PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 PANARUKAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN TEKNIK SQ3R TAHUN PELAJARAN 2013/2014
|
|
- Sri Atmadjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 PANARUKAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN TEKNIK SQ3R TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Ijik Efendi Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah bagaimana keterampilan membaca intensif dengan teknik SQ3R siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Panarukan Kabupaten Situbondo, masalah tersebut dapat diperinci sebagai berikut (1) bagaimanakah peningkatan proses belajar membaca intensif dengan teknik SQ3R siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Panarukan Kabupaten Situbondo? Dan (2) bagaimanakah peningkatan hasil belajar membaca intensif dengan teknik SQ3R siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Panarukan Kabupaten Situbondo? Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Panarukan Situbondo Prosedur Penelitian meliputi kegiatan persiapan dan pelaksanaan. Hasil penelitian menunjukkan, (1) pelaksanaan pembelajaran membaca intensif dengan teknik SQ3R dapat meningkatkan proses belajar siswa SMP Negeri 2 Panarukan Kabupaten Situbondo, (2) penerapan pembelajaran membaca intensif dengan teknik SQ3R dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMP Negeri 2 Panarukan Kabupaten Situbondo. Kata kunci: peningkatan, membaca intensif, SQ3R PENDAHULUAN Berdasarkan pengamatan dan studi pendahuluan peneliti di tempat mengajar, diketahui bahwa; (1) pembelajaran membaca menekankan pada aspek hasil daripada proses membaca, (2) sebelum kegiatan membaca, guru belum mengaktifkan skemata siswa dan kurang mengaitkan isi bacaan dengan pengetahuan siswa, (3) dalam pembelajaran membaca biasanya siswa bekerja sendiri-sendiri, dan (4) pembelajaran membaca belum disampaikan melalui tahapa prabaca, saat baca, dan pascabaca, serta (6) guru menugasi siswa untuk membaca kemudian disuruh menjawab sendiri isi teks bacaan. Pengamatan di lapangan tentang kemampuan membaca siswa di SMP Negeri 2 Panarukan Kabupaten Situbondo khususnya kelas VIII B kurang memuaskan. Temuan ini di tafsirkan bahwa rendahnya kemampuan membaca siswa disebabkan oleh minat membaca yang rendah, sedangkan minat baca yang kurang cenderung disebabkan oleh cara guru mengajar yang kurang baik dan sarana membaca yang kurang memadai. Hal ini cara-cara guru yang dipakai dalam proses kegiatan belajarmengajar kurang dapat diminati oleh siswa atau cara kerja dalam konteks pembelajaran kurang membangkitkan gairah/ minat siswa untuk membaca. Pada akhirnya menyebabkan kemampuan membaca tidak berkembang dan membuat kebosanan. Demikian juga halnya yang terjadi terhadap pembelajaran membaca siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Panarukan Kabupaten Situbondo. Dalam pengelolaan kelas dalam kegiatan belajar mengajar, guru kurang mengaktifkan/memberikan kesempatan NOSI Volume 2, Nomor 9, Februari 2015 Halaman 164
2 kepada siswa untuk mengembangkan kemampuannya. Sehingga membuat suasana pembelajaran kurang efektif dan siswa dibiarkan untuk bekerja sendiri tanpa arahan dan petunjuk dari guru pamong. Kemudian guru di kelas hanya memberikan satu arahan saja kepada siswa untuk melakukan kegiatan membaca tanpa memberikan tujuan kegiatan yang ingin dicapai dalam suatu pembelajaran. Kenyataan yang ada dalam pembelajaran membaca intensif terhadap teks bacaan di SMP Negeri 2 Panarukan kabupaten Situbondo menunjukkan bahwa guru kurang mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Dalman (2013:119) mengemukakan bahwa membaca intensif adalah cara membaca dengan melihat motif penulis, kemudian menilainya. Hal ini menuntut siswa untuk dapat menganalisis dan memberikan penilaian terhadap teks bacaan yang dibacanya. Setelah melakukan tindakan awal di kelas, peneliti menemukan permasalahan dalam proses belajar-mengajar di kelas, guru pengampu bidang studi bahasa Indonesia menutup peluang keintensifan peserta didik dengan tidak memberikan suasana belajar yang memancing daya kreatif dan intensif siswa. Hal ini membuat peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas ( classroom action research) untuk mengetahui kemampuan membaca siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Panarukan kabupaten Situbondo melalui teknik SQ3R. Untuk itu pengamatan pendahuluan yang dilakukan peneliti menunjukkan fakta berupa; (1) pembelajaran membaca dilaksanakan dengan menugasi siswa membaca sendiri tanpa memberi bimbingan selama proses membaca; (2) siswa bekerja sendiri dan kurang mengembangkan kemampuan berpikir (memahami teks bacaan) melalui aktivitas diskusi; dan (3) guru tidak memberi kesempatan bagi siswa untuk mengajukan pertanyaan sendiri atau tanggapan terhadap materi bacaan. Dengan adanya temuan-temuan awal ini peneliti menginginkan suatu gambaran daripada proses membaca intensif siswa dengan teknik SQ3R. Dalman (2013:189) menyebutkan teknik SQ3R adalah teknik membaca untuk memahami bacaan yang menggunakan langkah-langkah secara sistematis dalam pelaksanaannya. Dengan kata lain teknik SQ3R adalah suatu kaidah membaca yang mempersoalkan kesesuaian maklumat yang terdapat dalam suatu bahan yang dibaca dengan tugasan yang perlu diselesaikan. Melalui teknik SQ3R, siswa dapat menyelesaikan tugas dengan baik dengan memahami bacaan yang dibaca. Dalam konteks pembelajaran, siswa mengetahui bagaimana untuk belajar, mengetahui kemampuan dan modalitas belajar yang dimilki serta mengetahui strategi belajar terbaik untuk belajar efektif. Dalman (2013:189) menyebutkan teknik SQ3R adalah teknik membaca untuk memahami bacaan yang menggunakan langkahlangkah secara sistematis dalam pelaksanaannya. Dengan kata lain teknik SQ3R adalah suatu kaidah membaca yang mempersoalkan kesesuaian maklumat yang terdapat dalam suatu bahan yang dibaca dengan tugasan yang perlu diselesaikan. Melalui teknik SQ3R, siswa dapat menyelesaikan tugas dengan baik dengan memahami bacaan yang dibaca. Dalam konteks pembelajaran, siswa mengetahui bagaimana untuk belajar, mengetahui kemampuan dan modalitas belajar yang dimilki serta mengetahui strategi belajar terbaik untuk belajar efektif. Penelitian tentang peningkatan keterampilan membaca intensif dengan teknik SQ3R siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Panarukan kabupaten Situbondo. Peneliti memilih sekolah SMP Negeri 2 Panarukan sebagai sasaran penelitian sekaligus untuk pemilihan kelas VIII B dengan NOSI Volume 2, Nomor 9, Februari 2015 Halaman 165
3 pertimbangan bahwa kelas/ tingkatan tersebut siswa mampu berpikir dan memahami serta memberikan penilaian terhadap bahan bacaan yang telah dibaca. Berdasarkan latarbelakang yang telah dipaparkan, masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah bagaimana keterampilan membaca intensif dengan teknik SQ3R siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Panarukan Kabupaten Situbondo, masalah tersebut dapat diperinci sebagai berikut (1) b agaimanakah peningkatan proses belajar membaca intensif dengan teknik SQ3R siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Panarukan Kabupaten Situbondo? Dan ( 2) bagaimanakah peningkatan hasil belajar membaca intensif dengan teknik SQ3R siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Panarukan Kabupaten Situbondo? METODE Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut John Elliot (dalam Elfanany, 2013:20), ialah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya. Seluruh prosesnya, telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengaruh menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dari perkembangan profesional. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart, mengatakan bahwa PTK adalah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik-praktik itu dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik-praktik tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Panarukan SitubondoSasarannya pada perangkat pembelajaran, proses pembelajaran, penilaian proses dan hasil pembelajaran berupa keterampilan siswa dalam mmembaca intensif menggunakan pertanyaan menuntun. Prosedur Penelitian meliputi kegiatan persiapan dan pelaksanaan. Persiapan penelitian tindakan kelas meliputi kegiatan mengidentifikasi masalah yang terdapat di kelas, penganalisisan tingkat keseriusan masalah, pemilhan masalah yang ingin dipecahkan, dan penetapan criteria keberhasilan pemecahan masalah yang dipilih. Pelaksanaan penelitian ini berkaitan dengan jumlah putaran yang dilaksanakan dalam rangka memecahkan masalah yang telah ditetapkan. Masing-masing putaran terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil refleksi nantinya akan digunakan sebagai dasar bagi penyusunan rencana tindakan siklus berikutnya. Dan siklus ini diakhiri jika 20 siswa telah mencapai skor 75 dan 70% siswa telah mencapai Standar Ketuntasan Minimal (SKL), namun demikian, sebaliknya jika belum mencapai Standar Ketuntasan Minimal (SKL) yang sudah ditetapkan, maka penelitian dilanjutkan pada tahap berikutnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Pra Tindakan Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa selama proses membaca teks bacaan, siswa kurang maksimal dalam hal kegiatan membaca. Hal ini ditunjukkan oleh hasil pengamatan peneliti yang menggambarkan tingkat pemahaman siswa terhadap pembelajaran membaca intensif kurang aktif dalam membaca dan terkesan bermain-main. Sehingga hasil pengamatan awal peneliti mendapat gambaran untuk melakukan rencana kegiatan pembel-ajaran dengan kolaborator untuk melakukan perubahan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas. NOSI Volume 2, Nomor 9, Februari 2015 Halaman 166
4 Hasil penilaian pembelajaran pada kegiatan pratindakan diperoleh gambaran bahwa rata-rata nilai siswa adalah 72,5 %. Rata-rata nilai tersebut masih berada di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan yakni 75. Berdasarkan hasil pengamatan dapat ditemukan beberapa siswa yakni 8 siswa yang tidak memenuhi kriteria ini, misalnya pada aspek membaca intensif yang disebabkan oleh tingkat intelektulisasi siswa yang sangat rendah. Hal ini yang memotivasi peneliti untuk mengembangkan metode pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan lingkungan sekolah yang ada sekarang ini. Siklus I Kegiatan pembelajaran untuk pertemuan pertama di siklus 1 adalah menemukan masalah utama dari berbagai berita yang bertopik sama melaluimembaca ekstensif. Materi pembelajarannya adalah mendata masalah-masalah dari tiap-tiap berita. Kemudian melakukan diskusi tentang isi berita.tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan pertama adalah membaca dan Tanya jawab, diharapkan siswa dapat menentukan pokok-pokok isi berita, menge-mukakan solusinya dengan adu pendapat, memberikan tanggapan disertai argumen yang tepat, dan menyimpulkan isi berita secara lisan. Secara khusus tujuan pembelajaran yang ingin dicapai adalah membaca intensif dan bertanya.urutan kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama sebagai berikut. Tahap prabaca Pada tahap prabaca, pembelajaran difokuskan pada kegiatan membangkitkan skemata siswa berkaitan dengan topik pembelajaran. Kegiatan ini meliput (1) tanya jawab topik, (2) penjelasan tentang tujuan membaca, dan (3) menjelaskan petunjuk tentang cara membaca. Pada awal pembelajaran diawali guru membuka pertemuan pembelajaran. Guru menyapa dan memotivasi siswa dengan mengadakan tanya jawab tentang pengalaman dan pengetahuan siswa berkaitan dengan topik. Setelah membangkitkan skemata dan mengaitkannya dengan topik, guru melanjut-kan dengan menjelaskan prosedur membaca. Kegiatan ini guru menjelaskan kegiatan membaca dalam hati, berpikir sambil membaca, dan membuat pertayaan. Kemudian guru memperbolehkan siswa berdiskusi dengan teman sebangku apabila ada bacaan yang tidk dimengerti. Tahap saat baca Setelah dijelaskan aturan membaca, siswa diberikan tugas untuk membaca media cetak (koran) yang ada di atas meja. Kemudian guru membimbing siswa agar dalam proses membaca tidak mengalami kesulitan. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh pemahaman yang tepat tentang isi bacaan. Selanjutnya guru membuat model kerja kelompok dengan teman sebangku, hal ini untuk memudahkan siswa dalam membaca. Proses membaca dilakukan dengan kegiatan membaca intensif dengan menggunakan pertanyaan penuntun. Guru memerintahkan siswa untuk membuka lembar kerja siswa (LKS) yang berisi tentang pertanyaanpertanyaan sesuai dengan media cetak yang sudah disediakan. Guru secara terus menerus membimbing siswa membaca secara intensif bacaan dengan menggunakan pertanyaan penuntun, serta mengajukan pertanyaan-pertanyaan lanjutan untuk melacak pendapat atau jawaban siswa lain. Siswa didorong untuk meneliti dan mengamati bacaan secara intensif. Dalam proses membaca ini, siswa aktif membaca untuk menemukan jawabanjawaban yang di ajukan guru. Untuk pertanyaan yang bersifat faktual, seperti pertanyaan yang menanyakan tempat NOSI Volume 2, Nomor 9, Februari 2015 Halaman 167
5 atau pelaku, siswa dapat menjawab dengan baik. Namun untuk pertanyaanpertanyaan yang menuntun, siswa tidak dapat memberikan alasan atau pendapat. Secara umum siswa kurang dapat menjawab dengan baik. Selain mengajukan pertanyaanpertanyaan, guru juga menugasi siswa untuk mengajukan pertanyaan terhadap bacaan yang dibacanya. Pada pertemuan pertama, tidak ada siswa yang mengajukan pertanyaan ketika diberikan untuk kesempatan bertanya. Tahap pascabaca Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan diskusi kelas untuk membahas isi bacaan. Guru mengajukan pertanyaan untuk memantapkan pemahaman siswa tentang isi bacaan. Untuk pertanyaan faktual, seperti: dimana tempat terjadinya peristiwa, siapa saja yang terlibat dalam kejadian tersebut, siswa dapat menjawab dengan baik. Jawaban siswa pada umumnya berupa kalimat-kalimat pendek dan sebagian besar ada dalam bacaan. Kegiatan diskusi masih berlangsung dua arah, yakni antara guru dan siswa. Guru belum memberikan kesempatan siswa lain untuk menanggapi pendapat temannya. Dapat disimpulkan guru lebih banyak memberikan pertanyaan dan meminta jawaban dari siswa. Akhirnya proses diskusi belum berjalan secara optimal. Evaluasi pembelajaran menunjukkan, jika pada pratindakan siswa yang belum mencapai ketuntasan (memperoleh nilai di bawah 75) sebanyak 8 siswa atau 35%, dengan rata-rata nilai 72,5%, maka setelah dilakukan silkus I, dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai di bawah standar ketuntasan minimal sebanyak 5 siswa atau 25%. Hal ini membuktikan bahwa membaca dengan tehnik SQ3R siswa sekolah menengah pertama negeri 2 Panarukan kabupaten Situbondo belum memenuhi harapan, tetapi guru dan siswa dapat memahami cara membaca yang baik dan benar. Untuk itu selanjutnya perlu dilakukan peningkatan metode belajar yang efesien dan efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan harapan masyarakat pada khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya. Sebagaimana akhir siklus, guru melakukan penilaian secara individu dengan memberikan tes unjuk kerja, yaitu tampil di depan kelas menyampaikan hasil membacanya dengan menggunakan bahasa sendiri. Dengan demikian, perlu adanya penelitian siklus II untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan yang terdapat pada skilus I yakni sebesar 77 %. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan dasar kekurangan ataupun temuan pada siklus I, yang memungkinkan untuk tercapainya ketuntasan belajar dalam penelitian ini. Siklus II Setelah perencanaan dipersiapkan oleh peneliti dan guru, kegiatan pembelajaran yang dilakukan di siklus II adalah mengimplementasikan hasil perencanaan dalam tindakan pembelajaran. Deskripsi hasil tindakan pembelajaran pada siklus II diuraikan sebagai berikut. Tahap prabaca Guru mengawali pembelajaran dengan memberitahukan tujuan untuk menarik perhatian dan menyiapkan siswa pada proses pembelajaran.selanjutnya guru membangkit-kan skemata dengan kegiatan Tanya jawab. Terlebih dahulu menjelaskan materi membaca intensif. Kemudian siswa diminta untuk mengamati media cetak yang sudah disediakan. Kegiatan berikutnya adalah siswa diminta mengajukan pertanyaan terhadap media cetak yang sudah disediakan. Hal ini untuk mengaktifkan daya pikir atau skemata yang dimiliki siswa, agar sikap intensifnya timbul dan kemampuan bertanya semakin terasah. Tahap saat baca NOSI Volume 2, Nomor 9, Februari 2015 Halaman 168
6 Sebelum membaca, siswa membentuk kelompok dengan anggota 2-3 siswa. Guru memberikan penjelasan tentang prosedur membaca yang harus dilakukan siswa daam kelompok, yakni: (1) masing-masing siswa membaca sekilas teks berita; (2) berdiskusi kelompok untuk membuat pertanyaan; (3) berdiskusi tentang isi bacaan berdasarkan pertanyaan penuntun; dan (4) mengajukan dan menjawab pertanyaan tentang bacaan dengan bimbingan guru. Setelah siswa membaca sekilas, guru memberikan kesempatan siswa untk mengajukan pertanyaan tentang bacaan. Selanjutnya siswa berdiskusi untuk menemu-kan informasi, mengajukan pertanyaan, menyimpulkan isi bacaan dan menanggapi bacaan. Kegiatan tersebut dipandu dengan pertanyaan penyaan. Pertanyaanpertanyaan tersebut dikemukakan siswa pada saat proses membaca bersama kelompoknya. Siswa tam-pak percaya diri dan tidak takut mengajukan pertanyaan kepada kelompok lain. Pertanyaan siswa tersebut selanjutnya dibahas bersama-sama dengan mengajak siswa lain untuk memberikan tanggapan terhadap pertanyaan yang sedang dibahas. Dalam proses diskusi, siswa cukup aktif mencari jawaban dalam bacaan dan membicarakannya dengan anggota kelompoknya. Tahap pascabaca Pembelajaran tahap pascabaca pada siklus II dilakukan dengan langkah-langkah pada siklus I dengan memperhatikan alokasi waktu pelaksanaannya. Pemebelajaran dilakukan dengan kegiatan diskusi kelas untuk memantapkan pemahaman siswa terhadap isi bacaan. Kegiatan ini berlangsung dengan mengemukakan pertanyaan dari siswa atau guru, kemudian disampaikan di depan kelas. Hasil evaluasi menunjukkan, bahwa pada pelaksanaan pembelajaran siklus I siswa yang belum mencapai standar ketuntasan minimal (memperoleh niai dibawah 75) sebanyak 5 siswa atau 35%. Nilai terendah 65 dan nilai tertinggi 90 dengan rata-rata kelas sebesar 77. Dan setelah dilakukan siklus II dapat diketahui siswa yang dibawah standar ketuntasan minimal dapat memperbaiki hasil pembelajarannya. Nilai terendah 65 yakni 1 orang dan 2 orang hampir mencapai KKM, tetapi siswa lain dapat mencapai nilai ketuntasan yang diinginkan. Pada siklus II ini rata-rata kelas 77.5, walaupun ada 3 siswa yang belum mencapai kriteria pembelajaran yang ditentukan. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa proses dan hasil pembelajaran membaca intensif meningkat setelah diterapkan teknik SQ3R. SIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian menunjukkan, (1) pelaksanaan pembelajaran membaca intensif dengan teknik SQ3R dapat meningkatkan proses belajar siswa SMP Negeri 2 Panarukan Kabupaten Situbondo, (2) penerapan pembelajaran membaca intensif dengan teknik SQ3R dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMP Negeri 2 Panarukan Kabupaten Situbondo. Hal ini dibuktikan dengan nilai yang diperoleh dari pra siklus 72,5%, siklus I 77% dan siklus II 77,5%. Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran diperoleh simpulan berikut; proses pembelajaran pada tahap prabaca, kegiatan membangkitkan skemata siswa dengan memberikan pertanyaan tentang pengalaman siswa berkaitan dengan topik. Hal ini tampak pada kegiatan siswa menyampaikan pengalaman dan menjawab pertanyaan guru. Pembelajaran saat-baca dilakukan dengan membaca dalam hati, membaca paragraf demi paragraph dan diskusi kelompok serta mengajukan pertanyaan dan menanggapi bacaan. Kegiatan ini semakin efektif setelah dilaksanakan NOSI Volume 2, Nomor 9, Februari 2015 Halaman 169
7 dengan tehnik diskusi kelompok. Pembelajaran pascabaca dilakukan dengan diskusi kelas, diketahui bahwa kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat, menanggapi dan memahami sis bacaan semakin baik. Berdasarkan data dan hasil penelitian yang telah dipaparkan, dikemukakan beberapa saran berikut. 1. Pembelajaran membaca intensif telah menunjukkkan hasil dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa. Hasil penelitian ini merupakan himbauan kepada kepala sekolah selaku penanggungjawab di sekolah untuk memberikan peluang kepada guru melaksanakan pembelajaran membaca intensif dengan tehnik SQ3R dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Peluang yang dimaksud adalah fleksibilitas pengaturan waktu, penyediaan buku bacaan, dan fasilitas belajar atau media di sekolah. 2. Pelaksanaan pembelajaran membaca intensif dapat dilaksanakan dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan kurikulum (K13) yang ditentukan oleh pemerintah dan mempertimbangkan aspek lingkungan sekolah dan karakteristik siswa. 3. Mengingat pentingnya peran pertanyaan dalam membangkitkan skemata siswa, pada pembelajaran tahap prabaca guru memberikan pertanyaan sederhana dengan mengaitkan pengalaman siswa. Hal ini berkaitan erat dengan tanggapan yang diajukan oleh siswa. Dengan pertanyaan yang diberikan oleh guru, siswa dibantu untuk memprediksi isi bacaan sehingga proses membaca intensif dapat dilaksanakan dengan baik. 4. Pembelajaran tahap saat-baca, guru membimbing siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang isi bacaan. Hal ini membantu siswa untuk mengembangkan sikap pemahaman selama membaca. Misalnya, memberikan kesempatan kepada siswa yang jarang bertanya, meminta siswa menuliskan pertanyaannya di papan sebagai model. Model ini dilakukan secara individual maupun klasikal. Secara individual siswa dapat melakukan kegiatan membaca dalam hati secara sekilas. Secara klasikal siswa ditugasi untuk mendiskusikan isi bacaan dengan teman sebangku. Kegiatan diskusi ini siswa dapat mengembangkan kemampuan berdialog, bertanya, bertukar pikiran, menanggapi pendapat orang lain, mengembangkan rasa percaya diri dan berani mengemukakan pendapat. 5. Sekolah menengah pertama negeri 2 Panarukan Situbondo khususnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan untuk pelaksanaan kegiatan belajar di kelas. Hal ini dapat disajikan berupa aspek pembelajaran keterampilan membaca intensif dengan tehnik SQ3R, bahkan guru di tingkat satuan pendidikan lebih rendah, seperti SD/MI dan atau yang lebih tinggi, seperti SMK/SMA/MA diharapkan juga menggunakan penelitian ini dalam upaya melakukan inovasi pembelajaran bahasa Inodnesia ataupun bidang studi lain. 6. Mengingat efektifitas diskusi kelas pada tahap pascabaca, guru agar melaksanakan diskusi kelas dengan mengajukan pertanyaan tentang isi bacaan sebagai bahan diskusi. Kegiatan ini berfungsi untuk memantapkan pemahaman siswa terhadap isi bacaan yang telah dibaca. Untuk itu, evaluasi pembelajaran hendaknya dilakukan pada akhir pembelajaran. Evaluasi proses dilakukan dengan pengamatan yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung dan evaluasi hasil dilakukan dengan tes pada akhir pembelajaran. NOSI Volume 2, Nomor 9, Februari 2015 Halaman 170
8 DAFTAR RUJUKAN Abidin, Yunus Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung Aditama Anderson, Lory W Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Dalman Keterampilan membaca. Jakarta: Raja Grafindo Persada Daryanto Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah, Yogyakarta: Gavamedia Elfanany, Burhan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Araska Ghazali, Syukur Pembelajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Refika Aditama Nurhadi Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca? Malang: Sinar Baru Bandung Soamdayo, Samsu Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta: Graha Ilmu Subyantoro, Pengembangan Keterampialan Membaca Cepat. Yogyakarta: Graha Ilmu Suprapto Metodologi Penelitian Ilmu Pendidikan dan Ilmu-ilmu Pengetahuan social. Yogyakarta: Center for Academic Publishing Servis (CAPS) Syamsuddin Metode Penelitian Bahasa. Bandung: Rosada Tarigan, Henry Guntur Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa NOSI Volume 2, Nomor 9, Februari 2015 Halaman 171
Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN KALIMAT UTAMA DALAM PARAGRAF PADA SISWA KELAS VIIB SMP 17 AGUSTUS 1945 CLURING MENGGUNAKAN METODE STAD TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan
35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Motode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas dalam bahasa Inggris
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013 2014 Sugiani Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK SISWA KELAS IV SDN WAKAH 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK SISWA KELAS IV SDN WAKAH 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI SUMARYADI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Lebih terperinciPROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI MEMBACA EKSPRESIF
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI MEMBACA EKSPRESIF Aknes Triani, 2 Nur Hafsah Yunus MS, 3 Muhammad Syaeba Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Al Asyariah Mandar Aknes.Triani@gmail.com
Lebih terperinciJ-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X Oleh Linda Permasih Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. Dr. Edi Suyanto, M.Pd. email: linda.permasih99@gmail.com Abstrac
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNP Kediri
PENERAPAN MODEL STAD DENGAN PERMAINAN KUIS MAKE A MATCH PADA MATERI SISTEM GERAK TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII J SMPN 2 NGUNUT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD NEGERI NO.
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD NEGERI NO. 107402 SAENTIS Demmu Karo-Karo Surel: demmu_karokaro@yahoo.com ABSTRAK Subjek
Lebih terperinciMeningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai
Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Margareta Ni Made Ardani Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BERJENJANG SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK PGRI CEPU TAHUN PELAJARAN
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BERJENJANG SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK PGRI CEPU TAHUN PELAJARAN 2016-2017 Azis Amrulloh Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI TEKNIK TGT PADA SISWA KELAS VII MTs. AL HIDAYAH WONOREJO, PASURUAN
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI TEKNIK TGT PADA SISWA KELAS VII MTs. AL HIDAYAH WONOREJO, PASURUAN Nikmatul Izah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Tujuan penelitian tindakan
Lebih terperinciA an Mi rajul Wathoni Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL DENGAN TEKNIK ROLE PLAYING SISWA KELAS V SDN 3 MUNGGU KECAMATAN BUNGKAL KABUPATEN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 A an Mi rajul
Lebih terperinciSusanto Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: pembelajaran bercerita, metode TSTS, hasil belajar
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENCERITAKAN TOKOH IDOLA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 PRIGEN KABUPATEN PASURUAN Susanto Mahasiswa Magister Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode, Desain, dan Alur Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik penelitian tindakan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN YULI AMBARWATI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Berdasarkan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Masalah ini akan dipecahkan dengan menggunakan metode penelitian
BAB METODOLOGI PENELITIAN.1 Metode Penelitian Masalah ini akan dipecahkan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). Berdasarkan permasalahan yang muncul di dalam
Lebih terperinciPeningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang
Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang Safitri 1), Eti Sunarsih 2) 1) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FLASH CARD PADA KELAS 4 SD. Oleh Cerianing Putri Pratiwi
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FLASH CARD PADA KELAS 4 SD Oleh Cerianing Putri Pratiwi cerianingputrip@ikippgrimadiun.ac.id ABSTRAK Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) meningkatkan
Lebih terperinciDidit Yulian Kasdriyanto. Staf Pengajar, Universitas Panca Marga, Probolinggo (diterima: , direvisi
ISSN 2354-6948 Penerapan Metode Pengamatan Langsung Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas V SDN Malasan Wetan 02 Kecamatan Tegal Siwalan Kabupaten Probolinggo Didit Yulian Kasdriyanto
Lebih terperinciPeningatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Menggunakan Model Cooperative Think Pair Share Pada Siswa Kelas X C SMA Negeri 5 Singkawang
Peningatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Menggunakan Model Cooperative Think Pair Share Pada Siswa Kelas X C SMA Negeri 5 Singkawang Elsa Lestari 1), Wahyuni Oktavia 2) 1) STKIP Singkawang,
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TAYANGAN TELEVISI CERMIN KEHIDUPAN TRANS 7
Oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Galuh ABSTRAK Kenyataannya di SMK Farmasi Bakti Kencana Banjar beberapa siswa diantaranya kurang mampu menggunakan imajinasi atau
Lebih terperinciSuheni Dwi Cahyati Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika dan Aktivitas Belajar Melalui Pendekatan Kontekstual Dengan Setting Think Pair Share (TPS) Pada Siswa Kelas VIIB SMPN 1 Kecamatan Kauman Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai karena bahasa adalah sarana interaksi dan alat komunikasi antar manusia. Negara Indonesia merupakan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN STRATEGI AKTIVITAS MEMBACA BERPIKIR TERBIMBING(AMBT) SISWA KELAS II DI SDN GONDOWANGI 01
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN STRATEGI AKTIVITAS MEMBACA BERPIKIR TERBIMBING(AMBT) SISWA KELAS II DI SDN GONDOWANGI 01 Budi Mulyanto Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di SDN Margamukti, Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang. Alasan pertama peneliti memilih sekolah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awal (Pra Siklus) Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti mencari data awal nilai keterampilan berbicara pada pelajaran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau juga disebut dengan istilah Classroom Action Research. Penelitian tindakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. disarankan adalah penelitian tindakan. Dari namanya itu sendiri sudah. bukanlah kepentingan guru) (Arikunto, 2012:2).
21 BAB III METODE PENELITIAN A. Proses Tindakan Pada dasarnya ada beragam penelitian yang dapat dilakukan oleh guru, misalnya penelitian deskritif, penelitian eksperimen, dan penelitian tindakan. Diantara
Lebih terperinciPEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN KEMPAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT SISWA KELAS V SDN II KALIBATUR
PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN KEMPAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT SISWA KELAS V SDN II KALIBATUR Hanik Masrokah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Keterampilan menyimak
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS III SD NEGERI SEPAT 2 SRAGEN TAHUN AJARAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis yaitu penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Menurut Burn sebagaimana dikutip Kunandar penelitian tindakan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai meningkatkan keterampilan berbicara dengan metode
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian mengenai meningkatkan keterampilan berbicara dengan metode delivery from memory ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN
Jurnal Euclid, Vol.4, No.1, pp.739 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN Kusnati SMPN 3 Ciawigebang;
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis yaitu penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu kajian sistematik dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis yaitu penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Menurut Burn sebagaimana dikutip Kunandar penelitian tindakan
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek Isna Basonggo, I Made Tangkas, dan Irwan Said Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT PADA SISWA KELAS V SD N KARANGMOJO BANTUL
112 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 2 Tahun ke-6 2017 PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT PADA SISWA KELAS V SD N KARANGMOJO BANTUL IMPROVING
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG Dwi Sulistyorini Abstrak: Dalam kegiatan pembelajaran menulis, siswa masih banyak mengalami kesulitan
Lebih terperinciSetiana Solehah 1 dan Uyu Mu awwanah 2
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENDENGARKAN PADA MATERI MENYAMPAIKAN KEMBALI ISI PENGUMUMAN YANG DIBACAKAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TERPADU TIPE TERSARANG (NESTED) Setiana Solehah 1 dan Uyu Mu awwanah
Lebih terperinciMohammad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas, ( Bandung: CV Wacana Prima, 2007), hlm 4.
BAB III METODE PENELITIAN UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI PENDEKATAN MASTERY LEARNING A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS V SDN NO. 1 OTI MENULIS SURAT DINAS MELALUI PENERAPAN METODE LATIHAN TERBIMBING
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS V SDN NO. 1 OTI MENULIS SURAT DINAS MELALUI PENERAPAN METODE LATIHAN TERBIMBING Asdir, Gazali, dan Efendi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja
54 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini dirancang dengan penelitian tindakan kelas yang merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan
Lebih terperinciBelliy Tulus Wicaksono Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: peningkatan, berwawancara sederhana, narasumber, strategi pemodelan
PENINGKATAN BERWAWANCARA SEDERHANA DENGAN NARASUMBER MELALUI STRATEGI PEMODELAN SISWA KELAS V SDN II BESOLE KECAMATAN BESUKI KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Belliy Tulus Wicaksono Mahasiswa
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau Sumanti N. Laindjong, Lestari M.P. Alibasyah, dan Ritman Ishak Paudi Mahasiswa Program Guru
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANDUAN WAWANCARA MELALUI MEDIA REKAMAN TAYANGAN BERITA. Nur Kholik Mahasiswa Magiter Pendidikan Bahasa Indonesia
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANDUAN WAWANCARA MELALUI MEDIA REKAMAN TAYANGAN BERITA Nur Kholik Mahasiswa Magiter Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan proses pembelajaran
Lebih terperinciIII. PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengidentifikasi unsur intrinsik cerita anak melalui teknik discovery ini
III. PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Penelitian mengenai pembelajaran aspek
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Kemmis (1988) Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG Farraz Putri Febriani, Suminah PP3 Jalan Ir. Soekarno No. 1 Blitar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. PTK merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang
BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian Pada penelitian ini, rancangan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Saryono, (dalam Yanti dan Munaris, 0:) PTK merupakan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Masalah ini akan dipecahkan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). Berdasarkan permasalahan yang muncul di
Lebih terperinciBAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR),
BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR),
Lebih terperinciPeningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana
Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana Jumiyanti, Saharudin Barasandji dan Efendi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan
Lebih terperinciKETERAMPILAN MEMBACA CEPAT DALAM MENEMUKAN GAGASAN UTAMA
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT DALAM MENEMUKAN GAGASAN UTAMA Ade Husnul Khotimah 1, Dadan Djuanda 2, Dadang Kurnia 3 1,2,3 Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK CERITA BERANTAI PADA SISWA KELAS IV-C SDN DITOTRUNAN 01 LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013.
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK CERITA BERANTAI PADA SISWA KELAS IV-C SDN DITOTRUNAN 01 LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jupri Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013-2014 Helmi Susanti Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:Prestasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngajaran 03, yaitu sekolah dasar di desa Ngajaran Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Orientasi dan Identifikasi Masalah Penelitian yang dilakukan penulis meliputi tiga kegiatan, yaitu : 1) kegiatan orientasi dan identifikasi masalah, 2) tindakan
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KELOMPOK KECIL PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KELOMPOK KECIL PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V HERMANSYAH TRIMANTARA 1) RATNO WIBOWO 2) IAIN RADEN INTAN LAMPUNG Abstrak Penelitian ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut classroom action research. Menurut Arikunto dkk
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV SDN SONOPATIK 1 NGANJUK MENGGUNAKAN TEKNIK ON-OFF TAHUN PELAJARAN 2014/2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV SDN SONOPATIK 1 NGANJUK MENGGUNAKAN TEKNIK ON-OFF TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Imam Achmad Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Rendahnya
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII DI MTS NURUL JADID KABUPATEN PROBOLINGGO MELALUI TEKNIK STAD
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII DI MTS NURUL JADID KABUPATEN PROBOLINGGO MELALUI TEKNIK STAD Andriyanto Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Unisma
Lebih terperinciPenerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat
Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat Maria Ulpa Djuanda, Fatmah Dhafir, dan Minarni Rama Jura Mahasiswa
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X TKJ SMK TAHSINUL AKHLAQ SITUBONDO DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TAKE AND GIVE
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X TKJ SMK TAHSINUL AKHLAQ SITUBONDO DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TAKE AND GIVE Diansyah Rifky Sabila Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWAKELAS VIII U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWAKELAS VIII U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Rustini Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) penelitian tindakan kelas ini bertujuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam peneltian ini adalah guru mata pelajaran IPS dan siswa
30 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam peneltian ini adalah guru mata pelajaran IPS dan siswa kelas IV tahun pelajaran 2014-2015 dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Observasi Awal Sebelum melakukan tindakan pada siklus I, peneliti melakukan observasi awal di kelas IX MTs Ma arif NU 1 Karanglewas Kabupaten Banyumas. Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu alat komunikasi untuk saling berinteraksi dalam kehidupan manusia baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Indonesia merupakan salah satu
Lebih terperinciJurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN 2354-614X Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Dalam Memahami Isi Cerita Pendek Pada Siswa Kelas V SDN
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN
2.886 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi Juni Tahun 2016 PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN THE IMPROVEMENT OF READING
Lebih terperinciSekar Nurgupita 1, Riana Irawati, 2 Prana Dwija Iswara, 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 1. 2
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN METODE PQRST (PREVIEW, QUESTION, READ, SUMARY, TEST) DENGAN TEKNIK PERMAINAN AMPLOP WARNA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI CERITA ANAK Sekar
Lebih terperinciLia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres Pandaluk Pada Materi Penjumlahan Bilangan Bulat Lia Agustin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Lebih terperinciMondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian juga sering disebut metodologi yaitu cara-cara untuk mengumpulkan dan menganalisa data-data yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan
Lebih terperinciPeningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu
Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu E-Journal Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo Nurhasnah, Rizal, dan Anggraini Mahasiswa Program Guru Dalam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahun Pelajaran 2013/2014. Tabel rencana pelaksanaan penelitian
47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan Juni Tahun Pelajaran 2013/2014. Tabel rencana pelaksanaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Proses pembelajaran IPS di kelas 5 SD Negeri Tondokerto Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2013/2014 sebelum diadakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian 1. Pra siklus Pada tahap pra siklus ini yang dilakukan oleh peneliti berupa pendokumentasian daftar nama, daftar nilai peserta didik, dan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI PENGGUNAAN METODE ESTAFET WRITING
Oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Galuh ABSTRAK Salah satu hal penting dalam pembelajaran menulis puisi bebas adalah kemampuan mengemukakan perasaan menulis dalam
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 2016 ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI
Lebih terperinciKeywords: Directed-Reading-Thinking-Activity (DRTA), images, reading comprehension
PENGGUNAAN STRATEGI DIRECTED-READING-THINKING- ACTIVITY (DRTA) DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DI KELAS V SDN 5 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2014/2015 Oleh : Nenik Lestari
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki
31 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain dan Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman dalam menentukan pokok
29 BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman dalam menentukan pokok pikiran
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN CTL BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA
PENERAPAN PENDEKATAN CTL BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA Ema, Siti Halidjah, Syamsiati Program Studi PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kemmis, sebagaimana dikutip oleh Wina Sanjaya menyebutkan penelitian tindakan
Lebih terperinciAprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII-A MTs MIFTAHUL ULUM BATOK, MADIUN Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN:
PENGGUNAAN ALAT PERAGA DALAM BENTUK GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA (THE USE FIGURE DRAWING TO INCREASE LEARNING STUDENT S ACHIEVEMENT) Dita Ade Vian Perdana (ditaadevianperdana@yahoo.com)
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data 1. Paparan Data Pra Tindakan Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Palembang. Selanjutnya,
Lebih terperinciPenggunaan Metode Demontrasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Murid Kelas II SD Taba
Penggunaan Metode Demontrasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Murid Kelas II SD Taba Desak Made Sriwulandari, Efendi, dan Yun Ratna Lagandesa Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan
Lebih terperinciHannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan
1 PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA SUB POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS VIII-7 SMP NEGERI 1 KREMBUNG SIDOARJO SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting dan Waktu Penelitian Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Bandung, Jalan Semar No. 5 Bandung. Subjek penelitian ini adalah siswa
Lebih terperinciPENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA
PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA Dra. Isnaeni Praptanti, M.Pd., dan Drs. Karma Iswasta
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau Fatimah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN TINDAKAN
14 BAB III PELAKSANAAN TINDAKAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini di Kelas IV SDN Kalisalak Batang yang mempunyai 28 siswa. Dari 28 siswa tersebut terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 13 siswa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Bentuk Penelitian 1. Metode Penelitian Metode adalah cara sistematis yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu. Metode yang digunakan dalam
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS V SD NEGERI TRUNENG KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS V SD NEGERI TRUNENG KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO Sri Jumini Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Lebih terperinci