; 2) regular student's learning style is quite good; 3) and there is a significant difference between students' learning styles superior class with regular students. Key Word : Learning Styles, Student Excellence and Student Regular Pendahuluan Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Nichool (Aunurrahman, 2010: 33) aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri, maupun di dalam suatu kelompok tertentu. Demikian juga dapat dikatakan, tidak ada ruang dan waktu dimana manusia dapat melepaskan dirinya dari kegiatan belajar, dan itu berarti pula bahwa belajar tidak pernah dibatasi usia, tempat maupun waktu, karena perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas belajar. Belajar merupakan kegiatan penting yang dilakukan oleh setiap orang, apabila berbicara mengenai belajar, tentu adanya proses yang akan dilalui seseorang salah satunya yaitu gaya belajar. Gaya belajar adalah bagaimana sebuah informasi dapat diterima dengan baik oleh siswa, berdasarkan penelitian yang dilakukan Howard Gardner, ternyata gaya belajar siswa tercermin dari kecenderungan kecerdasasan yang dimiliki oleh siswa tersebut. Multiple Intelligences Research (MIR) adalah instrumen riset yang dapat memberikan deskripsi tentang kecenderungan kecerdasasan seseorang (Hernowo, 2009: 101) hal tersebut sesuai terjadi pada dua kelompok kelas baik itu siswa kelas unggul dan kelas reguler, yang memiliki gaya belajarnya masing-masing. sesui pepatah yang mengatakan, lain ladang lain ikannya, lain orang lain pula gaya belajarnya. Pepatah tersebut memang pas untuk menjelaskan fenomena bahwa tidak semua orang mempunyai gaya belajar yang sama, termasuk apabila mereka bersekolah di sekolah yang sama atau bahkan duduk di kelas yang sama. Para peneliti menemukan adanya berbagai gaya belajar pada siswa yang dapat digolongkan menurut kategorikategori tertentu. Mereka berkesimpulan
bahwa: 1) Tiap siswa belajar menurut cara sendiri yang kita sebut gaya belajar, juga guru mempunyai gaya mengajar masingmasing, 2) Kita dapat menemukan gaya belajar itu dengan instrumen tertentu, 3) Kesesuaian gaya mengajar dengan gaya belajar mempertinggi efektifitas belajar (Nasution, 2000: 93). Menurut Marsh, (Suyono, 2011: 147) setiap siswa memiliki gaya belajarnya sendiri, diumpamakan seperti tanda tangan yang khas bagi dirinya sendiri. Dengan mengetahui gaya belajar setiap siswa, guru akan mampu mengorganisasikan kelas sedemikian rupa sebagai respon terhadap kebutuhan setiap individu siswanya. Menurut Heinich, dkk (A. Benny, 2011) bahwa gaya belajar dapat juga dimaknai sebagai preferensi atau kebiasaan yang diperlihatkan oleh individu dalam memproses informasi dan pengetahuan serta mempelajari suatu keterampilan. Prashsnig, dkk (A. Benny, 2011) mengemukakan bahwa:...orang-orang dari segala usia sebenarnya dapat belajar apa saja jika mereka melakukannya dengan kekuatan mereka sendiri. Hal ini berimplikasi bahwa guru atau instruktur perlu mengkomodasikan gaya belajar siswa dalam merancang dan melaksanakan program pembelajaran. Menurut Hamzah (2006: 181-182) menjelaskan ada beberapa tipe gaya belajar yang bisa dicermati apabila memang merasa cocok dengan gaya belajar tersebut yaitu: 1. Gaya Belajar Visual (Visual Learners) Pertama, kebutuhan melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk mengetahuinya atau memahaminya; kedua, memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna; ketiga, memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik; keempat, memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung; kelima, terlalu reaktif terhadap suara; keenam, sulit mengikuti anjuran secara lisan; ketujuh, seringkali salah menginterpretasikan kata atau ucapan. 2. Tipe Gaya Belajar Audio (Auditory Learners) Gaya belajar auditory learners adalah gaya belajar yang mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, individu harus mendengar, baru kemudian bisa mengingat dan memahami informasi itu. 3. Tipe Gaya Belajar Kinestetik Dalam gaya belajar ini individu harus menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar individu bisa mengingatnya. Ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tidak semua orang bisa melakukannya. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang, sedang, dan ada pula yang sangat lambat, demikian pula pada tingkatan siswa yang terjadi di SMP N 12 Padang, yang terdiri dari siswa kelas unggul dengan kelas reguler. Siswa kelas unggul itu ialah siswa yang merupakan siswa pilihan yang terdiri dari siswa yang berprestasi atau unggul dari segala bidang akademik, maupun non akademik. Hal ini merupakan suatu penghormatan bagi siswa itu sendiri serta pada orangtua siswa tersebut dan juga pada pihak sekolah sendiri tentunya, karena dapat mengembangkan kualitas dan kuantitas sekolah yang mana melahirkan peserta didik yang cerdas, pintar, berbakat, berminat serta terampil dalam segala bidang. (Greene, 2006: 54). Sedangkan siswa kelas regular merupakan siswa yang tergolong dari siswa kelas biasa, yang seluruh kegiatan serta aktivitas yang ada di sekolah terbatas, penerapan model pendidikan siswa yang terintegrasi dalam kelas regular, disamping memiliki banyak keuntungan perkembangan psikologis dan social anak, tetapi juga menghadapi hal yang rumit, namun guru dapat memberikan perhatian secara individual. Hal tersebut sesuai terjadi pada fenomena di lapangan bahwa berdasarkan wawancara serta pengamatan yang telah dilaksanakan dengan salah seorang guru di SMP Negeri 12 Padang yang telah dilaksanakan 18 November 2014, maka diperoleh keterangan bahwa antara kelas unggul dengan kelas reguler memiliki perbedaan gaya belajar, berbagai gaya belajar yang ditampilkan oleh masingmasing peserta didik baik itu gaya belajar visualnya, audio serta kinestetiknya, seperti
dari penjelasan di atas banyaknya perbedaan yang muncul pada gaya belajar masingmasing siswa. Bertitik tolak dari fenomena tersebut dapat dilihat dari kenyataannya bahwa banyak perbedaan gaya belajar di antara peserta didik, hal demikianlah yang menjadi pusat permasalahan dari peneliti, bahwa dari penjelasan berbagai ragam perbedaan itu menjadi titik acuan dari pihak sekolah serta kalangan masyarakat antara siswa kelas unggul dengan siswa reguler dipandang jauh berbeda dari segi bidang akademiknya. Dari fenomena di lapangan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1) Gaya belajar siswa kelas unggul di SMP Negeri 12 Padang, 2) Gaya belajar siswa kelas reguler di SMP Negeri 12 Padang, 3) Menguji apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara gaya belajar siswa kelas unggul dengan siswa kelas reguler. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif komparatif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan dua atau lebih fakta dan sifat objek yang diteliti. Penelitian yang dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta tersebut berdasarkan kerangka pemikiran tertentu. (Mahmud, 2011: 102). Populasi penelitian yaitu sebanyak 256 orang siswa kelas VIII yang terdiri dari tujuh lokal, dimana masingmasing lokal terdiri dari 32 orang siswa dan sampel diambil dengan menggunakan teknik total sampling dan simple random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, sedangkan untuk analisis data digunakan rumus persentase dan untuk melihat perbedaan menggunakan bantuan aplikasi SPSS Versi 20. Hasil Penelitian dan Pembahasan Secara umum hasil penelitian mengenai perbedaan gaya belajar siswa unggul dan siswa reguler yang hasil penelitian secara variabelnya sebagai berikut: 1. Gaya Belajar Siswa Kelas Unggul Berdasarkan pengolahan data yang telah dilaksanakan maka hasil yang diperoleh terhadap gaya belajar visual pada kelas unggul baik itu pada gaya belajar visual, audio maupun kinestetik dapat dikategorikan sangat banyak artinya, banyak diantara siswa yang menggunakan gaya belajar baik itu visual, audio maupun kinestetik dalam proses pembelajaran. Hal tersebut terbukti juga bahwa saat melaksanakan kegiatan belajar banyak siswa unggul yang suka membaca buku-buku pelajaran serta memperhatikan guru yang menerangkan pelajaran di depan kelas, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas unggul, hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli Howard Gardner, ternyata gaya belajar siswa tercermin dari kecenderungan kecerdasan yang dimiliki oleh siswa tersebut (Hernowo, 2009: 101). 2. Gaya Belajar Kelas Reguler Berdasarkan pengolahan data yang telah dilaksanakan maka diperoleh hasil pada kategori cukup banyak, artinya bahwa sebagaian dari siswa reguler, memiliki kecenderungan menggunakan gaya belajar baik itu visual, audio maupun kinestetik dalam belajar. Banyak juga siswa yang kurang memanfaatkan gaya belajarnya sendiri untuk menerima suatu informasi, hal tersebut terjadi dikarenakan kurangnya pengenalan siswa reguler terhadap gaya belajanrnya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari DePorter (2010 : 119) mengungkapkan bahwa gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasisituasi antar pribadi. Ketika telah menyadari bagaimana diri pribadinya dan orang lain menyerap dan mengolah informasi, setiap orang dapat menjadikan belajar dan berkomunikasi lebih mudah dengan gayanya sendiri, dengan demikian apabila individu tersebut sudah dapat mengenali dirinya dan gaya belajarnya, sehingga dapat menerapkannya dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar yang diharapkan. 3. Perbedaan Gaya Belajar Siswa Unggul dengan Kelas Reguler Terdapat perbedaan yang signifikan gaya belajar antara siswa kelas unggul dengan siswa kelas kelas reguler di SMP N 12
Padang, hal ini terbukti dari penelitian yang telah dilaksanakan. Hal ini terbukti dari pengamatan serta penelitian yang dilakukan bahwa diantara siswa kelas unggul sangat jauh perbedaannya dalam menerapkan gaya belajarnya untuk memperoleh sebuah informasi dalam belajar. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Howard Gardner, ternyata gaya belajar siswa tercermin dari kecenderungan kecerdasasan yang dimiliki oleh siswa tersebut. Multiple Intelligences Research (MIR) adalah instrumen riset yang dapat memberikan deskripsi tentang kecenderungan kecerdasasan seseorang (Hernowo, 2009: 101). Kemudian diperkuat oleh Hamzah (2006: 180) bahwa kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda tingatnya. Ada yang cepat, sedang, dan ada pula yang sangat lambat. Oleh karena itu, mereka seringkali harus menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama. Jadi dapat disimpulkan bahwa di antara kedua kelompok kelas ini memiliki perbedaan yang signifikan dalam menerapkan gaya belajara untuk memperoleh sebuah informasi dalam belajar. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan temuan hasil penelitian mengenai Perbedaan Gaya belajar Siswa Unggul dengan Siswa Reguler ialah bahwa terdapat perbedaan yang signifikan diantara dua kelompok kelas tersebut baik kelas unggul maupun kelas reguler. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, berikut beberapa saran untuk: 1. Siswa Agar dapat mengenali gaya belajarnya masing-masing khususnya untuk siswa kelas reguler, supaya dapat menerapkannya dengan baik untuk memperoleh sebuah informasi dalam belajar. 2. Guru BK Agar dapat mengoptimalkan pelayanan Bimbingan dan Konseling kepada siswa khususnya siswa reguler, sehingga tidak terjadi perbedaan di antara siswa. 3. Guru Mata Pelajaran Disarankan kepada guru mata pelajara untuk dapat mengenali masing-masing siswanya, sehingga dapat memberikan pengajaran pembelajaran kepada siswa dengan sebaik-baiknya. 4. Peneliti selanjutnya Diharapkan agar bisa dijadikan sebagai pedoman, arahan dan menambah kajian teori untuk penelitian yang berkaitan dengan gaya belajar peserta didik. Untuk penelitian selanjutnya, agar dapat meneliti bagaiamana pengaplikasian gaya belajar ini terhadap peserta didik. Kepustakaan A. Benny. 2011. Model Assure. Jakarta: PT Dian Rakyat Aunurrahman. Belajar dan Pembelajaran. 2010. Bandung: Alfabeta Buku Pedoman Penulisan Skripsi. (2013). STKIP PGRI Sumatera Barat DePoter, Bobbi & Hernacki, Mike. 2005. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: PT Mizan Pustaka DePoter, Bobbi & Hernacki, Mike. 2010. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: PT Mizan Pustaka Greene, Rebecca. 2006. Belajar Tak Hanya di Sekolah. Jakarta: Erlangga Hamzah, B. Uno 2006. Orientasi Baru Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Mahmud. 2011. Metode Penelitian Penedidikan. Bandung: CV Pustaka Setia Nasution. 2000. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Pembelajaran Jakarta: PT Bumi Aksara Suyono, dkk. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya