Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Luas Lahan Dan Bantuan Pemerintah Terhadap Pendapatan Industri Rumah Tangga Pembuat Kembang Rampai

dokumen-dokumen yang mirip
Kata kunci: luas lahan, produksi, biaya usaha tani, pendapatan.

Abstrak. Kata kunci: modal, tenaga kerja, lama usaha, jam kerja, dan pendapatan

I PUTU DANENDRA PUTRA NIM:

HALAMAN PENGESAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv

ANALISIS SKALA EKONOMIS PADA INDUSTRI KRIYA KAYU DI KABUPATEN BADUNG SKRIPSI

ABSTRAK. Kata kunci : Sisa Hasil Usaha, jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman, modal kerja

E-Jurnal EP Unud, 6[5]: ISSN:

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, PENDIDIKAN DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI BALI

Nama : I Gusti Ayu Made Oktavia Utami Dewi NIM : Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

Abstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan.

: Pengaruh Luas Lahan, Jumlah Produksi, Kurs Dollar Amerika Serikat dan Inflasi Terhadap Ekspor Kakao Indonesia Kurun Waktu ABSTRAK

Kata Kunci : Kredit Usaha Rakyat (KUR), Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan

Kata kunci: industri, modal, tenaga kerja, lama usaha, pendapatan.

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan besar), kehutanan, peternakan, dan perikanan (Mubyarto, 1977 : 15).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERNYATAAN ORISINALITAS...

BAB I PENDAHULUAN. antar masing-masing daerah, antar golongan pendapatan dan di seluruh aspek. kehidupan sehingga membuat stuktur ekonomi tidak kokoh.

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Nainggolan K. (2005), pertanian merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

ABSTRAK. Kata Kunci: pertumbuhan ekonomi, inflasi, investasi, pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya

1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan...

Kata Kunci : Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, SAKIP, Good Governance, Kinerja Pemerintah.

3. Elastisitas Permintaan VII. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan A. Saran DAFTAR PUSTAKA... 88

Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM :

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

VII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN AGRIBISNIS PADA KOPERASI BAYTUL IKHTIAR

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

Kata Kunci: Modal, Tingkat Upah, Penyerapan Tenaga Kerja, Produksi DAFTAR ISI...

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM :

PENGARUH PDB, SUKU BUNGA, DAN NILAI TOTAL EKSPOR TERHADAP INVESTASI ASING LANGSUNG DI INDONESIA SKRIPSI

HALAMAN PENGESAHAN...

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA

Kata Kunci : Modal, Jam Kerja, Pendidikan, Produksi, Pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini dan (4) menjadi basis

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. POS INDONESIA (PERSERO) CABANG RENON, DENPASAR, BALI

HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN ORISINALITAS KATA PENGANTAR ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. ilmu tersendiri yang mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses

Abstrak. Kata kunci: Tingkat Efisiensi, Risiko Kredit, Tingkat Penyaluran Kredit, Lembaga Perkreditan Desa, dan LPLPD.

Abstrak. Kata kunci: Evaluasi, Pemberdayaan, Efektivitas, Kesejahteraan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia (Ganesha Enterpreneur Club, Pola Tanam Padi Sri, Produktifitas

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI MESIN RICE TRANSPLANTER TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHATANI PADI PENDAHULUAN

Abstrak. Kata kunci: kemudahan pengisian SPT, pengetahuan peraturan perpajakan, kualitas pelayanan, kepatuhan wajib pajak.

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE

ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA PT. HATTEN BALI DI KOTA DENPASAR SKRIPSI

Abstrak. Kata kunci: Tenaga Kerja, Modal, Bahan Baku, Produksi

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar

DAFTAR ISI... Halaman HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... ABSTRACT...

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian tampaknya masih menjadi primadona perekonomian di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

ABSTRAK. Kata Kunci: Kejelasan Sasaran Anggaran, Sistem Pelaporan, Audit Kinerja, dan Akuntabilitas.

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang

I PUTU BAYU SUPRISMA NIM

PENGARUH HARGA, KURS DOLLAR AMERIKA SERIKAT DAN PRODUKSI TERHADAP EKSPOR VANILI DI PROVINSI BALI TAHUN SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemasaran barang dan jasa. Dalam merebut pangsa pasar, kemampuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum keberadaan usaha kecil menengah (UKM) di negara-negara

PENGARUH PENGENDALIAN ANGGARAN PADA SENJANGAN ANGGARAN DAN ORIENTASI JANGKA PENDEK MANAJER SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. pangan pokok saja, tetapi telah berkembang menjadi berbagai jenis bahan makanan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

PENGARUH KUALITAS TENAGA KERJA, BANTUAN MODAL USAHA DAN TEKNOLOGI TERADAP PRODUKTIVITAS KERJA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI JIMBARAN

I PENDAHULUAN. Diakses 17 juli Guritno Kusumo Statistik Usaha Kecil dan Menengah.

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN EKSPORTIR PROVINSI BALI UNTUK MELAKUKAN EKSPOR

Oleh: IGN Bagus Sugihandara NIM :

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

I. PENDAHULUAN. pertanian. Tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang gencargencarnya

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro

Analisis Pengaruh Motivasi, Kemampuan Manajerial, Kompetensi dan Lingkungan Terhadap Kinerja Usaha Pedagang Kaki Lima di Bekasi

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup dan kehidupannya. Undang-Undang Nomor 18 Tahun

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi tanaman bahan makanan di

PENGARUH BAHAN BAKU, TENAGA KERJA, DAN INVESTASI TERHADAP PENDAPATAN INDUSTRI FURNITURE DI KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan yang memiliki pulau dengan panjang garis pantai

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara beriklim tropis mempunyai potensi yang besar

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

Transkripsi:

Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Luas Lahan Dan Bantuan Pemerintah Terhadap Pendapatan Industri Rumah Tangga Pembuat Kembang Rampai di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung Nama : A.A. Ayusya Prabhandina NIM : 1306105057 Abstrak Industri rumah tangga pembuat kembang rampai merupakan salah satu jenis UMKM di Bali yang bergerak di sektor pertanian. Kembang rampai di Bali digunakan untuk komponen sesajen dalam kegiatan keagamaan. Industri ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Bali karena didominasi oleh penduduk beragama Hindu. Selain itu, usaha ini memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian, utamanya sebagai faktor pendorong sektor lain yang kemudian meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi secara bersama-sama dan merupakan basis pertumbuhan di daerah pedesaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh modal, tenaga kerja, luas lahan dan bantuan pemerintah secara simultan maupun parsial terhadap pendapatan industri rumah tangga pembuat kembang rampai di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Penelitian ini dilakukan pada industri rumah tangga pembuat kembang rampai di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 80 unit usaha dengan metode Propotional Stratified Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terstruktur, wawancara mendalam dan observasi. Teknik anaslisis yang digunakan yaitu regresi linier berganda dengan dummy sebagai variabel bebas. Hasil penelitian menyatakan bahwa modal, tenaga kerja, luas lahan dan bantuan pemerintah berpengaruh secara simultan terhadap pendapatan pembuat kembang rampai di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung. Secara parsial modal, luas lahan dan bantuan pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan industri rumah tangga pembuat kembang rampai. Sedangkan tenaga kerja tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pendapatan. Hal tersebut menandakan bahwa meningkatnya modal, luas lahan dan bantuan pemerintah akan meningkatkan pendapatan industri rumah tangga pembuat kembang rampai di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Kata kunci: modal, tenaga kerja, luas lahan, bantuan pemerintah, pendapatan. vi

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah... 13 1.3 Tujuan Penelitian... 14 1.4 Kegunaan Penelitian... 14 1.5 Sistematika Penelitian... 15 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep... 17 2.1.1 Konsep dan Karakteristik UMKM... 17 2.1.2 Pengertian Modal... 21 2.1.3 Konsep Tenaga Kerja... 22 2.1.4 Pengertian Luas Lahan... 26 2.1.5 Konsep Bantuan Pemerintah... 27 2.1.6 Teori Pendapatan... 29 2.1.7 Pengaruh Modal Terhadap Pendapatan... 33 2.1.8 Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Pendpatan... 34 2.1.9 Pengaruh Luas Lahan Terhadap Pendapatan... 35 2.1.10 Pengaruh Bantuan Pemerintah Terhadap Pendapatan... 37 2.2 Rumusan Hipotesis Penelitian... 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... 39 3.2 Lokasi dan Ruang Lingkup Wilayah Penelitian... 39 3.3 Objek Penelitian... 40 3.4 Identifikasi Variabel... 40 3.5 Definisi Operasional Variabel... 40 3.6 Jenis dan Sumber Data... 42 3.6.1 Jenis Data... 42 3.6.2 Sumber Data... 43 3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel... 43 3.8 Metode Pengumpulan Data... 45 3.9 Teknik Analisis Data... 46 vii

3.9.1 Analisis Regresi Linier Berganda... 47 3.9.2 Uji Asumsi Klasik... 48 3.9.3 Uji Signifikansi Koefisien Regresi... 50 BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Daerah atau Wilayah Penelitian... 54 4.2 Deskripsi Hasil Penelitian... 57 4.2.1 Tingkat Pendidikan Responden... 58 4.2.2 Umur Responden... 59 4.2.3 Modal... 60 4.2.4 Tenaga kerja... 60 4.2.5 Luas Lahan... 62 4.2.6 Bantuan Pemerintah... 62 4.2.7 Pendapatan... 64 4.3 Deskripsi Variabel Penelitian... 65 4.3.1 Analisis Regresi Linear Berganda... 65 4.3.2 Uji Asumsi Klasik... 66 4.3.3 Uji Signifikansi Koefisien Regresi... 69 4.3.4 Interpretasi Koefisien Determinasi... 77 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian... 78 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 85 5.2 Saran... 86 DAFTAR RUJUKAN... 89 KUISIONER PENELITIAN... 95 LAMPIRAN-LAMPIRAN... 100 viii

DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 1.1 Jumlah UMKM Menurut Kecamatan di Kabupaten Badung Tahun 2016... 2 1.2 Jumlah Usaha Pertanian Menurut Kecamatan di Kabupaten Badung Tahun 2013... 4 1.3 Jumlah Bantuan Mesin Pemotong Untuk Pembuat Kembang Rampai di Kabupaten Badung... 11 3.1 Jumlah Populasi dan Sampel Industri Rumah Tangga Pembuat Kembang Rampai di Banjar Aseman, Desa Abiansemal, Kabupaten Badung... 45 4.1 Hasil Uji Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Luas Lahan dan Bantuan Pemerintah Terhadap Pendapatan Industri Rumah Tangga Pembuat Kembang Rampai di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung.. 66 4.2 Hasil Uji Normalitas Dengan Metode One-Sample Kolmogrov- Smirnov Test... 67 4.3 Hasil Uji Multikoliniearitas... 68 4.4 Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Uji Glejser... 69 ix

DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 3.1 Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Luas Lahan dan Bantuan Pemerintah Terhadap Pendapatan... 47 3.2 Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan H 0 dengan Uji F 51 3.3 Kurva Distribusi t... 53 4.1 Distribusi Responden Industri Rumah Tangga Pembuat Kembang Rampai di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 58 4.2 Distribusi Responden Industri Rumah Tangga Pembuat Kembang Rampai di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung Berdasarkan Kelompok Umur... 59 4.3 Distribusi Responden Industri Rumah Tangga Pembuat Kembang Rampai di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung Berdasarkan Modal... 60 4.4 Distribusi Responden Industri Rumah Tangga Pembuat Kembang Rampai di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung Berdasarkan Tenaga Kerja... 61 4.5 Distribusi Responden Industri Rumah Tangga Pembuat Kembang Rampai di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung Berdasarkan Luas Lahan... 62 4.6 Distribusi Responden Industri Ruamh Tangga Pembuat Kembang Rampai di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung Berdasarkan Bantuan Pemerintah... 63 4.7 Distribusi Responden Industri Ruamh Tangga Pembuat Kembang Rampai di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung Berdasarkan Pendapatan... 64 4.8 Daerah Hasil Penerimaan dan Penolakan H 0 dengan Uji F... 70 4.9 Daerah Hasil Penerimaan dan Penolakan H 0 untuk Variabel Modal (X 1 )... 72 4.10 Daerah Hasil Penerimaan dan Penolakan H 0 untuk Variabel Tenaga Kerja (X 2 )... 73 x

4.11 Daerah Hasil Penerimaan dan Penolakan H 0 untuk Variabel Luas Lahan (X 3 )... 75 4.12 Daerah Hasil Penerimaan dan Penolakan H 0 untuk Variabel Bantuan Pemerintah (D i )... 76 xi

DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman 1. Kuisioner... 95 2. Tabulasi Data Karakteristik Responden... 100 3. Tabulasi Data Modal, Tenaga Kerja, Luas Lahan Dan Bantuan Pemerintah Pada Industri Rumah Tangga Pembuat Kembang Rampai Di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung... 104 4. Hasil Uji Regresi Linier Berganda... 108 5. Hasil Uji Asumsi Klasik... 109 6. Tabel Distribusi F... 110 7. Tabel Distribusi t... 111 xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu kegiatan perekonomian, masyarakat tidak hanya bergantung kepada industrialisasi dan modernisasi, namun juga harus memperhatikan peran usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). UMKM memiliki peran sebagai penggerak sektor-sektor lain yang selanjutnya dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi secara bersama-sama. Menurut Rosenfeld (dalam Utari, 2014), pembangunan usaha kecil merupakan penggerak pembangunan nasional. Pengembangan usaha mikro kecil dan menengah diupayakan agar dapat menjangkau dan merata sampai di daerah pedesaan. UMKM memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap pendapatan daerah, peningkatan ekspor negara dan menciptakan basis kewirausahaan (Jahanshahi, 2011). UMKM juga berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan ekonomi di negara-negara berkembang. Efek langsung dan jangka panjang adalah bahwa UMKM mempengaruhi tingkat pendapatan masyarakat dan akhirnya membantu mengurangi kemiskinan dan pengangguran (Agyapong, 2010). Menurut Tedjasuksmana (2014), peran usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam kegiatan perekonomian dapat dilihat dari: (1) kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor, (2) penyedia lapangan kerja yang terbesar, (3) pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat, (4) pencipta pasar baru dan sumber 1

inovasi, (5) sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor masyarakat sehingga mengurangi tingkat kemiskinan dan lain-lain. Kabupaten Badung merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Bali yang mengandalkan UMKM untuk menggerakkan laju pertumbuhan ekonominya. Terdapat cukup banyak UMKM yang berkembang di Kabupaten Badung antara lain rumah makan, kios oleh-oleh, industri kerajinan dan berbagai usaha kecil dan menengah lainnya. Bahkan saat ini pemerintah Kabupaten Badung kembali mendukung dan mengembangkan usaha kecil dan menengah yang terkait dengan sektor pertanian di wilayah Badung Utara yang sesuai dengan potensi wilayahnya. Tabel 1.1 Jumlah UMKM Menurut Kecamatan di Kabupaten Badung Tahun 2015 No. Kecamatan Jumlah 1 Abiansemal 5.510 2 Kuta 8.559 3 Kuta Selatan 2.529 4 Kuta Utara 2.454 5 Mengwi 7.049 6 Petang 2.116 Total 28.217 Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Badung, 2016 Menurut data dari Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Badung, setiap tahunnya jumlah UMKM di Kabupaten Badung selalu mengalami peningkatan. Tabel 1.1 merupakan hasil pendataan terakhir yang menunjukan bahwa jumlah UMKM saat ini mencapai 28.217 usaha yang tersebar di 6 (enam) kecamatan yang ada di Kabupaten Badung. Jumlah UMKM terbesar berada di Kecamatan 2

Kuta yaitu sebanyak 8.559 usaha dengan persentase sebesar 30,33 persen. Kecamatan Kuta didominasi oleh usaha yang mendukung sektor pariwisata. Jumlah UMKM terendah adalah di Kecamatan Petang yaitu sebanyak 2.116 usaha dengan persentase sebesar 7,49 persen. Selain memiliki potensi besar di sektor pariwisata, Kabupaten Badung juga memiliki potensi alam yang cukup besar untuk pengembangan sektor pertanian yang berada di wilayah utara. Dibandingkan wilayah selatan, Badung Utara memiliki tanah pertanian yang lebih luas. Potensi tersebut kemudian dikembangkan untuk mengurangi kesenjangan pendapatan antara Badung Utara dengan Badung Selatan. Terdapat beberapa alasan yang menjadi dasar agar pembangunan sektor pertanian harus dikembangkan, yaitu; (1) potensi sumberdaya yang besar dan beragam, (2) bersarnya pangsa terhadap pendapatan nasional, (3) besarnya penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini dan (4) menjadi basis pertumbuhan di pedesaan (Astari, 2015). Pertanian merupakan kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan (Titin, 2014). Melihat besarnya peluang dan pengaruh sektor pertanian, utamanya untuk masyarakat kecil dan masyarakat yang berada di wilayah pedesaaan, diperlukan adanya suatu upaya untuk mengembangkan sektor pertanian tersebut. Pemerintah mulai meningkatkan perhatiannya terhadap potensi pertanian di daerah. Upaya pengembangan pertanian di Kabupaten Badung bukan hanya sekedar menanam saja, namun juga didukung dengan upaya pengelolaan hasil pertanian. Hasil pertanian bukan hanya 3

untuk konsumsi pribadi namun juga dapat diolah dan dijual untuk membantu meningkatkan pendapatan masyarakat. Berdasarkan pandangan tersebut kemudian berkembanglah berbagai usaha kecil dan menengah yang memanfaatkan sektor pertanian sebagai sumber bahan bakunya. Tabel 1.2 Jumlah Usaha Pertanian Menurut Kecamatan Di Kabupaten Badung Tahun 2013 No Kecamatan Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian 1 Kuta Selatan 3.717 2 Kuta 351 3 Kuta Utara 2.265 4 Mengwi 10.674 5 Abiansemal 10.824 6 Petang 5.149 Total 32.975 Sumber : BPS Kabupaten Badung, 2016 Tabel 1.2 merupakan data sensus pertanian yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung pada tahun 2013. Data tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2013 total jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Badung adalah sebanyak 32.975 unit usaha. Jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak berada di Kecamatan Abiansemal yaitu sebanyak 10.824 usaha atau sebesar 32,82 persen dan terendah berada di Kecamatan Kuta sebanyak 351 usaha atau sebesar 1,06 persen. Hal tersebut dapat menjadi gambaran bahwa usaha pertanian di Kecamatan Abiansemal cukup berkembang dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Usaha pertanian di Kecamatan Abiansemal terdiri dari 4

berbagai jenis atau komoditas produk, baik yang merupakan bahan makanan pokok ataupun yang bukan merupakan bahan makanan pokok seperti bahan kelengkapan upakara. Salah satu bentuk usaha mikro dan menengah yang berkembang di daerah Badung Utara dengan memanfaatkan adanya sektor pertanian dan termasuk dalam rumah tangga usaha pertanian adalah usaha pembuat kembang rampai. Usaha tersebut disebut dengan UMKM Kembang Rampai oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Badung. UMKM Kembang Rampai adalah salah satu jenis usaha mikro menengah yang mengolah tanaman pandan menjadi suatu produk yang memiliki nilai tambah. Nama Kembang Rampai yang digunakan oleh UMKM ini merupakan nama komoditi yang dihasilkan oleh UMKM tersebut. Kembang rampai adalah bunga yang berasal dari daun pandan yang telah diiris tipis-tipis. Di Bali, kembang rampai bukan hanya digunakan untuk komponen sesajen berupa canang namun digunakan juga untuk dekorasi ruangan. Adanya usaha pembuat kembang rampai ini menjadi kombinasi antar sektor yang mampu mendukung satu sama lainnya. UMKM Kembang Rampai sangat dekat dengan sektor pertanian yang menjadi sumber untuk memperoleh bahan baku dalam kegiatan produksinya. Tanaman pandan yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan kembang rampai merupakan jenis tanaman pandan yang tidak berduri (Pandanus Amaryllifolius Roxb). Tanaman pandan ini merupakan jenis tanaman hortikultura yang tumbuh di daerah tropis dengan ciri-ciri memiliki akar tunjang untuk 5

menopang tumbuhan ini serta memiliki ukuran yang bervariasi mulai dari 50 cm hingga 5 meter (Abung Matalina, dkk, 2015). Usaha pembuatan kembang rampai saat ini sudah mulai tersebar di beberapa desa di wilayah Kecamatan Abiansemal. Desa tersebut antara lain adalah Desa Sibang Gede, Desa Abiansemal dan Desa Sangeh. Ketiga desa ini samasama mengembangkan usaha pembuatan kembang rampai untuk mendukung kegiatan ekonominya, namun, usaha pembuatan kembang rampai ini pertama kali dikembangkan di Desa Abiansemal sejak tahun 1996, tepatnya di Banjar Aseman. Menurut penelitian pendahuluan, sebagaimana dikutip dari wawancara dengan I Made Nada Sariada selaku Kelian Banjar Aseman, sebagian besar masyarakat di Banjar Aseman menekuni usaha pembuat kembang rampai ini sejak sekitar tahun 1996 dengan penggunaan alat-alat yang masih sederhana. Awal berdirinya usaha, pembuatan kembang rampai terpusat hanya di Banjar Aseman saja, namun saat ini sudah mulai ditekuni oleh masyarakat di wilayah desa lainnya yang didukung juga dengan luas lahan yang lebih memadai dibandingkan dengan yang dimiliki oleh Desa Abiansemal. Tahun 2001, perkembangan usaha ini semakin pesat dan menuntut penggunaan teknologi untuk mempercepat proses produksi karena jumlah permintaan yang semakin meningkat. Tokoh masyarakat di Banjar Aseman mulai mengembangkan inovasi untuk mempermudah proses produksi dengan menciptakan mesin pemotong pandan sederhana berbahan kayu yang dirakit sendiri kemudian dijual ke industri rumah tangga pembuat kembang rampai. Melihat perkembangan tersebut, Banjar Aseman, Desa Abiansemal menjadi 6

pioneer dari adanya usaha pembuatan kembang rampai, utamanya di Kecamatan Abiansemal. Hingga saat ini, masyarakat menjadikan usaha ini sebagai sumber penghasilan utamanya. Adanya usaha pembuatan kembang rampai ini mampu meningkatkan pendapatan rumah tangga masyarakat serta memajukan perekonomian masyarakat di Banjar Aseman, Abiansemal, Badung. Usaha rumah tangga pembuat kembang rampai ini menjadi salah satu sumber pendapatan rumah tangga yang sekaligus menjadi upaya untuk mengurangi masalah kemiskinan dan pengangguran di Banjar Aseman. Adanya UMKM sekaligus mampu memperluas basis ekonomi dan dapat menjadi kontribusi signifikan untuk meningkatkan perekonomian di daerah (Duti Ariani, 2012). UMKM memiliki hubungan langsung terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Adanya UMKM dapat meningkatkan pendapatan masyarakat secara individu bagi yang menjalankan usaha tersebut ataupun yang bekerja dalam usaha tersebut. Kontribusi UMKM dalam jangka panjang terhadap pertumbuhan ekonomi adalah dengan peningkatan pendapatan nasional melalui pendapatan yang diperoleh dan pengurangan jumlah pengangguran dengan penyediaan lapangan kerja (Hardiyati, 2015). Di Bali, kebutuhan masyarakat yang dominan beragama Hindu bukan hanya kebutuhan akan barang-barang pokok atau kebutuhan primer dan sekunder saja namun juga kebutuhan akan kegiatan keagamaan yang rutin berlangsung. Hal tersebut menyebabkan potensi usaha kembang rampai, di Bali khususnya, sangat baik dengan prospek pasar yang sangat tinggi. Permintaan yang tinggi sudah 7

terlihat sejak mulai berkembangnya industri rumah tangga usaha pembuat kembang rampai. Gambaran mengenai kebutuhan kembang rampai dapat dilihat berdasarkan perkiraan penggunaan kembang rampai oleh penduduk di Desa Abiansemal sebagai jangkauan terkecil penjualan kembang rampai oleh industri rumah tangga pembuat kembang rampai di Banjar Aseman. Berdasarkan data BPS Kabupaten Badung tahun 2016, terdapat sebanyak 7.163 orang penduduk yang beragama Hindu di Desa Abiansemal dengan jumlah kepala keluarga yang beragama Hindu adalah sebanyak 1.937 kepala keluarga (KK). Apabila dihitung kebutuhan atas penggunaan kembang rampai untuk kegiatan keagamaan sehari-hari keluarga tersebut rata-rata memerlukan sekitar 0,25 kg kembang rampai per hari. Total keperluan kembang rampai untuk kebutuhan sehari-hari adalah sekitar 484,25 kg kembang rampai perhari atau sekitar 14,52 ton setiap bulannya hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Desa Abiansemal saja. Bahkan permintaan kembang rampai akan melonjak tajam saat hari raya besar Agama Hindu. Pembuat kembang rampai di Banjar Aseman tidak hanya memasok hasil olahan daun pandan ini di wilayah Desa Abiansemal saja, namun juga sampai ke luar desa atau kecamatan lainnya, ke hotel dan spa untuk kebutuhan dekorasi. Hal tersebut akan memperluas jangkauan penjualan kembang rampai. Semakin luas jangkauan penjualan kembang rampai tersebut akan menyebabkan semakin meningkatnya jumlah permintaan produksi kembang rampai dalam sehari. Perkembangan industri rumah tangga pembuat kembang rampai ini masih berlanjut hingga kini, namun sama halnya dengan jenis usaha kecil lainnya, usaha 8

pembuat kembang rampai ini juga memiliki berbagai kendala pada faktor produksi yang dapat menghambat jumlah produksi dan berdampak pada pendapatan masyarakatnya. Faktor produksi yang biasanya menjadi pendukung dalam kegiatan produksi usaha kecil antara lain modal, tenaga kerja dan teknologi (Arva Bhagas, 2016). UMKM kerap kali mengalami berbagai permasalahan yang berasal dari dalam ataupun luar usaha tersebut, seperti kurangnya permodalan, kesulitan pemasaran, persaingan usaha, kesulitan bahan baku dan kurangnya keahlian yang dimiliki oleh tenaga kerjanya (Duti Ariani, 2012). Berbeda dengan kegiatan pertanian, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pendapatan petani adalah pengetahuan petani yang relatif rendah, keterbatasan modal dan lahan garapan yang sempit (Istianah, dkk, 2015). Permasalahan-permasalahan tersebut dirasakan pula oleh UMKM Pembuat Kembang rampai yang merupakan jenis industri rumah tangga yang bergerak di sektor pertanian. Usaha pembuatan kembang rampai memerlukan cukup banyak modal dan biaya untuk produksi mulai dari penanaman bibit hingga proses pembuatannya. Modal kerja yang tepat merupakan syarat keberhasilan suatu usaha apalagi bagi usaha kecil. Kecukupan modal mempengaruhi waktu dan jumlah produksi (Rusdiah Nasution, 2008). Jika memerlukan modal yang cukup besar, masyarakat mengandalkan keberadaan koperasi untuk membantu meningkatkan modal usahanya. Pembuat kembang rampai memerlukan berbagai sarana pendukung untuk kegiatan produksi. Tanaman pandan harus rutin diberi pupuk dan dijaga kelembaban tanahnya untuk menjaga kualitas kembang rampai yang dihasilkan. 9

Mahalnya pupuk yang digunakan menyebabkan besarnya biaya produksi kembang rampai itu sendiri. Selain itu, untuk meningkatkan jumlah produksi terutama saat hari raya tertentu, maka diperlukan penggunaan alat pemotong supaya prosesnya dapat lebih cepat dibandingkan harus memotong secara manual. Besarnya modal yang dimiliki oleh pembuat kembang rampai akan mempermudah proses produksi utamanya untuk membeli sarana produksi yang kemudian akan berpengaruh pada pendapatan pembuat kembang rampai. Usaha pembuat kembang rampai ini cenderung mempekerjakan masyarakat lokal dalam membantu kegiatan produksinya. Tenaga kerja yang digunakan selama proses pembuatan kembang rampai, mulai dari penanaman tanaman pandan hingga produksi, biasanya adalah anggota keluarga sendiri. Apabila panen pandan cukup banyak maka mengharuskan masyarakat untuk membayar tenaga kerja lain untuk membantu kegiatan produksi selama masa panen. Keperluan akan tenaga kerja ini menandakan bahwa pertambahan jumlah tenaga kerja merupakan faktor penting yang membantu produksi dan meningkatkan pendapatan. Masyarakat yang menekuni usaha pembuat kembang rampai biasanya menanam sendiri tanaman pandan sebagai bahan baku produksi. Walaupun potensi lahan pertanian yang dimiliki Desa Abiansemal cukup luas, namun luas lahan tersebut tidak dapat diandalkan sepenuhnya. Pandan bisa saja dipanen dalam jangka waktu satu tahun namun belum produktif. Melihat cukup lamanya waktu produktif tanaman pandan membuat pembuat kembang rampai harus menyediakan lahan yang lebih luas untuk menanam pandan. Hal tersebut 10

diperlukan untuk menjamin keberlanjutan usaha pembuatan kembang rampai. Pembuat kembang rampai yang tidak dapat sepenuhnya menanam tanaman pandan di tanah pertanian milik pribadi juga menyewa lahan di luar desa. Pertanian pandan yang menjadi bahan pembuat kembang rampai juga menyebabkan tanah menjadi tidak produktif karena tanah tersebut hanya boleh digunakan untuk menanam pandan saja. Hal ini mengakibatkan masyarakat harus membagi tanah pertanian yang dimiliki untuk menanam tanaman lain seperti padi dan palawija lainnya sebagai salah satu tanaman pangan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Belum lagi kegiatan pembangunan untuk sarana pemukiman dan kegiatan usaha lainnya akan semakin mengurangi jumlah lahan pertanian yang tersedia. Padahal lahan pertanian menjadi satu faktor yang menunjang pendapatan industri rumah tangga ini. Tabel 1.3 Jumlah Bantuan Mesin Pemotong untuk Pembuat Kembang Rampai di Kabupaten Badung Tahun Jumlah Bantuan (Unit) 2012 10 2013 24 2014 40 2015 20 Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Badung, 2016 Pemerintah Kabupaten Badung melalui Dinas Koperasi dan UMKM memberikan berbagai bantuan yang berfungsi membantu masyarakat untuk mengembangkan usaha kecil pembuat kembang rampai masyarakat Banjar Aseman ini. Bantuan yang pernah diberikan berupa dana bergulir dan bantuan 11

mesin. Menurut wawancara dengan Kelian Banjar Aseman, bantuan pemerintah berupa dana bergulir dinilai kurang efektif untuk dilaksanakan, karena pertanggungjawaban penggunaan dana tersebut sulit untuk direalisasikan. Selain itu dana yang diberikan oleh pemerintah tersebut memiliki sistem pengembalian dana. Bantuan lain yang pernah diberikan kepada masyarakat adalah bantuan pengadaan teknologi berupa mesin pemotong. Hingga tahun 2015, bantuan berupa mesin tetap diberikan kepada masyarakat namun jumlahnya menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Bantuan mesin yang diberikan di Banjar Aseman adalah sejumlah 20 unit yang diberikan pada tahun 2015 untuk masing-masing usaha. Jumlah bantuan yang diberikan tidak menyentuh seluruh usaha yang ada di Banjar Aseman Padahal bantuan yang diberikan pemerintah dapat meringankan biaya produksi terutama bagi usaha yang masih cenderung kecil dan akan berkembang (Calomiris, 1995). Bantuan tersebut dapat membantu masyarakat mempermudah proses pembuatan kembang rampai serta menghemat waktu dan biaya sehingga dapat memaksimalkan pendapatan yang diperoleh. Adanya bantuan dari pemerintah menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kontribusi setiap jenis produksi sektor pertanian ataupun UMKM di Kabupaten Badung. Pengadaan bantuan oleh pemerintah bukan hanya ditargetkan untuk meningkatkan peran dan pendapatan industri namun dirancang untuk mengurangi kesenjangan antar daerah (Kakkar, 1988). Fenomena tersebut dapat menjelaskan bahwa modal, tenaga kerja, luas lahan dan adanya bantuan pemerintah menjadi faktor penting berjalannya usaha 12

pembuat kembang rampai ini. Keberadaan keempat faktor tersebut sama-sama mengakibatkan peningkatan terhadap pendapatan industri rumah tangga pembuat kembang rampai. Melihat tingginya ketergantungan sebagian besar masyarakat Banjar Aseman terhadap adanya usaha ini, maka harus didukung dan diidentifikasi strategi yang dilakukan untuk meningkatkan keberlanjutan usaha ini. Apalagi, usaha ini memiliki peran penting bagi perekonomian masyarakat di Banjar Aseman. Strategi keberlanjutan yang tepat dapat dirancang untuk membantu pengembangan industri rumah tangga ini. Fokus selanjutnya yang menjadi perhatian pemerintah adalah upaya dalam mendukung perkembangan usaha pembuat kembang rampai yaitu mengenai jenis bantuan yang sesuai diberikan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini perlu diperhatikan pemerintah, bukan hanya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat namun juga agar bantuan yang diberikan tepat sasaran. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis melakukan penelitian mengenai pengaruh modal, tenaga kerja, luas lahan dan bantuan pemerintah terhadap pendapatan industri rumah tangga pembuat kembang rampai di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka yang menjadi permasalahan antara lain : 13

1) Bagaimana pengaruh modal, tenaga kerja, luas lahan dan bantuan pemerintah secara serempak terhadap pendapatan industri rumah tangga pembuat kembang rampai di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung? 2) Apakah modal, tenaga kerja, luas lahan dan bantuan pemerintah berpengaruh positif secara parsial terhadap pendapatan industri rumah tangga pembuat kembang rampai di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung? 3) Apakah industri rumah tangga pembuat kembang rampai di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung yang memperoleh bantuan pemerintah memiliki rata-rata pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan industri rumah tangga pembuat kembang rampai yang tidak memperoleh bantuan pemerintah? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah : 1) Untuk menganalisis pengaruh modal, tenaga kerja, luas lahan dan bantuan pemerintah secara serempak terhadap pendapatan industri rumah tangga Pembuat Kembang rampai di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. 2) Untuk menganalisis pengaruh modal, tenaga kerja, luas lahan dan bantuan pemerintah secara parsial terhadap pendapatan industri rumah tangga pembuat kembang rampai di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. 3) Untuk menganalisis perbedaan pendapatan industri rumah tangga pembuat kembang rampai di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung yang 14

memperoleh bantuan pemerintah dengan industri rumah tangga pembuat kembang rampai yang tidak memperoleh bantuan pemerintah. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah disebutkan, maka penelitian ini diharapkan memberi manfaat atau kegunaan sebagai berikut : 1) Kegunaan Teoretis Hasil penelitian ini dapat menjadi media dan acuan untuk menerapkan konsep dan teori mengenai faktor yang mempengaruhi pendapatan masyarakat khususnya Pembuat Kembang rampai yang telah dipelajari selama perkuliahan sebelumnya, utamanya mengenai mata kuliah Mikro Ekonomi dan Ekonomi Pembangunan. 2) Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan oleh pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama untuk perkembangan UMKM Pembuat Kembang rampai di Kabupaten Badung, dan dapat memberi gambaran mengenai kondisi perekonomian saat ini agar dapat dijadikan pertimbangan untuk mengantisipasi kemungkinan masa mendatang. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada skripsi ini dibagi menjadi lima bab, yaitu : Bab I : Pendahuluan Bab ini menguraikan mengenai latar belakang dari masalah penelitian yang menjadi dasar dalam penentuan judul skripsi dan 15

selanjutnya dirumuskan ke dalam beberapa rumusan masalah penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II : Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis Bab ini menguraikan mengenai kajian pustaka dan rumusan hipotesis. Bagian kajian pustaka memaparkan mengenai konsep dan pengertian variabel yang digunakan dalam penelitian dan teori-teori yang digunakan sebagai dasar untuk memperkuat penelitian. Teori-teori, pengertian dan konsep yang diuraikan dalam bab ini antara lain teori dan konsep mengenai Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), modal, tenaga kerja, luas lahan, bantuan pemerintah dan pendapatan. Penjelasan yang diuraikan dalam bab ini juga didukung dengan jurnal asing maupun jurnal dalam negeri yang dikutip sesuai dengan topik terkait. Bab III : Metode Penelitian Bab ini memaparkan mengenai desain penelitian, lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode pengumpulan sampel, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. Bab IV : Data Dan Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum lokasi penelitian dan deskripsi data hasil penelitian, meliputi karakteristik 16

responden yang terdiri dari tingkat pendidikan, umur, modal, jumlah tenaga kerja yang digunakan, luas lahan, bantuan pemerintah dan pendapatan usaha. Selanjutnya dijelaskan jawaban dari tujuan penelitian dan pembahasan mengenai hasil analisis regresi. Bab V : Simpulan dan Saran Bab ini menguraikan mengenai simpulan dari hasil pembahasan dan saran-saran yang bertujuan untuk memberikan masukan sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh. 17

18