PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BERJENJANG SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK PGRI CEPU TAHUN PELAJARAN

dokumen-dokumen yang mirip
Mochammad Bayu Firmansyah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

Belliy Tulus Wicaksono Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: peningkatan, berwawancara sederhana, narasumber, strategi pemodelan

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN GAMBAR KARTUN PADA SISWA KELAS VII MTS MAARIF REMBANG KABUPATEN PASURUAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV SDN SONOPATIK 1 NGANJUK MENGGUNAKAN TEKNIK ON-OFF TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh: Rini Subekti Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

Oleh: Nur Adha Wahyuningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIIE SMPK MARIA FATIMA JEMBER MELALUI TEKNIK PS3

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANDUAN WAWANCARA MELALUI MEDIA REKAMAN TAYANGAN BERITA. Nur Kholik Mahasiswa Magiter Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol VII, No. 14, Oktober 2016 ISSN

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1. Oleh: Sri Sudarminah 2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kanti Wilujeng 14. Kata kunci: bermain peran, hasil belajar. Guru Kelas III SDN Semboro 01 Jember

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil tes keterampilan membaca puisi untuk mengetahui kondisi awal keterampilan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN STRATEGI AKTIVITAS MEMBACA BERPIKIR TERBIMBING(AMBT) SISWA KELAS II DI SDN GONDOWANGI 01

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INQUIRY

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI DENGAN TEKNIK KONTES PADA SISWA KELAS V MIN MALANG I

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB III METODE PENELITIAN. B. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V di MI Falahiyyah Rowosari yang berjumlah 18 siswa.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

Arie Suci Margasari Universitas Muhammadiyah Purworejo

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK EPIGONAL. ENIEK SUNARSIH Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Penerapan Strategi 3M (Meniru, Mengolah, Mengembangkan) untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menulis Poster

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

Disusun Oleh : Yanti Jasni, S.Pd Guru SDN 34 Gantung Ciri ABSTRAK

Muhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan,

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK. Widayati

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISISISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUTMELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL

Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH GEGURITAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW. Sunandar

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 PANARUKAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN TEKNIK SQ3R TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Endang Srininsih SMP NEGERI 4 MATARAM

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

Susanto Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: pembelajaran bercerita, metode TSTS, hasil belajar

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS X MA AL-ASY ARI KERAS DIWEK JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS GEGURITANDENGAN METODE OBJEK LANGSUNGSISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KEBUMEN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INSTRINSIK PADA CERPEN MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL. Yuni Setiarini

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

jumlah siswa sebanyak 423, maka jumlah kelas terbagi menjadi 12 kelas.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bandiyah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Kata kunci: hasil belajar, penggunaan huruf, Think Pair Share

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA

Oleh: Yekti Indriyani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI RAKYAT DENGAN MODEL QUANTUM TEACHING

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAPURAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN METODE BARTER SOAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS VIII-F SMPN 3 NGUNUT SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

Oleh: Winda Dwi Suprihantini Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN SISWA KELAS V SDIT AL-ISTIQOMAH KECAMATAN PACE NGANJUK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR STRATEGI PETA KONSEP

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Transkripsi:

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BERJENJANG SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK PGRI CEPU TAHUN PELAJARAN 2016-2017 Azis Amrulloh Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Unisma azizamrullah67@gmail.com Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis teks negosiasi siswa kelas X Akuntansi SMK PGRI Cepu. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Akuntansi yang berjumlah 21 siswa di SMK PGRI Cepu tahun pelajaran 2016/2017 dan objek penelitian ini adalah kemampuan menulis teks negosiasi. Prosedur pelaksanaan tindakan penelitian ada empat tahap yaitu, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket, tes, wawancara, catatan lapangan, dan alat perekam gambar. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif. Kriteria keberhasilan tindakan ditentukan berdasarkan proses dan produk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan teknik latihan berjenjang dapat meningkatkan kemampuan menulis teks negosiasi siswa kelas X Akuntansi SMK PGRI Cepu, baik secara proses maupun hasil. Pada proses, peningkatan tampak pada proses pembelajaran yang semakin baik dan menyenangkan. Siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Pada hasil, kemampuan menulis teks negosiasi siswa mengalami peningkatan pada setiap siklus. Keberhasilan ini, ditunjukkan setelah implementasi tindakan selama dua siklus, kemampuan rata-rata siswa dalam menulis puisi menjadi berkategori baik. Kata-kata Kunci: menulis, teks negosiasi, teknik latihan berjenjang PENDAHULUAN Pengajaran bahasa Indonesia mempunyai ruang lingkup dan tujuan menumbuhkan kemampuan mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Pada hakikatnya pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk mempertajam kepekaan perasaan siswa. Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka dapat meningkatkan minat tulis. Guru adalah orang yang bertanggung jawab akan perkembangan bahasa Indonesia. Berhasil tidaknya pengajaran bahasa Indonesia memang ditentukan oleh faktor guru, di samping faktor lainnya, seperti faktor murid, NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017

metode pembelajaran, kurikulum, serta bahan pengajaran dan buku panduan. Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan dan keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh pembelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dibandingkan dengan tiga kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa yang akan menjadi isi tulisan. Baik unsur bahasa maupun unsur isi haruslah terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan tulisan yang runtut dan padu. Menulis bukan pekerjaaan yang sulit, melainkan juga tidak mudah. Untuk memulai menulis, setiap penulis tidak perlu belajar menunggu menjadi seorang penulis yang terampil. Belajar teori menulis itu mudah, tetapi untukmempratikannya tidak cukup sekali dua kali. Frekuensi latihan menulis akan menjadikan seseorang terampil dalam bidang tulis-menulis. Pada kenyataannya di dalam praktik pembelajaran menulisdi SMK PGRI Cepu, guru masih menggunakan model pembelajaran yang konvensional dengan metode ceramah dan tanya jawab saja. Dalam proses pembelajaran menulis hanya berlangsung satu arah saja, tidak terjalin komunikasi antara guru dan siswa. Guru menjadi pusat pembelajaran dan sering sebagai penentu segalanya di dalam kelas. Tidak lepas dari itu saja, pembelajaran yang terjadi disesuaikan dengan kondisi psikologis guru yang mengajar. Selain itu dengan kondisi semacam itu siswa dalam kelas cenderung pasif, kurang tanggap, dan hanya menggantungkan semua kepada guru. Karena pembelajaran hanya terjadi searah maka siswa cenderung mengobrol dengan teman daripada mendengarkan pelajaran dari guru. Tidak terjalinnya komunikasi dalam pembelajaran, baik hanya sekedar tatap mata, sentuhan maupun teguran halus dan pujian menyebabkan timbulnya jarak antara guru dan siswa yang semakin jauh. Dari kenyataan semacam ini menyebabkan hasil belajar siswa cenderung rendah. Terbukti dari hasil penilaian formatif yang dilakukan di kelas X Akuntansi terhadap pembelajaran materi teks negosiasi dan ternyata hasilnya sangat mengejutkan hanya 38,11% dari 21 siswa (perempuan semua) yang mencapai ketuntasan belajar, sedangkan 61,89% dari 21 siswa mendapatkan nilai di bawah kriteria ketuntasan dengan Kriteria ketuntasan Minimal (KKM) 75. Dari kenyataanya tersebut ternyata model pembelajaran yang diterapkan guru selama ini kurang efektif. Guru hanya menggunakan model ceramah tanpa menggunakan media. Guru jarang memberikan kesempaatan siswa untuk bertanya dan berpendapat. Tidak ada interaksi antara siswa dengan siswa lainya dalam bentuk kerjasama serta strategi mengaitkan tema dalam NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 Halaman 2

pembelajaran belum tercapai dengan baik, sehingga pencapaian pembelajaran kurang. Siswa belum memahami materi dan siswa tidak aktif. Peneliti melakukan observasi pada waktu pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di SMK PGRI Cepu, serta berdasarkan wawancara guru yang mengajar bahasa Indonesia di sekolah tersebut bahwa rata-rata nilai ulangan harian bahasa Indonesia siswa pada tahun ajaran 2016/2017 pada materi teks negosiasi masih banyak yang di bawah rata-rata. Nilai rata-rata tersebut kurang dari nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum), yang diharapkan yaitu 75. Dalam hal ini guru telah melakukan berbagai usaha agar nilai ulangan harian bahasa Indonesia siswa tersebut dapat meningkat, namun usaha yang dilakukan belum menunjukkan hasil yang optimal. Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara peneliti dengan guru bidang studi bahasa Indonesia pada tanggal 1 Februari 2017 di SMK PGRI Cepu Tahun Pelajaran 2016/2017 tersebut bahwa materi teks negoisasi masih sulit dipahami oleh siswa. Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep teks negoisasi yang telah diajarkan. Siswa juga masih kesulitan dalam memahami struktur penulisan pada materi teks negoisasi. Siswa masih kurang mampu menuliskan apa yang diketahui, ditanyakan dan menentukan struktur yang tepat untuk menyelesaikan masalah dalam materi teks negoisasi. Selain itu, ada juga permasalahan kurangnya keberanian siswa untuk mengungkapkan kesulitan yang dialaminya kepada guru dalam memahami materi yang diajarkan, sehingga siswa bersifat pasif dalam menerima materi pelajaran dan akhirnya siswa merasa malas untuk belajar. Dalam hal ini guru harus mampu memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran dan mampu menyajikan model pembelajaran yang menarik. Saat ini penggunaan bermacam-macam metode dan model mengajar di sekolah masih sangat terbatas. Berbagai metode mengajar menyajikan sejumlah usaha yang dapat ditempuh oleh guru dalam merancang lingkungan belajar mengajar agar murid dapat menggunakan strategi yang lebih baik.untuk memecahkan masalah keterampilan menulis yang terjadi di kelas X Akuntansi SMK PGRI Cepu, maka dilakukan penelitian tindakan kelas yang diharapkan dapat memperbaiki kondisi pembelajaran dan agar dapat mencapai tujuan peningkatan hasil belajar siswa. Salah satu alternatif adalah dengan menggunakan model pembelajaran teknik latihan berjenjang berjenjang. Dengan ini diharapkan interaksi aktif antar siswa dalam memahami materi dapat mencapai jalan keluar, sehingga kekurangpahaman siswa akan standar kompetensi dapat teratasi secara menyeluruh. Dengan ini peneliti mencoba menerapkan dalam penelitian tindakan kelas yaitu metode latihan berjenjang. NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 Halaman 3

Metode latihan berjenjang merupakan cara yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan cara berjenjang sebagai titik fokus pelaksanaannya. Dengan penerapan metode ini diharapkan dalam proses pembelajaran menulis lebih meningkatkan motivasi, kemampuan, dan kompetensi siswa terhadap materi menulis di kelas X Sekolah Menengah Kejuruan. Berdasarkan pandangan di atas jelas bahwa pendidikan menuntut adanya keterkaitan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Jadi guru dituntut mampu mengembangkan pembelajaran bahasa Indonesia yang berdasarkan pada kompetensi yang harus dikuasai siswa, serta mampu menumbuhkan kreatifitas siswa. Salah satunya adalah pengajaran dengan teknik latihan berjenjang. Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan di atas, ada dua tujuan dalam penelitian ini yaitu, mendeskripsikan peningkatan pembelajaran menulis teks negoisasi dengan menggunakan teknik berjenjang siswa kelas X Akuntansi SMK PGRI Cepu dan mendeskripsikan hasil belajar menulis teks negoisasi dengan menggunakan teknik berjenjang siswa kelas X Akuntansi SMK PGRI Cepu. Ada dua manfaat dalam penelitianini, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis yaitu bagi akademisi atau lembaga pendidikan menjadi bahan informasi dalam pembangunan ilmu pengetahuan, dalam meningkatkan keterampilan menulis, khususnya bidang pendidikan. Bagi peneliti, menjadi masukan dalam meneliti dan meningkatkan keterampilan menulis melalui teknik latihan berjenjang. Manfaat yang kedua adalah manfaat Praktis, yaitu bagi sekolah dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran. Memiliki siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar dan lebih menguasai materi pembelajaran khususnya pembelajaran menulis dan memiliki guru yang selektif dalam memilih strategi pem-belajaran. Bagi guru sebagai pertim-bangan mengajar pelajaran bahasa Indonesia dan merupakan cara alter-natif untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. Dapat meningkat-kan kualitas pembelajaran menulis dan termotivasi untuk lebih kreatif dalam menentukan strategi pembel-ajaran. Bagi siswa meningkatkan minat, kreativitas, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis. METODE Penelitian tindakan kelas yang dilakukan menggunakan metode diskriptif kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa uraian atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Yang dilakukan pertama kali oleh peneliti adalah mengidentifikasi permasalahan yang muncul di kelas yang diteliti bersama-sama guru dengan mendis- NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 Halaman 4

kusikan masalah yang sangat penting untuk segera diatasi. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu penelitian yang mengombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam proses perbaikan dan perubahan. PTK adalah penelitian yang memaparkan terjadinya sebab akibat dari perlakuan, sekaligus memaparkan apa saja yang terjadi ketika perlakuan diberikan dan memaparkan seluruh proses sejak awal pemberian perlakuan sampai dengan dampak dari perlakuan yang diberikan kepada subjek tindakan (Arikunto dkk, 2016:4). HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas yang dilakukan yakni mengimplementasikan teknik latihan berjenjang dalam meningkatkan kemampuan menulis teks negosiasi. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi empat hal yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Sebelum pelaksanaan tindakan dimulai, peneliti mengadakan penilaian tes awal menu-lis teks negosiasi untuk mengetahui kemampuan awal siswa kelas X SMK PGRI Cepu dalam menulis teks negosiasi. Hasil tes pada pada pra tindakan dapat dilihat pada tabel di atas. Siswa yang memperoleh nilai 75 sebanyak 8 siswa dari 21 siswa. Dengan demikian ketuntasan belajar setelah melaksanakan pembelajaran adalah 38,11% yang berarti kelas tersebut belum mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Sedangkan siswa yang mendapat nilai 75 sebanyak 13 siswa dari 21 siswa dengan demikian siswa yang tidak tuntas adalah 61,9%. Pelaksanaan tindakan siklus I yang terdiri atas perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Pada tahap perencanaan, peneliti bersama guru kolaborator yaitu guru Bahasa Indonesia, Ibu Nia Noor Illa melakukan diskusi untuk merencanakan langkah-langkah yang akan dilakukan pada siklus pertama. Pada tahap pelaksanaan tindakan, dilakukan dua kali pertemuan sesuai dengan kesepakatan pada tahap perencanaan yaitu hari Rabu, 8 Februari 2016 dan hari Sabtu, 11 Februari 2016. Pada pelaksanaan hari Rabu, 8 Februari 2016 siswa terlihat menyimak denganseksama penjelasan dari guru. Dilanjutkan dengan menjelaskan materi menulis teks negosiasi, siswa terlihat penuh semangat dalam mendengarkan penjelasan dari guru. Siswa terlihat antusias sekali ketika guru membagikan LKS penulisan teks negosiasi dan menunjukkan rasa penasaran untuk segera mengerjakan. LKS penulisan teks negosiasi tersebut dibagikan secara individu kepada siswa. Dengan penuh semangat siswa segera mengisi LKS penulisan teks NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 Halaman 5

negosiasi yang terdiri dari, struktur, kaidah, karakteristik dan isi. Guru kolaborator mendampingi siswa dalam pengisian kolom tersebut sedangkan peneliti melakukan pengamatan selama proses pembelajaran. Pembelajaran usai, guru dan peneliti berdiskusi untuk menyiapkan pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Pada pelaksanaan hari Sabtu, 11 Februari 2016 dimulai dengan menjelaskan kembali materi teks negosiasi. Guru kolabolator dan peneliti menyiapkan lembar kerja di meja guru untuk memudahkan dalam melanjutkan pembelajaran menulis teks negosiasi. Para siswa mulai menyiapkan diri untuk menerimapembelajaran serta siswa diberikan kesempatan untuk bertanya sebelum LKS dibagikan. Selama proses pembelajaran ini berlangsung, peneliti dan guru kolabolator melakukan pengamatan dan mendampingi siswa dalam pengisian aplikasi penulisan puisi. Waktu pelajaran usai,kegiatan belajar mengajar diakhiri dengan berdoa. Pada tahap pengamatan hasil penelitian tindakan siklus I ini dibedakan menjadi dua, yakni pengamatan proses dan pengamatan produk. Pengamatan proses meliputi aktivitas siswa selama pelaksanaan menulis teks negosiasi. Pengamatan produk berupa skor siswa berdasarkan hasil menulis teks negosiasi di dalam kelas. Dalam pengamatan proses ditemukan siswa menyimak penjelasan guru dengan baik. Suasana kelas pada siklus I, siswa tampak antusias dalam mengisi LKSyang telah diberikan oleh guru. Pengamatan produk dilakukan oleh peneliti dengan memberikan skor pada pratindakan. Keberhasilan tindakan dalam proses pembelajaran terlihat dari hasil skor tes kemampuan menulis puisisiswa siklus I. Peneliti melakukan penskoran dengan menggunakan instrumen lembar penilaian pada tiap siswa. Kegiatan menulis teks negosiasi yang dilakukan dengan menggunakan teknik latihan berjenjang menunjukkan peningkatan dibanding kegiatan awal sebelum dikenai tidakan. Siswa yang sebelumnya pada saat pratindakan kurang aktif dalam kegiatan penemuan kata, siswa kesulitan mencari kata-kata baru yang banyak makna, siswa kurang berani melakukan percobaan dengan bunyi-bunyi kata pada siklus I ini sudah aktif dalam penemuan kata, berani memunculkan kata-kata baru yang banyak makna serta berani melakukan percobaan bunyi kata-kata. Pada tahap refleksi, kendala yang dihadapi selama kegiatan siklus I ini adalah siswa menulis teks negosiasi terlihat kurang persiapan matang, sehingga kesulitan dalam menulis teks negosiasi. LKS teks negosiasi yang disediakan guru kolaborator dan peneliti belum digunakan secara maksimal. Aspek penguasaan materi juga menjadi salah satu kendala dalam menulis teks negosiasi. Langkah tindakan yang akan dilakukan padasiklus II adalah memperbaiki dan meningkatkan kemampuan menulis teks negosiasi siswa. Guru NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 Halaman 6

akan memberikan penjelasan dan contoh-contoh lebih detail untuk mengolah kemampuan menulis teks negosiasi siswa.pelaksanaan tindakan siklus II yang terdiri atas perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Perencanaan tindakan siklus II ini bertujuan untuk meningkatkan aspek-aspek yang belum tercapai pada siklus I. Adapun aspekaspek yang masih perlu ditingkatkan, yakni aspek struktur, kaidah, karakteristik dan isi. Aspek-aspek tersebut masih perlu ditingkatkan lagi untuk mencapai hasil yang lebih maksimal. Pada tahap pelaksanaan tindakan dilakukan dua kali pertemuan yaitu hari Rabu, 15 Februari 2016 dan hari Sabtu, 18 Februari 2016. Pelaksanaan tindakan pada hari Rabu, 15 Februari 2016 diawali dengan guru kolaborator menjelaskan kembali halhal yang perlu diperhatikan dalam menulis teks negosiasi yaitu aspek struktur, kaidah, karakteristik dan isi. Pada pelaksanaan tindakan hari Rabu, 15 Februari 2016 melanjutkan menulis teks negosiasi dengan menggunakan teknik berjenjang. Guru kolabolator menyapa peneliti dengan semangat dan siap menilai kemampuan menulis teks negosiasi siswa. Pelajaran dimulai dengan berdoa, sejumlah 21 siswa terlihat bersiap-siap dan tidak sabar ingin mengisi LKS teks negosiasi. Keberanian dan keaktifan siswa untuk menulis teks negosiasi semakin meningkat. Jam pelajaran berakhir ditutup dengan pemberian reward pada tiga penulis teks negosiasi terbaik. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucap rasa bangga kepada seluruh siswa yang mampu menulis teks negosiasi dengan baik. Pada tahap pengamatan siklus II peneliti mengamati proses pembelajaran dengan menggunakan instrumen penelitian yang sebelumnya telah disepakati dan didiskusikan dengan kolabolator. Instrumen yang digunakan peneliti meliputi lembar penilaian menulis teks negosiasi, catatan lapangan, disertai dengan dokumentasi berupa foto. Hasil penelitian tindakan siklus II ini dibedakan menjadi dua, yakni pengamatan proses dan pengamatan produk. Melalui pengamatan proses ditemukan peningkatan aktivitas pembelajaran. Melalui hasil tabel penggunaan teknik berjenjang 95% siswa memusatkan pembelajarannya, karena dengan adanya teknik berjenjang terutama dari komponen tersebut siswa menjadi mudah mengi-kuti pembelajaran dan pembelajarannya lebih terfokus. Sementara 97% siswa menyusun dan merencanakan pembelajarannya. Hal tersebut diwujudkan melalui catatan kecil dan kata kunci yang disusunnya. 81% siswa mengevaluasi pembelajarannya melalui tahap penyuntingan dan publikasi. Pada tahapan tersebut siswa mempunyai kesempatan untuk menyempurnakan teks negosiasinya. Dapat disimpulkan, kemampuan menulis teks negosiasi siswa meningkat dengan mengguna- NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 Halaman 7

kan teknik latihan berjenjang. Pengamatan produk ditunjukkan melalui hasil produk siswa. Produk siswa mengalami peningkatan pada tiap aspeknya dari pratindakan hingga siklus II. Pada siklus II. Refleksi dilakukan peneliti dengan kolabolator setelah pengamatan selesai. Peneliti dan kolabolator berdiskusi tentang apa yang telah dilaksanakan pada siklus II. Kegiatan refleksi didasarkan pada pencapaian indikator keberhasilan penelitian. Secara proses, pada siklus II ini siswa sudah aktif dalam membuat teks negosiasi dengan struktur, kaidah, karakteristik dan isi. Tes kemampuan menulis teks negosiasi siswa dilakukan di kelas. Hal ini dilakukan untuk mengetahui menulis teks negosiasi siswa sebelum implementasi/pelaksanaan tindakan. Skor rata-rata kelas tiap aspek pada tahap pratindakan ialah (a) aspek struktur sebesar 2,08, (b) aspek kaidah sebesar 2,13, (c) aspek karakteristik 2. 12 (d) aspek isi sebesar 1,97. Secara keseluruhan, skor rata-rata kelas tiap aspek kurang. Situasi pembelajaran di kelas masih pasif. Siswa tampak tidak apresiatif dalam pembelajaran menulis teks negosiasi dan cenderung bingung apa yang akan ditulis dalam kolom penulisan puisi terstruktur. Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut, peneliti dan guru selaku kolabolatorsepakat untuk menerapkan teknik latihan berjenjang untuk meningkatkan kemampuan menulis teks negosiasi. Peneliti melakukan pengamatan terhadap pembelajaran menulis teks negosiasi siswa kelas X Akuntansi SMK PGRI Cepu melalui observasi awal. Pada pelaksanaan siklus I, proses yang dilakukan dari perencanaan hingga refleksi didapati belum mendapatkan hasil yang maksimal. Sebagian siswa yang menulis teks negosiasi pada LKS penulisan teks negosiasi masih kebingungan dikarenakan persiapan kurang matan, suasana kelas juga tampak kurang terkendali. Namun suasana sebagian besar siswa menikmati proses pembelajaran dengan baik. Pada siklus I ini, masih terdapat siswa mengalami kesulitan dalam menentukan objek serta mengimajinasikan objek. Berdasarkan hasil pelaksanaan siklus I tersebut dapat diketahui bahwa masih perlu dilaksanakan perbaikan pada siklus II. Perbaikan pelaksanaan tindakan akan mempengaruhi hasil kemampuan menulis teks negosiasi. Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan hampir sama seperti halnya pada saat siklus I. Hanya saja, pada siklus II ini lebih difokuskan pada perbaikan dari hasil refleksi siklus I. Pelaksanaan siklus II difokuskan pada peningkatan aspek: tema dan diksi. Kendala tersebut diantaranya, siswa kesulitan menentukan tema, menemukankata/merangkai kata dan mengem-bangkan objek. Pada siklus II ini, beberapa aspek mengalami peningkatan baik secara proses maupun produk. Secara keseluruhan pelaksanaan siklus II menunjukkan NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 Halaman 8

hasil yang lebih baik dari siklus sebelumnya. Padapelak-sanaan siklus II ini aspek struktur, kaidah, karakteristik dan isi mengalami peningkatan dan telah melebihi target keberhasilan yang telah ditentukan yakni 83% siswa mendapatkan skor 10. Dapat disimpulkan bahwa teknik berjenjangdan pengintegrasian strategi Metakognitifmampu menyembuhkan dan meningkatkan kemampuan menulis teks negosiasi siswa SMK PGRI Cepu. Penilaian kemampuan menulis teks negosiasi siswa dilakukan dengan mengamati masing-masing siswa ketika siswa menulis teks negosiasi di kelas. Penilaian kemampuan menulis teks negosiasi siswa dilakukan untuk mengukur kemampuan menulis teks negosiasi siswa sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan. Peningkatan kemampuan menulis teks negosiasi siswa dapat dilihat pada hasil tes pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel. Dari hasil tes siklus 2 ini diketahui bahwa nilai yang diperoleh siswa meningkat dari hasil data awal yang diperoleh. Siswa yang diperoleh nilai 75 sebanyak 19 siswa dari 21 siswa. Dengan demikian ketuntasan belajar setelah melaksanakan pembelajaran adalah 90,47% yang berarti kelas tersebut telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Sedangkan siswa yang mendapat nilai 75 sebanyak 2 siswa, dengan demikian siswa yang tidak tuntas adalah 9,52%. Dan pada kriteria proses, data observasi dari 2 orang observer terhadap aktivitas peneliti dan aktivitas siswa menunjukkan bahwa kegiatan guru dan siswa berada pada kategori sangat baik. Hasil observasi dari 2 pengamat dapat diuraikan sebagai berikut diperoleh persentase skor dari observer guru adalah 95,83% pada kategori sangat baik. Sedangkan persentase skor yang diperoleh dari observer siswa adalah 97,22% sehingga berada pada kategori sangat baik. Berdasarkan analisis data yang diuraikan di atas, disimpulkan bahwa tindakan 2 siklus 2 telah mencapai kriteria keberhasilan, baik dari segi proses maupun hasil. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang peningkatan keterampilan menulis teks negoisasi dengan menggunakan teknik berjenjang siswa kelas X Akuntansi SMK PGRI Cepu Blora tahun ajaran 2016-2017, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut. Pada tahap penerapan teknik berjenjang menulis teks negoisasi siswa kelas X Akuntansi ditemukan bahwa, siswa berminat pada pembelajaran menulis teks negoisasi dan siswa mudah memahami materi dengan menggunakan teknik berjenjang. Penerapan teknik berjenjang pada pelajaran bahasa Indonesia sangat cocok di gunakan dalam materi menulis teks negoisasi hal ini dikarenakan siswa lebih memahami materi yang diajarkan oleh guru. Hal ini NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 Halaman 9

juga di buktikan dengn nilai mereka yang lebih baik dari sebelumnya. Peningkatan keterampilan menulis teks negoisasi dengan menggunkan teknik berjenjang sangat baik, hal ini di buktikan dengan nilai siswa kelas X Akuntansi sebelum peneliti memberikan materi dengan menggunkan teknik berjenjang siswa mendapatkan nilai yang kurang baik hal ini bisa dilihat dari prosentase pada setiap siklus yang sudah peneliti lakukan yaitu pada pra tindakan siswa yang memperoleh nilai 75 sebanyak 8 siswa dari 21 siswa dengan prosentase ketuntasan 38,09% sedangkan siswa yang mendapatkan nilai 75 sebanyak 13 siswa dari 21 siswa dengan prosentase yang tidak tuntas 61,9%. Pada siklus 1 pertemua 1 siswa yang memperoleh nilai 75 sebanyak 10 siswa dari 21 siswa dengan ketuntasan belajar 47,61% sedangkan siswa yang mendapat nilai 75 sebanyak 11 siswa dari 21 siswa dengan prosentase tidak ketuntasan 52,38%. Pada sikkus 1 pertemuan 2 siswa yang memperoleh nilai 75 sebanyak 18 siswa dari 21 siswa dengan ketuntasan belajar 85,71% sedangkan siswa yang mendapat nilai 75 sebanyak 3 siswa dari 21 siswa dengan prosentase tidak ketuntasan 14,28%. Pada sikkus 2 pertemuan 1 siswa yang memperoleh nilai 75 sebanyak 16 siswa dari 21 siswa dengan ketuntasan belajar 76,19% sedangkan siswa yang mendapat nilai 75 sebanyak 5 siswa dari 21 siswa dengan prosentase tidak ketuntasan 23,8%. Pada sikkus 2 pertemuan 2 siswa yang memperoleh nilai 75 sebanyak 19 siswa dari 21 siswa dengan ketuntasan belajar 90,47% sedangkan siswa yang mendapat nilai 75 sebanyak 2 siswa dari 21 siswa dengan prosentase tidak ketuntasan 9,52%. Berdasarkan hasil tersebut secara umum dapat ditarik kesimpulan jika hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti memiliki kesesuaian dengan ancangan dan batasan teori yang dipilih dan digunakan oleh peneliti. Beberapa saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagi sekolah, sebaiknya meninjau kembali peningkatan kualitas pembelajaran. Sehingga memiliki siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar dan lebih menguasai materi pembelajaran khususnya pembelajaran menulis dan memiliki guru yang selektif dalam memilih strategi pembelajaran. 2. Bagi guru bidang studi bahasa Indonesia khususnya di SMK PGRI Cepu Blora hendaknya mengguna-kan model pembelajaran berjenjang sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang diterapkan di kelas khususnya pada materi teks negoisasi.bagi guru yang ingin menerapkan model berjenjang untuk pembelajaran materi teks negoisasi,hendaknya mempersiapkan sarana yang diperlukan dengan sebaik-baiknya. NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 Halaman 10

3. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian di SMK PGRI Cepu Blora maupun di sekolahsekolah lain disarankan untuk menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan rujukan dalam penelitian. Mulyasa, H.E. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi dkk. 2016, Penelitian Tindakan Kelas Edisi Revisi. Jakarta: BumiAksara. Depdikbud. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Tarigan, Henry. Guntur. 2012. Menulis SebagaiSuatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 Halaman 11

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 Halaman 12