BAB V PENUTUP A. Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh keadilan organisasional pada employee engagement. Peneliti melakukan survei untuk mendapatkan data primer dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur untuk mengukur pengaruh keadilan organisasional pada employee engagement di level individual. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Keadilan distributif berpengaruh positif dan signifikan pada employee distributif maka semakin tinggi pula employee engagement. 2. Keadilan prosedural berpengaruh positif dan signifikan pada employee prosedural maka semakin tinggi pula employee engagement. 3. Keadilan interaksional berpengaruh positif dan signifikan pada employee interaksional maka semakin tinggi pula employee engagement. B. Implikasi Hasil Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua implikasi, yaitu teoritis dan praktis. Implikasi teoritis digunakan sebagai acuan bagi para akademisi terkait dengan konsep employee engagement. Penelitian ini menunjukkan bahwa, employee 54
engagement dapat dipengaruhi oleh keadilan organisasional yang terdiri dari keadilan distributif, keadilan prosedural, dan keadilan interaksional. Dengan meningkatkan keadilan organisasional, maka perusahaan dapat meningkatkan employee engagement dalam diri karyawan. Implikasi praktis dari penelitian bagi perusahaan, khususnya PT Bank Rakyat Indonesia Cabang Katamso Yogyakarta sebagai tempat penelitian, disarankan untuk tetap memperhatikan dan mengelola employee engagement dan keadilan organisasional dengan baik. Variabel keadilan organisasional memainkan peran penting dalam membentuk employee engagement, oleh karena itu pihak manajemen Bank Rakyat Indonesia Cabang Katamso Yogyakarta harus lebih memahami kebijakan dan keadilan yang diberikan. Perusahaan harus memastikan terlaksananya keadilan distributif dalam perusahaan karena berperan dalam meningkatkan employee engagement. Karyawan yang merasa diperlakukan adil akan semakin engaged pada perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan perlu menigkatkan dan mempertahankan keadilan distributif dalam perusahaan dengan beberapa cara, yaitu pertama memastikan reward atau gaji setiap karyawan telah sesuai dengan beban kerja yang diberikan dan sesuai dengan kebijakan perusahaan. Reward tersebut harus telah disepakati oleh kedua belah pihak. Hal ini untuk menghindari perasaan cemburu antar karyawan. Bonus atau insentif harus diberikan pada orang yang pantas mendapatkannya dan sesuai dengan kebijakan yang berlaku, serta memastikan bahwa setiap karyawan memiliki hak dan kewajiban yang sama. Kedua, memberikan peluang yang sama untuk pengembangan. Perusahaan harus memandang karyawan secara 55
objektif dalam hal pemberian promosi atau pelatihan agar tidak menimbulkan kecemburun sosial. Persyaratan dan pemilihan karyawan yang diberikan pelatihan atau kenaikan jabatan harus jelas dan terbuka. Kemudian untuk meningkatan keadilan prosedural, karyawan bersama dengan pihak manajemen harus lebih membuka informasi dan komunikasi terkait kebijakan dan keputusan yang diberikan perusahaan dan pertimbangan yang mendasarinya. Dengan demikian pemahaman terkait keadilan yang diberikan perusahaan akan semakin meningkatkan employee engagement. Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengutarakan pendapat dan melibatkan karyawan dalam dalam pengambilan keputusan akan meningkatkan rasa memiliki akan perusahaan dan meningkatkan employee engagement. Berkaitan dengan keadilan interaksional, manajemen diharapkan dapat menjadi lebih sensitif dalam mendengar kebutuhan-kebutuhan karyawan dan membina komunikasi yang baik sehingga karyawan merasa diperlakukan adil. Kebutuhan karyawan tidak hanya bersifat kebutuhan materi saja tetapi sebagai manusia karyawan juga memiliki keinginan untuk menjalin hubungan baik sehingga aspek hubungan interpersonal antara karyawan dan pimpinan. Oleh karena itu, manajemen perlu memelihara prinsip-prinsip kekeluargaan dan kebersamaan dalam membangun komunikasi dan berinteraksi dengan karyawan. Komunikasi yang baik dapat dilakukan mulai dari hari pertama karyawan bekerja. Hal ini efektif jika dilakukan mulai dari program orientasi kerja karena merupakan pondasi pertama yang harus dibangun bagi karyawan 56
baru. Pada orientasi kerja, karyawan baru harus diperkenalkan dengan perusahaan secara umum, termasuk visi, misi, nilai, kebijakan, dan prosedur, serta deskripsi atau gambaran kerja yang dimilikinya seperti tugas, tanggung jawab, tujuan, dan prioritas divisi tempat karyawan bekerja. Dengan demikian, karyawan baru akan mengetahui dengan baik apa yang diharapkan perusahaan dari dirinya berkaitan dengan pekerjaan yang ia lakukan. Selain itu pentingnya komunikasi dua arah antara atasan dan karyawan, sehingga karyawan juga memiliki peluang untuk berpendapat. Komunikasi harus terjalin secara jelas dan konsisten. Atasan harus selalu menghargai masukan dari karyawan. Selain itu perusahaan harus memastikan bahwa divisi sumber daya manusia (HRD) dapat berfungsi sebagai penghubung antara atasan dengan bawahan dalam hal menyampaikan keluhan, kritik, ataupun masukan. Hal ini berguna agar perusahaan juga mengetahui harapan karyawan. Selain itu, hal ini akan membuat karyawan merasa didengarkan, diperhatikan, dan dihargai yang membuat mereka merasa memiliki ikatan kuat dengan perusahaan. C. Keterbatasan Penelitian Adapun keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Penelitian ini merupakan self report yang berpotensi menyebabkan common method bias, namun demikian penelitian ini telah berusaha untuk meminimalkannya dengan tidak mencantumkan judul penelitian dan nama variabel pada kuesioner. 57
2. Pada penilitian ini pemilihan sampel hanya dilakukan di Kantor Bank Rakyat Indonesia Cabang Katamso Yogyakarta, sehingga memberikan keterbatasan dalam menggeneralisasi hasil penelitian. Hal itu disebabkan belum terwakilinya seluruh kantor Cabang BRI di seluruh Indonesia. 3. Peneliti tidak dapat langsung membagikan kuesioner pada karyawan PT Bank Rakyat Indonesia Cabang Katamso Yogyakarta terkait dengan peraturan perusahaan sehingga banyak kuesioner yang tidak diisi dengan baik, dan tidak sepenuhnya kembali. 58