Mochammad Bayu Firmansyah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Mochammad Bayu Firmansyah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia"

Transkripsi

1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK GEN ESTETIKA DAN PENGINTEGRASIAN STRATEGI METAKOGNITIF PADA SISWA KELAS VII MTS YTI NGULING TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Mochammad Bayu Firmansyah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan menulis puisi siswa terutama dalam pembelajaran menulis kreatif puisi berkenaan dengan peristiwa yang pernah dialami. Teknik gen estetika dan pengintegrasian strategi metakognitif dapat memacu keaktifan siswa dan mendorong siswa untuk menulis puisi. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas VII MTs YTI Nguling. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs YTI Nguling, yang berjumlah 37 siswa dan objek penelitian ini adalah kemampuan menulis puisi siswa. Prosedur pelaksanaan tindakan penelitian ada empat tahap yaitu, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket, tes, wawancara, catatan lapangan, dan alat perekam gambar. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif. Kriteria keberhasilan tindakan ditentukan berdasarkan proses dan produk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan teknik gen estetika dan pengintegrasian strategi metakognitif dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas VII MTs YTI Nguling, baik secara proses maupun hasil. Secara proses, peningkatan tampak pada proses pembelajaran yang semakin baik dan menyenangkan. Siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Secara hasil, kemampuan menulis puisi siswa mengalami peningkatan pada setiap siklus. Keberhasilan ini, ditunjukkan setelah implementasi tindakan selama dua siklus, kemampuan rata-rata siswa dalam menulis puisi menjadi berkategori baik. Penggunaan strategi metakognitif dalam proses pembelajaran menulis puisi sangat membantu siswa. Hal tersebut dapat diketahui dalam angket penggunaan strategi metakognitif siswa yang terdiri atas (a) memusatkan pembelajaran, (b) menyusun dan merencanakan pembelajaran, (c) mengevaluasi pembelajaran. Kata kunci: pembelajaran, puisi, teknik gen estetika, strategi metakognitif Pembelajaran menulis kreatif puisi berkenaan dengan peristiwa yang pernah dialami merupakan salah satu keterampilan menulis yang diajarkan di sekolah. Dalam silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia tingkat SMP/ MTs, pembelajaran menulis kreatif puisi berkenaan dengan peristiwa yang pernah dialami memiliki standar kompetensi dan kompetensi dasar: 16. Mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui kegiatan menulis kreatif puisi Menulis kreatif puisi NOSI Volume 2, Nomor 4, Agustus 2014 Halaman 311

2 berkenaan dengan peristiwa yang pernah dialami. Puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (Waluyo, 2003). Dalam puisi kata-kata tidaklah keluar dari simpanan ingatan. Kata-kata dalam puisi itu lahir dan dilahirkan kembali (dibentuk) pada waktu pengucapannya sendiri. Dalam puisi tak ada perbedaan antara kata-kata dan pikiran. Kata-kata yang tertuang dalam puisi adalah wakil dari pikiran penulisnya. Oleh karena itu diksi atau pilihan kata dalam penulisan puisi sangatlah penting. Pada pelaksanaan pembelajaran menulis kreatif puisi, beberapa siswa kurang mampu menulis dengan tepat. Siswa hanya sekedar menulis puisi serta melaksanakan tugas dalam mata pelajaran bahasa Indonesia tanpa memperhatikan tujuan dan manfaat dari pembelajaran tersebut. Banyak siswa mengalami kesulitan ketika harus mengungkapkan pikirannya dalam bentuk tulisan. Terlebih pada praktiknya, siswa sulit menuangkan gagasannya dikarenakan minimnya makna dalam kosakata, menciptakan kata-kata baru dan bermain rima guna menciptakan efek suara. Pembelajaran menulis kreatif puisi di sekolah seringkali dianggap sulit dan membosankan oleh siswa. Siswa yang merasa kurang mampu menulis cenderung memilih untuk diam dan pasif. Mereka kurang berani menulis puisi dan sulit untuk menuangkan gagasannya ke dalam bentuk tulisan. Hal tersebut yang menjadi kendala para siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Dari permasalahan di atas, diperlukan strategi pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa. Dalam menentukan strategi pembelajaran diperlukan pemahaman yang mendalam mengenai materi yang akan disampaikan dan pengetahuan tentang strategi pembelajaran yang sesuai. Strategi pembelajaran yang sudah ada sangat banyak sehingga harus dipilih strategi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Berdasar hasil observasi awal dan wawancara peneliti dengan guru Bahasa Indonesia kelas VII MTs YTI Nguling, pada 13 November 2013 ditemukan beberapa kendala yang dihadapi pada saat pelaksanaan pembelajaran menulis puisi di kelas, seperti: siswa kurang aktif dalam kegiatan penemuan kata, siswa kesulitan mencari kata-kata baru yang banyak makna, siswa kurang berani melakukan percobaan dengan bunyibunyi kata dan siswa kurang memahami rima. Pembelajaran menulis puisi di kelas VII MTs YTI Nguling, belum menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai, sehingga pada pelaksanaannya belum berhasil secara optimal. Hal inilah yang menjadi permasalahan dalam pembelajaran menulis puisi. Oleh karena itu, peneliti menerapkan teknik Gen Estetika dalam pembelajaran menulis puisi. Teknik Gen Estetika merupakan akronim dari Gali ide yang unik, konsep puisi, tulis secara puitis, tambahi dengan nilai artistik, serta sunting dan publikasi. Pada hakikatnya, teknik Gen Estetika ini menggunakan pendekatan proses dan teori Waluyo tentang struktur puisi. Teknik Gen Estetika ini merupakan suatu cara membuat puisi melalui pengisian aplikasi menulis puisi secara terstruktur. Teknik Gen Estetika cocok digunakan dalam pembelajaran menulis puisi karena siswa dapat menuangkan ide-ide kreatifnya yang didukung oleh pengisian aplikasi menulis puisi secara terstruktur. Pelaksanaannya dilakukan dengan pengisian aplikasi menulis puisi secara individu yang dipandu oleh guru. Dengan strategi pembelajaran ini, siswa akan mampu menulis kreatif puisi karena langkah dalam teknik Gen NOSI Volume 2, Nomor 4, Agustus 2014 Halaman 312

3 Estetika mengharuskan setiap siswa untuk melakukan pengisian aplikasi menulis puisi secara terstruktur. Pembelajaran menulis kreatif puisi dikatakan meningkat tidak serta merta disebabkan oleh satu strategi yang diterapkan, namun juga dikarenakan oleh pengintregasian suatu strategi belajar. Strategi Metakognitif dipilih untuk membantu teknik Gen Estetika dalam meningkatkan pembelajaran menulis siswa, khususnya menulis kreatif puisi berkenaan dengan peristiwa yang pernah dialami. Strategi tersebut memiliki peranan penting dalam membantu siswa untuk dapat menuangkan ide-idenya dalam aplikasi menulis puisi secara terstruktur. Menurut Oxford (1990) strategi metakognitif merupakan strategi tidak langsung, tindakan yang berlangsung di luar alat pemahaman secara murni dan yang memberikan suatu cara bagi pembelajar untuk mengkoordinasikan proses pembelajaran mereka sendiri. Strategi ini terdiri atas (a) memusatkan pembelajaran anda (b) meny usun dan merencanakan pembelajaran anda (c) mengevaluasi pembelajaran anda. Strategi ini akan memudahkan siswa dalam menuangkan gagasannya, menciptakan kata-kata baru dan bermain rima guna menciptakan efek suara. Peneliti menggunakan teknik Gen Estetika dan pengintegrasian strategi metakognitif dengan harapan dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran menulis kreatif puisi berkenaan dengan peristiwa yang pernah dialami dalam hal merumuskan (1) penggalian ide yang unik, (2) pengonsepan isi puisi, (3) pen ulisan secara puitis, (4) penambahan nilai artistik dan (5) sunting dan publikasi. Alasan peneliti melakukan penelitian ini adalah ingin mengatasi permasalahan dalam pembelajaran menulis sebelumnya, khususnya pada pelajaran bahasa Indonesia yakni keterampilan menulis kreatif puisi. Sehingga, menulis setidaknya menjadi kegiatan yang digemari siswa, bukan kegiatan yang ditakuti oleh siswa. Melalui teknik Gen Estetika dan pengintegrasian strategi metakognitif dalam pembelajaran menulis ini siswa akan mengalami proses pembelajaran yang kreatif, inovatif, efektif, dan kompetitif. Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan di atas, ada dua tujuan dalam penelitian ini yaitu, Mendeskripsikan peningkatan aktivitas pembelajaran menulis puisi dengan teknik Gen Estetika dan pengintegrasian strategi metakognitif pada siswa kelas VII MTs YTI Nguling dan Mendeskripsikan hasil belajar menulis puisi dengan teknik Gen Estetika dan pengintegrasian strategi metakognitif pada siswa kelas VII MTs YTI Nguling. Ada dua manfaat dalam penelitian ini, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis yaitu bagi akademisi atau lembaga pendidikan menjadi bahan informasi dalam pembangunan ilmu pengetahuan, dalam meningkatkan keterampilan menulis, khususnya bidang pendidikan. Bagi peneliti, menjadi masukan dalam meneliti dan meningkatkan keterampilan menulis melalui teknik Gen Estetika dan pengintegrasian strategi metakognitif. Manfaat yang kedua adalah manfaat Praktis, yaitu bagi sekolah dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran. Memiliki siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar dan lebih menguasai materi pembelajaran khususnya pembelajaran menulis dan memiliki guru yang selektif dalam memilih strategi pembelajaran. Bagi guru sebagai pertimbangan mengajar pelajaran bahasa Indonesia dan merupakan cara alternatif untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran menulis dan termotivasi untuk lebih kreatif dalam menentukan strategi pembelajaran. Bagi siswa meningkatkan minat, kreativitas, dan NOSI Volume 2, Nomor 4, Agustus 2014 Halaman 313

4 hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis. METODE Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas ( classroom action research). Menurut Burns (dalam Madya, 2007: 8), penelitian tindakan merupakan penerapan penemuan fakta pada pemecahan masalah dalam situasi sosial dengan pandangan untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan di dalamnya, yang melibatkan kolaborasi dan kerjasama para peneliti, praktisi, dan orang awam. Penelitian tindakan kelas terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan (tindakan), observasi (pengamatan), dan refleksi (Burns, dalam Madya, 2007: 59). Acuan yang dijadikan pedoman penelitian tindakan ini adalah model Kemmis dan Mc. Taggart (Madya, 2007: 59-67) yang mencakup penyusunan rencana (plan), tindakan (act), observasi (observe), dan refleksi (reflect). Penelitian berawal dari adanya masalah dalam pembelajaran. Masalah yang ada dieksplorasi oleh peneliti. Kegiatan selanjutnya adalah melakukan prasurvei untuk menangkap kondisi awal subjek penelitian sebelum pemberian tindakan dilakukan. Hal yang juga dilakukan adalah pengukuran kemampuan menulis kreatif puisi siswa kelas VII MTs YTI Nguling. Hasil yang diperoleh dari keduanya didiagnosis dan menjadi dasar perencanaan penelitian. Perencanaan dilakukan secara umum dan khusus. Perencanaan umum meliputi keseluruhan penelitian, sedangkan yang khusus mencakup tiap siklus penelitian yang selalu dilakukan di awal siklus. Selanjutnya dilakukan pemberian tindakan ( acting) dan observasi ( observing) selama tindakan diberikan. Akhir siklus dilakukan refleksi untuk melihat ketercapaian hasil tindakan yang telah diberikan. Tindakan yang dilakukan adalah meningkatkan keterampilan menulis kreatif puisi siswa kelas VII MTs YTI Nguling melalui teknik Gen Estetika dan pengintegrasian strategi metakognitif. Pada siklus pertama para siswa akan mendapatkan materi dan praktik menulis kreatif puisi. Setelah itu, hasil refleksi dari siklus pertama akan dijadikan sebagai dasar untuk menentukan tindakan berikutnya. Keberhasilan penelitian tindakan ini dilihat dari adanya perubahan menuju arah perbaikan dari keadaan semula. Ada dua macam indikator keberhasilan yang digunakan oleh peneliti yakni, indikator keberhasilan proses dan indikator keberhasilan produk. Indikator keberhasilan proses dilihat dari perkembangan jalannya kegiatan. Siswa merasa tertarik, termotivasi utuk melakukan pembelajaran serta berperan aktif selama pembelajaran berlangsung. Keberhasilan proses ini juga dilihat dari keberanian siswa untuk menuliskan ideidenya ke dalam aplikasi penulisan puisi secara terstruktur dan bekerja sama dengan baik selama proses kegiatan berlangsung. Indikator keberhasilan produk dilihat dari tes menulis kreatif puisi melalui teknik Gen Estetika dan pengintegrasian strategi metakognitif. Keberhasilan produk dapat dilihat berdasarkan pada peningkatan jumlah skor rata-rata yang diperoleh pada setiap siklus. Keberhasilan produk dilihat dari adanya peningkatan produk sebesar 70 % siswa mendapat skor 10. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas yang dilakukan yakni mengimplementasikan teknik Gen Estetika serta pengintegrasian strategi belajar metakognitif dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi empat hal yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Sebelum pelaksanaan tindakan dimulai, peneliti mengadakan penilaian tes awal menulis puisi untuk mengetahui kemampuan awal siswa kelas VII MTs NOSI Volume 2, Nomor 4, Agustus 2014 Halaman 314

5 YTI Nguling dalam menulis puisi. Jumlah rata-rata hitung yang diperoleh siswa dari keseluruhan aspek yang dinilai adalah 6,21 atau jika dipersentasekan berjumlah 41,40 %. Dari hasil pretes ini dapat dikatakan bahwa kemampuan menulis puisi siswa kelas VII MTs YTI Nguling masih berkategori kurang. Pelaksanaan tindakan siklus I yang terdiri atas perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Pada tahap perencanaan, peneliti bersama guru kolaborator yaitu guru Bahasa Indonesia, Ibu Dewi Suroya melakukan diskusi untuk merencanakan langkah-langkah yang akan dilakukan pada siklus pertama. Pada tahap pelaksanaan tindakan, dilakukan dua kali pertemuan sesuai dengan kesepakatan pada tahap perencanaan yaitu hari jum at, 9 Mei 2014 dan hari jum at, 16 Mei Pada pelaksanaan hari jum at, 9 Mei 2014 siswa terlihat menyimak dengan seksama penjelasan dari guru. Dilanjutkan dengan menjelaskan materi menulis puisi, teknik gen estetika dan pengintegrasian strategi metakognitif, siswa terlihat penuh semangat dalam mendengarkan penjelasan dari guru. Siswa terlihat antusias sekali ketika guru membagikan aplikasi penulisan puisi dan menunjukkan rasa penasaran untuk segera mengerjakan. Aplikasi penulisan puisi tersebut dibagikan secara individu kepada siswa. Dengan penuh semangat siswa segera mengisi aplikasi penulisan puisi yang terdiri dari tahap penggalian ide dan pengonsepan puisi. Guru kolaborator mendampingi siswa dalam pengisian kolom tersebut sedangkan peneliti melakukan pengamatan selama proses pembelajaran. Pembelajaran usai, guru dan peneliti berdiskusi untuk menyiapkan pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Pada pelaksanaan hari jum at, 16 Mei 2014 dimulai dengan menjelaskan kembali materi menulis puisi dengan melanjutkan tiga tahap pengisian aplikasi puisi yaitu tahap penulisan secara artistik, tahap penambahan nilai artistik dan tahap penyuntingan dan publikasi.guru kolabolator dan peneliti menyiapkan lembar kerja di meja guru untuk memudahkan dalam melanjutkan pembelajaran menulis puisi. Para siswa mulai menyiapkan diri untuk menerima pembelajaran serta siswa diberikan kesempatan untuk bertanya sebelum aplikasi penulisan puisi dibagikan. Selama proses pembelajaran ini berlangsung, peneliti dan guru kolabolator melakukan pengamatan dan mendampingi siswa dalam pengisian aplikasi penulisan puisi. Waktu pelajaran usai,kegiatan belajar mengajar diakhiri dengan berdoa. Pada tahap pengamatan hasil penelitian tindakan siklus I ini dibedakan menjadi dua, yakni pengamatan proses dan pengamatan produk. Pengamatan proses meliputi aktivitas siswa selama pelaksanaan menulis puisi. Pengamatan produk berupa skor siswa berdasarkan hasil menulis puisi di dalam kelas. Dalam pengamatan proses ditemukan siswa menyimak penjelasan guru dengan baik. Suasana kelas pada siklus I, siswa tampak antusias dalam mengisi aplikasi yang telah diberikan oleh guru, meskipun ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam tahap penggalian ide. Hal tersebut dikarenakan siswa mengalami kesulitan dalam menentukan objek serta mengimajinasikan objek padahal batasan objek sudah dijelaskan oleh guru yakni tentang pengalaman yang pernah dialami sesuai dengan kompetensi dasar dalam pembelajaran. Sementara siswa yang sudah memahami tentang teknik Gen Estetika dan pengintegrasian strategi Metakognitif dalam menulis puisi tampak serius dan menemukan cara tersendiri dalam mengisi aplikasi penulisan puisi tersebut. NOSI Volume 2, Nomor 4, Agustus 2014 Halaman 315

6 Pengamatan produk dilakukan oleh peneliti dengan memberikan skor pada pratindakan. Keberhasilan tindakan dalam proses pembelajaran terlihat dari hasil skor tes kemampuan menulis puisi siswa siklus I. Peneliti melakukan penskoran dengan menggunakan instrumen lembar penilaian pada tiap siswa. Kegiatan menulis puisi yang dilakukan dengan menggunakan teknik Gen Estetika dan pengintegrasian strategi belajar Metakognitif menunjukkan peningkatan dibanding kegiatan awal sebelum dikenai tidakan. Siswa yang sebelumnya pada saat pratindakan kurang aktif dalam kegiatan penemuan kata, siswa kesulitan mencari kata-kata baru yang banyak makna, siswa kurang berani melakukan percobaan dengan bunyi-bunyi kata pada siklus I ini sudah aktif dalam penemuan kata, berani memunculkan kata-kata baru yang banyak makna serta berani melakukan percobaan bunyi katakata. Pada tahap refleksi, kendala yang dihadapi selama kegiatan siklus I ini adalah siswa menulis puisi terlihat kurang persiapan matang, sehingga kesulitan dalam mengungkapkan imajinasinya dalam bentuk objek berdasarkan peristiwa yang pernah dialami. Aplikasi penulisan puisi yang disediakan guru kolaborator dan peneliti belum digunakan secara maksimal. Aspek penguasaan materi juga menjadi salah satu kendala dalam menulis kreatif puisi. Semua aspek belum sesuai indikator, dan masih perlu ditingkatkan. Dua aspek yang perlu lebih ditingkatkan yaitu aspek diksi sebesar 3,08 dan aspek sunting puisi sebesar 2,75. Langkah tindakan yang akan dilakukan pada siklus II adalah memperbaiki dan meningkatkan kemampuan menulis kreatif puisi siswa. Guru akan memberikan penjelasan dan contohcontoh lebih detail untuk mengolah kemampuan menulis kreatif puisi siswa. Kemampuan siswa dalam menentukan objek penulisan, pengenalan objek dan interpretasi objek, serta memulai dengan kata kunci akan diajarkan kembali oleh guru. Guru kolaborator dan peneliti pun membahas langkah yang diambil pada siklus II sebagai sarana perbaikan dan peningkatan kemampuan menulis kreatif puisi siswa. Pelaksanaan tindakan siklus II yang terdiri atas perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Perencanaan tindakan siklus II ini bertujuan untuk meningkatkan aspekaspek yang belum tercapai pada siklus I. Adapun aspek-aspek yang masih perlu ditingkatkan, yakni aspek ide dan keunikan tema, diksi dan sunting puisi. Aspek-aspek tersebut masih perlu ditingkatkan lagi untuk mencapai hasil yang lebih maksimal. Pada tahap pelaksanaan tindakan dilakukan dua kali pertemuan yaitu hari Senin, 19 Mei 2014 dan hari Selasa, 20 Mei Pelaksanaan tindakan pada hari Senin, 19 Mei 2014 diawali dengan guru kolaborator menjelaskan kembali hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis kreatif puisi yaitu aspek ide dan keunikan tema, diksi dan sunting puisi. Khususnya tahapan-tahapan dalam menulis kreatif puisi yang terdiri atas tahap penggalian ide yang unik, tahap pengonsepan puisi, tahap penulisan secara puitis, tahap penambahan nilai artistik dan tahap sunting dan publikasi. Pada pelaksanaan tindakan hari Selasa, 20 Mei 2014 melanjutkan menulis kreatif puisi dengan menggunakan teknik Gen Estetika dan strategi metakognitif. Guru kolabolator menyapa peneliti dengan semangat dan siap menilai kemampuan menulis kreatif puisi siswa. Pelajaran dimulai dengan berdoa, sejumlah 37 siswa terlihat bersiap-siap dan tidak sabar ingin mengisi aplikasi penulisan puisi secara terstruktur yang terdiri atas tahap penulisan secara puitis, tahap penambahan nilai artistik dan tahap sunting dan publikasi. Keberanian dan NOSI Volume 2, Nomor 4, Agustus 2014 Halaman 316

7 keaktifan siswa untuk menulis kreatif puisi semakin meningkat. Jam pelajaran berakhir ditutup dengan pemberian reward pada tiga penulis puisi terbaik. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucap rasa bangga kepada seluruh siswa yang mampu menulis puisi dengan baik. Pada tahap pengamatan siklus II peneliti mengamati proses pembelajaran dengan menggunakan instrumen penelitian yang sebelumnya telah disepakati dan didiskusikan dengan kolabolator. Instrumen yang digunakan peneliti meliputi lembar penilaian menulis kreatif puisi, catatan lapangan, disertai dengandokumentasi berupa foto. Hasil penelitian tindakan siklus II ini dibedakan menjadi dua, yakni pengamatan proses dan pengamatan produk. Melalui pengamatan proses ditemukan peningkatan aktivitas pembelajaran, diantaranya siswa sudah dapat menentukan objek berdasarkan peristiwa yang pernah dialami, mengimajinasikan objek serta membuat catatan kecil untuk memudahkan dalam menulis puisi. Melalui hasil tabel penggunaan strategi metakognitif 95% siswa memusatkan pembelajarannya, karena dengan adanya strategi metakognitif terutama dari komponen tersebut siswa menjadi mudah mengikuti pembelajaran dan pembelajarannya lebih terfokus. Sementara 97% siswa menyusun dan merencanakan pembelajarannya. Hal tersebut diwujudkan melalui catatan kecil dan kata kunci yang disusunnya. 81% siswa mengevaluasi pembelajarannya melalui tahap penyuntingan dan publikasi. Pada tahapan tersebut siswa mempunyai kesempatan untuk menyempurnakan puisinya yang telah di konsep pada tahap penambahan nilai artistik. Dapat disimpulkan, kemampuan menulis kreatif siswa meningkat dengan menggunakan teknik Gen Estetika dan pengintegrasian strategi metakognitif. Pengamatan produk ditunjukkan melalui hasil produk siswa. Produk siswa mengalami peningkatan pada tiap aspeknya dari pratindakan hingga siklus II. Secara keseluruhan aspek menulis kreatif puisi mengalami peningkatan skor dari pratindakan 6.18 menjadi pada siklus II. Refleksi dilakukan peneliti dengan kolabolator setelah pengamatan selesai. Peneliti dan kolabolator berdiskusi tentang apa yang telah dilaksanakan pada siklus II. Kegiatan refleksi didasarkan pada pencapaian indikator keberhasilan penelitian. Secara proses, pada siklus II ini siswa sudah aktif dalam penemuan kata, siswa berani bermain-main dengan kata yang banyak makna dan siswa berani melakukan percobaan dengan bunyi-bunyi kata sesuai dengan permasalahan yang diungkapkan oleh guru Bahasa Indonesia kelas VII MTs YTI Nguling pada tanggal 13 November Sikap siswa saat di kelas sudah tenang dan terkondisi dengan baik. Proses pembelajaran di kelas terlihat lebih hidup. Hal ini terlihat dari antusias siswa dalam menulis puisi dengan teknik Gen Estetika dan strategi Metakognitif.Siswa terlihat bersemangat mendapatkan tugas menulis puisi, mengisi aplikasi penulisan puisi secara terstruktur dan menerapkan strategi Metakognitif. Secara produk, peningkatan kemampuan menulis kreatif puisi dapat dilihat dari tes kemampuan menulis kreatif puisi. Peningkatan skor dapat dilihat dari rata-rata skor siklus I ke siklus II yang dapat dilihat pada tiap-tiap aspeknya. Deskripsi AwalKemampuan Menulis Kreatif Puisi Siswa Tes kemampuan menulis kreatif puisi siswa dilakukan di kelas. Hal ini dilakukan untuk mengetahui menulis kreatif puisi siswa sebelum implementasi/pelaksanaan tindakan. Skor rata-rata kelas tiap aspek pada tahap pratindakan ialah (a) aspek lar ik- NOSI Volume 2, Nomor 4, Agustus 2014 Halaman 317

8 larik berkenaan dengan peristiwa yang pernah dialami sebesar 2,08, (b) aspek diksi dan rima sebesar 2,13, (c) aspek sunting puisi sebesar 1,97. Secara keseluruhan, skor rata-rata kelas tiap aspek kurang. Sebagian besar siswa masih kesulitan dalam menentukan tema, kurang menguasai dalam hal penemuan kata dan mengembangkan kata serta kurang menguasai dalam mengembangkan objek sebagai kata kunci. Situasi pembelajaran di kelas masih pasif. Siswa tampak tidak apresiatif dalam pembelajaran menulis kreatif puisi dan cenderung bingung apa yang akan ditulis dalam kolom penulisan puisi terstruktur. Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut, peneliti dan guru selaku kolabolator sepakat untuk menerapkan teknik Gen Estetika dan Pengintegrasian Strategi Metakognitif untuk meningkatkan kemampuan menulis kreatif puisi siswa. Pelaksanaan Peneliti melakukan pengamatan terhadap pembelajaran menulis kreatif puisi siswa kelas VII MTs YTI Nguling melalui observasi awal. Definisi puisi menurut Waluyo (2003:25), adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya. Bahasa sastra bersifat konotatif karena banyak digunakan makna kias dan makna lambang. Struktur fisik berkaitan dengan diksi (diction), kata konkret ( the concrete word), gaya bahasa ( figurative language) dan bunyi yang menghasilkan rima dan ritma ( rhyme and rhytm), sedangkan struktur batin meliputi perasaan ( feeling), tema ( sense), nada (tone), dan amanat ( intention) Richard (dalam Waluyo, 2003:24). Pada pelaksanaan siklus I, proses yang dilakukan dari perencanaan hingga refleksi didapati belum mendapatkan hasil yang maksimal. Sebagian siswa yang menulis puisi pada aplikasi penulisan puisi masih kebingungan dikarenakan persiapan kurang matang, suasana kelas juga tampak kurang terkendali. Namun suasana sebagian besar siswa menikmati proses pembelajaran dengan baik. Pada siklus I ini, masih terdapat siswa mengalami kesulitan dalam menentukan objek serta mengimajinasikan objek. Berdasarkan hasil pelaksanaan siklus I tersebut dapat diketahui bahwa masih perlu dilaksanakan perbaikan pada siklus II. Perbaikan pelaksanaan tindakan akan mempengaruhi hasil kemampuan menulis kreatif puisi siswa. Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan hampir sama seperti halnya pada saat siklus I. Hanya saja, pada siklus II ini lebih difokuskan pada perbaikan dari hasil refleksi siklus I. Pelaksanaan siklus II difokuskan pada peningkatan aspek: tema dan diksi. Kendala tersebut diantaranya, siswa kesulitan menentukan tema, menemukan kata/merangkai kata dan mengembangkan objek. Pada siklus II ini, beberapa aspek mengalami peningkatan baik secara proses maupun produk. Secara keseluruhan pelaksanaan siklus II menunjukkan hasil yang lebih baik dari siklus sebelumnya. Pada pelaksanaan siklus II ini aspek ide dan keunikan tema, diksi dan sunting puisi siswa mengalami peningkatan dan telah melebihi target keberhasilan yang telah ditentukan yakni 83% siswa mendapatkan skor 10. Dapat disimpulkan bahwa teknik Gen Estetika dan pengintegrasian strategi Metakognitif mampu menyembuhkan dan meningkatkan kemampuan menulis kreatif puisi siswa kelas VII MTs YTI Nguling. Tujuan kegiatan bersastra secara umum dapat dirumuskan ke dalam dua hal (Sayuti, 1994:1), pertama, untuk tujuan yang bersifat apresiatif, kedua, tujuan yang bersifat ekspresif. Apresiatif NOSI Volume 2, Nomor 4, Agustus 2014 Halaman 318

9 maksudnya melalui kegiatan bersastra seseorang dapat mengenal, menggemari, menikmati, dan menghasilkan sebuah karya berdasarkan pengalaman yang dijumpai dalam bersastra. Lebih dari itu, mereka dapat memanfaatkan pengalaman baru tersebut dalam kehidupan nyata. Tujuan ekspresif maksudnya melalui kegiatan bersastra kita dapat mengomunikasikan pengalaman jiwa kita kepada orang lain melalui sebuah karya. Dalam komunikasi ini, pembaca mendapat tambahan pengalaman baru, sedangkan penulis mendapat masukkan mengenai karyanya. Untuk pembelajaran sastra di sekolah, kegiatan bersastra lebih diarahkan kepada tujuan membina apresiasi sastra. Hal ini didasarkan pada tiga fungsi pokok pembelajaran sastra di sekolah, yaitu fungsi ideologis, fungsi kultural, dan fungsi praktis (Sayuti, 1994: 12). Pembelajaran menulis kreatif puisi dengan menggunakan teknik gen estetika dan pengintegrasian strategi metakognitif mampu menciptakan suasana pembelajaran yang lebih aktif dan mampu membangun antusias siswa. Siswa tampak lebih aktif dalam menentukan objek dalam penulisan kreatif puisi, berani merangkai kata dalam memunculkan rima dan irama, dan semangat pada saat mengembangkan kata sehingga memunculkan makna. Pada kondisi awal (pratindakan) siswa kesulitan dalam menentukan tema, menemukan kata/ merangkai kata dan mengembangkan objek penulisan puisi. Selain itu, keaktifan siswa masih belum terlalu tampak. Siswa cenderung pasif dan bingung serta malu dalam menulis puisi. Pembelajaran mulai membaik ketika pelaksanaan menulis kreatif puisi dengan menggunakan teknik gen estetika dan pengintegrasian strategi metakognitif pada siklus I. Siswa mulai tampak antusias dan menunjukkan perubahan perilaku yang sebelumnya pendiam dan cenderung bingung dalam serta malu dalam menulis puisi. Kondisi di dalam kelas menjadi lebih hidup. Keaktifan siswa di dalam kelas sudah terlihat cukup baik, hal ini terlihat dari kondisi di kelas yang hidup dan siswa sudah aktif dalam menentukan tema, menemukan kata/ merangkai kata dan mengembangkan objek penulisan puisi. Bahkan, terjadi komunikasi antara siswa dengan guru kolaborator tentang penulisan aplikasi puisi secara terstruktur. Namun yang dikeluhkan siswa adalah kurangnya persiapan yang matang sehingga beberapa siswa kesulitan dalam menentukan objek puisi. Kondisi yang paling kondusif ialah pada siklus II. Siswa sudah memahami dengan baik tugasnya yakni dalam penulisan aplikasi puisi secara terstruktur yang terdiri atas beberapa tahapan penulisan puisi. Siswa tampak antusias, aktif, dan berani dalam penemuan kata yang memunculkan bunyi. Kelihaian siswa dalam tahap penggalian ide, tahap pengonsepan puisi, tahap penulisan secara puitis, tahap penambahan nilai artistik dan tahap penyuntingan dan publikasi lebih lancar dan santai. Aspek ide dan keunikan tema, aspek diksi dan aspek penyuntingan mengalami peningkatan. Peningkatan Menulis Kreatif Puisi Penilaian kemampuan menulis kreatif puisi siswa dilakukan dengan mengamati masing-masing siswa ketika siswa menulis puisi di kelas. Penilaian kemampuan menulis kreatif puisi siswa dilakukan untuk mengukur kemampuan menulis kreatif puisi siswa sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan. Peningkatan kemampuan menulis kreatif puisi dengan menggunakan teknik gen estetika dan pengintegrasian strategi metakognitif dapat dilihat secara proses dan produk serta tabel penggunaan strategi metakognitif siswa. Peningkatan kemampuan menulis kreatif puisi siswa dapat dilihat pada grafik peningkatan kemampuan menulis kreatif puisi siswa NOSI Volume 2, Nomor 4, Agustus 2014 Halaman 319

10 pada skor tes pratindakan sampai dengan pascatindakan siklus II serta grafik penggunaan strategi metakognitif siswa. Berdasarkan gambar grafik 2 terlihat peningkatan skor rata-rata kelas yang signifikan dari saat pratindakan sampai dengan akhir pelaksanaan tindakan yakni siklus II. Pada saat pratindakan, skor rata-rata kelas ialah 6,21, setelah diberi tindakan pada siklus I meningkat menjadi 10,51. Selanjutnya pada pelaksanaan tindakan siklus II meningkat menjadi 12,45. Berikut ini penjabaran peningkatan kemampuan menulis kreatif puisi siswa dilihat dari masing-masing aspek. Ide dan Keunikan Tema: Aspek ini terkait dengan objek peristiwa yang pernah dialami. Hal ini berkaitan erat dengan imajinasi objek dan membuat catatan kecil untuk memudahkan dalam pengisian aplikasi penulisan puisi secara terstruktur. Tahapan tersebut adalah tahap penggalian ide dan tahap pengonsepan puisi. Peningkatan yang ditunjukkan pada aspek ini meningkat. Teknik gen estetika dan pengintegrasian strategi metakognitif mampu meningkatkan ide dan keunikan tema. Pada tahap pratindakan, skor rata-rata kelas aspek pelafalan adalah sebesar 2,08 mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 4,67 pada siklus II meningkat menjadi 4,70. Aspek Diksi: Aspek diksi berkaitan dengan tahap penulisan puisi secara artistik dan tahap penambahan nilai dalam mengungkapkan imajinasinya. Siswa telah mampu mengungkapkan imajinasinya lebih variatif dan kreatif. Selanjutnya, siswa mengalami peningkatan pada akhir pascatindakan yakni siklus II. Skor ratarata kelas aspek diksi pada tahap pratindakan sebesar 2,13 dan meningkat menjadi 3,08 setelah dilakukan tindakan pada siklus I, dan pada siklus II meningkat sebesar 4,48 berkategori baik. Aspek diksi menempati skor tertinggi dari siklus I ke siklus II sebesar Aspek Sunting puisi: Aspek sunting puisi pada saat tes pratindakan, skor rata-rata kelas aspek ini sebesar 1,97. Pada pelaksanaan tindakan siklus I mengalami peningkatan menjadi 2,75, pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 3,27, berkategori cukup. Peningkatan skor tersebut menunjukkan siswa sudah mampu dalam tahap sunting puisi. Hal tersebut ditunjukkan dengan pengisian kolom penyuntingan yang sudah terkonsep sebelumnya pada tahap penambahan nilai artistik. Siswa lebih mudah menuliskan puisi pada kolom penyuntingan dengan tipografi yang variatif sesuai penjelasan guru kolaborator. Pada kolom rencana publikasi, siswa juga lebih variatif dalam rencana publikasi, ada yang rencana dipublikasikan di mading siswa, media cetak dan diunggah di faceboook. Menulis kreatif puisi dengan menggunakan teknik gen estetika dan pengintegrasian strategi metakognitif membantu dan memudahkan mereka dalam menentukan objek penulisan puisi, mengembangkan objek penulisan puisi dan bermain kata yang dapat memunculkan bunyi. Berdasarkan perhitungan, ada 97% siswa dari 37 siswa memusatkan pembelajaran mereka dan94% siswa menyusun dan merencanakan pembelajaran dan 81% siswa mengevaluasi pembelajaran mereka. Hal tersebut berdasarkan angket Penggunaan strategi metakognitif siswa pada Siklus I. Siklus II berdasarkan grafik tersebut menunjukkan, 97% siswa dari 37 siswa memusatkan pembelajaran mereka.denganadanya strategi metakognitif terutama dari komponen tersebut siswa menjadi mudah mengikuti pembelajaran dan pembelajarannya lebih terfokus. 97% siswa menyusun dan merencanakan pembelajaran Hal tersebut diwujudkan melalui catatan NOSI Volume 2, Nomor 4, Agustus 2014 Halaman 320

11 kecil dan kata kunci yang disusunnya serta 89% siswa mengevaluasi pembelajaran mereka melalui tahap penyuntingan dan publikasi. Pada tahap tersebut siswa mempunyai kesempatan untuk menyempurnakan puisinya yang telah dikonsep pada tahap penambahan nilai artistik. Dengan demikian, berdasarkan deskripsi hasil penelitian di atas, penggunaan teknik gen estetika dan pengintegrasian strategi metakognitif dapat meningkatkan kemampuan menulis kreatif puisi siswa kelas VII MTs YTI Nguling Kab. Pasuruan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis kreatif puisi siswa kelas VII MTs YTI Nguling, Pasuruan dapat ditingkatkan dengan menggunakan teknik gen estetika dan pengintegrasian strategi metakognitif. Peningkatan terjadi pada kualitas proses dan produk pembelajaran serta grafik penggunaan strategi metakognitif siswa. Kualitas proses pembelajaran siswa menunjukkan peningkatan yang ditandai dengan siswa tampak lebih bersemangat dan antusias dalam menulis puisi, yang ditunjukkan oleh kondisi pratindakan hingga siklus II. Siswa tidak lagi merasa terbebani dengan tugas menulis kreatif puisi berdasarkan peristiwa yang pernah dialami, karena pada awalnya siswa kesulitan dalam menentukan objek dan pengenalan objek.pada saat siklus I dan II siswa sudah dapat menentukan objek, mengimajinasikan objek serta membuat catatan kecil untuk memudahkan dalam menulis puisi. Suasana kelas tampak lebih aktif karena guru kolaborator dengan sabar mendampingi siswa dalam pengisian aplikasi penulisan puisi secara terstruktur. Peningkatan hasil/produk dapat diketahui dari kemampuan menulis kreatif puisi siswa sebelum dikenai tindakan dan sesudah dikenai tindakan. Pada saat tes pratindakan, skor siswa masih tergolong kurang. Siswa masih kurang aktif dalam kegiatan penemuan kata, kesulitan mencari kata-kata baru yang banyak makna dan kurang berani melakukan percobaan dengan bunyibunyi kata. Setelah dikenai tindakan (siklus II), kemampuan siswa mengalami peningkatan yang baik. Peningkatan kemampuan menulis kreatif puisi siswa dapat dilihat dari 3 aspek, yaitu (1) aspek ide dan keunikan tema, (2) aspek diksi, dan (3) aspek sunting puisi. Peningkatan secara produk berdasarkan jumlah skor ratarata kelas yang diperoleh yakni pada tes pratindakan sebesar 6.21 atau 41,40%, pada siklus I meningkat menjadi 10,51 atau 70,06%, dan pada akhir tindakan siklus II meningkat menjadi 12,45 atau 83.00%. Jadi, ada peningkatan sebesar 6,24. Penggunaan strategi metakognitif dalam proses pembelajaran menulis kreatif puisi sangat membantu siswa. Hal tersebut dapat diketahui dalam angket penggunaan strategi metakognitif siswa yang terdiri atas, a. memusatkan pembelajaran, b. menyusun dan merencanakan pembelajaran, c. mengevaluasi pembelajaran. Pada siklus I 97% siswa dari 37 siswa memusatkan pembelajaran mereka.94% siswa menyusun dan merencanakan pembelajaran dan 81% siswa mengevaluasi pembelajaran mereka. Pada siklus II 97% siswa dari 37 siswa memusatkan pembelajaran mereka.97% siswa menyusun dan merencanakan pembelajaran dan 89% siswa mengevaluasi pembelajaran mereka. Jadi strategi metakognitif dalam pembelajaran menulis kreatif puisi siswa kelas VII MTs YTI Nguling membantu dalam meningkatkan pembelajaran siswa baik dari proses maupun hasil/produk. Saran NOSI Volume 2, Nomor 4, Agustus 2014 Halaman 321

12 Berdasarkan simpulan, maka peneliti dapat menyarankan hal-hal sebagai berikut. Bagi sekolah, sebaiknya meninjau kembali peningkatan kualitas pembelajaran. Sehingga memiliki siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar dan lebih menguasai materi pembelajaran khususnya pembelajaran menulis dan memiliki guru yang selektif dalam memilih strategi pembelajaran. Guru Bahasa Indonesia kelas VII MTs YTI Nguling, Pasuruan sebaiknya memanfaatkan teknik gen estetika dan pengintegrasian strategi metakognitif, karena teknik gen estetika dan pengintegrasian strategi metakognitif ini dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis kreatif puisi siswa. Bagi siswa, penelitian ini dapat memacu keberanian siswa untuk menulis kreatif puisi dan proses pembelajaran berlangsung aktif dan hidup, serta memberikan kemudahan untuk menemukan ide, mengembangkan diksi dan sunting puisi. Dengan adanya teknik gen estetika dan pengintegrasian strategi metakognitif, siswa semakin aktif dan lebih kreatif untuk menulis puisi. Bagi calon peneliti, agar melakukan penelitian sejenis sehingga mampu memberikan temuan baru dalam pembelajaran menulis puisi yang mampu meningkatkan kualitas proses maupun hasil karya siswa. DAFTAR RUJUKAN Madya, Suwarsih Teori dan Praktik Penelitian Tindakan. Bandung: Alfabeta. Oxford, R. L Language Learning Strategies: What Every Teacher Should Know. New York: Newbury House Publishers Sayuti, Suminto A Pengajaran Sastra: Pengantar Pengajaran Puisi,. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Waluyo, Herman J Apresiasi Puisi untuk Pelajar dan Mahasiswa. Jakarta: Gramedia Pustaka Widyartono, Didin Pengantar Menulis dan Membaca Puisi. Malang: UM PRESS NOSI Volume 2, Nomor 4, Agustus 2014 Halaman 322

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BERJENJANG SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK PGRI CEPU TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BERJENJANG SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK PGRI CEPU TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BERJENJANG SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK PGRI CEPU TAHUN PELAJARAN 2016-2017 Azis Amrulloh Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah menulis puisi yang dilaksanakan di kelas VIII-D SMP Negeri 44 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 28 orang, yaitu

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO

PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO Oleh: Farida Tuzzaman Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah adalah siswa memiliki keterampilan berbahasa Indonesia, pengetahuan yang memadai mengenai penguasaan struktur bahasa,

Lebih terperinci

Bandiyah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Bandiyah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIDATO MELALUI TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS IX-C SMP NEGERI 1 SINGOSARI KABUPATEN MALANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Bandiyah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013-2014 Widhihastuti Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS X MA AL-ASY ARI KERAS DIWEK JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS X MA AL-ASY ARI KERAS DIWEK JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS X MA AL-ASY ARI KERAS DIWEK JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Kustiyah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Sarjana S1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah. Disusun Oleh: WIDAYANTO A

PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Sarjana S1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah. Disusun Oleh: WIDAYANTO A PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PENGAMATAN OBJEK SECARA LANGSUNG PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 BOYOLALI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PUBLIKASI ILMIAH Untuk

Lebih terperinci

Sri Utami Rahayu Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata-kata kunci: peningkatan, keterampilan menulis puisi, metode Sugestopedia

Sri Utami Rahayu Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata-kata kunci: peningkatan, keterampilan menulis puisi, metode Sugestopedia PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X PROGRAM ILMU BAHASA-BAHASA (IBB) SMA NEGERI 1 GONDANGLEGI KABUPATEN MALANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 DENGAN MENGUNAKAN METODE SUGESTOPEDIA Sri Utami

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM EKRANISASI

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM EKRANISASI MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM EKRANISASI Eriana Trizadestyani Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia Surel :

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIIE SMPK MARIA FATIMA JEMBER MELALUI TEKNIK PS3

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIIE SMPK MARIA FATIMA JEMBER MELALUI TEKNIK PS3 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIIE SMPK MARIA FATIMA JEMBER MELALUI TEKNIK PS3 Andriana Isbinarni Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Keterampilan menulis puisi merupakan

Lebih terperinci

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING)

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING) BAB III Metodologi Penelitian A. Metodologi Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian bisa dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 AMBAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 AMBAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 AMBAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Turyati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO Oleh: Anggun Tri Suciati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM PADA SISWA KELAS VIII MTs AL MU MIN PREMBUN TAHUN AJARAN 2014/2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM PADA SISWA KELAS VIII MTs AL MU MIN PREMBUN TAHUN AJARAN 2014/2015 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM PADA SISWA KELAS VIII MTs AL MU MIN PREMBUN TAHUN AJARAN 2014/2015 Oleh: Purwanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonsesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau istilah dalam bahasa inggris adalah classroom action research, yaitu suatu action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau istilah dalam bahasa inggris adalah classroom action research, yaitu suatu action 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti, sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER Vivien Fidiawati 6 Abstrak. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISISISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUTMELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISISISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUTMELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISISISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUTMELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL Imam Sopingi Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Menulis puisi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA BERITA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 37 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA BERITA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 37 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA BERITA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 37 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Astuti Riawardani Progam Studi Pendidikan Bahasa Dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat penting. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang studi

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM WRITING

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM WRITING PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM WRITING Shinta Nuryatna NIM 08210029 nuryatnashinta2@yahoo.com Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN GAMBAR KARTUN PADA SISWA KELAS VII MTS MAARIF REMBANG KABUPATEN PASURUAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN GAMBAR KARTUN PADA SISWA KELAS VII MTS MAARIF REMBANG KABUPATEN PASURUAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN GAMBAR KARTUN PADA SISWA KELAS VII MTS MAARIF REMBANG KABUPATEN PASURUAN Nur Kholiq Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V Oleh: Aida Azizah Universitas Islam Sultan Agung Semarang ABSTRAK Peserta didik Sekolah Dasar/Madrasah

Lebih terperinci

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol.4 No.2 Juli

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol.4 No.2 Juli PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK PENGAMATAN OBJEK SECARA LANGSUNG Miswanto Guru SMP Negeri 1 Ponorogo Email : smpn1_pon@yahoo.co.id ABSTRAK Penguasaan keterampilan berbahasa khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) merupakan bagian penting dalam kerangka pengembangan pendidikan nasional yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN KALIMAT UTAMA DALAM PARAGRAF PADA SISWA KELAS VIIB SMP 17 AGUSTUS 1945 CLURING MENGGUNAKAN METODE STAD TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister

Lebih terperinci

SUKARDI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

SUKARDI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CLOZE SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI TARIK, SIDOARJO TAHUN PEMBELAJARAN 01/01 SUKARDI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PUISI DENGAN TEATRIKALISASI KELAS VIII A SMP NEGERI 4 TANJUNG. Afsun Aulia Nirmala

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PUISI DENGAN TEATRIKALISASI KELAS VIII A SMP NEGERI 4 TANJUNG. Afsun Aulia Nirmala Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) ISSN 2477-2240 (Media Cetak). 2477-3921 (Media Online) PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PUISI DENGAN TEATRIKALISASI Universitas Pancasakti Tegal, Jawa Tengah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia tidak hanya untuk memperoleh pengetahuan tentang sastra

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA IKLAN TELEVISI PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 4 SITUBONDO TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA IKLAN TELEVISI PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 4 SITUBONDO TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA IKLAN TELEVISI PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 4 SITUBONDO TAHUN PELAJARAN 2012-2013 Agus Susanto Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Membaca Puisi Melalui Pendekatan Proses Di Kelas IV SDN 2 Polanto Jaya

Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Membaca Puisi Melalui Pendekatan Proses Di Kelas IV SDN 2 Polanto Jaya Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Membaca Puisi Melalui Pendekatan Proses Di Kelas IV SDN 2 Polanto Jaya I Nyoman Adi Setiawan Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG Dwi Sulistyorini Abstrak: Dalam kegiatan pembelajaran menulis, siswa masih banyak mengalami kesulitan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK EPIGONAL. ENIEK SUNARSIH Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK EPIGONAL. ENIEK SUNARSIH Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK EPIGONAL SISWA KELAS V SDN HARGOMULYO 2 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ENIEK SUNARSIH Mahasiswa Magister Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas II SD Negeri Tembok 02, yang merupakan SD yang terdapat di wilayah Kecamatan Limpung yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan 35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Motode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas dalam bahasa Inggris

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia JPBSI 2 (1) (2013) Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpbsi PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI KEINDAHAN ALAM MENGGUNAKAN METODE PARTISIPATORI DENGAN

Lebih terperinci

RAHAYUNINGSIH SMP NEGERI 3 AMBARAWA Surat elektronik: Abstrak

RAHAYUNINGSIH SMP NEGERI 3 AMBARAWA Surat elektronik: Abstrak Peningkatan Kompetensi Menulis Puisi Melalui Three Fun Diksi Berbasis Film Dokumenter Kelas VIIId SMP Negeri 3 Ambarawa Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 RAHAYUNINGSIH SMP NEGERI 3 AMBARAWA Surat elektronik:

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG David Maulana Muhammad*)1 Wahyudi Siswanto)*2 Email davidmuhammad7@gmail.com Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Secara umum karya sastra terbagi atas tiga jenis yaitu puisi, prosa dan drama. Menurut Kosasih (2012:1), ketiga jenis karya sastra tersebut dibedakan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkomunikasi merupakan proses seseorang memberi dan menerima informasi yang terjadi setiap waktu. Kesehariannya manusia selalu berinteraksi dengan manusia lain

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 LEMBAR PENGAMATAN

LAMPIRAN 1 LEMBAR PENGAMATAN LAMPIRAN LAMPIRAN 1 LEMBAR PENGAMATAN 123 Lampiran 1 Lembar Pengamatan Si swa dalam Proses Pembelajaran Keterampilan Menulis Puisi No Perilaku Amatan Keterangan Skor 1. Keaktifan Siswa sangat aktif bertanya,

Lebih terperinci

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK DENGAN TEKNIK THINK PAIR SHARE SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 SAMBI TAHUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 SAMBI TAHUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 SAMBI TAHUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Sarjana S1 Progam

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VII B MTS MA ARIF NU 02 BRUNO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Imron Kharis Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII DENGAN MENERAPKAN METODE BELANJA KATA DI SMPN SATU ATAP PENGAMPON

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII DENGAN MENERAPKAN METODE BELANJA KATA DI SMPN SATU ATAP PENGAMPON PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII DENGAN MENERAPKAN METODE BELANJA KATA DI SMPN SATU ATAP PENGAMPON Dwi Novita Ariyaningtyas 1 Heri Suwignyo 2 Karkono 3 Universitas Negeri Malang, Jalan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN BAHASA (LANGUAGE GAMES) Tutin Mulyati NIM : 08210086 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

Siti Alfiah SD Negeri 5 Menduran, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan

Siti Alfiah SD Negeri 5 Menduran, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS TENTANG PENGALAMAN MELALUI METODE SENSUS KATA PADA PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI 5 MENDURAN, KECAMATAN BRATI, KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN TEKNIK JURNAL PRIBADI SISWA KELAS VIII-B MTS SUNAN KALIJAGA SENDURO LUMAJANG TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN TEKNIK JURNAL PRIBADI SISWA KELAS VIII-B MTS SUNAN KALIJAGA SENDURO LUMAJANG TAHUN AJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN TEKNIK JURNAL PRIBADI SISWA KELAS VIII-B MTS SUNAN KALIJAGA SENDURO LUMAJANG TAHUN AJARAN 2013/2014 Lukman Hakim Mahasiswa Magiter Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN METODE FIELD TRIP PADA SISWA SMP

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN METODE FIELD TRIP PADA SISWA SMP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN METODE FIELD TRIP PADA SISWA SMP Novita Artika Sari, Kundharu Saddhono, Suyitno Universitas Sebelas Maret Surakarta E-mail: tata.imutz11@yahoo.com

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu

Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu Yayu M.Binol, Ali Karim, Efendi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Keterampilan Menulis Puisi a. Hakikat Menulis Tarigan (1994:3) memberikan pengertian bahwa menulis adalah suatu keterampilan berbahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting pada manusia, yaitu berbahasa. Menurut Tarigan (1986:3), menulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG E- JURNAL ILMIAH YELCHI AMNUR NPM

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG E- JURNAL ILMIAH YELCHI AMNUR NPM HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG E- JURNAL ILMIAH YELCHI AMNUR NPM 09080240 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol VII, No. 14, Oktober 2016 ISSN

Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol VII, No. 14, Oktober 2016 ISSN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas 12 MIPA 3 SMA Negeri 2 Pekanbaru) *) Kepala Sekolah SMA Negeri 9 Pekanbaru Oleh

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONSTRUKTIVISME DI KELAS V

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONSTRUKTIVISME DI KELAS V PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONSTRUKTIVISME DI KELAS V DINI NURSARI nursaridini@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK Pembelajaran

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu

Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu E-Journal Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis. Aktivitas menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampaian pesan, isi tulisan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagi pengalaman, belajar dari yang lain, dan meningkatkan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. berbagi pengalaman, belajar dari yang lain, dan meningkatkan pengetahuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memungkinkan manusia untuk berkomunikasi, berhubungan, berbagi pengalaman, belajar dari yang lain, dan meningkatkan pengetahuan intelektual. Mata pelajaran Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelangsungan berbahasa Indonesia. Termasuk di dalam kegiatan pelangsungan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. pelangsungan berbahasa Indonesia. Termasuk di dalam kegiatan pelangsungan berbahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada hakikatnya pembelajaran bahasa harus mencakup sebanyak mungkin kegiatan pelangsungan berbahasa Indonesia. Termasuk di dalam kegiatan pelangsungan berbahasa

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK TEMATIK DIKELAS V SDN BAKTI KENCANA

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK TEMATIK DIKELAS V SDN BAKTI KENCANA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK TEMATIK DIKELAS V SDN BAKTI KENCANA MAKALAH SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian sidang sarjana Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN METODE PENGAMATAN OBJEK LINGKUNGAN SEKOLAH SISWA SMA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN METODE PENGAMATAN OBJEK LINGKUNGAN SEKOLAH SISWA SMA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN METODE PENGAMATAN OBJEK LINGKUNGAN SEKOLAH SISWA SMA Oleh: Imam Oktavianto Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo imamoctav@gmail.com

Lebih terperinci

Oleh: Yekti Indriyani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh: Yekti Indriyani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA ULANG DENGAN METODE LATIHAN TERBIMBING BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS XI MAN KUTOWINANGUN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Yekti Indriyani Pendidikan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V A SDN KALIJOSO SECANG MAGELANG TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V A SDN KALIJOSO SECANG MAGELANG TAHUN AJARAN 2012/2013 PENGGUNAAN MEDIA VISUAL DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V A SDN KALIJOSO SECANG MAGELANG TAHUN AJARAN 2012/2013 Diliana 1, Imam Suyanto 2, Suripto 3 PGSD FKIP Universitas

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keterampilan menulis karya sastra tidak akan lepas dari metode ajar yang digunakan guru di sekolah. Guru mempunyai peran penting dalam menciptakan suasana

Lebih terperinci

Isnanti Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: puisi, teknik peta pasang kata, mengembangkan ide

Isnanti Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: puisi, teknik peta pasang kata, mengembangkan ide PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PETA PASANG KATA SISWA KELAS VSD NEGERI 3 KARANGGEBANG KECAMATAN SAMBIT KABUPATEN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Isnanti Mahasiswa Magister

Lebih terperinci

EFETIVITAS PENGGUNAAN METODE NATURE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

EFETIVITAS PENGGUNAAN METODE NATURE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI EFETIVITAS PENGGUNAAN METODE NATURE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Dawuan Subang) Dhina Herlina Retria Jurusan Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia merupakan salah satu pokok yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah, pelajaran bahasa Indonesia juga merupakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DENGAN TEKNIK KATA KUNCI KELAS VII I

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DENGAN TEKNIK KATA KUNCI KELAS VII I 1 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DENGAN TEKNIK KATA KUNCI KELAS VII I Kusma Helentari, Nanang Heryana, Agus Wartiningsih Progran Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas 30 BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yaitu penelitian yang digunakan oleh guru didalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan lembaga untuk peserta didik. Kurikulum pendidikan sudah beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yakni (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, (4) keterampilan menulis.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII MTs NEGERI PURWOREJO

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII MTs NEGERI PURWOREJO PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII MTs NEGERI PURWOREJO Oleh: Sri Hartati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammasdiyah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX MTs. MIFTAHUSSALAM KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN MENGGUNAKAN METODE KARYA WISATA (FIELD TRIP)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX MTs. MIFTAHUSSALAM KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN MENGGUNAKAN METODE KARYA WISATA (FIELD TRIP) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX MTs. MIFTAHUSSALAM KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN MENGGUNAKAN METODE KARYA WISATA (FIELD TRIP) Muhamad Lukman Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai upaya mencari pembuktian dan solusi dari masalah yang diangkat

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai upaya mencari pembuktian dan solusi dari masalah yang diangkat BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Sebagai upaya mencari pembuktian dan solusi dari masalah yang diangkat dalam penelitian ini, peneliti telah menentukan dan merancang desain penelitian dengan

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi melalui Pendekatan Kontekstual (Penelitian Tindakan pada Siswa Kelas VIII SMP Harapan Taruna, Bogor)

Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi melalui Pendekatan Kontekstual (Penelitian Tindakan pada Siswa Kelas VIII SMP Harapan Taruna, Bogor) 1 Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi melalui Pendekatan Kontekstual (Penelitian Tindakan pada Siswa Kelas VIII SMP Harapan Taruna, Bogor) Siti Chodijah 1 ABSTRAK Kegiatan belajar mengajar merupakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV SDN SONOPATIK 1 NGANJUK MENGGUNAKAN TEKNIK ON-OFF TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV SDN SONOPATIK 1 NGANJUK MENGGUNAKAN TEKNIK ON-OFF TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV SDN SONOPATIK 1 NGANJUK MENGGUNAKAN TEKNIK ON-OFF TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Imam Achmad Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Rendahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi diri, kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan peserta didik melalui proses pelatihan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO Basori Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Trangkil 0 dengan masalah yang akan diteliti, yaitu keterampilan menulis deskripsi.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN DISKUSI SISWA KELAS X SMAN 1 PLERET, BANTUL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY

PENINGKATAN KETERAMPILAN DISKUSI SISWA KELAS X SMAN 1 PLERET, BANTUL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY Chotimah, Peningkatan Keterampilan Diskusi Siswa 29 PENINGKATAN KETERAMPILAN DISKUSI SISWA KELAS X SMAN 1 PLERET, BANTUL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY Husnul Chotimah Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau Classroom Action Research (CAR). Pendekatan PTK dipilih karena

BAB III METODE PENELITIAN. atau Classroom Action Research (CAR). Pendekatan PTK dipilih karena BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Pendekatan PTK dipilih karena pendekatan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang menjawab tantangan masa depan menurut Semi (2008:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang menjawab tantangan masa depan menurut Semi (2008: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang menjawab tantangan masa depan menurut Semi (2008: 137) adalah pendidikan yang memberikan kebebasan berpikir, pertimbangan, perasaan, dan imajinasi

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG Farraz Putri Febriani, Suminah PP3 Jalan Ir. Soekarno No. 1 Blitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan siswa berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Kemampuan Menulis. menghasilkan sebuah tulisan. memberdayakan pengetahuan dan perasaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Kemampuan Menulis. menghasilkan sebuah tulisan. memberdayakan pengetahuan dan perasaan. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Kemampuan Menulis a. Pengertian Kemampuan Menulis Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menurut Koentjaraningrat

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN 2.886 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi Juni Tahun 2016 PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN THE IMPROVEMENT OF READING

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK UBAH CATATAN HARIAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 26 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK UBAH CATATAN HARIAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 26 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK UBAH CATATAN HARIAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 26 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh: Agustina Sulis C.R Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA KARTU GAMBAR MELALUI TEKNIK AKROSTIK SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 5 SANGGAU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA KARTU GAMBAR MELALUI TEKNIK AKROSTIK SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 5 SANGGAU MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA KARTU GAMBAR MELALUI TEKNIK AKROSTIK SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 5 SANGGAU Tauhidah Guru SMP Negeri 5 Sanggau tauhidahmasri@yahoo.co.id Abstrak:

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK PADA ANAK KELOMPOK A TK PERTIWI SUMBER TRUCUK KLATEN

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK PADA ANAK KELOMPOK A TK PERTIWI SUMBER TRUCUK KLATEN NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK PADA ANAK KELOMPOK A TK PERTIWI SUMBER TRUCUK KLATEN TAHUN AJARAN 2012 2013 Disusun Oleh : WURYANINGSIH A53BO90214 PROGRAM STUDI PG

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI RAKYAT DENGAN MODEL QUANTUM TEACHING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI RAKYAT DENGAN MODEL QUANTUM TEACHING PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI RAKYAT Oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK Penelitian Tindakan (PTK) ini berjudul PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI RAKYAT (Penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan sebuah metode penelitian yang dilakukan di dalam

Lebih terperinci

Oleh Dian Surya Ningsih

Oleh Dian Surya Ningsih Pengaruh Teknik Pembelajaran Round Robin (merespon bergiliran) terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kisaran Tahun Pembelajaran 2013/2014 Oleh Dian Surya Ningsih ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Susanto Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: pembelajaran bercerita, metode TSTS, hasil belajar

Susanto Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: pembelajaran bercerita, metode TSTS, hasil belajar PENINGKATAN KEMAMPUAN MENCERITAKAN TOKOH IDOLA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 PRIGEN KABUPATEN PASURUAN Susanto Mahasiswa Magister Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN YULI AMBARWATI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Berdasarkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA MENENGAH PERTAMA

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA MENENGAH PERTAMA Kajian Linguistik dan Sastra, Vol 27, No 2, Desember 2015, 126-133 PENINGKATAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA MENENGAH PERTAMA Sri Rahayu SMP Negeri 3 Tawangsari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak dan berbicara terjadi dalam komunikasi secara lisan,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi Persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi Persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS PUISI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 2 GUNUNGSARI KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci