1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis dan interpretasi hasil wawancara dan data sekunder yang peneliti dapatkan dalam proses pengumpulan data penelitian. Peneliti membuat beberapa kesimpulan sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kementerian komunikasi dan informatika sudah melakukan implementasi Undang-Undang No.14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik (UU KIP) dengan baik. Kemenkominfo telah berhasil melakukan kewajiban yang diamanatkan undang-undang KIP untuk dapat mencapai keterbukaan informasi publik, yaitu membentukan peraturan internal kemenkominfo no.1 tahun 2010 tentang keterbukaan informasi publik di kemenkominfo, membentuk standar operasionalisasi prosedur (SOP) pelayanan informasi pubik, memebentuk pejabat pengelola informasi dan dokumentasi, membentuk system pelayanan informasi publik dan mengumpulkan informasi publik yang ada di Kemnkominfo RI. 2. Humas kemenkominfo RI sudah melakukan kegiatan humas untuk mencapai pemahaman pubilk internal kemenkominfo RI terkait upaya mencapai implementasi Undang-Undang No.14 tahun 2008 tentang keterbukaan
2 Informasi publik. Humas sudah melakukan kegiatan publisitas dan sosialisasi mengenai keterbukaan informasi kepada publik internal Kemenkominfo RI. Kegiatan publisitas dilakukan melalui pamphlet, dan press realease. Sedangkan, sosialisasi dilakukan melalui: kegiatan budaya dokumentasi dan FGD. 3. Humas kemenkominfo sudah melakukan peranannya dengan baik dalam upaya mencapai implementasi UU KIP. Humas Kemenkominfo melakukan peran sebagai: 1. Expert Prescriber (Penasihat Ahli) sebagai orang yang dianggap ahli, Kemenkominfo menunjuk Kepala divisi Pusat informasi dan huas sebagai ketua PPID (pejabat pengelola informasi dan dokumentasi). Humas dipandang oleh pihak lain sebagai orang yang berwenang atas masalah memiliki kualifikasi dan kompetensi yang sesuai dengan peelolaan dokumentasi. 2. Problem Solving (Pemecah Masalah). Humas dianggap sebagai fasilitator dalam proses pemecahan masalah. Humas terlibat langsung dalam penanganan masalah atau hambatan yang ditemui dalam upaya implementasi UU KIP. Humas melakukan sosialisasi mengenai UU KIP serta petingnya PPID bagi badan publik melalui kegiatan-kegiatan seperti budaya dokumentasi. Kegiatan ini diadakan melalui kerjasama
3 antara Pusat informasi humas dengan litbang. Kontribusi PIH disini adalah memberikan materi (pemahaman) kepada satker lain tentang pentingnya budaya pendokumentasian. 3. Facilitator Communications (Memfasilitasi Komunikasi). Humas sebagai communication facilitator berperan sebagai jembatan komunikasi antara lembaga atau perusahaan degan publiknya. Humas dan PPID tidak dapat dipisahkan dan saling melekat dalam pelaksanaan keterbukaan informasi publik di Kemenkominfo. Salah satu kegiatan humas yang dilakukan di PPID adalah piket. Humas mengelola komunikasi dua arah, humas menyediakan berbagai cara untuk memperoleh informasi dapat melalui telefon, website PPID ataupun mengisi formulir permintaan informasi. 4. Communication Technician (Teknisi Komunikasi), Humas menyediakan layanan dibidang teknis. Humas sebagai journalist in resident yakni menyediakan layanan dibidang teknis komunikasi. Dalam kaitannya dengan implementasi undang-undang KIP Humas kemenkominfo membuat press release, leaflet guna mensosialisasikan UU ini kepada publik. 5.2 Saran
4 Saran-saran yang dapat peneliti berikan terkait dengan peran Humas Kmenekominfo dalam implementasi UU keterbukaan informasi publik No.14 Tahun 2008, diharapkan dapat bermanfaat serta lebih meningkatkan kualitas divisi Pusat Informasi dan Humas Kemenkominfo. Adapun saran yang disampaikan adalah: 5.2.1 Saran Akademis 1. Untuk penelitian lebih lanjut menggunakan pendekatan penelitian yang lebih berbeda agar dapat digunakan oleh penelitian lainnya utnuk melihat perbandingan dari pelaksanaan UU KIP di Kemenkominfo. 2. Hasil penelitian ini juga sebagai upaya mahasiswa komunikasi khususnya juusan Public Realtions dalam meninjau kembali kinerja peran seorang humas dalam menjalankan perannya. 5.2.2 Saran Praktis 1. Kementerian komunikasi dan Informatika RI sebagai badan publik yang menerapkan Undang-Undang ini harus mampu menyediakan informasi yang cepat dan tersedia 2. Sebagai leading sector dalam pengimplementasian Undang-Undang ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI harus terus membenahi diri
5 3. Kementerian Komunikasi dan Informatika RI harus lebih transaparan dalam memberikan informasi sehingga prinsip-prinsip dari good governance benar benar dilaksanakan.